Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah
Ruang lingkup Jurnal Jendela PLS meliputi : Pengembangan sosial dan pembangunan masyarakat pendidikan orang dewasa dan andragogi pendidikan keluarga, gender dan anak usia dini pendidikan kecakapan hidup pemberdayaan masyarakat model, strategi dan metode pelatihan dan kursus model, strategi dan metode pembelajaran pendidikan masyarakat / nonformal
Articles
74 Documents
SIKAP DAN PARTISIPASI PEDAGANG DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN
Lilis Karwati;
H Syaefuddin;
Lesi Oktiwanti
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 1, No 1 (2016): Jendela PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (55.102 KB)
|
DOI: 10.37058/jpls.v1i1.126
Abstract: Attitudes toward cleanliness traders will affect the high participation of traders in waste management so that more and better attitudes towards cleanliness of its environment, public participation in managing the waste, the better. The attitude then form an awareness of environmental hygiene is an important factor in creating a clean environment.The purpose of this study was to determine the relationship between attitudes towards cleanliness with the participation of traders in waste management.The method used in this research is descriptive analytic using a quantitative approach in order to describe and gave a very deep meaning. A population of 229 people and the sample as many as 58 people.The impact of the results obtained by the higher level of awareness trader attitudes towards cleanliness, the higher the participation of traders manage waste in creating a cultural environment clean. Society jointly participate in the management of the process and the results will provoke a far more optimal than the way the applied current. Keywords: Relationships attitude, cleanliness, and participation in waste management
Analisis Kebijakan dan Program Pendidikan Masyarakat pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM)
Lulu Yuliani
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 1, No 1 (2016): Jendela PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (29.619 KB)
|
DOI: 10.37058/jpls.v1i1.134
Abstract: Community Learning Center is a non-formal educational institution that aims to serve the community. Services CLC in meeting the educational needs is very important, especially for people in need. Basically the goal of CLC presence in a community is to realize an improved quality of life of the community in the broadest sense. An understanding of the quality of life of a community is determined by the values of life and believed by the community. CLC (community based education) is the actualization characterized the (1) the support of the community in various forms; (2) community involvement in decision-making; (3) a partnership in which citizens participate in a relationship that is aligned with program managers; (4) ownership in which citizens participate in control of all decisions related to educational programs outside of school. CLC is the quality and quantity of public participation in the planning, establishment, implementation, and development. Keywords: Policy, Public Education, Community Learning Center
PENGARUH LAMA BELAJAR PAUD TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD (Studi Pada Siswa SD Faforit di Kota Tasikmalaya)
YUS DARUSMAN;
RULI AS'ARI;
LULU YULIANI
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 2, No 1 (2017): JENDELA PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37058/jpls.v2i1.453
ABSTRAK: Tujuan yang ingin dicapai dari penilitian ini adalah menemukan besarnya pengaruh lama belajar di PAUD terhadap prestasi belajar siswa di SD. Lama Belar di PAUD ada yang 1 tahun hingga 4 tahun, mulai dari umur 3-4 tahun pada kelompok bermain (KOBER) atau Play Group hingga umur 5-6 tahun pada Taman Kanak-kanak, kelas 0 kecil dan 0 besar atau (pra Sekolah). penelitian akan digunakan penelitian kuantitatif pada SD-SD Vaforit yang ada kota Tasikmalaya, yaitu SD Citapen, SD Nagarawangi, SD galungung, dan SD Pengadilan. Sampel adalah siswa SD kelas 1. Data prestasi belajar diambil dari nilai raport kelas 1. Data lama belajar di PAUD diambil dari buku induk siswa SD ditambah wawancara dengan Guru kelas 1 SD dan dekumentasi yang ada di sekolah. Analisis data digunakan regresi dan korelasi non farametrik dengan anlisis jalur atau Pert Analisis. Hasil penelitian akan bermanfaat bagi pemerintah, Tutor PAUD dan guru SD bahwa idealnya lama belajar di PAUD dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar di SD. Sekaligus akan menambah keyakinan atau menggugurkan keyakinan bahwa lama belajar di PAUD berpengaruh terhadap prestasi belajar di SD dan bahkan terhadap belajar selanjutnya.Kesimpulan penelitian ini pada beberapa SD yang Ada dikota Tasikmalaya, hanya menerima siswanya yang pernah belajar di PAUD. Begitu pentingnya PAUD sehingga menjadi syarat untuk masuk SD dikota – kota besar. Sementara didaerah –daerah masih banyak penduduk yang tidak memiliki PAUD dan bahkan apabila adapun letaknya sulit dijangkau oleh anak seusia PAUD. Kata Kunci : Lama belajar , Prestasi belajar, Siswa SD
UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK TUTOR DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
Wiwin Herwina;
Wasmin Al risyad
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 1, No 1 (2016): Jendela PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (95.232 KB)
|
DOI: 10.37058/jpls.v1i1.133
Abstract: Tutor as one important component in the education system, it acts as a good teacher. Tutor is a private tutor, lecturer or tutor extra / teaching. Where the tutor is a term for those who teach in non-formal education, despite being a tutor is a tutor in formal education. Tutor is the citizens who have advantages (expertise, skills, abilities) in the field of knowledge and skills, particularly in teaching and managing livelihood, and who are interested and willing to become a tutor, has a high spirit of dedication in guiding the learners in study groups to improve knowledge sesamanya.Kompetensi pedagogic skills tutor still inadequate particularly in regard to their field. Many of them are not or less capable of presenting and delivering education that actually qualified. To improve pedagogical tutor, according to Slamet (1999) there are four fundamental business should be done in an educational institution, which is to create "win-win" (win-win) and not the situation "lose-win"; the need is grown their intrinsic motivation to everyone involved in the process of grabbing quality; and every director should be a process-oriented and long-term results. Keywords: Tutor Competence, Community Learning Center
STUDI DESKRIPTIF LAYANAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS PENDIDIKAN MULTIKEAKSARAAN DI PROVINSI DKI JAKARTA
ADI IRVANSYAH
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 2, No 1 (2017): JENDELA PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37058/jpls.v2i1.451
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyelenggaraan layanan Taman Bacaan Masyarakat ditinjau dari konsep pendidikan Multikeaksaraan di DKI Jakarta. Berawal dari fenomena yang menunjukkan tingkat keberaksaraan masyarakat di DKI Jakarta tidak lagi pada membca dan menulis secara dasar tetapi keberksaraan yang dibutuhkan di DKI Jakarta lebih bersifat komprehensif.. Selain itu, penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui peran Taman Bacaan Masyarakat dalam memelekkan aksara masyarakat dilihat dari Pendidikan multikeaksaraan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survai, penelitian deskriptif bertujuan untuk menempatkan kondisi pada fokus penelitian. Data yang diperoleh dapat dideskripsikan sesuai fenomena yang terjadi ditempat penelitian. Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah pengelola TBM di Wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini menunjukkan bahwa layanan taman bacaan masyarakat bukan hanya sekedar perpustakaan yang menyediakan koleksi buku, tetapi layanan taman bacaan masyarakat dapat diakses dengan pengembangan keberaksaraan masyarakat secara komprehensif, sehingga layanan Taman Bacaan Masyarakat berfungsi sebagai sumber belajar masyarakat, tempat belajar masyarakat dan tempat rekreasi masyrakat. Terintegrasinya layanan digital literasi, layanan mendongeng, bedah buku memberikan warna terhadap keberaksaraan masyarakat yang memberikan pengaruh kepada literasi masyarakat secara menyeluruh, sehingga dapat menciptakan budaya masyarakat pembelajar.
KEARIFAN LOKAL DAN PRILAKU MASYARAKAT KAMPUNG NAGA (Studi tentang Mitos Kampung Naga yang Berhubungan dengan Pelestarian Budaya )
Lilis Karwati
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 2, No 1 (2017): JENDELA PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37058/jpls.v2i1.450
ABSTRAK: Kearifan lokal ini menggambarkan cara bersikap dan bertindak kita untuk merespon perubahan-perubahan yang khas dalam lingkup lingkungan fisik maupun kultural. Pada masa kini kearifan lokal menjadi kecenderungan umum masyarakat Indonesia yang telah menerima otonomi daerah sebagai pilihan politik terbaik. Pengertian ini melihat kearifan lokal tidak sekadar sebagai acuan tingkah-laku seseorang, tetapi lebih jauh, yaitu mampu mendinamisasi kehidupan masyarakat yang penuh keadaban, kampung Naga merupakan kampung budaya yang menjadi salah satu potensi wisata Kabupaten Tasikmalaya selain potensi wisata lainnya. Oleh karena itu peran masyarakat sebagai salah satu dasar peningkatan peran kearifan lokal yang dimiliki masyarakat adat kampung Naga.Tujuan penelitian Memberikan pemahaman yang seluas-luasnya kepada masyarakat tentang arti penting pelestarian budaya untuk kelangsungan hidup warga masyarakat kampung Naga Metode deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi pada masa sekarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. sampel secara purposif , jumlah sampel sebanyak 20 orang. Hasil penelitian nilai filosofis sebagai landasan berperilaku. Ketaatan dan pewarisan budaya yang berupa tata nilai, norma dan kaidah sosial terus berlangsung dari generasi ke generasi, sehingga mereka menjadi satu kesatuan dalam lingkungan tatanan kehidupan sosial budaya dan lingkungan alam. Simpulan penelitian Nilai-nilai kearifan lokal yang mendasari cara berpikir dan berperilaku terefleksikan di dalam tatanan hidup bermasyarakat , pengelolaan dan pendayagunaan lingkungan alam yang terus dipertahankan hingga lingkungan hidup memberikan daya dukung berkelanjutan bagi masyarakat kampung Naga . Kata kunci : Pelestarian budaya kampung Naga
PRINSIP ANDRAGOGI PADA PERFORMASI TUTOR PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Lilis Karwati
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 1, No 1 (2016): Jendela PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (177.817 KB)
|
DOI: 10.37058/jpls.v1i1.125
Adult Education is a process where people who already have a social role as adult learning activities are continuous and systematic with the aim to make the changes in knowledge, attitudes, values, and skills, so that in the process of teaching should be done through the implementation of Andragogy learning methods so that tutors in conducting educational programs in the field of School accordance with prinsiporangdewasa approach so that the goal of building human and nation building can be achieved. various policies set by the government, but on the field, not a few adults who have to get out of school education, for example in the form of skills training, courses, upgrading and so forth. To membelajarkan adults through adult education can be done by various methods and strategies needed. In this case, the adult learning has a maturity of self-concept moves from dependency as occurs in childhood toward independence or self-direction.Keywords: Andragogi, Tutor Performance.
MODEL PENGEMBANGAN KEMITRAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT
Lesi Oktiwanti;
Adang Danial;
H Syaefuddin
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 1, No 1 (2016): Jendela PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (449.024 KB)
|
DOI: 10.37058/jpls.v1i1.131
Abstract: This study aims to determine the development of the Partnership Non-Formal Education and Informal Corporate Social Responsibility (CSR) in Empowering Communities conducted in Program "Village Caang" by Creative Institute Collaborate with CSR Chevron Village Mekarjaya District of Sukaresmi, as well as in the village Sarimukti and Karyamekar in District Pasirwangi Garut. Garut. This research uses descriptive method with qualitative approach case study through data collection techniques of interview, observation and documentation on PGPA (Policy, Government and Public Affairs) Chevron CSR; Program manager and field manager of The Creative Institute as Chevron CSR program vendor; and community group beneficiaries Caang Village Program. Based on this research, it is known that The Creative Institute in collaboration with CSR Chevron developed the idea of self-sufficient villages integrated with the name of the village Caang: Caang listrikna which means light of the house with the electrical installation, Caang Otakna which means open society and have the knowledge and skills to meet the needs and empowering lives through the use of natural resources around, Caang Pesakna means people become self-reliant and economically empowered. Keyword: Corporate Social Responsibility, Partnership, Community development, Non Formal and Informal Education.
Pelatihan Pengrajin Kelom Geulis Berbasis Entrepreneur dalam Meningkatkan Kemandirian Berwirausaha di Kecamatan Taman Sari Kota Tasikmalaya
YULIANI, LULU
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 2, No 1 (2017): JENDELA PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (414.137 KB)
|
DOI: 10.37058/jpls.v2i1.455
Abstrak— Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelatihan Pengrajin Kelom Geulis Berbasis Entrepreneur dalam Meningkatkan Kemandirian Berwirausaha di Kecamatan Taman Sari Kota Tasikmalaya. Pelatihan ini diselenggarakan di Pesantren Darul Ulum Kecamatan Taman Sari Kota Tasikmalaya. Program pelatihan dan pengembangan berfungsi sebagai proses transformasi. Pada masyarakat yang tidak terlatih diubah menjadi berkemampuan dan berkulitas dalam berwirausaha, sehingga dapat diberikan tanggungjawab lebih besar untuk mandiri dalam memulai usahanya mengembangkan dan mengangkat inovasi para pengrajin kelom geulis mampu menciptakan berbagai bentuk dan motif yang lebih variatif dan menarik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Peneliti mengadakan pengamatan dan mencari data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari responden yang   diamati. Peneliti secara terus menerus melaksanakan wawancara dengan informan secara mendalam untuk mengumpulkan data dari pengrajin kelom geulis. Hasil penelitian menunjukan Peningkatan kemampuan identifikasi diri ditunjukan oleh kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang terjadi pada diri peserta pelatihan. Peserta pelatihan merasa bangga dan senang karena setelah mengikuti program pelatihan memiliki kesempatan untuk mengembangkan usaha sendiri dan memiliki kegiatan sehari-hari. Keywords— Pelatihan, Pengrajin Kelom Geulis, Berwirausaha.
PEMBINAAN GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK (Pengaruh Bantuan Layanan Profesional terhadap Kreativitas Guru di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya)
Mumu, H;
Madjid, Adjid
Jendela PLS: Jurnal Cendekiawan Ilmiah Pendidikan Luar Sekolah Vol 2, No 1 (2017): JENDELA PLS
Publisher : Jurusan Pendidikan Masyarakat Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37058/jpls.v2i1.448
Abstrak: Bantuan layanan profesional oleh kepala sekolah yang bertanggung jawab dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan, diharapkan para guru memperoleh pengetahuan yang lengkap sebagai landasan dalam melaksanakan tugasnya. Demikian juga pengetahuan yang dimilikinya dapat meningkatkan dan mengembangkan kreativitasnya dalam pembelajaran. Guru yang kreatif adalah guru yang mampu mengaktualisasikan dan mengekspresikan secara optimal segala kemampuan yang dimilikinya dalam rangka membina dan mendidik anak didiknya dengan baik, termasuk memiliki sikap kepekaan, inisiatif, cara-cara baru dalam mengajar, kepemimpinan serta tanggung jawab yang tinggi dalam pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pelaksanaan bantuan layanan profesional kepada guru-guru PAUD di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya; (2) kreativitas guru-guru PAUD di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya; dan (3) pengaruh bantuan layanan profesional terhadap kreativitas guru-guru PAUD di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Penelitian ini merupakan penelitian “ex post factoâ€. Subyek penelitian ini adalah guru-guru PAUD di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya yang berjumlah 35 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Analisis data menggunakan analisis deskiptif kuantitatif. Selanjutnya penyajian data menggunakan teknik tabulasi atau persentase jawaban dari keseluruhan responden. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Pelaksanaan bantuan layanan profesional kepada guru-guru PAUD mencakup sasaran-sasaran bantuan layanan profesional, prinsip-prinsip yang digunakan dalam memberikan layanan bantuan profesional, dan teknik yang digunakan dalam melaksanakan bantuan layanan profesional, intensitasnya termasuk dalam kategori “baikâ€; (2) Kreativitas guru yang mencakup inisiatif pembelajaran, sikap kreatif para guru, dan kompetensi pembelajaran, intensitasnyatermasuk dalam kategori “tinggiâ€; dan (3) pelaksanaan bantuan layanan profesional memberikan sumbangan efektif sebesar 92% terhadap kreativitas guru.