cover
Contact Name
Yusuf Rahman
Contact Email
ushuluna@uinjkt.ac.id
Phone
+628128340778
Journal Mail Official
ushuluna@uinjkt.ac.id
Editorial Address
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Tangerang Selatan
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin
ISSN : 24609692     EISSN : 2721754X     DOI : 10.15408
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin is a journal published by the Faculty of Ushuluddin Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. The journal is published twice annually (June and December) and consists of articles on Qur’anic studies and interpretation, hadith and Prophetic tradition, religious studies, and mysticism.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 1 No. 1 June 2015" : 7 Documents clear
Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Studi Perbandingan Agama M Ridwan Lubis
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 1 No. 1 June 2015
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.639 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i1.15148

Abstract

Studi Perbandingan Agama adalah berbicara tentang berbagai fenomena dalam, hubungan antar umat beragama sebagai fenomena dalam kehidupan umat beragama. Oleh karena itu, studi Perbandingan Agama tidak bisa dilepaskan keterkaitannya dengan pola hubungan yang terjadi di antara umat beragama baik dari mereka yang satu agama maupun berbeda agama. Pluralitas sosial adalah merupakan kenyataan dalam kehidupan beragama di Indonesia. Agama-agama di nusantara setuju atau tidak, telah mengalami proses adaptasi, akomodasi, dan seleksi dengan tradisi masyarakat yang sudah berkembang sebelumnya. Oleh karena itu maka tidak bisa dielakkan terjadinya agama yang berbunga-bunga di Indonesia. Oleh karena itu mengharapkan adanya kesatan wajah agama tertentu di nusantara menjadi suatu hal yang sulit terwujudkan. Karena memang terjadinya kecepatan penyiaran agama di Indonesia tidak terlepas dari adanya peluang yang diberikan kepada calon penganut untuk melakukan tafsiran, penghayatan serta pengamalan ajaran agama mengikuti tradisi yang sudah terbangun sebelumnya. Interaksi diantara umat beragama melahirkan dua kemungkinan yaitu integrasi dan konflik. Analisa tentang hal ini tidak bisa hanya didekati melalui hukum dan etika agama. Akan tetapi juga melalui analisa sosiologis sehingga agama-agama dapat memberikan sumbangan bagi penguatan kerukunan bangsa. Selama ini, pemerintah maupun masyarakat terkesan ada kelupaan memberdayakan lulusan Perbandingan Agama untuk menjadi tenaga pendorong, penggagas maupun penggerak program kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Oleh karena itu, sudah saatnya apabila pemerintah memberikan perhatian bagi pengembangan studi Perbandingan Agama serta pemanfaatannya bagi penguatan integrasi bangsa guna memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia
Perayaan Tahun Baru Imlek Dalam Masyarakat Tionghoa Di Indonesia M Ikhsan Tanggok
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 1 No. 1 June 2015
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.05 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i1.15150

Abstract

Hari raya Imlek adalah hari raya orang Tionghoa. Hari raya ini berdasarkan perhitungan lunar (bulan). Pada masa Orde Baru berkuasa, hari raya Imlek ini dilarang oleh pemerintah untuk dirayakan oleh orang-orang Indonesia peranakan Tionghoa, karena pemerintah merasa khawatir dapat mengganggu program assimilasi yang dicanagkan oleh pemerintah Orde Baru. Tulisan ini berusaha menjelaskan hari raya Imlek orang Tionghoa dan apa saja yang dilakukan orang Tionghoa dalam merayakan hari raya tersebut. Dalam tulisan ini juga menjelaskan tentang apakah hari raya Imlek itu sebagai hari raya agama atau bukan. Agama Khonghucu mengaggap hari raya Imlek sebagai hari raya umat Khonghucu, sedangkan umat lain juga merayakannya dan menganggap hari raya Imlek tidak ada kaitan dengan agama
Makna Huruf Jar Lam Dalam Al-Qur'an M Suryadinata
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 1 No. 1 June 2015
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.134 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i1.15140

Abstract

Tulisan ini mewacanakan tentang aneka makna dari huruf jar lam dalam ayat-ayat al-Qur'an. Urgensi mempelajari aspek penambahan makna dari huruf jar khususnya lam antara lain; dapat mengatakan makna suatu kata dalam al-Qur'an secara tepat menurut konteksnya, dapat mengetahui makna dari ayat al-Qur'an secara holistik, dan dapat mengetahui salah satu aspek kemukjizatan al-Qur'an lantaran keunggulan dan keindahan susunan bahasa kalimatnya. Menurut Jamal al-Din Ibn Hisyam dalam Mugni Labib menyatakan bahwa, makna pokok dari huruf jar lam seluruhnya ada 21, antara lain: istihqaq (berhak), ihtisah (syibh milk), al-milk, tamlik (kepemilikan), syibh tamlik, taukid al-nafyi, bermakna ila, bermakna 'ala (isti'la haqiqi), bermakna fi, bermakna 'inda, ta'lil, bermakna ba'da, bermakna ma'a, bermakna min, taballug (menyampaikan), bermakna 'an, sairurah (menjadi sebaliknya), ta'ajjub tanpa qasam, ta'ajjub yang disertai qasam, ta'diyah, dan taukid (huruf ziyadah). Dengan demikian, setiap kata yang didahului huruf jar lam tersebut memiliki makna tambahan dan titik tekan yang berbeda yang dapat menjelaskan atau mengungkap makna pokok dari ide gagasan sebuah kalimat lantaran dibubuhi huruf jar lam tersebut. Sehingga, huruf jar lam yang disisipkan merupakan sudah pilihan yang pas sesuai dengan konteks ayat tersebut.
Pencegahan Paham Radikalisme Agama Melalui Pendekatan Keagamaan Yang Moderat A M Romly
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 1 No. 1 June 2015
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.262 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i1.15151

Abstract

Radikalisma merupakan gejala kemasyarakatan yang senantiasa muncul dalam kehidupan kita. Manifestasi radikalisme sering berbentuk kekerasan, karena radikalisme mengandung sifat-sifat ketidaksabaran dan pemaksaan. Motivasi radikalisme pun tidak tunggal, bisa politik dan bisa keagamaan, bahkan bisa sekaligus politik dan keagamaan. Radikalisme dan kekerasan yang menyertainya muncul bukan hanya dalam satu agama, karena semua agama mempunyai potensi. Dalam sejarah kita menyaksikan bahwa radikalisme dan kekerasan bisa munsul dan terjadi di semua agama. Situasi seperti ini hendaknya disadari oleh semua lapisan masyarakat. Karena tanggungjawab untuk mencegah muncul dan terjadinya radikalisme dan kekerasan merupakan tanggungjawab semua orang. Karena itu semua lapisan masyarakat harus berupaya melakukan langkah-langkah yang tepat untuk mencegahnya, agar kehidupan masyarakat senantiasa rukun dan damai.
Kebanggaan Berbahasa (Linguistic Pride) Pada Masyarakat Banun Binaningrum
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 1 No. 1 June 2015
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.552 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i1.15144

Abstract

Linguistic pride is condition where someone or a group of society fell comfort in using a language that they choose and use to communicate with other in their groups. Discussing of linguistic pride, has close relation to the attitude of language. There are 3 positive characteristics of language attitude: Lingusitic pride, the awareness of language norm, and language loyalty. These three positive characteristics are crucial factors for the success in the efforts of language preservation in facing any external pressures to the society as the owner of language who actually has more dominant influence may describe their linguistic pride of the language. language attitude refers to any kind of behaviour to the language and how the language is behaved by the society. includes the attitude in planning and preserving the language. Language contact which includes in it; the switching code and mixing code may influence the linguistic pride of the society. When someone mostly use both of switching and mixing code in his/her communication, it may describe his/her to the language the used. Language dominance is another thing that may influence the linguistic pride. In multilingual society, the language dominance may occur when each group do not respect each other and do not preserve their language. Tp avoid the dominance of language especially in multilingual society, it is important to put and use the language of each group in proper situation and place in accordance with the agreement among each groups in the society. Language dominance has close relation to the linguistic power and linguistic force. And both of them can measured by some indicators, i.e: Demography. Spreadness, Economy, Ideology, and Culture, the factors of language attitude, Language contact, and Language dominance are the crucial factors that can describe the linguistic pride may also influence to the genociidng of language. All of those, of course is determined by the users of the language itself and their efforts to preserve their language. 
Kebutuhan Untuk Mempromosikan Irfan Dalam Sufisme Perkotaan Kautsar Azhari Noer
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 1 No. 1 June 2015
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.854 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i1.15153

Abstract

Kata irfan dalam Persia yang berarti tasawuf. Dalam bahasa Arab yang berarti al-Ma'rifah. Irfan yang dimaksud adalah bentuk tasawuf Ibn Arabi dan sering disebut sebagai tasawuf filosofis (al tashawuf al falsafi). Jika merujuk pada tasawuf Ibn Arabi, maka konsep teori ini mendukung penuh wahdat al-wujud Ibn Arabi. Dan makna ma'rifah (dalam bahasa Arab) menjadi sinonim dari makna irfan. Wahdat al-wujud dalam pemahaman Sunni sebagai tasawuf filosofis yang bersandar dengan Al-Qur'an. Menurut Ibn Arabi tidak ada tasawuf tanpa Al-Qur'an. Bagaimana pemhaman ini jika diimplementasikan pada masa sekarang yang modern? Tulisan ini akan menjelaskan mengenai konsep tasawuf Ibn Arabi (Irfan) dalam masyarakat perkotaan. Yang pertama kali diseut dengan istilah Urban Sufism
Mengenal Tafsir Rasulullah Hamdani Anwar
Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin Ushuluna: Jurnal Ilmu Ushuluddin | Vol. 1 No. 1 June 2015
Publisher : Faculty of Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.632 KB) | DOI: 10.15408/ushuluna.v1i1.15146

Abstract

Penafsiran al-Qur'an pada dasarnya sudah ada sejak masa Rasulullah bahkan beliau adalah penafsir al-Qur'an pertama. Rasulullah seringkali didatangi sahabat yang tidak memahami kandungan wahyu yang global ataupun rinci kemudian Rasulullah menjelaskan kandunganya kepada mereka. Namun demikian, tafsir ini mempunyai krakteristik yang sangat unik karena penafsiranya termasuk bagian dari hadis Nabi, Tafsir Rasulullah saw sebagian besar merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para Sahabat atau yang lain kepadanya, Tafsir Rasulullah saw jarang ditujukan untuk penetapan hukum, karena ketika itu semua hukum telah dapat dipahami dari kandungan ayat atau penjelasan Rasulullah sendiri serta tingkat validitasnya sangat kuat dibandungkan tafsir produk intelektual yang hidup setelah wafatnya Rasulullah Saw.

Page 1 of 1 | Total Record : 7