cover
Contact Name
Ridwanta Manogu
Contact Email
ridwanta.manogu@uph.edu
Phone
021 5460901
Journal Mail Official
editor.diligentia@uph.edu
Editorial Address
Jl. MH Thamrin 1100 Lippo Karawaci, Tangerang 15811
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education
ISSN : -     EISSN : 26863707     DOI : 26863707
Core Subject : Religion, Education,
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education is a scientific journal of theology, Christian worldview, Christian education, philosophy of Christian education, and integration of faith and learning. It is published by the Department of Christian Religion Education at Universitas Pelita Harapan triannually in September, January and May.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 3 (2023): September" : 6 Documents clear
Teologi Perjamuan Kudus menurut Kaum Anabaptis, Zwingli dan Calvin: dalam Sejarah Reformasi Denny Rope
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 5, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i3.6850

Abstract

Abad ke 5 merupakan masa suram bagi perkembangan gereja. Uskup Roma menunjukkan supremasinya atas seluruh gereja dan pengajaran sehingga menggerakkan Reformasi dan salah satunya terhadap konsep Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus atau Ekaristi dimaknai sebagai bentuk pengorbanan Yesus yang diterima oleh umatNya melalui persekutuan makanan dan minuman yaitu tubuh (roti) dan darah (anggur). Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah terdapat kehadiran Kristus Yesus dalam makanan dan minuman atau hanya merupakan simbol saja. Penelitian ini untuk melihat pandangan dari para teolog reformator Ulrich Zwingli, John Calvin dan Kaum Anabaptis terhadap Perjamuan Kudus. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pemahaman tentang Perjamuan Kudus. Bagi kaum Anabaptis memahami Perjamuan dalam konteks yang hampir sama dengan Zwingli yakni sebagai peringatan tanpa kehadiran Kristus. Sementara John Calvin beranggapan bahwa Kristus ada dalam penyataan RohNya untuk menyadarkan umatNya tentang karya keselamatan. Hal yang menjadikan pandangan mereka pada Ekaristi teologi sama adalah penggalian yang dilakukan berdasarkan Firman Allah. Pembaharuan pemahaman terhadap Perjamuan Kudus tidak terlepas dari pengajaran Gereja Katolik Roma pada masa itu yang nampaknya menunjukkan superioritasnya dimana Ekaristi dianggap sebagai jalan manusia mendapatkan pengampunan dosa. Fokus dari Perjamuan Kudus dapat dipahami sebagai tindakan Tuhan untuk menyatakan konsep pengorbanan Yesus sebagai Kristus yang berkuasa, memerintah melalui Roh-Nya dan bekerja dalam anggota-anggotaNya.  Dan makna khusus bagi umatNya saat ini adalah mengingat, bertobat, dan memiliki iman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Konsep Paradoks: Kedaulatan Allah dan Kebebasan Manusia Menurut Perspektif Teologi Reformed Sri Susianti Zega
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 5, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i3.7335

Abstract

Human capable understand salvation only by God's revelation of the Bible. The Bible teaches that working on salvation is God's sovereignty and human inseparable responsibility, understood as a paradoxical concept. But in reality, 6 out of 11 Christian students do not understand the paradoxical truth about salvation taught by the Bible, based on randomly distributed surveys. Christian students who have received theological doctrines should understand the paradoxical truth about working on salvation. The important purpose of essay writing is to demonstrate the understanding of Reformed theology (represented by John Calvin, Louis Berkhof, Anthony Hoekema, and Packer) on salvation as God's sovereignty and human responsibility for salvation using sources of literature. The paradoxical concept of working on salvation as both God's sovereignty and human responsibility. The truth taught by the Bible, Reformed theologians (Calvin, Berkhof, Hoekema, and Packer) accepted the paradoxical concept and believed that humans contributed to the regeneration of identity by God's grace. God's grace as a major cause human can be obedient to working on salvation. Therefore, understanding the concept of paradoxical truth must be accompanied by love and humility before God.
Biblical Christian Worldview: A Case Study of Sociology, Language, Art and Pedagogy Lecturers’ Teaching Practices Meri Fuji Siahaan
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 5, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i3.7339

Abstract

The purpose of this research was to describe lecturers’ practices of biblical Christian worldview in teaching courses in sociology, Indonesian language, art, and pedagogy (assessment and teaching and learning theories). The participants were the lecturers in one of the education faculties in Tangerang.  The data were derived from interviews with five faculty members and collecting their course syllabus. Descriptive qualitative research with a case study approach was employed. The data were described and analyzed in the light of the current literature. The findings showed that those five faculty members have been implementing a biblical Christian worldview on their teaching with a pedagogy of transferring new information. This paper suggests faculty not to use the biblical Christian worldview as a set of intellectual information with a goal to feed the head. Rather it will reorient the students’
Kajian Natur Siswa sebagai Gambar dan Rupa Allah dalam Pendidikan Kristen yang Holistik Chindy Mutiara Br Hombing; Yanti Yanti
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 5, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i3.7344

Abstract

The philosophy of Christian education is based on the restoration of man as the image and likeness of God who fell into sin to be reconciled, redeemed, and reconciled to God. Christian education aims to transform the individual towards the likeness of God's character. In fact, the practice of Christian education pays less attention to the development of all aspects and not infrequently only focuses on one aspect, so that many students only have good knowledge, but the character and spiritual life shown are even lacking or bad. This gap awakens the need for a holistic approach, namely paying attention to all aspects of human life. Therefore, the purpose of this paper is to explain the implications of holistic Christian education practices based on the importance of students' natures in realizing the goals of Christian education. The method used is a literature study based on several focus studies, namely philosophical views, students as the image and likeness of God and holistic Christian education. As a result, the existence of holistic students is directed to learning that comes from God's truth through holistic Christian education. The practice of Christian education is recommended to provide teachings that touch the heart to bring humans to recovery towards a right way of life before God. Educational institutions present an integrated curriculum of spiritual aspects to realize a positive response and responsibility of students towards others and nature.Filsafat pendidikan Kristen mendasari pada pemulihan manusia sebagai gambar dan rupa Allah yang jatuh ke dalam dosa untuk direkonsiliasi, ditebus dan didamaikan dengan Allah. Pendidikan Kristen bertujuan mentransformasi individu secara utuh untuk menuju keserupaan karakter Allah. Faktanya, praktik pendidikan Kristen kurang memperhatikan pengembangan semua aspek dan tidak jarang hanya terfokus pada satu aspek saja, sehingga banyak siswa yang hanya berpengetahuan baik namun karakter dan kehidupan spiritual yang ditunjukkan malah kurang atau buruk. Kesenjangan ini menyadarkan perlunya pendekatan holistik yaitu memberi perhatian kepada seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh sebab itu, tujuan penulisan ini yaitu memaparkan implikasi praktik pendidikan Kristen yang holistik berdasarkan pertimbangan pentingnya natur siswa dalam mewujudkan tujuan pendidikan Kristen. Metode yang dipakai adalah studi literatur berdasarkan beberapa fokus kajian yakni tinjauan filosofis, siswa sebagai gambar dan rupa Allah dan pendidikan Kristen yang holistik. Hasilnya, keberadaan siswa yang holistik diarahkan kepada pembelajaran yang bersumber dari kebenaran Allah melalui pendidikan holistik. Praktik pendidikan Kristen disarankan memberikan pengajaran yang sampai menyentuh hati untuk membawa manusia kepada pemulihan menuju cara hidup yang benar di hadapan Allah. Institusi pendidikan menghadirkan kurikulum terintegrasi aspek spiritual untuk mewujudkan respons positif dan tanggung jawab siswa terhadap sesama dan alam.
Komunitas Belajar yang Membawa Pertumbuhan Spiritualitas Siswa dalam Meresponi Panggilan Tuhan sebagai Garam dan Terang Theresia Emmanuella; Imanuel Adhitya Wulanata Chrismastianto
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 5, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i3.6399

Abstract

Pendidikan memiliki peran untuk mengajarkan ilmu pengetahuan sekaligus moral sehingga murid tidak hanya cerdas, namun juga berakhlak mulia. Kenakalan remaja yang terjadi sampai saat ini menunjukkan bahwa ada nilai moral yang belum di aplikasikan oleh seseorang. Oleh sebab itu, pendidikan Kristen menjawab hal ini dengan menyatakan bahwa tujuan pendidikan Kristen adalah membawa siswa sampai kepada pertumbuhan spiritualitas, yang mana nilai moral dan nilai Alkitabiah merupakan komponen pertumbuhan spiritualitas yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Pendidikan Kristen akan berhubungan dengan komunitas belajar di dalam kelas dan memikirkan bagaimana menemukan komunitas belajar yang dapat membawa pertumbuhan spiritualitas adalah hal yang akan dijawab melalui karya tulis ini. Dengan menggunakan kajian literatur, di temukan bahwa pembelajaran di dalam komunitas belajar harus dilakukan bersamaan dengan pemuridan. Pemuridan adalah proses pembelajaran ilmu pengetahuan sekaligus penanaman nilai kebenaran Alkitab. Pertumbuhan spiritualitas ditandai dengan adanya kesadaran dan keinginan untuk melayani sebagai garam dan terang atau memberikan dampak yang baik bagi lingkungannya (Matius 4:13-14). Melalui kajian antropologi, juga ditemukan bahwa manusia memang sudah diciptakan untuk hidup bersama. Guru memiliki peran untuk memimpin pemuridan di kelas dan siswa juga berperan. Oleh sebab itu, guru dan siswa perlu bekerja sama untuk mencapai pertumbuhan spiritualitas tersebut melalui pemuridan dalam komunitas belajar.
Gereja sebagai Keluarga Allah Bagi Para Mantan Narapidana Yolanda Lase; Lindawati Lindawati
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 5, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v5i3.7409

Abstract

The church as God's family must play a role in providing support and guidance to able-bodied ex-prisoners after they are released from prison. However, in reality, many churches do not even show acceptance of former visits, so this presence isolates them and encourages them to seek support and support in less positive environments. The method used in this study is a literature review. This method involves searching, selecting, and evaluating published literature, such as books, scientific journals, articles, theses, and previous research reports related to the topic under study. Based on this method, the result is that the role of the church as God's family has not been fully implemented, especially for those who are known as excesses. Therefore, the church needs to re-awaken that this includes accepting, loving and guiding former recoveries through spiritual assistance, social assistance, recovery and rehabilitation, community empowerment, as well as providing hope and forgiveness to former persons with disabilities.

Page 1 of 1 | Total Record : 6