cover
Contact Name
Eldha Sampepana
Contact Email
editorjrti@gmail.com
Phone
+625417771364
Journal Mail Official
editorjrti@gmail.com
Editorial Address
Jl. MT. Haryono/ Banggeris No.1, Samarinda 75124 Tel.Fax: (0541) 7771364/ 745431 Whatsapp : 0821 5541 4969
Location
Kota samarinda,
Kalimantan timur
INDONESIA
Jurnal Riset Teknologi Industri
ISSN : 19786891     EISSN : 25415905     DOI : 10.26578
Jurnal Riset Teknologi Industri (JRTI) adalah jurnal ilmiah yang terbit secara berkala dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Memuat informasi bidang riset Teknologi Industri berupa hasil riset dan Ulasan Ilmiah bidang Perekayasaan Mesin, Pangan, Kimia Industri, Lingkungan dan Teknik Industri. Akreditasi Kemenristekdikti Akreditasi S2 Vol.10 No.1 Tahun 2016 samapi dengan Vol.14 No.2 tahun 2020. p-ISSN : 1978-6891, e-ISSN : 2541-5905.
Articles 306 Documents
Kombinasi Daging dan Jeroan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) terhadap Sifat Kimia dan Mikrobiologi Produk Bakasang Nova Patra Kumolontang; Mariati Edam
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6299

Abstract

Bakasang merupakan produk fermentasi yang umumnya dibuat dari jeroan ikan ataupun dari ikan-ikan kecil, dengan penambahan garam dan karbohidrat dan biasa digunakan sebagai bahan tambahan sambal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi daging dan jeroan ikan cakalang terhadap kualitas bakasang (sifat kimia dan mikrobiologi) yang dihasilkan. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental. Rancangan penelitian yang dilakukan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan percobaan kombinasi daging ikan dan jeroan ikan cakalang yaitu (A) daging ikan 100% : jeroan 0%, (B) daging ikan 95% : jeroan 5%, (C) daging ikan 90% : jeroan 10%, (D) daging ikan 85% : jeroan 15 %, dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Parameter yang dianalisis dari bakasang yaitu kadar protein, air, pH dan total BAL. Hasil analisis bakasang yang dihasilkan dari kombinasi daging dan jeroan ikan cakalang yaitu kadar protein (20.34-24.37%), air (48.95-60.91%), pH (5.50-5.54) dan total BAL (4.2x103-3.4x104cfu/g). Kombinasi daging ikan 85% : jeroan ikan 15% adalah kombinasi terbaik berdasarkan sifat kimia dan mikrobiologi dari produk bakasang yang dihasilkan karena memiliki kandungan protein (20.34%) yang tergolong tinggi, kadar air (48.95%) dan pH (5.50) terendah serta menghasilkan total BAL yang tertinggi yaitu 3.4 X 104(cfu/g).
Kadar Air, Piperin dan Minyak Atsiri Lada Produk UKM Samboja, UKM Bontang dan di Pasaran Samarinda Eldha Sampepana; Adhitya Rinaldi; Titik Nurwidayati; Suroto Hadi Saputro
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.14 No.2 Desember 2020
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v14i2.6672

Abstract

Luas perkebunan lada Provinsi Kalimantan Timur sebesar 8.921 ribu ha dan memiliki aroma lada yang menyengat serta pedas. Lada Kalimantan Timur belum dapat bersaing secara nasional maupun internasional karena mutu yang dihasilkan masih rendah sehingga dilakukan penelitian dengan tujuan mengkarakteristik kadar air, kadar piperin dan kadar minyak atsiri lada putih bubuk dan lada hitam bubuk produksi UKM Samboja dan UKM Bontang serta membandingkannya produk lada yang beredar di pasaran Samarinda. Metode sampling yang digunakan adalah mengambil sampel lada dari 3 lokasi yang berbeda yaitu UKM Samboja, UKM Bontang dan sampel lada yang beredar di Pasaran Samarinda (lada putih bubuk: kode C, D, E) dan lada hitam bubuk (kode X, Y). Hasil analisa lada dari ketiga lokasi pengambilan sampel secara berturut-turut adalah produk lada putih bubuk dengan parameter kadar air: (10,31%; 9,13%; 7,85%; 9,88%; 8,08%), kadar piperin: (4,62%; 5,16%; 5,58%; 6,11%; 6,05%). Minyak atsiri (2,34%; 3,49%; 4,17%. 4,11%; 3,57%). Hasil lada hitam bubuk dengan parameter kadar air: (10,98%; 7,57%; 9,18%; 7,34%), kadar piperin: (5,28%; 5,90%; 6,36%; 6,63%) dan minyak atsiri: (3,17%; 3,53%; 4,46%; 4,37%). Hasil analisa lada dari ketiga parameter tersebut memenuhi standar mutu (SNI 01-3717-1995, SNI 01-3179-1992, SNI 0004:2013, SNI 005:2013) dan standar mutu internasional (ASTA, ESA, IPC, ISO).
Isolasi Zat Warna Padat dari Limbah Kayu Ulin Haspiadi Haspiadi
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 1 No 2 Desember 2007
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.246 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v1i2.1394

Abstract

This experiment was purposed to isolate the colouring powder from “ulin”  wood waste. It has been done involved extraction process at the laboratory scale will weter solvent. From the result show that, the yield of extractives by purification was small, generally up to 6,12 -  7,98 %. However, without the purification after axtraction relatively high, generally up to 9,64 -  12.82 % because of contain impurities that are soluble in hexane
Aktivitas Antioksidan Fraksi-Fraksi dari Ekstrak Kunyit Putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) Suroto Hadi Saputra
Jurnal Riset Teknologi Industri VOL 10 NO.2 DESEMBER 2016
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4936.45 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v10i2.2566

Abstract

Conducted research on the antioxidant activity of the extract fractions white turmeric Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe). This study aims to determine the antioxidant activity of the extract fractions of white turmericCurcuma zedoaria (Berg.) Roscoe). The method used in the test is a UV /Vis spectrophotometer 210. Fractions obtained from the fractionation of the strongest based antioxidant activity assay is hexane: ethyl acetate. Results of the highest yield 3.9766 grams, the antioxidant activity of 66%, 1 (one) spot and 0.0517 gram-shaped crystals.ABSTRAKDilakukan penelitian tentang aktivitas antioksidan dari fraksi-fraksi ekstrak kunyit putih (C. zedoaria (Berg.) Roscoe). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi-fraksi dari ekstrak kunyit putih (C. zedoaria (Berg.) Roscoe). Metode yang digunakan dalam pengujiannya adalah UV/Vis 210 spektrofotometer. Dari hari fraksinasi didapat fraksi yang terkuat berdasarkan uji aktivitas antioksidan adalah pelarut heksan: etil asetat. Hasil rendemen tertinggi 3,9766 gram, aktivitas  antioksidan 66%, 1 (satu) buah spot dan berbentuk Kristal 0,0517 gram.Kata kunci: Rendemen, antioksidan, spot, kristalisasi
Pengaruh Surfaktan Terhadap Diameter Partikel, Viskositas dan Indeks Polidispersitas pada Pembuatan Sln dari Lemak Kakao Alfrida Lullung; Suprapti Suprapti
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 6 No 12 Desember 2012
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9849.2 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v6i12.1512

Abstract

Study the influence of surfactants on the particle diameter, viscosity and polydispersity index of Solid Lipid Nanoparticles in manufacturing (SLN) of the cocoa butter. Intended use of surfactants (lecithin and sodium dodecyl sulfate) in generating particle diameter, viscosity and polydispersity index suitable for the manufacture of Solid Lipid Nanoparticles of cocoa butter. Preparation of Solid Lipid Nanoparticles made by homogenizing a mixture of cocoa fat, distilled water and a surfactant (sodium dodecyl sulfate, and lecithin) using Ultra Thurax, speed of 1500 rpm with some formulations. Further characterized by means of Particle size analyzer (PSA). The results showed that Formula Solid Lipid Nanoparticles and surfactant lecithin produced polydispersity index is 0302-0389 and is monomodal compared to surfactant sodium dodecyl sulfate with a higher polydispersity index is above 0.5 for 0848-1215 and are polymodal. For lecithin surfactant particle diameter on particle diameter 426.2 - 654.3 nm corresponding to the diameter of Solid Lipid Nanoparticles range is 50-1000 nm. While the surfactant sodium dodecyl sulfate particles with a diameter of 2813.5 to 3976.7 nm diameter beyond the range of Solid Lipid Nanoparticles, on the use of surfactant lecithin viscosity of 0.8980 and 0.8878 and the surfactant sodium dodecyl sulfate at 0.8878.
Prototipe Alat Pencacah Kulit Kayu Bangkal (Nauclea subdita) Budi Tri Cahyana; Ratri Yuli Lestari; Mohammad Listianto Raharjo
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.13 No.2 Desember 2019
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.855 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v13i2.5100

Abstract

Kulit kayu bangkal (Nauclea subdita) dimanfaatkan masyarakat Kalimantan Selatan sebagai bahan baku kosmetik alami berupa bedak dingin atau pupur bangkal. Potensi ini dimanfaatkan dan diteliti lebih lanjut oleh Baristand Industri Banjarbaru yaitu berupa sebagai bahan baku kosmetika dan farmasi. Pembuatan ekstrak kulit kayu bangkal menggunakan bahan baku yang telah dihaluskan. Proses ini dilakukan secara manual dengan cara memotong dan menumbuk. Perancangan prototipe alat pencacah kulit kayu bangkal bertujuan mempermudah proses penghalusan dan meningkatkan hasil produksi. Prototipe yang telah dibuat memiliki dimensi panjang 27 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 11 cm. Motor listrik sebagai sumber putaran pisau pencacah memiliki masukan daya 186 W dan tegangan 220 V. Kapasitas maksimal alat pencacah adalah 1,855 kg/jam. Modal tetap dalam pembuatan alat pencacah kulit kayu bangkal sebesar Rp 3.025.000. Sedangkan biaya operasional yang meliputi biaya energi listrik, biaya penyusutan dan biaya perawatan adalah sebesar Rp 385,15/kg.
Produksi Biogas dari Limbah Kelapa Sawit Menggunakan Bioreaktor Up-Flow Anaerobik Sludge Blanket (UASB) Hermanto Hermanto; Arba Susanty
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 9 No 1 Juni 2015
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7656.894 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v9i1.1704

Abstract

Palm oil mills produce wastewater containing organic matter that has the potential to produce biogas as an energy source. Up-Flow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) bioreactor is a wastewater treatment technology that has a high organic content, with using microbiology to degrade the content of contaminants. The purpose of this study was to determine the amount of impairment of biogas production from wastewater COD and TSS POM using UASB bioreactor (Up Flow Anaerobic Sludge Blanket). This research method is done by designing asidogenik and methanogenic reactor, reactor assembling and testing reactor apparatus.The result from this research show UASB reactor that use to process the waste water from palm oil plant  has the potential to produce biogas  22.8 to 26.4 liters with a daily production ranges from 0.3 to 3.3 liters. This biogas containing methane gas (CH4) ranged 36.92 - 48.08%. Optimal feeding time 10-12 days of incubation. The results of first experiment show the decrease level of COD of 983 mg / L or a decline of 98% and in the second trial is 972 mg / l or 97% .ABSTAKPabrik kelapa sawit menghasilkan limbah cair yang mengandung bahan organik  yang berpotensi menghasilkan biogas sebagai sumber energi. Teknologi bioreaktor Up-Flow Anaerobik Sludge Blanket (UASB) adalah teknologi pengolahan limbah cair yang memiliki kandungan organik tinggi, dengan pemanfaatan mikrobiologi untuk mendegradasi kandungan kontaminan dalam limbah.  Selain dapat mengurangi dampak negatif lingkungan, bioreactor UASB dapat menghasilkan energi berupa biogas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah produksi biogas, penurunan nilai COD dan TSS  dari limbah cair PMKS dengan menggunakan bioreaktor UASB . Metode penelitian ini dilakukan dengan merancang disain reaktor asidogenik dan metanogenik,  merangkai reaktor  dan menguji coba rangkaian alat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa air limbah dari proses pengolahan pabrik minyak kelapa sawit berpotensi menghasilkan biogas  sebesar  22,8 – 26,4 liter  dengan produksi harian berkisar antara 0,3 – 3,3 liter.  Waktu feeding optimal 10 – 12 hari inkubasi. Hasil penurunan percobaan 1 kadar COD  sebesar  983 mg/l atau terjadi penurunan 98%  dan pada percobaan 2 sebesar 972 mg/l atau terjadi  penurunan  97 %.  Kata kunci : UASB, limbah cair kelapa sawit, biogas.
Proses Produksi Wax Jenis Fully Refined (Frw) Dari Hard Semi Refined (Hsr) Dalam Rangka Meningkatkan Nilai Tambah Fauziati Fauziati
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 4 No 7 Juni 2010
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1309.108 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v4i7.1464

Abstract

Wax is solid material  product and derivative product  of natural oil processing.  It has various level of smoothness. flexibility  and melting  point. PT. Pertamina  Processing  Unit (UP) V Balikpapan  is one of wax products in East Kalimantan.  Indonesia.  Pertamina produces 5 (five) types of wox which are Fully Refined Wax (FRW).  Hard Hard Paper (HHP).  Hard Semi Refined  wax (HSR).  Yellow Batik Wax (YBW)  and Match Wax  (MW). These waxes  are produced by four steps processes like dewaxing. sweating. treating  and molding. In domestic  purposes.  HHP is used for the raw material of paper  coating industry: HSR is used for the material  of lighting wax products  and for the raw material  of another  type of wax. FRW Match Wax is used the raw material  of match processing. yellow batik  wax is used for batik WaX and FRW (export grade) is used for fruit  coating industry  and cosmetic.  )n the production of sweating with VTS (vertical tube stove). domestic grade is produced and It  and it includes  HHP. HSR. Match wax and yellow botik wax. The  process of  sweating with sweating box produces export grade wax and the result is Fully Refined Wax. (FRW).  The process  of making  Fully Refined Wax in the laboratory  scale uses HSR wax with 14% oil content. yellow to brown color and grasy. melting point 580-600 C.  This process includes de-oiling process  (to reduce oil content) step by step (every 2 degrees)  heating from the temperature 480C  to 580C (melting point of oil). Therefore the change of color occurs from yellow to bright white. not oily and odorless like the type of FRW wax.
Pengaruh Rasio Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) dan Sukrosa Serta Lama Waktu Osmosis Terhadap Sifat Kimia Sari Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Suroto HS; Eldha Sampepana; Arba Susanty
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.11 No.2 DESEMBER 2017
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.777 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v11i2.3464

Abstract

Penelitian pembuatan konsentrat sari buah naga merah telah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh rasio buah naga merah:sukrosa dan waktu osmosis terhadap sifat kimia  konsentrat sari buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor pertama adalah rasio buah naga merah:sukrosa terdiri dari 4 (empat) taraf yaitu k1 (1:1), k2 (1:2), k3 (k1:3) dan k4 (1:4). Faktor kedua adalah waktu osmosis terdiri dari 3 (tiga) taraf yaitu t1 (24 jam), t2 (48 jam) dan t3 (72 jam). Data dianalisis dengan analisis sidik ragam pada taraf signifikan 5% guna mengetahui pengaruh perlakuan. Jika tedapat pengaruh maka dilanjutkan dengan uji Duncan multiple rank test (DMRT) pada taraf signifikan 5% guna mengetahui perbedaan antar taraf perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ratio buah naga merah dan sukrosa memberikan pengaruh nyata pada taraf signifikan 5%. Dari perlakuan tersebut diperoleh konsentrat sari buah naga merah berkadar sukrosa 9,65 % (k3), pH sebesar 5,5, kadar antosianin 11,82%, kadar vitamin C 17,16 mg/100 ml (k1) dan aktivitas antioksidan 83,09% (k4). 
Pemanfaatan Limbah Penyamakan Kulit Menjadi Gelatin untuk Industri Pangan Sugihar tono
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 7 No 14 Desember 2013
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12979.497 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v7i14.1537

Abstract

Solid wastes generated from tanning process create a major problem for leather industry, if not handled properly will cause  problem and invironmental pollution.The tanning process of 1000 kg raw hide, will yield 150-200 kg leather and generated nearly 850 kg as solid wastes,   that is consist of solid wastes generated during pre-tanning processes as much as 80 %, while 20 % of of the wastes are caused by post tanning processes. Waste that can be processed into gelatin for food industry are generated during pre-tanning process. Acid process produce  type A gelatin, with higher yield than the alkaline process. Alkaline process produces B gelatin with gelatin characteristics such as molecular weight, viscosity, and gel strength is better than the acid process. Gelatin for food industry use : foam-forming, binders, stabilizers, fillers, coatings, nutrien enrichment, precipitate, gelling, adhesive, viscosity enhancers, emulsifier, finning agent, crystal modifier, and tickeners. 

Page 1 of 31 | Total Record : 306