cover
Contact Name
Lestari Nurhajati
Contact Email
lestari.n@lspr.edu
Phone
-
Journal Mail Official
communicarejournal@lspr.edu
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Communicare : Journal of Communication Studies
ISSN : 20895739     EISSN : 25022091     DOI : -
Jurnal Communicare memiliki fokus dalam ranah kajian Ilmu Komunikasi. Ruang lingkup topik dalam Jurnal Communicare secara general adalah semua hal yang berhubungan dengan Ilmu Komunikasi.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2016): Communicare" : 6 Documents clear
REPRESENTASI PRODUCT PLACEMENT DALAM FILM INDONESIA SEBAGAI MEDIA PROMOSI: STUDI KASUS TERHADAP PRODUK GERY CHOCOLATOS DALAM FILM “HABIBIE & AINUN” Shevani Thalia
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 3 No. 1 (2016): Communicare
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The growing number of movie industries in Indonesia has urged the needs of a high budgetry; hence it requires a product placement placed in several scenes in the film. Apparently, the representation of the product placement was condemned by many, from the critics, media as well as audience, due to its blurring boundaries between the story content and promotional content. One example of Indonesian movies using product placement, which received negative criticisms is “Habibie & Ainun,” an award-winning movie for its storyline and acting qualities played by the actors. Yet, the movie received negative feedbacks because of the product placement. One of the product placements is from Gery Chocolatos, a wafer product from the GarudaFood. The theory used in this research is the Representation Theory from Stuart Hall, using qualitative interpretive method and data reduction from Miles & Huberman. Techniques used to collect all the data are document study, film study –to found the representation of Gery Chocolatos product placement featured in the movies, and in-depth interviews with the message producer, message distributor and the message consumption actors: six interviewees from age 17-23, 24-30 and above 30 years old. The research reveals that only several informants saw the representations of product placement, because most informants focused on the movie. Keywords: Representation Theory, product placement, Indonesian movies, promotion. Industri film Indonesia yang berkembang memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Salah satu model pembiayaan film adalah menggunakan product placement. Representasi product placement dalam film Indonesia seringkali dianggap “gambling,” bahkan mengaburkan batas antara konten film dengan bentuk promosi tersebut. Salah satunya ada pada film “Habibie & Ainun,” yang menuai kritikan, baik dari segi cerita maupun acting. Film inipun mendapat kritikan negatif mengenai product placement yang dimasukkan. Salah satu produk yang berada dalam film ini adalah produk wafer stik Gery Chocolatos dari GarudaFood. Penelitian ini menggunakan Teori Representasi dari Stuart Hall dengan metode kualitatif interpretif. Sementara, metode analisis yang digunakan adalah Reduksi Data dari Miles & Huberman. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen, studi film untuk menemukan representasi adegan yang mengandung product placement Gery Chocolatos dan in-depth interview terhadap penulis skenario sebagai pelaku produksi pesan, sutradara sebagai pelaku distribusi pesan dan enam narasumber dari klasifikasi usia 17-23, 24-30 dan di atas 30 tahun sebagai pelaku konsumsi pesan. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa representasi product placement Gery Chocolatos dalam film “Habibie & Ainun” –dari sudut pandang para narasumber tidak terlalu berhasil dalam menyampaikan pesannya karena konsumsi penonton terfokus pada filmnya, dan hanya disadari sebagian narasumber. Kata Kunci: Teori Representasi Stuart Hall, product placement, film Indonesia, promosi.
ENJOYMENT OF ENTERTAINMENT DALAM KONSUMSI MUSIK MELALUI PIRINGAN HITAM Hersinta a; Azka Namirah
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 3 No. 1 (2016): Communicare
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ormat apparently did not discouraged music fans to enjoy the content in a more conventional and analog format, including vinyl. Globally, vinyl consumption among music fans was increasing rapidly in these two recent years, including in Indonesia. Using qualitative approach with study case on vinyl collector representing youth age group in Jakarta, this paper explores the enjoyment acquired from music listening through vinyl. Using the enjoyment of entertainment concept, eight informantsrepresenting the youth age group, were interviewed to gain insights on how user prerequisites, motives, enjoyment experience and effect, drive music fans to enjoy content of music in the form of vinyl. The influence of family and friends, escapism and competition motives, were some of the factors that contribute in fans’ enjoyment of experience in music listening through vinyl. Media prerequisites such as excellent sound quality and artwork of vinyl cover album, were viewed also as important factors. Keywords: enjoyment of entertainment, music consumption, vinyl Perkembangan musik digital tidak menyurutkan para penikmat musik untuk mengonsumsi musik dalam bentuk media yang lebih ‘kuno’ dan analog seperti piringan hitam. Piringan hitam, atau yang dikenal dengan sebutan vinyl, menunjukkan peningkatan konsumsi yang signifikan sejak dua tahun terakhir, secara global, termasuk di Indonesia. Penelitian kualitatif ini mengangkat studi kasus konsumsi musik pada kelompok anak muda kolektor piringan hitam di Jakarta. Penelitian bertujuan untuk memaparkan kesenangan yang diperoleh oleh kelompok anak muda dalam mengonsumsi musik melalui media piringan hitam. Dengan menggunakan konsep enjoyment of entertainment, delapan orang informan diwawancara untuk mengetahui bagaimana latar belakang pengguna, motif, pengalaman atau manifestasi serta efek yang timbul dari mengonsumsi musik melalui piringan hitam. Pengaruh teman serta keluarga, motif eskapisme dan kompetisi menjadi beberapa faktor yang berkontribusi untuk mendorong para kolektor ini menikmati musik melalui piringan hitam.Begitu pula dengan faktor media prerequisites seperti kualitas suara yang bagus serta artwork atau karya seni dari sampul piringan hitam tersebut. Kata kunci: enjoyment of entertainment, konsumsi musik, piringan hitam
PERAN KELOMPOK RUJUKAN DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN PEMBELIAN: (Studi Pada Pelanggan Keripik Pedas Maicih di Jakarta) Sari Ramadanty
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 3 No. 1 (2016): Communicare
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The final decision of consumers in purchasing of certain product are affected by several external factors, includes reference groups such as family, friends, co-workers or others. This study aims to investigate and identify the relationship between the reference group on consumer purchasing decisions with message source and mobile viral marketing as control variables in spicy chips “Maicih” consumer. This study uses a quantitative approach with survey method. There are 200 respondents who represent the spicy chips “Maicih”. The sampling technique is a non-probability random sampling with elaboration techniques data analysis. The results of this study proving that there is a relationship that formed buying decision through referral group. Not all dimensions of the control variables have a relationship as a reinforcement of the formation of consumer purchasing decision through a reference group. The dimension is of the non-marketing through mass media and the non-marketing through private and dimension to receipt Behavior and Behavior to Usage. Keywords: Referral group , message source , mobile viral marketing , consumer purchasing decisions Konsumen dalam menetukan keputusan akhir pembelian produk tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor ekternal antara lain kelompok referensi seperti keluarga, teman, rekan kerja ataupun orang lain.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melakukan identifikasi terhadap hubungan kelompok rujukan terhadap keputusan pembelian konsumen produk keripik pedas “Maicih “dengan sumber pesan dan mobile viral marketing sebagai variabel kontrol. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey melibatkan 200 responden yang merupakan konsumen keripik pedas “Maicih”. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability random sampling dengan teknik analisis data elaborasi. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang membentuk keputusan pembelian melalui kelompok rujukan. Tidak semua dimensi pada variabel kontrol memiliki hubungan sebagai penguat dari pembentukan keputusan pembelian konsumen melalui kelompok rujukan. Dimensi tersebut adalah dimensi non- pemasaran melalui media massa dan non-pemasaran melalui pribadi serta dimensi behavior to receipt dan behavior to usage. Kata kunci: Kelompok rujukan, sumber pesan, mobile viral marketing, keputusan pembelian konsumen
INTERNET MEME ANALYSIS: INTERPRETIVE SEMIOTIC ANALYSIS ON THE “SCUMBAG STEVE” Ibnu Sulhan
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 3 No. 1 (2016): Communicare
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In today’s modern society, communication occurs digitally and wirelessly. A new communication phenomenon has emerged in the past several years. Internet memes, which are defined as a series of cultural items that are being transmitted through the Internet. However, many people do not realize that Internet meme is not just a form of entertainment. In the study, Barthes’ Semiology Theory was used in order to analyze the denotative and connotative meanings of Internet memes; one of them was the “Scumbag Steve.” The researcher also observed them from the mythological perspective, which yielded to findings of this study by interpreting the phenomena of “Scumbag Steve” and Internet memes as a myth in today’s society. It appears that the “Scumbag Steve” and other Internet memes in general are not just forms of entertainment, but rather also used as a means of communication. Keywords: Internet meme, image macro, semiotics, semiology Dewasa ini, komunikasi telah dimudahkan oleh kemajuan teknologi. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul suatu fenomena komunikasi baru yaitu Internet meme, yaitu suatu unit dalam perpindahan budaya yang memanfaatkan dunia maya. Saat ini, masih banyak orang yang belum menyadari bahwa meme bukanlah hanya sarana hiburan semata. Teori semiologi dari Roland Barthes dimanfaatkan untuk menganalisis salah satu Internet meme, yaitu karakter “Scumbag Steve.” Peneliti melakukan observasi terhadap makna-makna denotatif dan juga konotatif, serta manambahkan analisis mitos untuk membongkar makna sesungguhnya dari karakter “Scumbag Steve” dan juga Internet meme secara luas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Internet meme bukanlah sekedar wahana hiburan belaka, namun juga merupakan salah satu sarana komunikasi yang efektif. Kata Kunci: Internet meme, image macro, semiotika, semiologi
SURVEI INTEGRITAS AKADEMIS DAN NON-AKADEMIS PADA MAHASISWA Rosidah A; Amia Luthfia
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 3 No. 1 (2016): Communicare
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Students are one of the main targets of anticorruption campaign conducted by KPK (Corruption Eradication Commission) in Indonesia. It is because they are considered as a group that is able to influence other groups in the community in order to understand and instill the anticorruption values. They are also considered as a group of educated people who have high idealism and criticism. However, sometimes it is found that students have done dishonesty practices, no disciplines, or they are not concerned with what is happening around them, and so forth. Therefore, it is important to study how far the students understand the anticorruption values, specifically to learn their attitudes toward academic dishonesty (such as cheating, plagiarism, breaking class rules, etc.), non-academic integrity, such as students’ lifestyle and their understanding to the obligation as students, and their concern about corruption practices in Indonesia. It is expected that the result can provide valuable inputs for the initiator of anticorruption campaign in Indonesia, in this case KPK, in conducting a campaign to the students. The methodology is quantitative approach by using a survey to students as the respondents. Data analysis uses descriptive analysis, which is the frequency distribution. The scope is limited to the students of Binus University and attitudes as the variable. The results show that in terms of affection and cognition, they are aware that the fraudulent practices should not be performed and they also do not like the actions. However, as in conative (behavior) there is still tendency that some students are doing it. The respondents are aware to avoid hedonism and are concerned about the number of corruption cases prevailing in Indonesia and they support the appropriate punishment for the corruptors. As the suggestion for further research, it should be expanded to a wider scope of study. The variable of academic dishonesty can also be specified according to field of study. Keywords: Students, attitude, integrity, anticorruption campaign Mahasiswa adalah salah satu target utama kampanye antikorupsi KPK (Komite Pemberantasan Korupsi) di Indonesia. Hal ini karena mereka dianggap mampu mempengaruhi kelompok lain dalam masyarakat untuk memahami dan mengamalkan nilai antikorupsi. Selain itu, mereka dianggap sebagai kelompok masyarakat terpelajar yang memiliki idealisme dan sikap kritis yang tinggi. Akan tetapi, praktik-praktik ketidakjujuran, tidak disiplin, tidak acuh terhadap situasi di sekitarnya kerap terlihat dilakukan mahasiswa. Untuk itu, penelitian ini ingin mempelajari seberapa jauh mahasiswa memahami nilai-nilai antikorupsi dan integritas mereka. Secara spesifik bagaimana sikap mereka terhadap praktik kecurangan akademis yang terjadi di kampus, dan juga pada bidang non-akademis, seperti gaya hidup dan pemahaman tugas sebagai mahasiswa, serta perhatian mereka terhadap korupsi di Indonesia. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi inisiator kampanye antikorupsi dalam berkomunikasi kepada mahasiswa, terutama dalam melakukan pendidikan antikorupsi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode survei kepada mahasiswa sebagai responden. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, yaitu Abstrak 37 38 Rosidah & Amia Luthfia SURVEI INTEGRITAS AKADEMIS DAN NON-AKADEMIS PADA MAHASISWA distribusi frekuensi. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada responden mahasiswa di Binus University dan variabel sikap. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari segi kognisi dan afeksi kebanyakan responden mengetahui bahwa kecurangan akademis tidak sepatutnya dilakukan dan mereka tidak menyukai hal tersebut. Namun masih ada kecenderungan (aspek perilaku) pada sebagian mahasiswa untuk melakukan kecurangan akademis. Responden juga berusaha untuk menghindari gaya hidup bermewah-mewahan dan mereka memiliki kepedulian terhadap masalah korupsi di Indonesia dan mendukung hukuman yang setimpal bagi koruptor. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah dapat diperluas ruang lingkup penelitian dan variabel integritas akademis dapat dispesifikkan lagi sesuai bidang ilmu. Kata kunci: Mahasiswa, sikap, integritas, kampanye antikorupsi
REPRESENTASI GAGASAN FEMINISME DALAM FILM THE HUNGER GAMES Anissa Karamina Viandra
Communicare : Journal of Communication Studies Vol. 3 No. 1 (2016): Communicare
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) Institut Bisnis dan Komunikasi LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research discusses about the idea of feminism in the film The Hunger Games. Feminism is generally understood as a movement that asks for the equality of rights between women and men. The idea of feminism in the film is shown by the main character, Katniss Everdeen. By employing Hartsock’s standpoint theory, the research attempts to uncover how the idea of feminism in the film The Hunger Games is represented. The research is a qualitative study by analyzing data from selected scenes of The Hunger Games. It is concluded that the film The Hunger Games contains the idea of feminism that is in accordance with Hartsock’s standpoint theory and the third wave feminism (which is Postmodern feminism). Keywords: film, The Hunger Games, representation, feminism Penelitian ini membahas tentang gagasan feminisme dalam film The Hunger Games. Feminisme secara umum dipahami sebagai gerakan yang menuntut persamaan hak antara kaum wanita dan pria. Gagasan feminisme dalam film ini diperlihatkan oleh karakter utama yaitu Katniss Everdeen. Dengan menggunakan teori sikap Hartsock, penelitian ini berusaha mengungkapkan bagaimana gagasan feminisme di dalam film The Hunger Games direpresentasikan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menganalisa data dari adegan-adegan terpilih film The Hunger Games. Berdasarkan hasil penelitian, film The Hunger Games mengandung gagasan feminisme yang sesuai dengan teori sikap Hartsock dan feminisme gelombang ketiga (yaitu feminisme Postmodern). Keywords: film, The Hunger Games, representasi, feminisme

Page 1 of 1 | Total Record : 6