cover
Contact Name
Ahmad Syamsuddin
Contact Email
syamsuddin.iyf@gmail.com
Phone
+6281290969387
Journal Mail Official
bimasislam.ejournal@gmail.com
Editorial Address
Kantor Kementerian Agama, JL. MH. Thamrin No.6 Jakarta Pusat
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Bimas Islam
ISSN : 19789009     EISSN : 26571188     DOI : https://doi.org/10.37302/jbi
Core Subject : Religion, Social,
Jurnal Bimas Islam adalah terbitan berkala ilmiah yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama. Terbit pertama kali pada tahun 2008 dalam bentuk cetak hingga tahun 2018 dan ditingkatkan menjadi Jurnal Elektronik (OJS) pada tahun 2019. Mendapat akreditasi dari LIPI pada tahun 2016. Jurnal ini memuat Ringkasan Hasil Penelitian, Tinjauan Teori, Artikel Ilmiah yang dikemas secara sistematis dan kritis di bidang Bimbingan Masyarakat Islam secara luas.
Articles 281 Documents
DAKWAH MUHAMMADIYAH MELALUI OPTIMALISASI PERAN PEREMPUAN DALAM DAKWAH AISYIYAH Rohana
Jurnal Bimas Islam Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.495 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.55

Abstract

Optimizing the role of women in Aisyiyah da'wah, it is very effective to be a good example to others. And there are several problems to optimize these efforts including: 1). How to grow personal initiative on the part of women as preachers. 2). What factors influence the lack of Islam knowledge in the da'wah field. 3). How far is the role of Aisyiyah in the Kassi-kassi - Karunrung branch of Makassar City in Islamic education. The research method used is Field Research with a qualitative approach, which produces descriptive data. The steps are as follows: a). Interview method b). Observation method. c). Documentation method. Thus, it was obtained the results that the activities various types carried out it turned out evidently the Jamaah Movement and the da'wah which were still lacking in demand. This is due to their importance understanding lack of the women role in preaching to support various matters related to the Islam activities which are in accordance with the teachings of the Prophet Muhammad. The meetings intensity is more quality so that importance women's awareness of implementing da'wah especially in the scope of Aisyiyah. Provision of various facilities such as the books, social media communication provision related to Syiar and maximizing discussions on religion through the study of the Al Quran. This activity is also a contribution form to the country to teach life safe, comfortable, safe and calm and keep away from ignorance, have ethos and enthusiasm in advancing public welfare, not doing badness, empowering the community and giving the people great benefits. Abstraksi: Optimalisasi peran perempuan dalam dakwah Aisyiyah, sangat efektif menjadi contoh yang baik kepada orang lain. Dan ada beberapa permasalahan untuk mengoptimalkan upaya tersebut diantaranya: 1). Bagaimana menumbuhkan inisiatif pribadi pada pihak perempuan sebagai Pendakwah. 2). Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kurangnya pengetahuan Islam di bidang dakwah. 3). Sejauh mana peranan Aisyiyah ranting Kassi-kassi cabang Karunrung Kota Makassar dalam pendidikan Islam. Metode penelitian yang digunakan yaitu Field Research dengan pendekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif. Tahapannya sebagai berikut: a). Metode wawancara (interview) b). Metode observasi (pengamatan). c). Metode dokumentasi. Dengan demikian, diperoleh hasil bahwa dari beberapa jenis kegiatan yang dilakukan ternyata Gerakan Jamaah dan dakwah yang terbilang masih kurang peminatnya. Ini dikarenakan, kurangnya pemahaman dari mereka tentang pentingnya peran perempuan dalam berdakwah untuk menunjang berbagai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan syiar Islam yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Intensitas pertemuan lebih dikualitaskan agar kesadaran perempuan terhadap pentingnya mengimplementasikan dakwah khususnya lingkup Aisyiyah. Penyediaan  berbagai fasilitas seperti penyediaan buku-buku, komunikasi sosial media yang berkaitan dengan Syiar dan juga memaksimalkan diskusi mengenai agama melalui kajian Al Quran.  Kegiatan ini juga sebagai bentuk kontribusi kepada negara untuk mengajarkan hidup aman, nyaman, selamat dan tenang serta menjauhkan diri dari kebodohan, memiliki ethos dan semangat dalam memajukan kesejahteraan umum, tidak melakukan kemunkaran, melakukan pemberdayaan masyarakat dan memberi kemahslahatan umat
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PENGURUS FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DALAM PENCEGAHAN KONFLIK KEAGAMAAN DI KABUPATEN LABUHANBATU Sari , Etika; Rambe, Elis Mayanti
Jurnal Bimas Islam Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.893 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.56

Abstract

Religion has an important role in the life of nation and state, therefore religion can not stand alone but there is institutions coorpeartion as a stake holder one of them is FKUB has a role in delivering communication messages that can effectively prevent religious conflicts. This research was conducted in Labuhanbatu aims to find out the communication forms of FKUB management in conflict prevention in Labuhanbatu and aim to know the obstacles faced and solution in prevention in Labuhanbatu conflict. This research method is qualitative or naturalistic research, because the focus point of this research is on observation and natural atmosphere. The results of this study indicate that FKUB management performs some form communication form such as group communication, held in various forms such as discussion, by conducting trainings and seminars by inviting interfaith leaders who aim to create harmony of religious people and to prevent religious conflicts in Labuhanbatu District. In carrying out its activities FKUB board also has constraints such as limited funds provided by local government, not maximal communication between board FKUB to the areas in Labuhanbatu in socializing PBM No. 8 and 9 years 2006, Lack of facilities to support the FKUB activities or programs implementation. Agama memiliki peran yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, oleh karenanya agama tidak dapat berdiri sendiri melainkan ada kerja sama kepada lembaga-lembaga sebagai stakeholder salah satunya adalah FKUB memiliki peranan dalam menyampaikan pesan-pesan komunikasi yang dapat mencegah konflik keagaman secara efektif. Penelitian ini dilakukan di Labuhanbatu bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi pengurus FKUB dalam pencegahan konflik di Labuhanbatu serta bertujuan untuk mengetahui hambatan yang dihadapi serta solusi dalam pencegahan Konflik di Labuhanbatu. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif atau naturalistik, karena titik fokus penelitian ini adalah pada observasi dan suasana alamiah (naturalistic setting). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengurus FKUB melakukan beberapa bentuk komunikasi seperti komunikasi kelompok, yang diadakan dengan berbagai bentuk seperti Diskusi, dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan seminar dengan mengundang tokoh-tokoh lintas agama yang bertujuan untuk mencipatakn kerukunan umat beragama dan melakukan pencegahan terhadap konflik keagamaan di Kabupaten Labuhanbatu. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya pengurus FKUB juga memiliki kendala di antaranya keterbatasan dana yang disediakan oleh Pemerintah daerah, belum maksimalnya komunikasi antar pengurus FKUB sampai ke daerah-daerah di Labuhanbatu dalam melakukan sosialiasi PBM Nomor 8 dan 9 tahun 2006, kurangnya fasilitas penunjang pelaksanaan kegiatan atau program FKUB
DEMOKRASI, POLITIK IDENTITAS, DAN KOHESI SOSIAL Mubarok, Husni
Jurnal Bimas Islam Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.127 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.57

Abstract

This paper intends to discuss the latest problems in Indonesia due to identity politics, its potential solutions, and implications for preachers (and religious leaders in general) to reconcile the cracked social relations in Indonesia. Indonesia is recognized as one of the succeed transitional countries in the world. Even so, democracy in a pluralistic country like Indonesia is always potentially prone to conflict because of identity politics for, instead of unitingit is divided society. In current time, more people became more sensitive and easily provoked. How to understand this phenomenon? What solutions can be made to overcome them? This paper argues that democracy is the best political system owned by the Indonesian people. While recognizing that democracy inherently allows identity politics, this paper argues that identity politics must be managed in such a way as to strengthen the resilience of the people from the onslaught of provocation. This paper proposes social cohesion as a solution. Social cohesion contains four elements: structural involvement, involvement of associations, involvement of day-to-day activities, and symbolic or cultural involvement. Tulisan ini hendak mendiskusikan berbagai persoalan mutakhir di Indonesia akibat politik identitas, jalan keluarnya, dan hal-hal yang mungkin dilakukan para mubaligh (dan tokoh agama pada umumnya) untuk merekatkan kembali hubungan sosial di masyarakat yang tengah retak. Demokrasi di Indonesia diakui sebagai satu dari sedikit negara yang mengalami transisi dan berhasil. Meski demikian, demokrasi di negara plural seperti Indonesia selalu berpotensi rawan konflik sebab politik identitas yang, alih-alih mempersatukan, ia malah memecah belah masyarakat. Belakangan situasinya berubah yang mana masyarakatsemakin sensitif dan mudah terprovokasi. Bagaimana memahami fenomena ini? Apa jalan keluar yang bisa diajukan untuk mengatasinya? Tulisan ini berargumen bahwa demokrasi adalah sistem politik terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia. Seraya mengakui demokrasi secara inheren memungkinkan politik identitas, tulisan ini berpendapat bahwa politik identitas harus dikelola sedemikan rupa dengan salah satunya memperkuat daya tahan masyarakat dari gempuran provokasi. Tulisan ini mengusulkan kohesi sosial sebagai jalan keluarnya. Kohesi sosial tersebut mengandung empat unsur: Keterlibatan struktural, keterlibatan asosiasi, keterlibatan kegiatan sehari-hati, dan keterlibatan simbolik atau kebudayaan.
RITUAL BUDAYA MANDI SAFAR “PENDEKATAN HUKUM ISLAM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH ISLAM DI INDONESIA Ashsubli , Muhammad
Jurnal Bimas Islam Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.778 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v11i2.58

Abstract

This research aims to show up the Islamic society local tradition named Safar bath ritual which get concern from various community of Islam itself. Safar bath ritual represents one of local area ancestor heritage assumed can refuse misfortunes (accident, disaster and disease epidemic). However as the local tradition which is related to Islam, it generate pros and contra among the society that support and also refuse it. Relating to that reason, this research aims to find the meaning of symbol and function of Safar bath ritual for the society that support it. How far their understanding to this rittral and the advantages for their daily life and also the role of local government to remain this tradition. Penelitian ini bertujuan untuk menampilkan tradisi masyarakat Islam lokal yang bernama Ritual Mandi Safar yang mendapat perhatian dari berbagai komunitas Islam itu sendiri. Ritual Mandi Safar merupakan salah satu warisan leluhur daerah yang dianggap dapat menolak kemalangan (kecelakaan, bencana dan wabah penyakit). Namun sebagai tradisi lokal yang terkait dengan Islam, itu menghasilkan pro dan kontra di antara masyarakat yang mendukung dan juga menolaknya. Berkaitan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari makna simbol dan fungsi Ritual Mandi Safar bagi masyarakat yang mendukungnya. Seberapa jauh pemahaman mereka terhadap rittral dan kecakapan ini untuk kehidupan sehari-hari mereka dan juga peran pemerintah daerah untuk mempertahankan tradisi ini
STRATEGI PENGHULU DALAM PENCEGAHAN PERCERAIAN DINI PADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KATINGAN, KALIMANTAN TENGAH Rusdiannor; Marzuki, Angga
Jurnal Bimas Islam Vol 11 No 3 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.24 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v11i3.59

Abstract

This research develops a strategy in preventing early divorce at the Religious Affairs office in Katingan Tengah Sub-district, Katingan Regency, Central Kalimantan Province. The results of this study are as follows; 1) the occurrence of early divorce in Katingan Tengah Sub-district is due to the absence of a spiritual relationship in the household life between a husband and wife while fostering a household because the husband is cheating, alcoholic drunkard, does not want to earn a living, there is a second intervention of their parents to their married child, changing religion (apostasy), the District Court decision against the husband with a verdict more than 5 (five) years in prison, not yet mature the thinking pattern in the family and wife does not carry out their obligations so that the husband and wife relationship is no longer hormonal. 2) provide pre-marriage, post-marriage counseling and carry out customary agreements that have been agreed upon 3) obstacles faced by the Moslem headman in preventing early divorce are do not want problems to be known by others. Psychological factors in the existence of domestic violence trauma. Penelitian ini mengembangkan Strategi dalam pencegahan perceraian dini pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Katingan Tengah Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut; 1) terjadinya percerai dini di Kecamatan Katingan Tengah disebabkan tidak adanya hubungan yang hurmonis dalam kehidupan rumah tangga antara seorang suami dan isteri selama membina rumah tangga dengan disebabkan suami selingkuh, pemabuk, tidak mau mencari nafkah, ada campur tangan kedua orang terhadap anaknya yang sudah menikah, pindah agama (murtad), adanya putusan Pengadilan Negeri terhadap suami dengan vonis diatas 5 (lima) tahun penjara, belum dewasanya pola berpikir dalam keluarga dan isteri tidak melaksanakan kewajibannya sehingga hubungan suami isteri tidak lagi hormonis. 2) memberikan penasihatan pra pernikahan, pasca pernikahan dan melaksankan perjanjia adat yang sudah disepakati 3) kendala yang dihadapi penghulu dalam pencegahan percerai dini adalah Tidak ingin masalah diketahui orang lain. Faktor psikologis adanya trauma kekerasan dalam rumah tangga
REVITALILASI PERAN KUA KECAMATAN MENJALANKAN TUGAS KEPENGHULUAN DALAM MENGHADAPI HUKUM ADAT NIKAH SUB SUKU DAYAK SENGANAN DI KECAMATAN TANAH PINOH Khair, M. Qamarul; Zaki, Ahmad Arifuz
Jurnal Bimas Islam Vol 11 No 3 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.283 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v11i3.60

Abstract

The purpose of this study is to find out how the role of KUA in Tanah Pinoh Sub-district in carrying out the Moslem headman task to face the customary law influence of the Dayak Senganan sub-tribe, and also to identify the factors causing the role weakening so the ideality of the legal basic mandate used by KUA Sub-district becomes not optimal. The results of this study show that the role of KUA Sub-district tends to weaken at certain timeswhen dealing or intersecting with the application of marriage customary law in the Dayak Senganan sub-tribe. This is indicated by the still ongoing marriages of the Dayak Senganan sub-tribe who perform traditional rituals that are contrary to the Shari'a and the laws and regulations that underlie the KUA Subdistrict's implementation precept duties. The factors that cause the weakening of KUA Sub-district role that KUA Sub-district has not yet understood the marriage regulation, the lack of regulation socialization, the maximum KUA District is running main tasks and functions, the lack of social communication KUA District in the community, the lack of understanding of local wisdom around it, the strengthening of influence materialism in the customary marriage law determination, the lack of religious law elements in the stipulation of customary law. KUA Subdistrict must strengthen other functions in the form of active roles in da'wah and togetherness with community leaders and traditional leadersin terms of the religious law application, state and customary law in every marriage activity. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana peran KUA Kecamatan Tanah Pinoh dalam menjalankan tugas kepenghuluan menghadapi pengaruh dari hukum adat nikah sub suku Dayak Senganan, dan juga untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab melemahnya peran tersebut sehingga idealita dari amanah dasar hukum yang dipakai KUA Kecamatan menjadi tidak maksimal. Hasil penelitian menunjukkan peran KUA Kecamatan cenderung melemah pada saat-saat tertentu yaitu pada waktu berhadapan atau bersinggungan dengan penerapan hukum adat nikah pada sub suku Dayak Senganan. Hal ini ditandai dengan masih adanya pelaksanaan nikah pada masyarakat sub suku Dayak Senganan yang melakukan ritual adat yang bertentangan dengan syariat dan peraturan perundang-undangan yang mendasari pelaksanaan tugas kepenghuluan KUA Kecamatan. Faktor-faktor penyebab melemahnya peran KUA Kecamatan adalah masih belum maksimalnya KUA Kecamatan memahami regulasi tentang nikah, minimnya sosialisasi regulasi tersebut, tidak maksimalnya KUA Kecamatan menjalankan tupoksi, rendahnya komunikasi sosial KUA Kecamatan di masyarakat, rendahnya pemahaman akan kearifan lokal yang ada disekitarnya, menguatnya pengaruh materialisme dalam penetapan hukum adat nikah, minimnya unsur syariat agama dalam penetapan hukum adat. KUA Kecamatan harus menguatkan fungsi lainnya berupa peran aktif dalam dakwah dan kebersamaan dengan tokoh masyarakat dan tokoh adat dalam hal penerapan hukum agama, negara dan hukum adat di setiap kegiatan pernikahan
STUDI KOMPARASI HUKUM PERKAWINAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH ANTARA FIQH EMPAT MADZHAB DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM PERSPEKTIF MASHLAHAH Qomaruddin; Rachamtullah
Jurnal Bimas Islam Vol 11 No 3 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.786 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v11i3.61

Abstract

Marriage problems for married by accident are often debated. In the fiqh of the four madzhab (Hanafiyah, Malikiyah, Syafi'iyah and Hanabilah) the Moslem scholars differ in their arguments. The Jumhur of the Shafi'iyah cleric who is the most practiced by the Indonesian Islamic community, states that it is not valid until the child is born. KHI is the result of deliberations by Indonesian Moslem scholars to try to accommodate these differences opinion. The existence of article 53 is expected to be the best formulation and bring maslahah to the current people situation and condition, as well as being a guide for the Moslem headman in carrying out duties in the marriage field. Masalah perkawinan wanita hamil di luar nikah sering menjadi perdebatan. Dalam fiqh empat madzhab (Hanafiyah, Malikiyah, Syafi?iyah dan Hanabilah)  ulama-ulama berbeda dalam memberikan argumentasinya. Jumhur ulama syafi?iyah yang merupakan madzhab paling banyak dianut  masyarakat islam Indonesia menyatakan  tidak sah sampai anak dalam kandungannya lahir. KHI merupakan hasil musyawarah para ulama Indonesia berupaya mengakomodir perbedaan pendapat tersebut. Lahirnya  pasal 53 diharapkan menjadi rumusan terbaik dan mendatangkan maslahah pada situasi dan kondisi umat saat ini, sekaligus menjadi pedoman bagi penghulu dalam melaksanakan tugas di bidang perkawinan
TAJDîD AL-NIKâH SEBAGAI TREND ADAT MASYARAKAT JAWA Fauzi, Muhammad Hilmi; Sina, Ibnu
Jurnal Bimas Islam Vol 11 No 3 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.075 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v11i3.62

Abstract

This study examines the implementation of Tajdîd al-Nikâh conducted by some people in Budi Mulya Village, Puncak Harapan and Ayunan Papan in Lokpaikat District, Tapin Regency. With qualitative methods. The research data was obtained through interviews of brides, community leaders and religion, the data were analyzed with a deductive mindset that research was initiated by expressing a general reality then matched with a specific theory or argument about Tajdîd al-Nikâh in Islamic law. the conclusion of the Tajdid al-Nikâh implementation carried out by some people, the implementation is a couple who will perform Tajdidun Nikah to the modin house, the husband and wife prepare the terms of marriage, consent and qabul accompanied by the husband's mahar to the wife, then proceed with the sermon marriage, and the last is the pray led by the Moslem headman. While the motivating factors that influence the Tajdidun Nikah implementation are economic factors, lack of offspring, caution if there is a word of divorce, a dispute that never ends and just to beautify the marriage. Penelitian ini mengkaji pelaksanan Tajdîd al-Nikâh yang dilakukan sebagian masyarakat  Desa Budi Mulya, Puncak Harapan dan Ayunan Papan Kecamatan Lokpaikat   Kabupaten Tapin. Dengan metode kualitatif. Data penelitiannya diperoleh melalui wawancara pengantin, tokoh masyarakat  dan  agama, data dianalisis dengan pola    piker deduktif yaitu penelitian diawali dengan mengemukakan kenyataan yang  bersifat umum  kemudian   dicocokkan dengan   teori atau  dalil yang bersifat  khusus tentang Tajdîd al-Nikâh dalam hukum Islam. kesimpulan dari pelaksanaan Tajdîd al-Nikâh yang dilaksanakan sebagian masyarakat, pelaksanaannya adalah pasangan yang akan melakukan Tajdidun Nikah mendatangi rumah modin, pasangan suami istri mempersiapkan rukun dan syarat pernikahan, ijab dan qabul yang disertai dengan pemberian mahar oleh suami kepada istri, kemudian dilanjutkan dengan khutbah nikah, dan yang terakhir adalah doa yang dipimpin oleh penghulu. Sedangkan faktor motivasi yang mempengaruhi pelaksanaan Tajdidun Nikah adalah faktor ekonomi, tidak memiliki keturunan, kehati-hatian kalau ada terucap kata talak, perselisihan yang tak kunjung selesai dan sekedar hanya untuk memperindah pernikahan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA KURSUS PRA NIKAH BAGI CALON PENGANTIN (CATIN) Rahman, Arif
Jurnal Bimas Islam Vol 11 No 3 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.546 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v11i3.63

Abstract

In the marriage purpose principle is the creation of happiness in the world and the hereafter. But in the reality of life problems arise and lead to divorce. In addition, many brides do not know about the Marriage Law and the Compilation of Islamic Law relating to marriage. A study reveals that among the causes of divorce is the lack of bride provision about knowledge of marriage. Research methodology in this paper uses library research which is digging through library data. The results obtained are that every Moslem headman in addition to having mastery competencies in material about marriage or munakahat fiqh but also must be able to use methods that are easily accepted by each bride, using the method of Active, Innovative, Creative, Effective and Fun Learning (PAIKEM). Pada prinsipnya tujuan dari pernikahan adalah terciptanya kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tetapi dalam realitas kenyataan kehidupan masalah timbul dan berujung kepada perceraian. Selain itu, banyak calon pengantin yang tidak mengetahui tentang UU Perkawinan serta Kompilasi Hukum Islam yang berkenaan dengan pernikahan. Sebuah penelitian mengungkapkan diantara penyebab perceraian adalah kurangnya bekal para calon pengantin tentang pengetahuan pernikahan atau perkawinan. Metodologi Penelitian dalam makalah ini menggunakan library research yakni menggali lewat data perpustakaan. Hasil yang didapat adalah bahwa setiap penghulu selain harus memiliki kompetensi penguasaan materi tentang perkawinan atau fiqih munakahat tetapi juga harus dapat menggunakan metode yang mudah diterima oleh setiap calon pengantin, yaitu menggunakan metode Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,Efektif dan Menyenangkan  (PAIKEM)
PERAN PENGHULU TERHADAP PELAKSANAAN PASAL 39 UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN Syamsurrizal, Entus; Sari, Yani Kurnia
Jurnal Bimas Islam Vol 11 No 3 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.613 KB) | DOI: 10.37302/jbi.v11i3.64

Abstract

Divorce is an important part of human life. When relationships are fostered through marriage cannot be maintained, divorce is permitted. Islamic law regulates marriage and divorce in quite detailed, Islamic jurists (fuqaha) argue if someone utters the words talak or others against his wife then the divorce is considered valid. Meanwhile, positive law (Law No. 1/1974 and PP. 9/1975 concerning the Implementation of Law No.1 / 1974 confirms that "Divorce is the husband's pledge before the Religious Court session which is one of the reasons for the breakup of marriage". In the middle of the community such as in the Carenang Sub-District, Serang Regency, the community is more referring to the divorce procedures of Islamic law, not before the court, in this case shows the effect of positive law enforcement which made to other violations of legal aspects, such as issuing a husband's death certificate or wife before. Perceraian merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Ketika hubungan yang dibina melalui pernikahan tak bisa dipertahankan maka perceraian diperbolehkan. Hukum Islam mengatur pernikahan dan perceraian dengan cukup rinci, para ahli hukum Islam (fuqaha) berpendapat bahwa bila seseorang mengucapkan kata-kata talak atau semisalnya terhadap isterinya maka talaknya dianggap sah. Sementara itu, hukum positif (UU No.1/1974 dan PP.No. 9/1975 tentang Pelaksanaan UU No.1/1974 menegaskan bahwa ?Talak adalah ikrar suami di hadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan?. Di tengah masyarakat seperti di Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, masyarakat lebih merujuk pada tata cara perceraian hukum Islam, tidak di depan sidang pengadilan. Pada masalah ini menunjukkan adanya efek dari pemberlakukan hukum positif yang melahirkan perilaku pelanggaran aspek hukum yang lain, seperti menerbitkan surat kematian suami atau istri sebelumnya

Page 5 of 29 | Total Record : 281


Filter by Year

2015 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 16 No. 1 (2023): Jurnal Bimas Islam Vol. 14 No. 2 (2021): Jurnal Bimas Islam 2021 Vol. 14 No. 1 (2021): Jurnal Bimas Islam 2021 Vol. 13 No. 2 (2020): Jurnal Bimas Islam 2020 Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Bimas Islam 2020 Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019 Vol. 12 No. 2 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019 Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019 Vol. 12 No. 1 (2019): Jurnal Bimas Islam 2019 Vol. 11 No. 4 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol 11 No 4 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol 11 No 3 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol. 11 No. 3 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol. 11 No. 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol 11 No 2 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol. 11 No. 1 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol 11 No 1 (2018): Jurnal Bimas Islam 2018 Vol 10 No 4 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol. 10 No. 4 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol. 10 No. 3 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol 10 No 3 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol 10 No 2 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol. 10 No. 2 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol 10 No 1 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol. 10 No. 1 (2017): Jurnal Bimas Islam 2017 Vol 9 No 4 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol. 9 No. 4 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol. 9 No. 3 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol 9 No 3 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol 9 No 2 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol. 9 No. 2 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol. 9 No. 1 (2016): Jurnal Bimas Islam Vol 8 No 4 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol. 8 No. 4 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol 8 No 3 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol. 8 No. 3 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol 8 No 2 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol. 8 No. 2 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol 8 No 1 (2015): Jurnal Bimas Islam Vol. 8 No. 1 (2015): Jurnal Bimas Islam More Issue