cover
Contact Name
Samuel J. Litualy
Contact Email
jurnaltahuri@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
samly_56@yahoo.co.id
Editorial Address
-
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
JURNAL TAHURI
Published by Universitas Pattimura
ISSN : 16937481     EISSN : 26854198     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal "Tahuri" diambil dari nama salah satu media adat di Maluku yang menggunakan "bia terompet" (triton = nama latin) untuk memanggil atau menginformasikan sesuatu berita dari pemangku adat atau pemerintah desa kepada masyarakat dalam hubungannya dengan kegiatan desa (kegiatan-kegiatan penting yang diselenggarakan di desa). Penggunaan nama "Tahuri" pada jurnal ini adaiah untuk memaknai betapa pentingnya penggunaan "bia terompet" bagi perkembangan pembangunan di Maluku di masa lampau, yang saat ini telah hilang nilai dan manfaatnya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 14 No 2 (2017): Jurnal Tahuri" : 5 Documents clear
PENINGKATAN KAPASITAS GURU BAHASA JERMAN Jolanda Tomasouw & Juliaans E. R. Marantika
JURNAL TAHURI Vol 14 No 2 (2017): Jurnal Tahuri
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran berbasis proyek telah diterapkan diberbagai sekolah dan dianggap sangat efektif dalam mengembangkan cara berpikir kritis dan kreaktif siswa, mengstimulasi siswa untuk belajar mandiri dan mengakomodasi siswa yang memiliki profil kecerdasan yang berbeda-beda di dalam kelas. Pendekatan ini menerapkan pola belajar “learning by doing” atau pembelajar aktif dan menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (Pearson dkk, 1999). Pelatihan ini sebagai solusi untuk menjawab persoalan yang dihadapi oleh para guru Bahasa Jerman di SMA yang menurut hasil uji kompetensi masih jauh dari apa yang diharapkan. Oleh karena itu pelatihan ini bertujuan antara lain yaituuntuk: 1) Meningkatkan kemampuan berbahasa Jerman para guru SMA dengan level A2: 2) Para guru mampu mendesain perangkat ajar Bahasa Jerman; 3) Meningkatkan pemahaman guru terhadap metode-metode pembelajaran bahasa Jerman yang inovatif: 4) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran guru terhadap kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh para siswa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan; dan 5) Meningkatkan ketrampilan mengajar guru Bahasa Jerman di wilayahTeluk Ambon dan Kota Madya Ambon. Metode yang dipakai adalah bentuk pelatihan yang diawali dengan identifikasi dan observasi kelas. Peserta yang terlibat dalam pelatihan ini adalah para guru SMA yang berada dalam wadah MGMP wilayah Teluk Ambon dan Kota Ambon. Pelatihan ini berlangsung selama 8 bulan dengan beberapa tahap yakni: identifikasi dan rumusan masalah, perencanaan solusi, pelatihan, penerapan materi yang dengan menggunakan model pembelajaran berbasis Proyek. Evaluasi akhir menjadi bagian dari pelatihan ini sebelum menghasilkan perangkat ajar yang dapat dipakai oleh para guru di kelas mereka masing-masing sebagai bentuk luaran dari pelatihan ini
PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SEBAGAI PENGUATAN DAN PEMERTAHANAN NILAI-NILAI LOKAL Thomas Frans
JURNAL TAHURI Vol 14 No 2 (2017): Jurnal Tahuri
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehidupan manusia dikelilingi oleh budaya, hal ini disebabkan karena manusia selalu berupaya mempertahankan eksistensinya dalam kehidupan yang mengharuskannya selalu bersinggungan dengan lingkungan sekitar, baik lingkungan fisik dan nonfisik. Proses pembentukan budaya berlangsung berabad-abad dan teruji sehingga membentuk suatu komponen yang handal, terbukti dan diyakini dapat membawa kesejahteraan lahir dan batin. Komponen inilah yang disebut dengan jati diri. Di dalam jati diri terkandung kearifan lokal (local wisdom) yang merupakan hasil dari Local Genius dari berbagai suku bangsa, kearifan lokal inilah seharusnya dirajut dalam satu kesatuan kebudayaan (Culture) untuk mewujudkan suatu bangsa yaitu, Bangsa Indonesia. Dengan mengintegrasikan budaya lokal ke dalam pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah diharapkan jati diri bangsa akan terus terbina dan makin kukuh. Upaya-upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan rasa cinta tanah air dirasakan semakin memudar. Pudarnya budaya bangsa disebaabkan oleh banyak faktor. Dalam kenyataannya dalam struktur masyarakat terjadi ketimpangan sosial, baik dilihat dari status maupun tingkat pendapatan. Kesenjangan sosial yang semakin melebar itu menyebabkan orang kehilangan harga diri. Budaya lokal yang sesuai dengan karakter bangsa semakin sulit dicernakan, sementara itu, budaya global lebih mudah merasuk. Budaya lokal merupakan budaya yang dimiliki oleh suatu wilayah dan mencerminkan keadaan sosial di wilayahnya. Beberapa hal yang termasuk budaya lokal di antaranya adalah cerita rakyat, lagu daerah, ritual kedaerahan, adat istiadat daerah, dan segala sesuatu yang bersifat kedaerahan. Pengintegrasian budaya lokal ke dalam pembelajaran bahasa dan sastra sungguh amat penting. Hal ini dilakukan dalam upaya penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam budaya lokal dan sekaligus memperkecil pengaruh negatif budaya luar khususnya budaya barat.
IMPLEMENTASI PENERAPAN ALPHABOX STRATEGY DALAM MENINGKATKAN KOSA KATA SISWA KELAS XII PADA MATERI AJAR HOBY UND FREIZEITBESCHÄFTIGUNG DI SMA NEGERI 1 SAPARUA Mustamu Welhelmina
JURNAL TAHURI Vol 14 No 2 (2017): Jurnal Tahuri
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan Alphabox Strategy dalam meningkatkan kosa kata siswa kelas XII pada materi ajar Hobby und Freizeitbeschäftigungen. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dimana penulis berusaha berkolaborasi dengan teman sejawat yang mengajar bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Saparua untuk menghimpun, mengoreksi dan membahas data selama penelitian tindakan kelas ini berlangsung.PTK ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Saparua Jln. Waisisil Kelurahan Saparua Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah dengan fokus sampel adalah kelas XII IPS2 dengan total sampel 30 siswa. Terdapat 2 (dua) siklus dalam implementasi Alphabox Strategi yang mana masing-masing siklus dilaksanakan selama 3 (tiga) kali tatap muka dengan durasi waktu selama tiga bulan. Strategi ini dinyatakan berhasil dengan tingkat pencapaian rerata pada siklus I sebesar 68 naik menjadi 85 pada siklus II. Hal ini membuktikan bahwa Alphabox Strategy layak digunakan dalam meningkatkan pemahaman kosa kata siswa pada materi ajar Hobby und Freizeitbeschäftigungen bidang studi Bahasa Jerman di kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Saparua.
COMPREHENSIBLE INPUT IN LANGUAGE LEARNING Helena M. Rijoly
JURNAL TAHURI Vol 14 No 2 (2017): Jurnal Tahuri
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As an instrument of communication, language (language learning) has ignited many thinkers and researchers to explain its phenomena and process. Theories have been developed to explain what is language and all its characteristic and linguistic systems, the theories of language learning and acquisition and the impact of its application in social setting. Acknowledging the significant impact of language use, one may wonder how do we come about to learn language, what triggers it and how can we improve and develop. This paper will reflect upon the role of input and most importantly the comprehensible input in language acquisition and learning (with a nod to several Krashen’sTheories) and put forward some suggestions on how to incorporate comprehensible input in language learning setting
PENGGUNAAN RAGAM BAHASA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JERMAN Kunu Hanna Grietje & Marina Rut Madarch Warkor
JURNAL TAHURI Vol 14 No 2 (2017): Jurnal Tahuri
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diese Forschung untersucht zuerst welche Sprachvarietäten die Studenten an der Deutscheabteilung verwenden. Danach wird untersucht welche Faktoren die Sprachvarietäten der Studenten beeinflussen. Die Studie wurde an der Fakultӓt für Lehrerausbildung und Erziehungswissenschaft an der Pattimura Universitӓt in Ambon im Lehrjahr 2015/2016 durchgeführt. Forschungsdaten wurden mithilfe von Fragebögen von 20 Studierenden erhoben, die am Unterrichtsfach Linguistik I bis Linguistik III teilnahmen. Die Daten wurden durch eine Analyse-Technik nach folgenden Schritten bearbeitet: Daten Reduktion, Daten Form (Daten Entfaltung) und Daten-Verifikation bzw. Datenzusammenfassung. Die Ergebnisse der Forschung zeigen, dass die Studenten und Studentinnen Schwierigkeiten haben Sprachvarietäten zu verwenden. Aus den Analyseergebnissen laesst sich ablesen, dass (1) die Muster der Sprachvarietäten von den Studenten und Studentinnen oft einen offiziellen Charakter haben (Sprachstil). In Alltagssituationen oder innerhalb der Peergroups verwenden sie aber auch die Alltagssprache und Jugendsprache als Sprachvarietät. Erkennbar war, dass in Alltagssituationen und Situationen in der Peergroup es Generalisierungen gab.(2) Welche Faktoren beeinflussen die Verwendung von Sprachvarietäten. Die Untersuchung hat gezeigt, dass das sprachliche Vorwissen der Studenten und Studentinnen eingeschraenkt ist und deshalb werden wenig Sprachvarietäten benutzt. Der kulturelle Hintergund vieler Studenten von den Molukken beeinflusst die Verwendung von Sprachvariaetaeten. Als Beispiel wird das Bergruessungs-Ritaual auf den Molukken gegeben. Bei der Begrüβungen werden die aelteren Leute sehr geachtet, deswegen verwenden die Studenten und Studentinnen oft eine offizielle Sprachvarietät und keine Jugendsprache. Die Ergebnisse zeigen auch, dass bei der Verwendung der Jugendsprache Generalisierungen stattfinden, weil es keine Begrenzungen bei der Verwendung gibt

Page 1 of 1 | Total Record : 5