cover
Contact Name
Dinno Mulyono
Contact Email
bertiup@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
bertiup@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota cimahi,
Jawa barat
INDONESIA
Tunas Siliwangi : Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung
ISSN : 24769789     EISSN : 25810413     DOI : -
Core Subject : Education,
Tunas Siliwangi Journal publishes original research or theoretical papers about teaching and Preschool Education study program of STKIP Siliwangi Bandung on current science issues, namely: -Teacher of Early Childhood Education Programs. -Observers and Researchers of Early Childhood Education Programs. -Educational decisions maker on regional and national level
Arjuna Subject : -
Articles 112 Documents
Efektivitas Pengembangan Fisik-Motorik Anak Usia Dini melalui Permainan Kreatif (Studi Kuasi Eksperimen pada Anak Kelompok B di TK PHBS dan TK Kartika Kabupaten Bandung Barat) komala komala
Tunas Siliwangi Vol 4, No 2 (2018): VOL 4 NO 2, OKTOBER 2018
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v4i2p71-76.1243

Abstract

Perkembangan Kecerdasan fisik-motorik anak perlu dikembangkan dengan baik dan benar karena pengembangan fisik motorik berkaitan dengan peningkatan baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada fisik anak. Penelitian ini akan membahas mengenai “Efektivitas Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini melalui Permainan Kreatif di TK PHBS Padalarang Kabupaten Bandung Barat”. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengembangan fisik motorik anak di TK PHBS Kabupaten Bandung Barat, permainan kreatif di TK PHBS Padalarang Bandung Barat dan mengetahui bagaimana pengembangan fisik motorik anak melalui permainan kreatif di TK PHBS Kabupaten Bandung Barat. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen, dengan berbentuk Non Equivalent Control Group Design. Secara umum perkembangan fisik motorik anak dapat dikembangkan melalui beberapa permainan diantaranya permainan kreatif. Hasil pretest yang dilakukan terhadap perkembangan fisik motorik, untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang hampir sama yaitu berturut-turut rata-rata sebesar 21,28 dan rata-rata 21,45. Setelah dilakukan program pada kedua kelompok, yakni kelompok eksperimen menggunakan program permainan kreatif, dan kelompok kontrol menggunakan program konvensional, dilakukan postest dan untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 30,25 dengan standar deviasi 1,25. Sedangkan untuk hasil postest kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata pengembangan fisik motorik anak 23,35 dengan standar deviasi 2,12. Artinya permainan kreatif dapat meningkatkan kecerdasan fisik motorik. Adanya perbedaan peningkatan pengembangan kecerdasan anak usia dini yang signifikan antara anak yang memperoleh stimulasi permainan kreatif dengan anak yang memperoleh program konvensional. Rata-rata peningkatan pengembangan kecerdasan fisik motorik pada eksperimen yaitu 32,89 lebih besar dibandingkan kelompok kontrol sebesar 22,15, selisih perbedaan tersebut sebesar 10,74. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas pengembangan fisik motorik anak usia dini memperoleh program,permainan kreatif lebih berkembang sangat baik dibandingkan dengan anak yang memperoleh program konvensional.Kata Kunci: Efektivitas, Fisik Motorik, Permainan Kreatif
RANCANGAN PROGRAM PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PENGASUH TENTANG PERAN KETERLIBATAN DALAM KEGIATAN BERMAIN SOSIAL ANAK USIA 2 – 4 TAHUN (Studi kasus pada Pengasuh di TPA “X”) Fitriani Fitriani
Tunas Siliwangi Vol 2, No 1 (2016): VOL 2 NO 1, APRIL 2016
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v2i1p48-58.308

Abstract

Peran keterlibatan pengasuh dalam kegiatan bermain sosial anak merupakan aspek penting untukmengembangkan keterampilan interaksi sosial anak melalui kegiatan bermain sosial, dimana sebagian besarinteraksi anak di TPA terjadi melalui bermain sosial. Berdasarkain hasil asesment peneliti tertarik untuk melakukan perancangan program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pengasuh tentang peran keterlibatan dalam kegiatan bermain sosial anak usia 2-4 tahun. Rancangan penelitian dalam uji coba program pelatihan ini menggunakan desain pre test – post test Study. Subjek dalam uji coba ini adalah semua pengasuh di TPA “X” yang berjumlah 2 orang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner pengetahuan pengasuh tentang peran keterlibatan dalam kegiatan bermain sosial anak usia 2-4 tahun. Pengolahan data penelitian menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis kualitatif, dimana pada subjek 1 terdapat peningkatan pengetahuan dari 59% menjadi 68%. Peningkatan terjadi pada 4 dimensi, yaitu pengetahuan tentang bermain secara umum pada anak, bermain sosial, strategi memperkaya bermain anak dan pada dimensi pentingnya keterlibatan pengasuh. Sementara pada Subjek 2, terjadi peningkatan pengetahuan dari 44% menjadi 71%. Peningkatan terjadi pada semua dimensi, yaitu pengetahuan tentang bermain secara umum pada anak, bermain sosial, ciri anak usia 2-4 tahun, pentingnya keterlibatan pengasuh, strategi memperkaya bermain anak dan pada dimensi cara menentukan peran keterlibatan pengasuh. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa rancangan program pelatihan peran keterlibatan pengasuh dalamkegiatan bermain sosial anak usia 2-4 tahun dapat meningkatkan pengetahuan pengasuh untuk kedua subjek uji coba. Kata Kunci : Bermain Sosial, Taman Penitipan Anak (TPA), pengasuh TPA, peran keterlibatan pengasuh, pelatihan peran keterlibatan pengasuh. 
“3R“ (Reduce, Reuse, Recycle) “SEBAGAI INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN PAUD DALAM MENYONGSONG INDONESIA BEBAS SAMPAH DI PAUD SIAGA KOTA CIMAHI” Rohmalina Rohmalina
Tunas Siliwangi Vol 2, No 2 (2016): VOL 2 NO 2, OKTOBER 2016
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v2i2p43-53.333

Abstract

Alat permainan edukatif adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau alat permainan yang mengandung nilai pendidikan dan dapat mengembangkan seluruh aspek kemampuan anak,baik yang berasal dari lingkungan sekitar (sampah) maupun yang sudah dibuat. 3R Merupakan inovasi dalam rangka menyedikan media pembelajaran untuk anak usia dini, 3R merupakan strategi dalam pengadaan media pembelajaran. 3R yaitu (reduce, reuse, recycle) yaitu mengurangi, digunakan lagi dan mendaur ulang dalam pengadaan media pembelajaran, sedang tekhnik yang digunakan dalam pengadaan “mengolah sampah menjadi APE Sederhana”. Hasil langsung dari penerapan 3R adalah Pendidik semakin terpacu dan kreatif memanfaatkan barang bekas lainnya sebagai media pembelajaran, sehingga menghasilkan karya. Faktor pendukung penerapan 3R adalah : Komitmen untuk senantiasa berkarya membuat perubahan untuk anak bangsa. Komitmen yang kuat yang disertai dengan niat yang tulus dari seorang pendidik agar anak-anak menjadi anak-anak yang berkualitas akhlak dan kemampuannya. Dampak kegiatan 3R adalah: Memberdayakan dan mengaktifkan semua elemen pendidik anak usia dini agar menggunakan bahan bekas (sampah) untuk mengoptimalkan penanaman keteladanan dan pemibasaan dengan pendekatan saintifik anak dengan menggunakan 3R sebagai strateginya melalui program-program di Forum HIMPAUDI. Karena hasil yang positif yang dimunculkan, 3R direkomendasikan kepada : (1) Rekan – rekan pendidik PAUD, (2) Orang tua dan masyarakat, ( 3) Pemerintah khususnya Dinas Pendidikan untuk menjadikan sebuah panduan agarsenantiasa memberikan dukungan penuh kepada setiap program dan metode pembelajaran di PAUD sehingga strategi 3R dapat lebih maksimal lagi.Kata kunci: Mengurangi, Digunakan Lagi Dan Mendaur Ulang 
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI Ifat Fatimah Zahro
Tunas Siliwangi Vol 1, No 1 (2015): VOL 1 NO 2, OKTOBER 2015
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v1i1p92-111.95

Abstract

Pendidikan anak usia dini memiliki prinsip dalam pembelajaran yaitu bermain sambil belajar sehingga penilaian yang dilakukan harus memiliki kekhususan tersendiri, berbeda dengan penilaian untuk sekolah dasar dan menengah, yang perlu dilaksanakan secara cermat dan hati-hati. Pada tataran aplikasi, seringkali guru melaksanakan penilaian dalam sebuah program pendidikan hanya dijadikan formalitas, sekedar memenuhi aturan administrasi lembaga atau menjawab keingintahuan orangtua akan perkembangan anaknya. Sehingga guru tidak memperhatikan fungsi adanya penilaian untuk anak dengan tidak melihat kepada dampak psikologis anak. Proses penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran dan bersifat menyeluruh (holistik) yang mencakup semua aspek perkembangan anak didik baik aspek sikap, ilmu pengetahuan maupun keterampilan. Agar tujuan penilaian tersebut tercapai, guru hendaknya memiliki pengetahuan berbagai metode dan teknik penilaian sehingga memiliki keterampilan memilih dan menggunakan dengan tepat metode dan teknik yang dianggap paling sesuai dengan tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman belajar yang telah ditetapkan.Kata Kunci: Penilaian, pembelajaran, anak usia dini
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) UNTUK MEMFASILITASI PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPA Fanny Sumirat
Tunas Siliwangi Vol 3, No 1 (2017): VOL 3 NO 1, APRIL 2017
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v3i1p76-85.319

Abstract

Perubahan konseptual siswa dalam mempelajari konsep-konsep IPA di Sekolah Dasar merupakan tantangan bagi guru dalam upanya mencegah miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman serta penguasaan konsep IPA yang benar. Kepemilikan konsep IPA yang diperoleh siswa akan mengalami perkembangan dari masa kecil sampai dewasa, karena konsep-konsep itu mengalami modifikasi atau perubahan yang disebabkan karena pengalaman-pengalaman yang menyertai siswa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan model POE dalam memfasilitasi perubahan konseptual siswa SD sehingga siswa memiliki konsep IPA dengan benar. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen yang dilakukan di SDN Cihaurgeulis II Bandung. Subjek penelitian ini adalah guru kelas IV dan seluruh siswa kelas IV. Untuk memperoleh data digunakan beberapa macam instrumen penelitian yaitu: tes konseptual, lembar observasi, angket dan wawancara. Data dianalisis dengan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rerata di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa test kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan nilai rata-rata dari hasil pre test. Nilai rata-rata yang diperoleh di kelas eksperimen diatas 40% dari skor nilai maksimum (100,00) yaitu 44.58 . Sedangkan di kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata post test dibawah 35% dari skor maksimum (100,00) yaitu 35.80. Berdasarkan temuan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa model POE efektif dalam memfasilitasi perubahan konseptualsiswa SD. Kata kunci: Perubahan konseptual, Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) 
KIAT-KIAT ORANG TUA TANGGUH MENJADIKAN ANAK DISIPLIN DAN BAHAGIA Ania Susanti; susanti hani; wanti setiawati; wiwin suryaningsih
Tunas Siliwangi Vol 4, No 1 (2018): VOL 4 NO 1, APRIL 2018
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v4i1p25-31.1196

Abstract

Kedisplinan pada anak-anak adalah memberikan pengertian akan mana yang baik dan yangburuk. Pendidikan disiplin perlu di tanamkan pada anak bahwa berbuat kesalahan tentumengandung sejumlah konsekuensi,untuk itulah fungsi hukuman dalam pendidikan anak.Disiplin merupakan perilaku nilai yang bisa dilakukan secara paksa dan bisa dilakukan dengansukarela. Untuk anak usia dini, bentuk disiplin harus dilaksanakan secara sukarela dan melaluibermain. Penanaman disiplin yang tepat akan menjadikan anak memilki sikap disiplin dan tetapmerasakan kebahagiaan. Menerapkan disiplin dengan tetap mebemberikan hak kebahagiaankepada anak bukan merupakan hal yang mudah, diperlukan orang tua yang tangguh yangmemiliki ketegasan dan sikap konsisten dalam menerapkannya.Kata kunci : Orang Tua Tangguh, Anak Disiplin
MENGENAL DAN MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI MELALUI POLA ASUH ORANG TUA DAN GURU Komala Komala
Tunas Siliwangi Vol 1, No 1 (2015): VOL 1 NO 2, OKTOBER 2015
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v1i1p31-45.90

Abstract

Isu kemandirian anak-anak dewasa ini mulai terkikis karena anak-anak sekarang memiliki kesibukan yang luar biasa dengan tugas-tugas sekolah, sehingga orang tua sering melayani anak-anaknya. Kenyataanya semua usaha untuk membuat anak menjadi mandiri sangatlah penting agar anak dapat mencapai tahapan kedewasaan sesuai dengan usianya. Orangtua danpendidik diharapkan dapat saling bekerjasama untuk membantu anak dalam mengembangkan kepribadian mereka. Akan tetapi beberapa orang tua tidak tahu bagaimana memberikan pola asuh pada anaknya sehingga dapat membantu dan mengembangkan kepribadian mereka yang mandiri. Karena kemandirian bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh dengan tiba-tiba. Hal inimemerlukan proses panjang yang harus dimulai sejak usia dini. Kunci kesuksesan seorang anak menjadi individu yang mandiri sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah pola asuh orang tua. Oleh sebab itu orang tualah yang berperan dalam mengasuh, membimbing, membantu dan mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Maka terpikirkandalam makalah ini untuk menyusun materi yang memberikan pedoman menerapkan langsung bagaimana mengenal dan mengembangkan kemandirian anak melalui pola asuh orang tua dan guru di Taman Kanak-Kanak. Makalah yang berjudul Mengenal dan Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini melalui Pola Asuh dan Orang Tua dan Guru ini diharapkan dapat membantu orang tua dan guru dalam membimbing anak-anaknya untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemandirian anak-anak. Menurut Erikson tugas yang harus diselesaikan pada masa balita adalah kemandirian (otonomi) sekaligus dapat memperkecil perasaan malu dan ragu-ragu. Apabila dalam menjalin suatu relasi antara anak dan orang tuanya terdapat suatusikap/tindakan yang baik, maka dapat menghasilkan suatu kemandirian. Tetapi sebaliknya bila orang tua dalam mengasuh anaknya bersikap salah, maka anak dalam perkembangannya akan mengalami sikap malu dan ragu-ragu. Oleh karena itu kemandirian pada anak sangat diperlukan karena dengan kemandirian, anak bisa menjadi lebih bertanggung jawab dalammemenuhi kebutuhannya. Anak-anak yang memiliki kemandirian secara normal akan cenderung lebih positif di masa depannya. Anak yang mandiri cenderung berprestasi karena dalam menyelesaikan tugas–tugasnya anak tidak lagi tergantung pada orang lain. Sehingga anak bisa lebih percaya diri. Rasa percaya diri (adequacy) atau self esteem merupakan perasaandimana anak mempunyai keyakinan tentang dirinya sendiri bahwa ia mempunyai konsep tentang diri sendiri. Perasaan ini dikembangkan dari interaksi dengan orang lain, yakni dari respon orang lain terhadap dirinya. Keyword: Kemandirian, pola asuh orang tua dan guru
METODE FONIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI Sharina Munggaraning Westhisi
Tunas Siliwangi Vol 5, No 1 (2019): VOL 5 NO 1, APRIL 2019
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v5i1p29-43.1271

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi mengenai implementasi metode fonik dalam pembelajaran membaca permulaan Bahasa Inggris untuk anak usia dini. Studi kasus dilakukan di I Can Read, sebuah lembaga bimbingan belajar Bahasa Inggris di Kota Bandung. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis tahapan pembelajaran dan kendala yang dihadapi guru dalam pengimplementasian metode fonik. Analisis tematik digunakan dalam penelitian ini terhadap data wawancara, catatan observasi, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan anak. Kemudian, kendala yang dirasakan oleh guru adalah keterbatasan waktu dan perbedaan kemapuan anak. Selain itu, guru-guru percaya bahwa implementasi metode fonik dalam pembelajaran membaca permulaan Bahasa Inggris untuk anak usia dini sudah sesuai karena tahapan pembelajarannya dimulai dari pengenalan bunyi huruf, pengenalan simbol huruf, hingga penggabungan bunyi huruf. Pembelajaran melalui metode fonik dapat dikolaborasikan dengan bermain dan bercerita agar suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi anak. Simpulan dari penelitian ini adalah implementasi metode fonik banyak membantu guru untuk memperkenalkan konsep bunyi huruf yang merupakan pondasi awal dalam pembelajaran membaca permulaan Bahasa Inggris.Kata Kunci: Metode Fonik, Membaca Permulaan Bahasa Inggris, Anak Usia Dini
PROGRAM PENDIDIKAN GIZI PADA ORANG TUA UNTUK MEMBANGUN POLA MAKAN SEHAT ANAK USIA DINI (Penelitian Tindakan Kolaboratif di PAUD Kenanga Kota Bandung) Siti Khodijah
Tunas Siliwangi Vol 2, No 1 (2016): VOL 2 NO 1, APRIL 2016
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v2i1p159-180.314

Abstract

Pola makan sehat anak usia dini belum banyak terbentuk. Hal ini disebabkan pemenuhan konsumsi empat sehat lima sempurna belum dibiasakan. Diperparah kebiasaan membawa bekal yang tidak sehat dan kebiasaan jajan yang tidak terkendali memperparah kondisi pemenuhan gizi tersebut. Terbangunnya pola makan yang sehat secara kuantitas dan kualitas berguna dalam mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otak serta mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya. Pola makan sehat bagi anak usia dini sangat tergantung dari peran orang tua disekitarnya terutama ibu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya orang tua dalam membangun pola makan sehat, serta program pendidikan gizi yang sesuai dengan kondisi di tempat penelitian. Penyusunan program pendidikan gizi dilakukan melalui metode penelitian tindakan kolaboratif dengan model Kemmis & Taggart. Penyusunan dilakukan melalui rangkaian perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Setiap siklus penyusunan program dihasilkan draft program hasil refleksi tindakan yang dilakukan sehingga menjadi perbaikan perencanaan untuk siklus selanjutnya. Diakhir siklus ketiga dihasilkan draft program final yang dapat dijadikan panduan bagi orang tua dalam membangun pola makan yang sehat sejak usia dini. Program ini berisi panduan bagi orang tua dalam menyediakan makan yang sehat bagi anak,memberikan motivasi terkait makan yang sehat, dan membiasakan pola yang sehat dalam keseharian makan anak. Kata Kunci: Membangun Pola Makan Sehat, Program Pendidikan Gizi pada Orang Tua. 
STIMULASI MELEJITKAN POTENSI, MINAT DAN BAKAT PADA ANAK USIA DINI komala komala
Tunas Siliwangi Vol 3, No 2 (2017): VOL 3 NO 2, OKTOBER 2017
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/ts.v3i2p181-194.650

Abstract

Setiap anak memiliki potensi, minat dan bakat yang berbeda-beda.  Potensi yang  besar pada setiap anak dapat dikembangkan apabila  distimulasi dengan baik sehingga kemampuan anak semakin meningkat. Anak yang distimulasi dengan cara yang tepat, tentu hasilnya akan lebih  baik.  Dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan stimulasi yang benar. Stimulasi adalah  berbagai rangsangan, seperti kesempatan bermain, fasilitas belajar, atau materi (misalnya cerita atau bacaan), yang dapat memicu anak untuk belajar atau mengolah pengajaran. Potensi  adalah hal-hal spesifik yang ada pada diri anak, yang tampak lebih bila dibandingkan dengan anak seusianya. Minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi keinginannya. Sedangkat bakat adalah adalah sebuah sifat dasar, kepandaian dan pembawaan yang dibawa sejak lahir. Untuk dapat menstimulasi yang tepat terlebih dahulu  orang tua dan guru harus mengetahui potensi anak. Bila potensi  anak sejak awal sudah diketahui, kemungkinan risiko orang tua dan guru dalam memberikan  stimulasi  yang tidak sesuai dengan passion mereka  menjadi berkurang. Stimulasi  yang sesuai dengan bakat dan minat anak pun bisa membuat tumbuh kembang mereka optimal karena dijalani tanpa paksaan. Selain itu, proses stimulasi menjadi lebih mudah diterima karena anak melakukannya bukan semata-mata karena kewajiban melainkan juga sesuatu yang menyenangkan untuk mereka. Munculnya potensi (kemampuan) anak memang bergantung pada rangsangan yang diberikan orangtua dan lingkungan yang mendukung. Karena itu, wajib bagi orangtua dan guru untuk menggali sekaligus mengembangkan potensi anak sejak dini. Makin dini anak menerima stimulasi akan makin baik. 

Page 1 of 12 | Total Record : 112