cover
Contact Name
Wening Sri Wulandari
Contact Email
jurnal.phh@gmail.com
Phone
+628129427717
Journal Mail Official
jurnal.phh@gmail.com
Editorial Address
Jl. Gunung Batu 5, Bogor 16610, Indonesia. Tlp. : +62-251-8633378 Fax. : +62-251-8633413
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Hasil Hutan
ISSN : 02164329     EISSN : 24428957     DOI : 10.20886/jphh
Jurnal Penelitian Hasil Hutan adalah jurnal ilmiah nasional yang mempublikasikan tulisan yang telah dicermati oleh Dewan Redaksi dan Mitra Bestari di bidang hasil hutan. Tulisan dalam Jurnal Penelitian Hasil Hutan mencerminkan inovasi dan hasil penelitian dasar dan terapan yang berkualitas di bidang hasil hutan. Topik tulisan penelitian hasil hutan meliputi: 1. Anatomi bahan berlignoselulosa 2. Sifat fisik dan mekanik bahan berlignoselulosa 3. Teknologi serat bahan berlignoselulosa 4. Papan komposit bahan berlignoselulosa 5. Biodeteriorasi dan pengawetan bahan berlignoselulosa 6. Teknologi pengeringan hasil hutan 7. Penggergajian dan pemesinan kayu 8. Pengolahan hasil hutan kayu dan bukan kayu 9. Pengolahan kimia dan energi hasil hutan 10. Ilmu kayu dan teknologi hasil hutan Keteknikan hutan 12. Pemanenan hasil hutan kayu dan bukan kayu
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 4 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan" : 5 Documents clear
PENGARUH P'ERMETRIN TERHADAP SIFAT FISIS, MEKANIS DAN KEAWETAN PAPAN PARTIKEL I M Sulastiningsih; Jasni Jasni; M I lskandar
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 4 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.16.4.219-229

Abstract

Industri papan partikel di Indonesia pada umumnya menggunakan jenis kayu dengan kelas awet rendah sebagai bahan bakunya sehingga mudah diserang oleh organisme perusak kayu misalnya rayap. Oleh karena itu untuk meningkatkan keawetan papan partikel tersebut perlu dilakukan pengawetan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan pengawet permetrin terhadap sifat fisis, mekanis dan keawetan papan pertikel kayu karet dengan menggunakan perekat urea formaldehida cair. Kandungan bahan aktif permetrin dalam larutan bahan pengawet yang digunakan adalah 36,8% dan kodar bahan pengawet yang ditambahkan dalam perekat urea formaldehida adalah 0%; 0,25%; 0,50%; 0,75% dan 1% dan berat perekat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan pengawet permetrin dalam perekat urea formaldehida pada pembuatan papan partikel kayu karet hanya berpengaruh pada sifat pengembangan tebal setelah direndam air dingin selama 24 jam, modulus patah dan kuat pegang sekrup tegak lurus permukaan papan partikel. Secara keseluruhan penambahan bahan pengawet permetrin pada perekat urea formaldehida dalam pembuatan papan partikel dapat meningkatkan kestabilan dimensi dan sifat mekanis papan partikel. Pemberian bahan pengawet permetrin dengan kadar 0,25% dalam perekat urea formaldehida efektif untuk menahan serangan rayap kayu kering pada papan partikel.
PRODUKTIVITAS PENYARADAN PADA BERBAGAI LEBAR JALUR TEBANG, JENIS TRAKTOR DAN TINGKAT KELERENGAN DI AREAL TEBANG JALUR TANAM INDONESIA Dulsalam Dulsalam
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 4 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.16.4.177-190

Abstract

Penelitian pengaruh lebar jalur tebang, jenis traktor dan tingkat kelerengan terhadap produktivitas penyaradan di areal Tebang Jalur Tanam Indonesia (TJTI) dilakukan di sebuah Hak Pengusahaan Hutan di Kalimantan Barat pada tahun 1996. Tujuannya adalah mendapatkan informasi tentang pengaruh lebar jalur tebang, jenis traktor dan tingkat kelerengan terhadap produktivitas penyaradan di areal TJTI. Data lebar jalur tebang, jenis traktor, tingkat kelerengan, jarak sarad, waktu kerja penyaradan dan volume kayu yang disarad dikumpulkan. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :Waktu kerja penyaradan kayu untuk Traktor Caterpillar D 7 G don Komatsu D 85 ESS berturut-turut berkisar antara 5,91-6,99 menit/hm dengan rata-rata 6,44 menit/hm dan berkisar antara 5,93-6,78 menit/hm dengan rata-rata 6,27 menit/hm.Produktivitas traktor Caterpillar D 7 G berkisar antara 4,43-8,91 m3/jam-hm dengan rata- rata 7,04 m3/jam-hm, sedang produktivitas traktor Komatsu D 85 ESS berkisar antara 4,85- 8,77 m3/jam-hm dengan rata-rata 6,96 m3/jam-hm.Trakt.or Caterpillar D 7 G dan Komatsu D85 ESS memiliki produktivitas yang tidak berbeda nyata. Demikian halnya dengan produktivitas traktor pada kelerengan bergelombang (B1) dan agak curam (B2) tidak berbeda nyata pada taraf α 0,05.Rata-rata produktivitas penyaradan pada jalur tebang 50 m, JOO m dan 200 m berturut- turut adalah 4,78; 7,52 dan 8,59 m3/jam-hm. Produktivitas penyaradan pada lebar jalur tebang berbeda nyata yaitu yang paling besar pada lebar jalur tebang 200 m.Disarankan bahwa traktor Caterpillar D 7 G dan Komatsu D 85 ESS digunakan untuk penyaradan kayu pada lebar jalur tebang 150 m dan 200 m.
PEMANFAATAN KAYU MANGIUM (Acacia mangium Wild) SEBAGAI BAHAN BAKU PULP KERTAS KORAN Rena M Siagian; Han Roliadi; Bambang Prasetya; Didiek H Gunadi
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 4 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.16.4.191-200

Abstract

Percobaan pembuatan pulp secara kimia-termomekanik (CTMP) dalam skala laboratorium telah dilakukan dengan menggunakan kayu mangium untuk tujuan kertas koran. Percobaan ini dilakukan untuk modifikasi pembuatan pulp secara termo-mekanik (TMP). Pemberian bahan kimia untuk tujuan pelunakan serpih dilakukan sebelum pemisahan serat pada suhu kamar dengan tekanan atmosflr. Bahan kimia yang digunakan adalah larutan NaOH sebanyak 0, 4 dan 8%. Serpih yang telah lunak diberi perlakuan uap pada suhu 140ºC dengan waktu bervariasi, yaitu 10, 15 dan 20 menit. Pemisahan serat dilaksanakan pada tekanan 2,2 Bar. Pemutihan pulp menggunakan hidrogen peroksida dalam dua tahap. Tahap pertama menggunakan konsentrasi peroksida 2% dan tairap kedua 4%. Pulp putih dijadikan lembaran setelah digiling sampai mencapai derajat kehalusan serat 200-300 ml CSF.Pelunakan serpih dengan alkali sebanyak 4% pada waktu kukus selama 10 menit memberikan rendemen pulp belum putih lebih tinggi daripada penggunaan alkali 0% atau disebut juga proses TMP konvensional walaupun waktu kukusnya lebih panjang (20 menit). Kondisi pengolahan tersebut juga menghasilkan serat yang hancur lebih sedikit dibandingkan dengan proses TMP. Sifat pulp CTMP dari kayu mangium dengan menggunakan alkali 4% dan waktu kukus 15 menit dapat memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk kertas koran, kecuali kekuatan sobeknya. Dibandingkan dengan pulp TMP, maka pulp CTMP dari kayu mangium dapat memberikan sifat keteguhan yang memadai, bagian serat yang hancur lebih sedikit serta kebutuhan energi lebih rendah.
STUDI KASUS ALIH TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTAN LEPAS PANEN DI KPH KUNINGAN D Martono; Triyono P
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 4 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.16.4.201-208

Abstract

Industri pengolahan rotan washed and sulfunzed (W&S) yang menggunakan bahan baku rotan lepas panen telah dibangun di KPH Kuningan (Jawa Barat) untuk keperluan studi alih teknologi. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi: 1) sejauh mana alih teknologi dapat diadopsi oleh masyarakat yang tinggal di sekitar hutan di KPH Kuningan dan 2) penerimaan pasar terhadap rotan W&S hasil pengolahan masyarakat.Hasil studi menunjukkan bahwa alih teknologi berjalan secara efektif dimana prosedur pengolahan rotan dapat dipahami dengan mudah oleh masyarakat sehingga kegiatan pengolahan rotan berjalan baik. Setiap hari dapat diproduksi 300 batang rotan W&S yang kualitasnya sesuai dengan permintaan pasar. Studi ini menilai bahwa penerapan pengolahan rotan panen bermanfaat bagi petani atau masyarakat pedesaan. Meskipun demikian, penyempumaan teknologi pengolahan rotan lepas panen yang ditunjang analisis biaya masih perlu dilakukan. Dengan cara ini, rotan W&S hasil pengolahan masayarakat dapat dijual secara bersaing di pasaran.
PENGARUH JENIS KAYU DAN BAHAN PENGHAMBAT API TERHADAP SIFAT PERAMBATAN API Tjutju Nurhayati
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 4 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.16.4.209-218

Abstract

Pengaruh perlakuan pelaburan 4 jenis kayu hutan tanaman industri yaitu tusam (Pinus merkusii), mangium (Acacia mangium), sengon (Paraserianthes falcataria) dan meranti (Shorea sp.) dengan 2 jenis bahan penghambat api yaitu hartindo dan natrium silikat terhadap sifat perambatan api dibahas dalam penelitian ini. Parameter yang diamati adalah suhu awal dan akhir pembakaran, penurunan berat, panjang dan laju dari perambatan api. Hasil menunjukkan bahwa :1.Suhu awal pembakaran, kadar penurunan berat dan laju perambatan api yang paling rendah yaitu masing­masing 82°C-101°C dan 1,93%­2,705% serta 58.14 cm/menit­65,41 cm/menit terdapat pada kayu meranti. Suhu awal pembakaran yang paling tinggi terdapat pada tusam yaitu 126°-173,5°C, sedang kadar penurunan berat dan laju perambatan api yang paling tinggi terdapat pada sengon yaitu 5,21%­7,51% serta 106,11 cm/menit­110,4 cm/menit.2.Kayu mangium dan sengon yang diproteksi dengan natrium silikat berpengaruh pada sifat perambatan api yaitu kadar penurunan berat dan laju perambatan api menjadi lebih rendah dibandingkan dengan kayu tanpa proteksi.3.Bahan penghambat api natriumsilikat lebih baik dari hartindo dalam hal mereduksi kadar penurunan berat pada kayu tusam, mangium dan sengon.4.Kayu meranti tidak perlu diproteksi dengan bahan penghambat api oleh karena sifat perambatan api dari kayu ini tanpa proteksi adalah yang terbaik dibandingkan dari ketiga jenis lainnya (walaupun jenis ini dilapisi oleh bahan penghambat api).

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

1999 1999


Filter By Issues
All Issue Vol 40, No 3 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 1 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 38, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 36, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 4 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 4 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 4 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 33, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 32, No 4 (2014): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 32, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 32, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 32, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 4 (2013): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 3 (2013): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 3 (2012): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 4 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 3 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 28, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 4 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 3 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 4 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 3 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 5 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 4 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 3 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 5 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 4 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 22, No 4 (2004): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 22, No 3 (2004): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 22, No 2 (2004): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 22, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 21, No 3 (2003): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 21, No 2 (2003): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 21, No 1 (2003): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 5 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 4 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 3 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 2 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 20, No 1 (2002): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 4 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 3 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 2 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 19, No 1 (2001): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 3 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 2 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 18, No 1 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 4 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 3 (2000): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 2 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 17, No 1 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 5 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 4 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 3 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 2 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 1 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 8 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 7 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 6 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 5 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 4 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 3 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 2 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 15, No 1 (1997): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 10 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 9 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 8 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 7 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 6 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 5 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 4 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 3 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 2 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 14, No 1 (1996): Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 8 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 7 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 6 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 5 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 4 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 3 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 2 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 13, No 1 (1995): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 6 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 5 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 4 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 3 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 2 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 12, No 1 (1994): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 8 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 7 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 6 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 5 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 4 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 3 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 2 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 11, No 1 (1993): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 6 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 5 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 4 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 3 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 2 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 10, No 1 (1992): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 7 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 6 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 5 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 4 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 3 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 2 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 9, No 1 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 6 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 5 (1991): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 4 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 3 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 2 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 8, No 1 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 7, No 4 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 7, No 3 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 7, No 2 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 7, No 1 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 8 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 7 (1990): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 6 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 5 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 4 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 3 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 2 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 6, No 1 (1989): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 7 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 6 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 5 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 4 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 3 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 2 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 5, No 1 (1988): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4, No 4 (1987): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4, No 3 (1987): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4, No 2 (1987): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 4, No 1 (1987): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 3, No 4 (1986): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 3, No 3 (1986): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 3, No 2 (1986): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 3, No 1 (1986): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 2, No 4 (1985): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 2, No 3 (1985): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 2, No 2 (1985): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 2, No 1 (1985): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 1, No 4 (1984): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 1, No 3 (1984): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 1, No 2 (1984): Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 1, No 1 (1984): Jurnal Penelitian Hasil Hutan More Issue