cover
Contact Name
Qorry Meidianingsih
Contact Email
qorrymeidianingsih@unj.ac.id
Phone
+6281297142104
Journal Mail Official
jrpms@unj.ac.id
Editorial Address
Gedung Dewi Sartika Lt. 6, Kampus A Universitas Negeri Jakarta Jln. Jl. Rawamangun Muka, RT.11/RW.14, Rawamangun, Pulo Gadung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13220
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
ISSN : -     EISSN : 26214296     DOI : https://doi.org/10.21009
Core Subject : Education,
Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah (JRPMS) is a journal that is published by the mathematics education study program of MIPA, Jakarta State University. The manuscript published in JRPMS was the result of research in the field of school mathematics education and contributed significantly to the dissemination of knowledge in the field of mathematics education, both theory and application.
Articles 103 Documents
Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berupa CD Pembelajaran Interaktif pada Pokok Bahasan Pola, Barisan, dan Deret Bilangan dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas IX Dini Marin Sani; Anton Noornia; Ratnaningsih Ratnaningsih
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.01

Abstract

Penelitian ini bertujuan menghasilkan CD pembelajaran interaktif dengan menerapkan tujuh komponen atau asas yang melandasi pendekatan kontekstual pada mata pelajaran matematika, khususnya pada materi pola, barisan, dan deret bilangan untuk kelas IX SMP. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan ini terdiri dari lima tahap, yaitu: 1) Tahap analisis kebutuhan, pada tahap analisis kebutuhan diperoleh hasil antara lain rata-rata siswa menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit, salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah pola, barisan, dan deret bilangan, siswa menganggap materi pelajaran matematika perlu dikaitkan dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari, dan rata-rata siswa tertarik untuk belajar matematika dengan menggunakan CD pembelajaran. 2) Tahap pengembangan produk, setelah diperoleh hasil pada tahap analisis kebutuhan, dilakukan pengembangan produk awal. 3) Tahap uji coba dan revisi produk yang terdiri dari validasi ahli, uji coba evaluasi satu-satu, uji coba lapangan skala kecil, dan uji coba lapangan skala besar. validasi ahli yang meliputi ahli materi dan bahasa serta ahli media pembelajaran. Pada tahap ini diperoleh masukan dan saran guna revisi produk awal sehingga layak digunakan untuk uji coba evaluasi, uji coba lapangan skala kecil yang dilanjutkan dengan uji coba lapangan skala besar.Hasil uji ahli materi dan bahasa memperoleh persentase yang dikategorikan sangat baik, aspek yang dinilai antara lain: Penerapan Pendekatan Kontekstual, Sistematika Media, dan Penggunaan Bahasa. Hasil uji ahli media memperoleh persentase yang dikategorikan sangat baik juga, aspek yan dinilai antara lain: Format Huruf, Desain Tampilan, Penyajian Materi, serta Navigasi dan Interaktivitas. Hasil uji coba guru memperoleh persentase yang dikategorikan sangat baik, aspek yang dinilai antara lain: aspek materi, bahasa, pendekatan kontekstual, tampilan, navigasi dan interaktivitas, serta penyajian media pembelajaran. Hasil uji coba siswa memperoleh persentase yang dikategorikan sangat baik, aspek yang dinilai sama dengan uji coba pada guru antara lain: aspek materi, bahasa, pendekatan kontekstual, tampilan, serta navigasi dan interaktivitas. Perolehan persentase tersebut mendapatkan hasil interpretasi baik dan sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa CD pembelajaran interaktif yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan disebarluaskan sebagai media pembelajaran interaktif matematika pada pokok bahasan pola, barisan dan deret bilangan dengan pendekatan kontekstual untuk siswa SMP kelas IX.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Melalui Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Siswa Kelas X MIA 1 di SMAN 4 Bekasi Gianthie Jenita; Sri Sudaryati; Lukita Ambarwati
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.02

Abstract

Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes awal kemampuan representasi matematis siswa di kelas X MIA 1 SMAN 4 Bekasi menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis siswa masih rendah, sehingga kemampuan tersebut perlu ditingkatkan. Dalam hal ini, model Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pelaksanan pembelajaran matematika di kelas. Model PBL terdiri dari lima fase yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing pengalaman siswa, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, masing-masing fase dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa kelas X MIA 1 di SMAN 4 Bekasi melalui penerapan model PBL dalam pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Siswa diberikan kuis sebagai tes akhir pada setiap siklus untuk mengukur kemampuan representasi matematis siswa. Penelitian ini berlangsung dari bulan April hingga Mei 2016 di kelas X MIA 1 SMAN 4 Bekasi tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 40 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model PBL dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata tes kemampuan representasi matematis dan peningkatan presentase jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) di setiap siklusnya.
Design Research: Mengembangkan Kemampuan Berpikir Aljabar Pada Pembelajaran Fungsi Dengan Pendekatan PMRI Di SMP Negeri 7 Jakarta Resti Eliyani; Pinta Deniyanti S; Puspita Sari
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir aljabar pada pembelajaran fungsi dengan pendekatan matematika realistik.Penelitian dilakukan mulai dari penyusunan proposal sampai dengan laporan hasil penelitian. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode design research. Terdapat tiga fase penelitian yang digunakan pada penelitian design research, yaitu thought experiment (fase eksperimen hasil pemikiran), instruction experiment (fase eksperimen mengajar), dan analisis retrospektif. Subjek penelitian ini adalah enam siswa kelas VII-E di SMP Negeri 7 Jakarta. Data yang dikumpulkan berupa rekaman video dan foto selama pembelajaran berlangsung, hasil wawancara siswa, hasil kerja siswa, hasil diskusi, serta catatan lapangan di setiap pertemuan. Instrumen yang digunakan antara lain dokumentasi berupa rekaman video dan foto, lembar wawancara, lembar aktivitas siswa, lembar catatan lapangan, dan Hipotesis Lintasan Belajar (HLB). Ada dua jenis validasi pada penelitian ini yakni validasi internal dan validasi ekologi, sedangkan reliabilitas yang ada yakni reliabilitas internal dan reliabilitas eksternal.Kemampuan berpikir aljabar siswa mengalami perkembangan melalui aktivitas yang telah dirancang sesuai dengan penguasaan keterampilan pada komponen berpikir aljabar Kriegler, yaitu 3 komponen berpikir matematis dan penguasaan 3 gagasan aljabar fundamental. Proses pembelajaran melalui rangkaian aktivitas berjalan sesuai dengan HLB yang sudah dirancang sebelumnya. Rangkaian aktivitas yang berkaitan dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang memperhatikan karakteristiknya pada penelitian design research ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir aljabar siswa. Berdasarkan hasil analisis retrospektif, karakteristik PMRI berperan dalam mengembangkan kemampuan berpikir aljabar siswa pada pembelajaran fungsi di SMP Negeri 7 Jakarta.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Model Learning Cycle 7E (LC 7E) pada Pokok Bahasan Penyajian Data dan Peluang di Kelas X MIA-1 SMA Negeri 9 Jakarta Yulita Venesia; Anton Noornia; Tri Murdiyanto
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.04

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa pada pokok bahasan penyajian data dan peluang di kelas X MIA-1 SMA Negeri 9 Jakarta melalui pembelajaran menggunakan model learning cycle 7e. berdasarkan hasil observasi dan hasil tes prapenelitian kemampuan penalaran matematis siswa yang dilakukan di kelas X MIA-1 SMA Negeri 9 Jakarta menunjukan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa termasuk kategori rendah, yaitu 31,44 dari nilai maksimal 100. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah pembelajaran yang terjadi ialah dengan menerapkan pembelajaran model learning cycle 7e. Model learning cycle terdiri dari 7 tahap yaitu elicit, engage, explore, explain, elaborate, evaluate dan extend, masing-masing tahapan dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa dalam proses pembelajaran.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis dan refleksi. Setiap siklus menggunakan pembelajaran model learning cycle 7e. Siswa juga diberikan tes akhir pada setiap siklus untuk mengukur peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa. Penelitian ini berlangsung dari bulan April hingga Mei 2016 di kelas X MIA-1 SMA Negeri 9 Jakarta tahun ajaran 2015/1016 dengan jumlah siswa 36 orang.Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran matematika menggunakan model learning cycle 7e dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa pada materi penyajian data dan peluang. Hal tersebut ditunjukan berdasarkan hasil pengamatan pada aktivitas pembelajaran matematika dengan model learning cycle 7e. selain itu, meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa ditunjukan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tes akhir siklus. Rata-rata nilai tes akhir kemampuan penalaran matematis siswa kelas X MIA-1 pada siklus I adalah 53,48 termasuk dalam kriteria C+, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 68,03 termasuk dalam kriteria B dan pada siklus III meningkat menjadi 80,22 termasuk dalam kriteria B+. Kemudian jumlah siswa dengan nilai kemampuan penalaran matematis mencapai atau melebihi 75 juga mengalami peningkatan. Siklus I sebanyak 10,34% siswa, pada siklus II meningkat menjadi 24,24% siswa dan pada siklus III meningkat menjadi 84,37% siswa.
Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Antara Siswa yang Belajar Menggunakan Model Problem Based Learning dan Model Reciprocal Teaching Mezika Wahyuni; Wardani Rahayu; Ratna Widyati
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.05

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan membandingkan model pembelajaran Problem Based Learning dan Reciprocal Teaching. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 149 Jakarta semester genap tahun ajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Multistage Random Sampling dan teknik purposive sampling. Kedua kelas eksperimen yang dipilih berasal dari populasi yang berdistribusi normal, memiliki varians yang homogen dan mempunyai kesamaan rata-rata. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis matematis sebanyak 4 soal uraian. Instrumen tersebut telah melalui uji validitas isi, validitas konstruk dan validitas empirik. Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach’s Alpha dan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar dengan kategori cukup. Berdasarkan data hasil penelitian, kelas eksperimen I (Model Problem Based Learning) dan kelas eksperimen II (Model Reciprocal Teaching) berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik uji-t pada taraf signifikansi . Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh , dan sehingga , maka ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang belajar menggunakan model Problem Based Learning lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan model Reciprocal Teaching.
Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Berbasis Pendekatan Kontekstual Pada Materi Persamaan Garis Lurus Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Nina Wardatunnisa; Ratnaningsih Ratnaningsih; Sri Sudaryati
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.06

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar interaktif berbasis pendekatan kontekstual pada materi persamaan garis lurus kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Berdasarkan analisis kebutuhan, materi dalam bahan ajar yang dikembangkan adalah persamaan garis lurus menggunakan pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual terdiri atas tujuh asas yaitu, konstruktivisme (constructivism), inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), memodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian nyata (authentic assesment). Ketujuh asas tersebut terdapat pada bagian-bagian di dalam bahan ajar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Prosedur penelitian dan pengembangan ini terdiri dari enam tahap, yaitu analisis kebutuhan, pengembangan produk awal, validasi ahli dan revisi, uji coba perorangan dan revisi, uji coba lapangan skala kecil dan revisi, dan uji coba skala besar dan produk akhir. Berdasarkan hasil validasi ahli materi dan bahasa, diperoleh persentase sebesar 89,40% dengan kategori sangat baik. Bahan ajar yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan bahan ajar sesuai dengan asas pendekatan kontekstual. Berdasarkan hasil validasi ahli media, diperoleh persentase 82,90% dengan kategori sangat baik. Bahan ajar yang dikembangkan interaktif dan memunculkan motivasi untuk belajar. Berdasarkan hasil uji coba perorangan, diperoleh persentase sebesar 84,70% dengan kategori sangat baik. Persentase yang diperoleh dari uji coba lapangan skala kecil yaitu 88,30% dengan kategori sangat baik. Begitu juga dengan uji coba skala besar, diperoleh kategori sangat baik dengan persentase sebesar 90,50%. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, dapat dikatakan bahwa bahan ajar matematika yang dikembangkan memenuhi kelayakan untuk digunakan pada pembelajaran materi persamaan garis lurus kelas VIII Sekolah Menengah Pertama.
Penerapan Teknik Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok di Kelas VIII-5 SMP Negeri 27 Jakarta Lusi Lusiyana; Wardani Rahayu; Ellis Salsabila
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.07

Abstract

Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes pendahuluan kemampuan pemecahan masalah matematis yang dilakukan di kelas VIII-5 SMP Negeri 27 Jakarta, dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih rendah, sehingga kemampuan tersebut perlu ditingkatkan. Penerapan teknik pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPPS) dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 27 Jakarta melalui penerapan teknik pembelajaran TAPPS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran di setiap siklus dilaksanakan dengan menerapkan teknik TAPPS. Siswa diberikan tes akhir siklus untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini berlangsung dari bulan maret hingga april 2016 di kelas VIII-5 SMP Negeri 27 Jakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa di kelas sebanyak 36 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik pembelajaran TAPPS dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang diberikan setiap akhir siklus. Rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII-5 pada penelitian pendahuluan adalah 39,97, pada siklus I meningkat menjadi 67,71, pada siklus II meningkat menjadi 79,98, dan pada siklus III meningkat menjadi 87,27. Jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada tes akhir siklus juga mengalami peningkatan. Pada penelitian pendahuluan hanya ada satu siswa (2,78%), pada siklus I meningkat menjadi 13 siswa (36,11%), pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa (69,44%), dan pada siklus III meningkat menjadi 31 orang (86,11%). Kata Kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Teknik TAPPS
Penerapan Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying,Cooperating, Transfering) untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Datar di Kelas VII-2 SMP Negeri 47 Jakarta Firda Nurul Aini; Suprakarti Suprakarti; Puspita Sari
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.08

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa melalui penerapan pembelajaran menggunakan strategi REACT di kelas VII-2 SMP Negeri 47 Jakarta. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes kemampuan awal koneksi matematis siswa yang dilakukan di kelas VII-2 SMP Negeri 47 Jakarta, terlihat bahwa kemampuan koneksi matematis siswa masih rendah, sehingga kemampuan tersebut perlu ditingkatkan. Penerapan strategi REACT dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pembelajaran menggunakan strategi REACT terdiri dari lima kegiatan, yaitu: Kegiatan relating (mengaitkan), experiencing (mengalami), applying (menerapkan), cooperating (bekerja sama), dan transfering (mentransfer). Kelima kegiatan ini jika diterapkan dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa melalui penerapan pembelajaran menggunakan strategi REACT di kelas VII-2 SMP Negeri 47 Jakarta.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan pembelajaran menggunakan strategi REACT. Siswa diberikan tes akhir siklus untuk mengukur kemampuan koneksi matematis siswa. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei hingga Juni 2016 di kelas VII-2 SMP Negeri 47 Jakarta tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah 36 orang siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan strategi REACT dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tes akhir tiap siklus. Nilai rata-rata kemampuan koneksi matematis siswa kelas VII-2 pada prapenelitian adalah 38,5, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 65,14, pada siklus II menjadi 69,44, dan pada siklus III menjadi 75,42. Jumlah siswa yang nilai tes kemampuan koneksi matematisnya mencapai atau melebihi KKM juga mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai atau melebihi KKM pada tes prapenelitian hanya berjumlah tiga orang (8,33%), siklus I jumlahnya meningkat menjadi 16 orang (44,44%), siklus II meningkat menjadi 24 orang (66,67%), dan pada siklus III meningkat menjadi 29 orang (80,05%).
Penerapan Pendekatan Saintifik Dengan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Pythagoras Kelas VIII-E SMP Negeri 115 Jakarta Alfian Tri Ananda; Makmuri Makmuri; Lukita Ambarwati
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.011.09

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasimatematis siswa melalui pendekatansaintifikdenganmodel pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) di kelas VIII-E SMP Negeri 115 Jakarta. Kemampuan komunikasimatematisadalah kemampuan mengkomunikasikan matematika baik secara lisan maupun tulisan dan cara berbagi ide serta mengklarifikasi pemahaman, maka melalui komunikasi, ide-ide menjadi objek refleksi, diskusi, serta perbaikan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus dengan setiap siklusnya terdiri dari 2 pertemuan. Setiap siklus dilakukan tahap perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan refleksi. Penelitian ini berlangsung dari bulan oktobersampainovember 2016 di kelas VIII-E SMP Negeri 115Jakarta tahun ajaran 2016/2017.Pada setiap siklus, siswa diberikan tes akhir siklus untuk mengukur kemampuan komunikasimatematis siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar tes, pedoman wawancara dan alat dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika melaluipendekatansaintifikdenganmodel pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan kemampuan komunikasimatematis siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tes akhir yang diberikan pada setiap siklus. Rata-rata nilai tes akhir kemampuan komunikasimatematis kelas VIII-E pada siklus I yaitu 56,48, dan siklus II meningkat menjadi 68,29 dan siklus III meningkat menjadi 87,73.
Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP Terhadap Soal Persamaan Garis Lurus Berdasarkan Indikator Pemahaman Dinda Permatasari
JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Riset Pembelajaran Matematika Sekolah
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jrpms.032.02

Abstract

Banyak siswa kesulitan dalam hal memahami soal matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan matematis siswa SMP dalam menyelesaikan soal persamaan garis lurus berdasarkan indikator pemahaman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Sampel penelitian diperoleh melalui teknik purposive sampling yaitu pengambilan sample dengan pertimbangan tertentu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 soal persamaan garis lurus berdasarkan indikator pemahaman. Instrumen penelitian telah diuji cobakan kepada 10 siswa SMP yang sebelumnya sudah penah mempelajari materi persamaan garis lurus. Setelah melalui proses uji coba, prosentase siswa dalam menyelesaikan soal adalah pada soal nomor 1 (100%), soal nomor 2 (55%), nomor 3 (35%), soal nomor 4 (26,7%), soal nomor 5 (20%), soal nomor 6 (13%), soal nomor 7 (5%). Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal persamaan garis lurus berdasarkan indikator pada umumnya masih rendah. Hasil penelitian menujukkan banyaknya kesalahan siswa dalam memahami soal, siswa lemah dalam memahami konsep persamaan garis lurus, tidak menggambarkan titik koordinat dari suatu persamaan kedalam diagram cartesius, siswa tidak hafal rumus yang berkaitan dengan persamaan garis lurus, dan siswa tidak dapat membedakan rumus yang digunakan untuk menyelesaikan soal. Alternatif mengatasi lemahnya kemampuan pemahaman siswa adalah perlu bagi guru untuk dapat mengembangkan strategi pembelajaran agar siswa terlatih kemampuan pemahaman matematisnya dengan memberikan soal – soal latihan yang bervariasi kepada siswa secara kontinu.

Page 1 of 11 | Total Record : 103