cover
Contact Name
Rizaldy Purnamo Pedju
Contact Email
-
Phone
+6282346016601
Journal Mail Official
jurnal.potretpemikiran@iain-manado.ac.id
Editorial Address
Jl. Dr. SH Sarundajang, Kawasan Lingkar I, Malendeng Manado Kode Pos 95128
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Potret Pemikiran
ISSN : 16931874     EISSN : 25280376     DOI : -
Potret Pemikiran terdaftar dengan nomor ISSN 1693-1874 (Cetak), ISSN 2528-0376 (Online) adalah jurnal peer-review yang diterbitkan dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado. Potret Pemikiran mulai menerbitkan artikel-artikel versi cetak pada tahun 2000. Potert Pemikiran adalah jurnal pertama di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Manado yang sekarang bertranformasi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado. Saat itu, Potret Pemikiran melingkupi cangkupan ilmu secara umum, yaitu ilmu politik, hukum, ekonomi, pendidikan, serta agama hingga tahun 2018. Sejak tahun 2019, Jurnal Potret Pemikiran fokus dan jangkauannya terkait Pemikiran Islam di bidang: Filsafat, Tasawuf, Politik Islam dan sosial Keagamaan, serta terjadi perubahan gaya selingkung yaitu menjadi APA 6th Edition (American Psychological Association).
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 1 (2018)" : 5 Documents clear
MANAGEMEN PENDIDIKAN TINGGI TANTANGAN DAN PERMASALAHANNYA PADA ABAD KE 21 Kudrat Dukalang
Potret Pemikiran Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v22i1.760

Abstract

Abstract. Globalization that has been going on rapidly since the 1980s has led to very basic social, economic and political changes in all countries. The world of higher education which adheres to universalism in science and technology actually always pays attention and considers that the Indonesian education community is part of a global society. In the next 1015 years, Indonesian universities will face a variety of major challenges that need to be responded wisely. Economic globalization and the information technology revolution is a huge force affecting the world of Indonesian universities. Keywords: Education Management, Challenges, Problems, Globalization Abstrak. Globalisasi yang sedang berlangsung dengan cepat sejak dekade 1980-an telah menimbulkan perubahan sosial, ekonomi dan politik yang sangat mendasar pada semua negara.  Dunia pendidikan tinggi yang menganut faham universialisme ilmu pengetahuan dan teknologi sebenarnya selalu memperhatikan dan mempertimbangkan bahwa masyarakat pendidikan Indonesia adalah bagian dari masyarakat global. Pada kurun waktu 10-15 tahun ke depan, perguruan tinggi Indonesia akan menghadapi berbagai tantangan besar yang perlu di respons dengan bijaksana. Globalisasi ekonomi dan revolusi teknologi informasi merupakan kekuatan yang amat besar mempengaruhi dunia perguruan tinggi Indonesia. Kata Kunci: Managemen Pendidikan, Tantangan, Permasalahan, Globalisasi
MEDIA SOSIAL SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK Nur Alfiyani
Potret Pemikiran Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v22i1.762

Abstract

Abstract. Communication strategy in politics is one of the keys to success in gathering votes. This research aims to determine the political communication strategies used by candidates to obtain votes. This research is a type of qualitative research with descriptive analysis approach. Data obtained through interviews and literature. The result of the study indicate that now, as time goes by and the rapidly development of communication technology, the emergence of new media or social media caused a shift in the campaign. Many used new media during the campaigns to attract as many people as possible and to vote. For example, someone who has a Twitter account and has 150 thousand followers has the power to propagate, because those who read the twit are very much. The 150 thousand readers are more than the readers of the Pikiran Rakyat newspaper, which are only about 75 thousand people. Mudzakkir Ali Djamil Candidates for the Makassar City DPRD use interpersonal communication techniques by utilizing social media, this is because he is aware of the important role of the media to make the public opinion.Keywords: Legislative Candidates, Political Communication, Social Media.Abstrak. Strategi komunikasi dalam politik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mengumpulkan suara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi politik yang digunakan oleh caleg untuk dapat memperoleh suara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Data diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekarang, seiring berjalannya waktu dan perkembangan tekonologi komunikasi yang juga begitu pesat, munculnya media-media baru atau yang dikenal dengan media sosial menyebabkan terjadinya pergeseran dalam kampanye. Banyak yang menggunakan media sosial pada saat kampanye untuk menarik massa sebanyak-banyaknya dan untuk memilih. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki account Twitter dan memiliki 150 ribu follower memiliki kekuatan untuk mempropaganda, karena yang membaca twit-nya sangat banyak. Pembaca 150 ribu itu lebih banyak dari jumlah pembaca surat kabar Pikiran Rakyat yang hanya sekitar 75 ribu orang. Mudzakkir Ali Djamil Caleg DPRD Kota Makassar menggunakan teknik komunikasi interpersonal dengan memanfaatkan mesia sosial, hal ini dikarenakan beliau menyadari akan peran penting media dalam membentuk opini publik.Kata Kunci: Calon Legislatif. Komunikasi Politik, Media Sosial, 
AJARAN WUJUDIYAH MENURUT NURUDDIN AR-RANIRI Rusdiyanto Rusdiyanto; Musafar Musafar
Potret Pemikiran Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v22i1.756

Abstract

Abstract. In the 16th and 17th centuries, the influence and power of  Aceh Kingdom reached the sumatra Island and Malay peninsula. Also at that time, Aceh kingdom has acheived a lot of progress in the field of education, the development of thought aprreciation of islmaic teaching. Nuruddin Ar-Raniri is one of immigrant moeslim scholar who take part in the development of Islam in Aceh. His big agenda is to straighten agenda out the understanding of Islam which was brought first by his predecessors, they are Hamzah Fansuri and Syamsuddin as-Samatrani. Their Islamic teaching known by wujudiyah, its close with Ibn Arabi’s mystical understanding or wahdatul wujud. According to ar-Raniri, there are three reasons to oppose this teaching. First, wujudiyah is identic with pre-Islmaic belief such as Christianity, Majusi and Brahmani. Second, Wujudiyah same with splinter sects in Islam that emerged after Prophed died, like Mu’tazilah dan Qadariyyah. Third, wujudiyyah is practices of deviant tarekat from Sunni. His opposition was caused basically he was a Sunni scholars who adheres wahdatus Syuhud’s view. While in fiqh, he is an Asy’ariyah follower. His noncompromise actions against the wujudiyah followers were related to his life in India, which was filled with long intolerant conflicts between Hindus and Muslims.Keywords : Nuruddin Ar-Raniri, Wujudiyyah, Sufism Abstrak. Pada abad ke 16 dan 17 M, pengaruh dan kekuasaan kerjaan Aceh telah sangat terasa di kepulauan Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu. Dalam rentan waktu ini pula, kerajaan Aceh telah mencapai banyak kemajuan, terutama dalam bidang pendidikan, perkembangan pemikiran serta penghayatan terhadap ajaran Islam. Nuruddin Ar-Raniri merupakan salah satu ulama’ pendatang yang ikut mewarnai perkembangan Islam di Aceh. Agenda besarnya adalah meluruskan pemahaman Islam yang terlebih dahulu disebarkan oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Samatrani. Ajaran yang dikenal dengan nama wujudiyah ini dekat dengan pemikiran sufistik ibn Arabi atau wahdatul wujud. Menurut arRaniri, terdapat tiga alasan mengapa ajaran tersebut perlu ditentang. Pertama Wujudiyah identik dengan agama dan kepercayaan pra Islam seperti Nasrani, Majusi dan Brahmaniyah. Kedua, ajaran Wujudiyah sama dengan ajaran sekte-sekte sempalan dalam Islam pasca Rasulullah wafat, seperti Mu’tazilah dan Qadariyyah. Ketiga, Wujudiyyah merupakan pengamalan dari tarekat yang sesat dan  menyimpang dari konsep Islam Sunni. Penentangan ini disebabkan karena pada dasarnya ia adalah ulama’ sunni yang menganut paham Wahdatus Syuhud dalam konsep tasawufnya. Sementara dalam bidang keilmuan lainnya, seperti fikih jelas sekali bahwa ia merupakan Ulama’ sunni yang setia terhadap ajaran Asy’ariyah.Sikap non komprominya kepada terhadap para pengikut wujudiyah dikaitkan dengan kehidupan masa lalunya di India yang hidup dalam konflik berkepanjangan antara Hindu dan Islam yang tidak toleran.Kata Kunci: Nuruddin Ar-Raniri, Wujudiyyah, Tasawuf
Kajian Tafsir Mufassir di Indonesia Rithon Igisani
Potret Pemikiran Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v22i1.757

Abstract

Abstract. This article described the interpretation study carried out by the Mufassir in Indonesia. The term Mufassir is now important to revise in order to have that continuity among identity, tradition, and Al-Qur’an scientific study with their generations. The results showed that the practice of Qur'anic interpretation in Indonesia was spearheaded by Abdurrauf al-Singkil, Sheikh Nawawi al-Bantani, Mahmud Yunus, Ahmad Hasan Muhammad Hashbi Ash-Shiddiqy, HB Jassin, H. Bakri Syahid, Buya Hamka and Muhammad Quraish Shihab. The conclusion told that the style of interpretation in Indonesia contains three main dimensions, namely epistemology (source / method / criteria of Al-Qur'an knowledge), methodology (how to translate the dimensions of normativity of Al-Qur'an), and historical science. Therefore, the subjective nature of the Qur'an text turned into the objective nature of science text and then ethics (functioning the relationship between AlQur'an and social reality).  Keywords : Interpretation, Mufassir, Al-Qur'an  Abstrak. Tulisan ini menguraikan tentang kajian tafsir yang digeluti oleh para Mufassir di Indonesia. Dunia mufassir penting ditinjau kembali agar terjadi kesinambungan identitas, tradisi dan reproduksi keilmuan Al-Qur’an antar generasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik penafsiran Al-Qur’an di Indonesia dipelopori oleh Abdurrauf al-Singkil, Syekh Nawawi al-Bantani, Mahmud Yunus, Ahmad Hasan Muhammad Hashbi AshShiddiqy, H.B Jassin, H. Bakri Syahid, Buya Hamka, Muhammad Quraish Shihab.Kesimpulannya adalah corak kajian tafsir di indonesia mengandung tiga dimensi utama yaitu epistemology (sumber/cara/kriteria pengetahuan Al-Qur’an yang dipakai, metodologi (cara menerjemahkan dimensi normativitas Al-Qur’an yang dipakai), historis ilmu. Dengan demikian, sifat subjektif teks Al-Qur’an berubah menjadi sifat objektif teks ilmu. Kemudian, etika (memfungsikan hubungan antara Al-Qur’an dan realitas sosial).  Kata kunci : Tafsir, Mufassir, Al-Qur’an
KEDUDUKAN SUAMI-ISTRI (KAJIAN SURAH AN-NISA’ [4]: 34) Rahmawati Hunawa
Potret Pemikiran Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v22i1.758

Abstract

Abstract. This paper examined the position of husband and wife in according to Islam. Qs. an-Nisa '[4]: 34 becomes the focus of the reference and analysis on this topic. Qs Study. an-Nisa [4]: 34 highlights a lot about women. This Surah became the liberator of women from the injustice of society towards women since 15 centuries ago. In marriage, husbands are obliged to lead and protect their wives and all family needs, while women on the male side are like body organs on a body, men as heads, and women as bodies. Qs. an-Nisa '[4]: 34 explains the position of men is higher than women, this is intended to reinforce the division of tasks between men as husbands and women as wives. The mention of the words ar-Rijal and an-Nisa  in this verse does not emphasize biological significance, but rather character leadership and social functions. The figure of leadership (qawwam) is generally more dominantly indicated by men than women. The virtue of men in this verse is related to his responsibilities as head of the household. However, al-fadhl (excess) possessed by men does not make men (husbands) doing arbitrarily on their women (wives).  Keywords : Al-Rijal, An-Nisa‟, Qawwamun  Abstrak. Paper ini mengkaji tentang kedudukan suami dan istri dalam Islam. Qs. anNisa’ [4]: 34 menjadi fokus acuan dan analisis tentang topik ini. Kajian Qs. an-Nisa [4]: 34 ini banyak menyoroti tentang perempuan. Surah ini menjadi pembebas perempuan dari ketidakadilan masyarakat terhadap perempuan sejak 15 abad silam. Dalam pernikahan, suami wajib memimpin dan melindungi  isteri serta segala keperluan keluarga, sedangkan wanita di sisi kaum pria adalah laksana organ tubuh dalam raga yang satu, kaum pria sebagai kepala, sedangkan wanita sebagai badannya. Qs. an-Nisa’ [4]: 34 menjelaskan kedudukan laki-laki  lebih tinggi  dari perempuan, hal ini dimaksudkan untuk mempertegas pembagian tugas antara lakilaki sebagai suami dan perempuan selaku isteri. Penyebutan kata ar-Rijal dan anNisa’ dalam ayat ini tidak menekankan pada signifikansi biologis, tetapi lebih kepada kepemimpinan karakter dan fungsi sosial. Sosok kepemimpinan (qawwam) umumnya lebih dominan ditunjukkan oleh kaum laki-laki daripada perempuan. Keutamaan laki-laki dalam ayat ini dihubungkan dengan tanggung jawab nya sebagai kepala rumah tangga. Namun, al-fadhl (kelebihan) yang dimiliki oleh lakilaki lantas tidak menjadikan laki-laki (suami) berbuat semena-mena terhadap perempuan (isteri) nya.  Kata Kunci : Al-Rijal, An-Nisa‟, Qawwamun

Page 1 of 1 | Total Record : 5