cover
Contact Name
Zulfakriza
Contact Email
zulfakriza@gmail.com
Phone
+6281360729183
Journal Mail Official
secretariat@hagi.or.id
Editorial Address
Patra Jasa Tower, 18th Floor (Suite 1820), Jl. Gatot Subroto Kav. 32-34, Kuningan Jakarta Selatan
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Geofisika
ISSN : 0854352     EISSN : 24776084     DOI : https://doi.org/10.36435/jgf
Core Subject : Science,
Jurnal Geofisika [e-ISSN : 2477-6084] is a scientific journal published by Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI). This journal is referenced, each paper was assessed and evaluated by editors and reviewers who are experts in the relevant fields and come from education institutions and industry, both from within and outside the country. The published article covers all science and technology including Geophysics, Meteorology, Oceanography, Geology and Geodesy.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 15 No 3 (2017): Jurnal Geofisika" : 5 Documents clear
Relocation and Focal Mechanism of Aftershocks Pidie Jaya Earthquake (Mw6.5) Dec 7th, 2016 using BMKG Network Pepen Supendi; Andri D. Nugraha; Tony Agus Wijaya
Jurnal Geofisika Vol 15 No 3 (2017): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1668.997 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v15i1.19

Abstract

We have successfully relocated 74 out of 89 aftershocks until December 19, 2016, by using hypocenter double-difference method. We also have conducted focal mechanism analysis to estimate the type of fault slip. The results indicate improvement in hypocenter location, where the initial earthquakes focus depth at a fixed depth of 10 km have been updated and have described the patterns of active fault in the area trending Northwest-Southeast. The validity through the histogram of travel-time residual shows fairly good data processing where the residual value is close to zero (t.obs - t.cal ~ 0). Based on focal mechanism solutions of mainshock and two selected aftershocks, the type of fault is right lateral strike-slip.
Hypocenter relocations and tsunami simulation for the 15 November 2014 Northern Molucca Sea earthquake in Indonesia Aditya Riadi Gusman; Andri D. Nugraha; Hasbi Ash Shiddiqi
Jurnal Geofisika Vol 15 No 3 (2017): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2534.323 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v15i1.29

Abstract

A reverse fault earthquake (Mw 7.1) occurred in the Northern Molucca Sea, Indonesia, on 15 November 2014 at 2:31:40 UTC. The earthquake produced small tsunami waves that are recorded at Jailolo (9 cm), Tobelo (1 cm), and Menado (3 cm) tide gauges. The Indonesian Agency for Climatology, Meteorology, and Geophysics (BMKG) issued a timely (5 minutes after the earthquake) tsunami warning for the event. We used the teleseismic double‐difference seismic tomography method (teletomoDD) to relocate the hypocenters of the mainshock and the aftershocks. The relocated hypocenter of the mainshock for the 2014 Northern Molucca Sea earthquake is located at 1.923°N, 126.539°E, and depth of 48.87 km. In general, the relocated aftershock hypocenters are shallower than those from the BMKG catalog. The relocated hypocenters are distributed within a depth range of 6 to 64 km. The aftershock area from the relocated hypocenters is 80 km long and 55 km wide. The estimated seismic moment from the Global CMT solution (GCMT) was 4.75 × 1019 Nm. We simulated the tsunami from fault model of each GCMT nodal plane to find a fault model that can best explain the observed tsunami heights at Jailolo, Tobelo, and Menado tide gauges. The best single fault model for this event is dipping to the west, has fault length, width, and slip amount of 47 km, 25 km, and 1.16 m, respectively. The K value calculated using the observed and simulated tsunami heights for this best model is 1.026, suggests a very good fit to tsunami observations.
Peningkatan Akurasi Lokasi Gempa Mikro Dengan Menggunakan Metoda Double-Difference Dan Korelasi Silang Master Waveform Arifa Hijriani; David P. Sahara; Andri D. Nugraha; Irvan Ramadhan; R. P. Sidik
Jurnal Geofisika Vol 15 No 3 (2017): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3106.051 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v15i1.33

Abstract

Perekaman gempa mikro menjadi suatu metode yang umum dilakukan untuk memperkirakan struktur geologi pada suatu lapangan panas bumi. Data hasil perekaman gempa mikro di Lapangan Panas Bumi ARD, sebelum proses pemboran eksplorasi, diolah dan dianalisis dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memetakan struktur bawah permukaan. Jaringan seismik pada Lapangan Panas Bumi ARD terdiri dari 26 stasiun yang dipasang selama 8 bulan sejak Agustus 2011 dalam radius 20 km dari target reservoir. Terdapat 637 gempa mikro lokal yang berhasil terdeteksi dan terpetakan selama pengukuran berlangsung. Jumlah ini relatif besar untuk sebuah daerah yang masih dalam tahap awal eksplorasi panas bumi. Akan tetapi, akurasi penentuan lokasi hiposenter gempa mikro perlu ditingkatkan mengingat keberadaan kesalahan penentuan waktu tiba dan model kecepatan. Studi ini bertujuan untuk meminimalkan kesalahan akibat dua parameter tersebut dengan menggunakan metode korelasi silang dan double dierence. Korelasi silang waveform dengan master event diterapkan untuk meningkatkan kualitas penentuan waktu tiba. Terdapat 559 dan 527 pasangan waveform yang memiliki korelasi diatas 0.76. Gempa-gempa mikro yang muncul diinterpretasikan berasal dari bidang patahan yang sama. Koreksi waktu tiba rata-rata yang dihasilkan adalah sebesar 0.2 detik. Setelah dilakukan relokasi dengan metode double dierence, lokasi gempa bergeser sekitar 200 hingga 1500 m dan dihasilkan cluster gempa mikro yang lebih tajam. Kluster gempa mikro tersebut bersesuaian dengan struktur berarah Timur laut - Barat daya di lapangan ARD. Residual travel time gempa mikro juga menunjukkan penurunan yang signikan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa relokasi hiposenter dengan metode korelasi silang master event dan double difference berhasil mereduksi ketidakpastian lokasi hiposenter di lapangan ARD.
Stress Drop Variation di Sumatra Rahmat Setyo Yuliatmoko; Afnimar Afnimar; Indra Gunawan
Jurnal Geofisika Vol 15 No 3 (2017): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1512.952 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v15i1.14

Abstract

Sumatera merupakan daerah dengan kondisi tektonik yang rumit dimana terjadi konvergensi lempeng India terhadap lempeng Eurasia dan terdapat beberapa sesar aktif. Untuk melihat keaktifan daerah Sumatera penulis menghitung stress drop di Sumatera dan membahas bagaimana kaitanya dengan tektonik secara regional. Stress drop diperoleh dengan menganalisis spektrum displacement observasi menggunakan metode inversi nonlinier Nelder Mead Simplex. Dari penelitian ini didapatkan bahwa stress drop pada daerah crustal segment Siulak menghasilkan nilai terbesar yaitu 39.26 Mpa dikarenakan daerah tersebut memiliki slip rate yang kecil jika dibandingkan dengan segment lainnya di Sumatera. Zona Ninety East Ridge menghasilkan nilai stress drop yang kecil 2.6 - 4.3 Mpa dikarenakan daerah ini merupakan daerah rekahan serta patahan. Daerah accretional wedge menghasilkan nilai stress drop tinggi 20.65 Mpa, merupakan lapisan sedimen tebal sehingga mampu menahan stress. Zona Forearc basin menghasilkan nilai stress drop kecil 0.49 Mpa karena merupakan lapisan sedimen yang mudah mengalami deformasi. Stress drop di Sumatera dipengaruhi oleh tipe tektonik, material batuan, serta slip rate masing-masing region di Sumatera.
Studi Pemodelan Metode Time Domain Electromagnetic 3D untuk Model Homogen dan Berlapis Ida Bagus Suananda Yogi; Warsa Warsa
Jurnal Geofisika Vol 15 No 3 (2017): Jurnal Geofisika
Publisher : Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2203.542 KB) | DOI: 10.36435/jgf.v15i1.16

Abstract

Makalah ini membahas pemodelan sintetik data time-domain electromagnetic (TDEM) 3D untuk model bumi berlapis homogen dan bersifat isotropis. Beberapa model 3D dan bumi berlapis sederhana digunakan dalam pemodelan untuk mengetahui respon model. Pemodelan dilakukan menggunakan metode beda hingga domin-waktu (nite dierence time-domain) secara 3D. Metode beda hingga domin-waktu merupakan metode yang cukup intuitif untuk dipahami karena mengikuti proses induksi medan elektromagnetik di alam. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa semakin besar jarak transmitter-recevier, nilai arus yang diinjeksikan dan panjang transmitter, maka struktur dalam akan semakin mudah terdeteksi atau menghasilkan respon sinyal yang masih kuat. Fakta lain adalah bahwa nilai arus sangat berperan sebagai pengali nilai respon, termasuk panjang transmitter jika panjang transmitter tidak lebih besar dari jarak transmitter-receiver. Hasil lainnya adalah bahwa respon sinyal model bumi berlapis hasil pemodelan 1D serupa dengan hasil pemodelan 3D. Dari hasil pemodelan anomali balok secara 3D didapati bahwa dimensi lateral dari anomali balok mempengaruhi respon secara signikan. Namun, pemodelan 1D menghasilkan respon sinyal yang sama untuk model balok yang berbeda. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemodelan 3D model homogen isotropis menggunakan parameter akuisisi yang berbeda dapat mempengaruhi intesitas dari respon sinyal yang berujung pada sensitivitas pengukuran untuk mendeteksi anomali tertentu. Hal lain yang perlu dicermati adalah anomali 3D dapat menghasilkan model yang berbeda pada pemodelan 1D dan 3D, sehingga dimensi struktur perlu diperkirakan dalam mengolah data TDEM.

Page 1 of 1 | Total Record : 5