cover
Contact Name
Made Gautama Jayadiningrat
Contact Email
gtm_jd@yahoo.co.id
Phone
+6287861886493
Journal Mail Official
adetantri87@gmail.com
Editorial Address
Jalan Udayana No.11 Singaraja Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Filsafat Indonesia
ISSN : 26207990     EISSN : 26207982     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jfi.v3i3
Core Subject : Education,
Jurnal Filsafat Indonesia is a scientific journal published by LPPM Ganesha Educational University, which publishes scientific articles on the development and research in philosophy. Journal of Philosophy is published three times a year, in April, June, and September. Editorial Team Journal of Philosophy accepts manuscripts in the field of philosophy which have never been published in other media. The Editorial Team has the right to edit the text to the extent that it does not change the substance of its contents.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2019)" : 5 Documents clear
PARENIALISME SEBAGAI LANDASAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Asih Riyanti
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v2i2.21282

Abstract

Parenialisme lahir sebagai reaksi dan solusi terhadap pembelajaran progresif karena adanya keadaan krisis kebudayaan dalam kehidupan yang modern. Filsafat progresivisme menekankan perubahan menuju hal baru, sedangkan filsafat parenialisme mengedepankan jalan mundur ke masa lampau, yakni mengembalikan nilai dan prinsip yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh pada zaman dahulu. Pengembalian atas nilai dan prinsip hidup tersebut dapat ditempuh melalui pendidikan, yakni dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap manusia memiliki bahasa sebagai alat komunikasi antarsesama. Melalui bahasa, maka seseorang dapat menyampaikan ide, gagasan, atau mengetahui informasi yang dibutuhkan. Pembelajaran bahasa Indonesia diajarkan pada semua jenjang pendidikan baik sekolah dasar hingga perguruan tinggi.  Pembelajaran bahasa Indonesia dianggap wajib dan penting di dunia pendidikan karena sebagai bahasa persatuan, bahasa kebangsaan, dan sebagai jati diri bangsa Indonesia. Dalam proses pembalajaran, bahasa Indonesia bukan hanya pencapaian pengetahuan terkait bahasa untuk tujuan akademik, tetapi tetap tidak mengesampingkan nilai dan prinsip hidup dalam konsep pendidikan yang secara integral dalam payung dari disiplin ilmu pendidikan, yakni salah satunya filsafat parenialisme. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, parenialisme sebagai landasan dalam teori, praktik, proses pelaksaan pembelajaran sampai pada tahap evaluasi pembelajaran. Belajar bahasa Indonesia berarti pula memenuhi fungsi praktik filosofi baik ilmu, etika berbahasa, sosial, politik serta seni relevansinya terhadap budaya.Kata Kunci:  Parenialisme; Pembelajaran Bahasa Indonesia
TINJAUAN FILFASAT DALAM PARIWISATA BUDAYA Pandu Satriya Hutama; Abdul Haris Suryo Negoro
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v2i2.21284

Abstract

Kebudayaan membawa implikasi positif dalam menggali antusiasme motivasi wisatawan untuk melihat dan merasakan budaya asli suatu masyarakat. Dalam aspek lain, pariwisata menjadi katalisator pengembangan dan konservasi kebudayaan. Juga membuka peluang dampak negatif terhadap eksploitasi dan komersialisme budaya. Dalam konteks filsafati, aktivitas kebudayaan suatu masyarakat memiliki seperangkat nilai, norma dan kebiasaan, hasil kebudayaan, mampu memberikan efek manfaat dan melindungi anggotanya, dipertahankan dalam kurun waktu lintas generasi. Pariwisata budaya dalam tinjauan filsafat, menjawab konsepsi suatu unsur budaya masyarakat dalam menciptakan peluang positif, nilai-nilai keunikan dan mencegah tumbuhkembangnya aspek-aspek negatif dari keberadaan aktivitas pariwisata.Kata Kunci:  Filsafat; Wisatawan; Pariwisata Budaya
MEMBANGUN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA I Gusti Agung Made Gede Mudana
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v2i2.21285

Abstract

Sistem pendidikan yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara (ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani) adalah wasiat luhur yang patut dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan karakter. Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara haruslah bersifat nasional. Artinya, secara nasional pendidikan harus memiliki corak yang sama dengan tidak mengabaikan budaya lokal. Bangsa Indonesia yang terdiri atas banyak suku, ras, dan agama hendaknya memiliki kesamaan corak dalam mengembangkan karakter anak bangsanya. Penyelenggaraan pendidikan jangan terjebak pada pencapaian target sempit yang hanya melakukan transfer pengetahuan, tetapi perlu dengan sengaja mengupayakan terjadinya transformasi nilai untuk pembentukan karakter anak bangsa. Pembentukan karakter peserta didik perlu melibatkan tri pusat pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat) secara sinergis. Pengembangan karakter peserta didik perlu memperhatikan perkembangan budaya bangsa sebagai sebuah kontinuitas menuju ke arah kesatuan kebudayaan dunia (konvergensi) dan tetap memiliki sifat kepribadian di dalam lingkungan kemanusiaan sedunia (konsentris).Kata Kunci:  Membangun Karakter; Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
FILSAFAT PANCASILA DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA MENUJU BANGSA BERKARAKTER Yoga Putra Semadi
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v2i2.21286

Abstract

Pancasila adalah dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Filsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran. Filsafat pendidikan adalah pemikiran yang mendalam tentang pendidikan berdasarkan filsafat. Apabila kita hubungkan fungsi Pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan, maka Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang menjiwai dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, sistem pendidikan nasional Indonesia wajar apabila dijiwai, didasari dan mencerminkan identitas Pancasila. Pancasila adalah falsafah yang merupakan pedoman berperilaku bagi bangsa Indonesia yang sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pendidikan karakter memang seharusnya diambil dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, berperilaku baik, mampu hidup secara individu dan sosial, memenuhi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya telah mencakup filsafat pendidikan Pancasila yang mempunyai ciri, yaitu integral, etis, dan reigius.Kata Kunci:  Filsafat Pancasila; Pendidikan Indonesia; Bangsa Berkarakter
PERANG TIPAT BANTAL DESA ADAT KAPAL (ACI RAH PENGANGGON) Mardiki Supriadi; Linda Zakiah
Jurnal Filsafat Indonesia Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jfi.v2i2.21287

Abstract

Keberadaan Tradisi Aci Rah Pengangon atau yang lebih dikenal dengan tradisi Perang Tipat-Bantal dipercayai membawa pengaruh yang besar terhadap kelangsungan hidup masyarakat Desa Kapal yang masih berlangsung hingga sekarang ini. Banyak dijelaskan dalam catatan-catatan sejarah kuno berupa lontar-lontar, salah satunya menceritakan asal mula pelaksanaan tradisi ini terdapat dalam Lontar Tabuh rah Pengangon. Dalam lontar tersebut dikisahkan di zaman dahulu, yaitu tepatnya di tahun Isaka 1259 atau tahun 1337 Masehi. Tradisi perang tipat bantal erat kaitannya dengan kehidupan pertanian masyarakat. Ini merupakan sebuah tradisi unik yang dilaksanakan sebagai rasa syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas kehidupan yang diciptakanNya, serta berlimpahnya hasil panen yang ada di Desa Kapal. Selain sebagai ritual, tradisi perang tipat bantal di desa adat kapal juga berfungsi sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat desa adat kapal. Pelaksanaan tradisi perang tipat bantal merupakan sebuah tradisi kuno yang mendirikan kearifan lokal masyarakat desa adat kapal yang mempunyai tujuan untuk menyeimbangkan dan menjaga keharmonisan hubungan manusia dengan alam. Selain mempunyai maksud dan tujuan, banyak terkandung nilai-nilai pendidikan yang dapat kita pelajari di dalam melaksanakan tradisi perang tipat bantal.Kata Kunci:  Kearifan Lokal; Nilai-Nilai Pendidikan; Tradisi Perang Tipat-Bantal

Page 1 of 1 | Total Record : 5