cover
Contact Name
Agus Mursidi
Contact Email
fkip@unibabwi.ac.id
Phone
+6287886950001
Journal Mail Official
agusmursidi@unibabwi.ac.id
Editorial Address
Jln. Ikan Tongkol No 1 Banyuwang Kelurahan Kertosari
Location
Kab. banyuwangi,
Jawa timur
INDONESIA
SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
ISSN : 20866135     EISSN : 2541612X     DOI : 10.36526/sosioedukasi
Core Subject : Education, Social,
urnal sosioedukasi (e-ISSN: 2541-612X, Print ISSN 2086-6135) diterbitkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Banyuwangi, diterbitkan dua kali setahun pada bulan mei dan november. fokus Scientific Journals of Education and Social. Jurnal sosioedukasi mencakup semua bidang dan periode dalam Pendidikan dan sosial, yang membahas semua aspek pendidikan termasuk ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Semua pendekatan bisa di terima. Jurnal ini menerima berbagai format termasuk artikel dari forum ilmiah, esai ulasan, dan masalah khusus. Editor juga menerima ulasan buku untuk diterbitkan di bagian khusus dari publikasi. Artikel-artikel tersebut dapat ditulis untuk disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Articles 129 Documents
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 NEGARA Rudri Ni Ketut
SOSIOEDUKASI Vol 7 No 2 (2018): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.223 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar IPA anata siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, perbedaan prestasi belajar IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi,perbedaan pretasi belajar IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatiftipe STAD dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah,dan untuk mengetahui adanya interaksi yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan motivasi belajar terhadap pretasi belajar siswa Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII di SMP Negeri 2 NegaraKabupaten Jembrana yang berjumlah 246 orang. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling berjumlah 120 orang. Penelitian ini menggunakan Post-test Only Control Group Design dan dengandesain factorial 2 x 2. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Data analisis dengan menggunakan uji ANAVA dua jalur.Hasil penelitian ini dapat disimpulkan terdapat perbedaan prestasi belajar IPA pada siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD, baik pada siswa yang memilki motivasi belajar tinggi maupun pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.Simpulan yang kedua ,ada pengaruh interaksi anatar penerapan model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap pretasi belajar IPA pada siswa kelas VII smp Negeri 2 Negara. Kata Kunci. Model Pembelajaran,Pembelajaran kooperatif tipe STAD. Motivasi Belajar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX H SMP NEGERI 2 NEGARA Suarna I Nyoman
SOSIOEDUKASI Vol 7 No 2 (2018): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.328 KB)

Abstract

Penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan motivasi dan prestasi prestasi belajar IPA siswa. Motivasi belajar IPA siswa terus mengalami peningkatan dari siklus ke siklus hingga mencapai kategori tinggi pada siklus II yaitu 76,11. Rata-rata nilai prestasi belajar IPA siswa mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, yaitu 66,06 pada refleksi awal, meningkat menjadi 72,97 pada siklus I, dan meningkat menjadi 78,09 pada siklus II, daya serap siswa secara klasikal pada refleksi awal sebesar 66,06%, pada siklus I sebesar 72,97%, dan meningkat pada siklus II menjadi sebesar 78,09%, dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan dari siklus ke siklus, yaitu sebesar 34,29% pada refleksi awal, meningkat menjadi 62,86% pada siklus I, dan meningkat menjadi 88,57% pada siklus II. Tanggapan siswa terhadap penerapan model ini tergolong positif yaitu sebesar 55,63. Implementasi model Group Investigation dapat meningkatkan motivasi dan prestasi prestasi belajar IPA siswa kelas IX.H SMP Negeri 2 Negara karena pada langkah groupping, guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok kondusif, siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk merencanakan (planning) semua penyelesaian masalah, guru membimbing siswa melakukan investigasi dan mengorganisasikan permasalahan yang ditemukan, mempresentasikan hasil diskusi yang telah mereka lakukan, serta siswa dan guru mengkaji dan mengevaluasi hal-hal yang telah dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
UPAYA PENINGKATAN INTENSITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS TERSETRUKTUR UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 NEGARA Rahmi Miftachul; Khawakib Jawahirul
SOSIOEDUKASI Vol 7 No 2 (2018): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.882 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Negara dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas, dalam penelitian ini guru berusaha mencari jawaban atas masalah yang menyebabkan tujuan pembelajaran yang diharapkan sulit dicapai, lalu mencari alternatif pemecahan masalah, dan mencoba menerapkannya, dalam hal ini penulis mencoba meneliti dengan judul: ” Sejauh mana Model Pemberian Tugas Tersetruktur dapat meningkatkan intensitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran Matematika pada kelas VIII B SMP Negeri 2 Negara” . Setelah melalui proses penelitian yang seksama maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut; 1) pembelajaran yang disertai pemberian tugas tersetruktur dapat mengoptimalkan intensitas belajar serta tanggung jawab peserta didik dalam proses pembelajaran; 2) pemberian tugas tersetruktur dapat meningkatkan tanggung jawab siswa secara individual dan kelompok sehingga dapat meningkatkan ketuntasan belajar, khususnya mata pelajran Matematika ; 3) Pemberian Tugas Tersetruktur sangat efektif diterapkan pada mata pelajaran Matematika guna meningkatkan kuantitas dan kualitas pembelajaran serta ketuntasan belajar (mastery learning).
PENERAPAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA Wicaksono Hariberthus
SOSIOEDUKASI Vol 8 No 1 (2019): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.908 KB)

Abstract

Masalah penelitian ini adalah bagaimana bimbingan dan konseling berbasis Islami yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Tujuan penelitian ini mengetahui apakah bimbingan dan konseling berbasis Islami efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). Sampel sejumlah 10 siswa dipilih secara random sampling. Bimbingan dan konseling berbasis Islami yang dikembangkan merupakan proses pemberian bantuan oleh konselor kepada individu melalui suasana kelompok dengan berlandaskan pada nilai-nilai islam dalam al-qur’an dan hadist, yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dengan memanfaatkan pikiran dan pengalaman anggota kelompok. Hasil implementasi model menunjukkan bahwa model bimbingan dan konseling berbasis Islami terbukti efektif dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa. Tingkat kecerdasan emosional mengalami kenaikan sebesar 13,3 % dari sebelumnya 54,7% meningkat menjadi 67.9 %. Disarankan bagi guru khususnya guru bimbingan dan konseling untuk selalu meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling, dan model bimbingan dan konseling berbasis Islami yang diterapkan dalam penelitian ini hendaknya dapat digunakan konselor sebagai salah satu bentuk layanan dalam membantu siswa SMA untuk meningkatkan kecerdasan emosional.
EFEKTIFITAS TEKNIK SOSIODRAMA DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATKAN PERCAYA DIRI SISWA Mulyanto I Wayan
SOSIOEDUKASI Vol 8 No 1 (2019): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.822 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil pengamatan saat peneliti melakukan praktek mengajar di SMP Negeri 1 Licin, serta hasil dari sosiometri yang telah dilakukan saat praktik mengajar disana ada beberapa anak mereka selalu mendapat peringkat dikelasnya dan mendapat nilai yang bagus tetapi mereka jarang dipilih untuk diajak belasar kelompok, serta informasi dari guru BK bawasannya mreka jarang bersosialisasi dan cenderung pendiam. Pertanyaan peneliti ini adalah Efektifitaskah teknik sosiodrama dalam bimbingan kelompok terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa kelas VIII B SMP Negri 1 licin semester genap tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Disni peneliti melakukan 2 kali penyebaran angket, angket pertama disebarkan sebelum melakukan bimbingan kelompok, setelah penyebaran angket pertama diketahu hasilnya peneliti membagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dibagi 2 kempok dilakukan bimbingan kelompok sebanyak 8 kali pertemuan setelah menyelesaikan 8 kali pertemuan peneliti menyebar angkaet untuk ke 2 kalinya. Setelah mendapatkan hasil peneliti meghitung menggunakan manual dan SPSS untuk mengetahui peningkatan rasa percaya diri siswa.Kesimpulan hasil penelitian ini adalah efekti teknik sosiodrama dalam bimbingan kelompok terhadap peningkatan rasa percaya diri siswa kelas VIII B SMP Negri 1 Licin semester genap tahun ajaran 2017/2018. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Penggunaan teknik sosiodrama dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, mengingat bahwa masalah percayadiri berkaitan dengan pencapaian prestasi siswa disekolah. (2) Penggunaan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama akan lebih efektif apabila konselor lebih kreatif mengembangkan naskah drama dan isi drama yang digunakan,yang dapat merubah sikap dan kebiasaan siswa.
PENGARUH SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH PADA REMAJA DI KOTA BANYUWANGI Arie Ramadhani; Arifin Miftahul
SOSIOEDUKASI Vol 8 No 1 (2019): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.947 KB) | DOI: 10.36526/sosioedukasi.v8i1.888

Abstract

Secara umum tujuan dari analisis mendalam adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi predictor sikap dan perilaku melakukan hubungan seksual pra nikah. Unit sampel yang digunakan dalam analisis semua perempuan dan pria belum kawin. Analisis dilakukan dengan bivariat dan multivariat. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat dan menguji hubungan antara variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh, sedangkan analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan beberapa variabel pengaruh terhadap variabel terpengaruh, berdasarkan data kategorik dilakukan dengan regresi logistic sederhana. Temuan relevan hasil studi menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin,tempat tinggal, punya teman yang telah melakukan hubungan seksual pra nikah, dan adanya dorongan dari teman yang pernah melakukan hubungan seksual pra nikah merupakan variabel paling berpengaruh secara bermakna terhadap sikap remaja melakukan hubungan seksual pra nikah. Variabel lain seperti pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ternyata tidak berpengaruh terhadap sikap remaja melakukan hubungan seksual pra nikah, artinya remaja yang tahu atau tidak tahu tentang kesehatan reproduksi tidak berpengaruh terhadap sikap remaja melakukan hubungan seksual pra nikah.
METODE PEMBELAJARAN PKN PROBLEM BASE LEARNING (PBL) DAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) TERHADAP AKTIFITAS BELAJAR SISWA DI SEKOLAH Bahri Syaiful
SOSIOEDUKASI Vol 8 No 1 (2019): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.815 KB)

Abstract

Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran yang monoton dari waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam artikel ilmiah ini adalah metode library research. Hasil kajiannya yaitu pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran, penerapan metode pembelajaran berbasis masalah (problem base learning) dan pembelajaran Student Facilitator And Explaining (SFAE) supaya dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk membangun sendiri pemahamannya melalui pemecahan masalah yang dekat dengan pengalamannya.
HUBUNGAN PEMBERIAN PENGUATAN (REINFORCEMENT) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISIWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BANYUWANGI Mulyati Ni Wayan Karang
SOSIOEDUKASI Vol 8 No 1 (2019): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.772 KB)

Abstract

Pada masa remaja seorang mengalami berbagai permasalahan, salah satunya kurangnya kemampuan dalam mengendalikan diri, maka perilaku negatif bisa muncul pada masa remaja. Perilaku negatif tersebut adalah perilaku agresi, munculnya perilaku agresi bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya kurangnya kontrol diri yang dimiliki. Adapun yang menjadi Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Adakah hubungan Pemberian Penguatan (Reinforcement) terhadap Motivasi Belajar Pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2017/2018? Adakah hubungan Pemberian Penguatan Positif (Positive Reinforcement) Pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2017/2018?, Adakah hubungan Pemberian Penguatan Negatif (Negative Reinforcement) terhadap Motivasi Belajar pada siswa SMP Negeri 2 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2017/2018? Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode analisa data statistik dengan rumus Product Moment dan obyek yang di teliti adalah seluruh siswa kelas VIII sejumlah 311 siswa, sedangkan penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Proporsional Random sampling. Sehingga ditentukan responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyuwangi yang diperoleh dari tabel didapatkan sebanyak sampel 60 siswa. Sedangkan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yaitu metode angket, dokumenter, dan metode interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “Ada Hubungan Pemberian Penguatan (reinforcement) dengan Motivasi Belajar Pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2017/2018 sebesar 0,964 dengan r tabel 5% sebesar 0,254 dan 1% sebesar 0,330.
MENGATASI PERILAKU TERISOLIR SISWA MENGGUNAKAN KONSELING BEHAVIOUR TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BANGOREJO BANYUWANGI Khawakib Jawahirul
SOSIOEDUKASI Vol 8 No 2 (2019): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.089 KB) | DOI: 10.36526/sosioedukasi.v8i2.891

Abstract

Salah satu penyebab siswa terisolir diantaranya adalah kurangnya minat bersosial dan kurangnya kemampuan siswa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Salah satu masalah yang dimiliki oleh siswa terisolir adalah kurangnya keasertifan pada siswa sehingga mengakibatkan semakin terasingkannya siswa dari pergaulan teman sekelasnya. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana menngatasi perilaku terisolir siswa menggunakan konseling behavior dengan teknik assertive training. Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan penelitian pada rumusan masalah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subyek penelitian dalam penelitian ini berjumlah dua orang siswa dari kelas XI. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pedoman observasi daftar cek dan skala penilaian siswa terisolir serta pedoman wawancara. Instrument tersebut telah diuji cobakan untuk digunakan dalam penelitian. metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik trianggulasi. Hasil penelitian perilaku terisolir siswa sebelum diberikan konseling behavior dengan teknik asertif menunjukkan bahwa minat bersosial siswa terisolir tergolong sedang, kemampuan menyesuaikan diri, kepercayaan diri, respon saat kegiatan, kemampuan bertenggang rasa, kemampuan sportif serta perlakuan teman juga tergolong sedang. Sedangkan kategori tinggi hanya dicapai pada aspek penampilan. Setelah siswa terisolir diberikan konseling behavior dengan teknik asertif, terjadi peningkatan pada beberapa aspek, diantaranya adalah minat bersosial meningkat 15%, kemampuan bersosial meningkat 7%, kepercayaan diri meningkat 4%, kemampuan bertenggang rasa meningkat 5%, dan perlakuan teman meningkat sebanyak 2%. Dapat dilihat dari meningkatnya minat bersosial siswa yang ditandai dengan bertambahnya teman yang dimiliki, siswa terisolir juga tidak lagi menjauhi ataupun ditolak ketika siswa ingin bergabung dalam kelompok. Keasertifan sangat penting dikuasai bagi siswa terisolir. Melalui penyampaian asertif yang tepat, siswa terisolir dapat mengurangi tekanan yang diberikan oleh pihak lain.
HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DAN KEMATANGAN KEJURUAN DENGAN MOTIVASI BEKERJA PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DI SMK PGRI JAJAG BANYUWANGI Saman Mohammad
SOSIOEDUKASI Vol 8 No 2 (2019): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.314 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan bimbingan karir dengan motivasi bekerja, (2) hubungan kematangan kejuruan dengan motivasi bekerja, (3) hubungan bimbingan karir dengan kematangan kejuruan, dan (4) hubungan bimbingan dan karir kematangan kejuruan dengan motivasi bekerja. Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK di Banyuwangi, sampel penelitian diperoleh 90 siswa melalui teknik sampling proporsional. Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI Jajag. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dengan kuesioner. Metode yang digunakan oleh peneliti menggunakana metode ex post facto. Teknik analisis yang digunakan peneliti adalah teknik analisis korelasional. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) variabel bimbingan karir sebagian besar (81,1%) termasuk kelompok tinggi, variabel kematangan kejuruan sebagian (61,1%) termasuk kelompok cukup dan variabel motivasi bekerja sebagian (74,4%) termasuk kelompok cukup, (2) terdapat hubungan yang signifikan antara bimbingan karir dengan motivasi bekerja pada siswa ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,315, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara kematangan kejuruan dengan motivasi bekerja pada siswa ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,302, (4) terdapat hubungan yang signifikan antara bimbingan karir dengan kematangan kejuruan pada siswa ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,252, (5) terdapat hubungan yang signifikan antara bimbingan karir dan kematangan kejuruan secara bersama-sama dengan motivasi bekerja pada siswa ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda sebesar 0,390.

Page 3 of 13 | Total Record : 129