cover
Contact Name
Joni Setiawan
Contact Email
setiawanjoni@yahoo.com
Phone
+628151657716
Journal Mail Official
redaksi.dkb@gmail.com
Editorial Address
Balai Besar Kerajinan dan Batik Jl. Kusumanegara No 7 Yogyakarta
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Dinamika Kerajinan dan Batik : MAJALAH ILMIAH
ISSN : 20874294     EISSN : 25286196     DOI : http://dx.doi.org/10.22322/dkb.v37i1
Majalah Ilmiah : Dinamika Kerajinan dan Batik (DKB) adalah jurnal ilmiah untuk mempublikasikan hasil riset dan inovasi di bidang kerajinan dan batik. Ruang lingkup DKB adalah meliputi aspek bahan baku perekayasaan teknologi, proses produksi, penanganan limbah dan desain kerajinan dan batik. Jurnal ini diperuntukkan bagi para peneliti, akademisi, dan praktisi industri kerajinan dan batik. Majalah Ilmiah : Dinamika Kerajinan dan Batik (DKB) is a scientific journal publishing research and innovation in field of handicrafts and batik. The scope of DKB is include raw materials, production processes, waste treatment and designs in handicrafts and batik sector. The journal is intended for researchers, scholars and practitioners from handicraft and batik.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik" : 7 Documents clear
Preface DKB Vol.31 No.2 Redaksi, Tim
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i2.2281

Abstract

Eksplorasi Pewarnaan Teknik Smock Kombinasi Tritik Jumputan untuk Produk Fashion Suryawati Ristiani; Irianti Nugrahani
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i2.1071

Abstract

ABSTRAKKain tritik jumputan merupakan salah satu jenis kerajinan tekstil dari Jawa. Jumlah industri pembuat kain tritik jumputan semakin berkurang, sehingga perlu dilakukan pengembangan motif pada tritik jumputan agar lebih menarik. Smock adalah salah satu teknik keterampilan menjahit dan menyulam tangan, yaitu teknik tusukan menjahit untuk membuat kerutan-kerutan yang menghasilkan motif menarik sesuai pola tertentu. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan pengembangan teknik smock sebagai teknik dalam pewarnaan yang dikombinasikan dengan teknik tritik jumputan sehingga dapat meningkatkan daya saing produk fashion tritik jumputan. Metode dalam kegiatan ini adalah melakukan survey langsung ke industri tritik jumputan serta eksplorasi literatur. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisa dari segi proses maupun desain motifnya. Tahap berikutnya dilakukan ujicoba pewarnaan dengan mengkombinasikan dua teknik yaitu teknik smock dan teknik tritik jumputan. Ujicoba yang dilakukan tercipta desain motif baru yang indah. Hasil kegiatan diperoleh 23 desain motif baru. Pengamatan visual menunjukkan hasil pewarnaan yang paling optimal adalah pada kain mori Primissima. Berdasarkan hasil uji labolatorium, tekstil kerajinan ini mempunyai ketahanan luntur warna terhadap pencucian, keringat, dan sinar yang bagus, dengan nilai hasil uji 4 – 5. Sedangkan nilai ketahanan luntur warna terhadap gosokan, adalah 3. Dapat dikatakan hasil pewarnaan dengan mengkombinasikan dua teknik ini memenuhi standar kualitas sebagai produk bahan sandang. Ujicoba pasar yang dilakukan menunjukkan bahwa ternyata respon masyarakat sangat bagus. Hasil uji kesukaan responden mendapatkan nilai sangat bagus sebanyak 55%, dan bagus sebanyak 45%. Teknik pewarnaan smock kombinasi tritik jumputan ini prosesnya sederhana, tidak memerlukan alat khusus, sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber daya ekonomi yang signifikan. Kata kunci: ABSTRACTTritik jumputan is one kind of craft textile from Java. The number of craftsmen in this industrial craft is diminishing from time to time. Therefore it is necessary to execute improvement on its motive so that it will be more attractive. Smock is one technique in handsewing and embroidery. It is a needling technique to create wrinkles stitches that produce attractive motive in accordance with certain pattern. The objective of this research is to carry out an expansion on smock technique as a technique in coloring method that is combined with tritik jumputan technique so that it can enhance its commercial value as a fashion product. The method of this research is by direct surveys on the industry and also by literary exploration. Then, the data are analyzed from the process and motive design point of view. The next stage is executing an experiment in coloring process by combining two techniques namely smock technique and tritik jumputan technique. From the result of the experiment, it creates new beautiful motive design. From this research it creates 23 new motive designs. Visual observation shows that the most optimal result of coloring process is on primissima cloth. Based on the laboratory test, this textile craft has resistance of color fastness toward washing, perspiration and fine light with the test result 4-5. While, the grade of color fastness toward ribbing is 3. Thus, it can be said that the result of coloring process that combines these two techniques accomplish quality standard as clothing material product. The market trial shows that the people respond toward this product is apparently excellent. The result of the respondent keen test derives very good grade 55% and good grade 45%. The process of smock coloring technique combined with tritik jumputan is simple and does not need specific tools so that it is potential to develop becoming significant economical source.Key words: jumputan technique, smock technique, kain tritik jumputan, fashion
Modifikasi Alat Steam untuk Pembengkokan Rotan Eustasia Sri Murwati; Suharyanto Suharyanto; Demas YogoPranoto
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i2.1076

Abstract

ABSTRAKSelama ini pembengkokan rotan yang dilakukan oleh IKM Mebel Rotan dengan memanaskan di atas api kompor menggunakan alat pembengkok catok. Hasil yang diperoleh memberikan noda kehitaman. Cara lain dengan memasukkan rotan ke dalam alat steam dari besi, namun terdapat kendala persebaran uap yang tidak merata karena kurangnya rongga di antara tumpukan rotan selain terkena noda karat dari tabung steamer. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan modifikasi alat steam yang didesain multi guna, dapat melunakkan rotan dengan uap basah dalam tabung steamer dan uap kering yang disemprotkan pada permukaan rotan. Keunggulan alat ini adalah lebih efektif, tepat guna, multiguna, proses lebih cepat, konstruksi sederhana, mudah dan aman pengoperasiannya. Metode yang dilakukan yaitu survei lapangan dan literatur, perancangan desain, pengadaan bahan, pembuatan alat, uji coba alat, finishing alat, evaluasi dan pelaporan. Uji coba alat dengan variabel penampang rotan 2,4 cm, 2,8 cm, 3,2 cm dan waktu pengukusan 5 menit, 10 menit, dan 15 menit, dengan suhu ketel uap dan tabung steamer 110 o C, tekanan maksimum 2 bar (kg/cm2). Hasil yang diperoleh berupa 1 unit alat steam untuk pebengkok rotan terdiri dari: Pemanas, Ketel uap stainless steel spesifikasi standar JIS G 3116-2000, volume 118 lt, tabung steamer Grade SUS 340, bak perendaman dan meja bending. Hasil uji coba paling baik dengan waktu pengukusan 15 menit, rotan tidak pecah, tidak retak maupun tidak gembos, untuk semua  variabel diameter. Dapat membengkokkan rotan bentuk U, Ω,setengah lingkaran dan spiral. Uji coba uap kering memberikan hasil optimal dengan waktu penyemprotan lebih dari 20 menit. Kata kunci: alat steam, mebel, pembengkok, rotanABSTRACTAll this time rattan furniture SME’s bend the rattan by heating over a fire stove with a bending tool vise. The results obtained provide a blackish stain. Another way is putting the rattan into the iron steamer, but still has problems such as uneven distribution of steam because there are no spaces between rattans besides contact with rust stains from tube steamer. The purpose of this study was to modify steamer that is designed multi-purpose steam, can soften rattan with wet steam in a steamer tube, can also be sprayed with dry steam on the rattan surfaces. The method is carried out field survey and literature, design planning, procurement of materials, manufacturing equipment, testing equipment, finishing equipment, evaluation and reporting. The test tool with rattan variable crosssection of 2,4 cm, 2,8 cm 3,2 cm and a steaming rattan 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes, with boiler and steamer tube temperature 110° C, 2 bar maximum pressure (kg / cm2). Results obtained in the form of 1 unit Steam Tool For Bending Rattan consists of: Heating, Steam boiler stainless steel base material JIS G 3116-2000 standard specifications, 118 liter of volume, steam tube SUS 340 Grade, soaking tub and bending table. The trial results are best with a steaming time of 15 minutes, rattan is not broken, no cracking or not deflated, for all variable diameter. Can bend U shape rattan, Ω, semi-circular and spiral. Dry steam trials with great results at the time of spraying is greater than 20 minutes.Keywords: steamer, furniture, bending, rattan
Analisis Kesesuaian Kursi Pembatik Terhadap Kondisi Antropometri Pekerja Batik Tulis Joni Setiawan; Guring Briegel Mandegani; Evi Yuliati Rufaida
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i2.1077

Abstract

ABSTRAKSejak diakuinya Batik sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, perkembangan industri batik mengalami perkembangan seiring dengan peningkatan permintaan pasar. Pada saat ini peralatan utama untuk membatik (kursi, gawangan, canting, kompor, meja cap, canting cap, wajan cap, dan lain-lain) masih menggunakan peralatan batik yang lama, yang belum diteliti mengenai usability dan safety-nya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji ukuran kursi dan gawangan pembatikan yang beredar di pasaran apakah telah sesuai dengan kebutuhan pembatik dan sesuai dengan konsep ergonomi. Pengumpulan data kursi dan gawangan dari berbagai tempat industri batik. Data yang diperlukan diwakili oleh N = 30 buah. Data-data ini kemudian dilakukan analisis statistik dengan metode histogram. Penggunaan kursi pembatikan di industri batik masih sangat jauh dari kondisi ideal (minimum tinggi 370 mm, lebar 380 mm dan kedalaman 380 mm). Ukuran tinggi kursi pembatik yang ada, rata-rata hanya berketinggian alas duduk 263,7 mm, lebar alas duduk 353 mm, kedalaman alas duduk 305 mm, dan tanpa menggunakan sandaran punggung.Kata kunci: kursi pembatikan, ergonomi, antropometriABSTRACTSince the approval of batik as an intangible cultural heritage by UNESCO, the improvement of batik industry have evolved along with the increase in market demand. At this time the main equipment for batik processes are still using the old batik equipment that has not been studied regarding its usability and safety. The purpose of this study was to assess the size of the seat and gawangan batik on the market whether in accordance with the requirements in accordance with the concept of batik and ergonomics. The data collected from several places batik industry. The data required to make is represented by N = 30 pieces. These data are then performed statistical analysis with the histogram method. The use of seat batik batik industry is still very far from ideal conditions. The size of the existing seat are: average high seat is 263.7 (Indonesian women knee high to sit: average 339,2 mm), average width of seat is 353 mm (Indonesian women hips size: average 366,8 mm), average depth of seat is 305 mm (Indonesian women knee to buttocks length: average 470,7 mm) and without using the backrest.Keywords: batik chair, ergonomy, anthropometry
Pemanfaatan Limbah Ranting Kayu Manis (Cinnamomun Burmanii) untuk Penciptaan Seni Kerajinan dengan Teknik Laminasi Edi Eskak
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i2.1068

Abstract

ABSTRAKLimbah ranting kayu manis (Cinnamomum burmanii) merupakan sisa kayu yang tidak ikut dikupas untuk diambil kulitnya sebagai bahan rempah-rempah. Limbah ranting ini jumlahnya cukup banyak pada saat panen kulit kayu manis. Pada saat ini limbah tersebut hanya dibuang ataupun dibakar. Penciptaan seni ini bertujuan untuk memanfaatan limbah ranting kayu manis tersebut menjadi aneka produk seni kerajinan. Metode yang digunakan yaitu eksplorasi, perancangan, dan perwujudan karya. Hasilnya berupa prototip produk kerajinan dengan teknik laminasi yaitu berupa: tatakan saji (tatakan gelas, mangkuk, dan piring), pigura foto, dan aneka wadah. Metode dan prototip produknya dapat dijadikan model untuk pemberdayaan industri kreatif masyarakat daerah penghasil kayu manis. Dari penciptaan seni ini dapat disimpulkan bahwa limbah ranting kayu manis bisa ditingkatkan kemanfaatan dan nilai ekonomisnya menjadi lebih tinggi dengan mengreasikannya menjadi aneka produk seni kerajinan dengan aplikasi teknik laminasi. Teknik laminasi dipilih untuk mengolah limbah ranting yang berukuran kecil agar dapat menjadi aneka produk dengan ukuran variatif yang lebih besar. Keunggulan kerajinan limbah ranting kayu manis ini adalah memiliki aroma harum alami kayu manis yang khas. Kata kunci: limbah ranting, kayu manis, seni kerajinan, teknik laminasiABSTRACTWaste of cinnamon twig (Cinnamomum burmanii) is the rest of the wood unpeeled for its pelt as a spice. These twigswaste are quite a lot at the time of harvesting cinnamon bark. At this time the waste is simply dumped or burned as trash. The creation of art aims to utilize waste into cinnamon twig art craft products. The method used is the exploration, design, and realization of the work. The result is a prototype craft products with lamination techniques those are: food placemat (coasters, bowls, and plates), picture frames, and various containers. Method and prototype products can be used as a model for community empowerment creative industries producing regions cinnamon. From this creation of art can be concluded that the waste of cinnamon twigs can be improved from their sefulness and economic values to become higher than before by creating them into some varieties of craft products applied with lamination technique. Lamination technique chosen to treat small twigs waste to make into some product varieties with the larger varied sizes. The eminence of the waste of cinnamon twigs are those have sweet natural  distinctive aroma of cinnamon twigs theirselves.Keywords: waste twigs, cinnamon, arts crafts, lamination techniques
Perancangan Alat Pemanas Elektrik da Penoreh Malam Terpadu yang Bersifat Inklusif Paulus Bawole; Eko A. Prawoto; Puspitasari Darsono; Winta Guspara
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i2.1078

Abstract

ABSTRAKPenguasaan ketrampilan membatik harus lebih menyebar ke berbagai pelosok di Indonesia. Kecacatan tubuh (impairment), baik brakidaktili maupun paraplegia bukanlah halangan untuk menguasai ketrampilan membatik. Terdapat tiga faktor penyebab tingginya biaya produksi batik tulis, yaitu waktu, energi dan ketrampilan tinggi. Penelitian ergonomi dengan studi kasus para pembatik difabel ini bertujuan memperoleh pemahaman tentang kemampuan pengguna dan keluhan muskuloskeletal para pembatik difabel yang diakibatkan oleh alat tersebut. Hasil yang diperoleh akan menjadi spesifikasi performa produk untuk perancangan alat membatik elektrik yang bersifat inklusif, dapat digunakan oleh berbagai pengguna, mulai dari kalangan pembatik pemula hingga yang berpengalaman, bertangan normal maupun tidak sempurna. Pengukuran dengan metode RULA, pengamatan dan wawancara dalam ujicoba penggunaan aneka jenis gagang canting desain baru diperoleh kesimpulan bahwa genggaman presisi eksternal menghasilkan kebutuhan ukuran gagang yang sama baik bagi pembatik dengan tangan normal maupun brakidaktili. Sedangkan pada analisa metode NBM dan HTA didapatkan kesimpulan bahwa jika unit pemanas malam bisa disatukan dengan canting maka didapatkan pengurangan satu langkah dalam kegiatan membatik sekaligus mengurangi keletihan dalam membatik. Penelitian ini menghasilkan konsep perancangan unit pemanas malam elektrik arus DC yang menyatu dengan penoreh malam. Alat membatik yang bersifat inklusif ini akan membuat pekerjaan membatik bisa dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat terutama di desa dengan pasokan listrik yang terbatas. Kata kunci: pembatik difabel, inklusif, pemanas arus DCABSTRACTThe skill of batik craftmanship should spread wider to the nook and corner of Indonesia archipelago. Impairment such as brachydactile as well as paraphlegia shouldn’t be a hindrance to master the batik technique. There are three factors found as a source of high production cost in  hand-made batik; time, energy, and high skill. The goal of this ergonomic research using case studies of difable batik artisans is to get an understanding of user capabilities and musculoskeletal problems of users while operating standard batik equipment. The result then will be used as a specification of product performance for designing inclusive electric batik equipment, that can be operated by most users, from beginners to advance artisans, with normal fingers as well as challenged. Measurement using RULA method, observation and interviews on the trials of several new handles showed that there is an agreement on handle size when both extreme impaired users performed external precision grip. NBM and HTA analyzes concluded that if wax heating unit could be integrated with canting, it will eliminate one production step as well as reduce fatique. This research had produced a design of electric batik equipment with DC current. This inclusive equipment will enable batik production to be made in villages with limited supply from national electrical company. Keywords: diffable batik artisan, inclusive, DC heating unit
Seni Ukir Tradisional Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Batik Khas Baturaja Irfa'ina Rohana Salma
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v31i2.1070

Abstract

ABSTRAKPada saat ini kota Baturaja, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan belum mempunyai motif batik khas daerah. Oleh karena itu perlu diciptakan desain motif batik khas daerah yang sumber inspirasinya digali dari kekayaan seni tradisional daerah setempat yaitu seni ukir. Tujuan penciptaan seni ini adalah untuk menghasilkan motif batik yang unik, kreatif dan inovatif yang mempunyai ciri khas kota Baturaja. Metode yang digunakan yaitu pengumpulan data, pengamatan mendalam terhadap motif-motif ukir, pengkajian sumber inspirasi, pembuatan desain motif, dan perwujudan menjadi batik. Dari penciptaan seni ini berhasil dikreasikan 5 (lima) motif batik yaitu Bungo Nan Indah, Embun Nan Sejuk, Air Nan Segar, Kotak Nan Rancak, dan Ceplok Nan Elok.Kata kunci: seni ukir tradisional, inspirasi, penciptaan, batik khas BaturajaABSTRACTAt this time Baturaja City, of Ogan Komering Ulu, of South Sumatra does not have the local typical motif of batik. It is therefore necessary to create a local distinctive motif designed by the source of excavated area inspiration of the wood carving as it is the wealth of the traditional of the local art. The purpose of the creation of this art is to generate a unique, creative and innovative motif that has characteristics as Baturaja. The method used are the data collection, deep insight of carved motifs, assessment of the inspiration sources, making it into the design motifs, and emboding them into batik. From the creation of this art works has give 5 (five) motifs those are Bungo Nan Indah, Embun Nan Sejuk, Air Nan Segar, Kotak Nan Rancak, and Ceplok Nan Elok.Keywords: traditional wood carving, inspiration, creation, unique batik of Baturaja

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol 40, No 1 (2023): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 39, No 2 (2022): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 39, No 1 (2022): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 38, No 2 (2021): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 38, No 1 (2021): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 37, No 2 (2020): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 37, No 1 (2020): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 36, No 2 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 36, No 1 (2019): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 35, No 2 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 35, No 1 (2018): Dinamika Kerajinan dan Batik : Majalah Ilmiah Vol 34, No 2 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 34, No 1 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH Vol 33, No 2 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 33, No 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 2 (2015): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 1 (2015): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 2 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 1 (2014): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 30, No 2 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 30, No 1 (2013): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 32, No 2 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 31, No 1 (2012): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 28, No 1 (2011): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 27, No 1 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 28 (2010): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 26 (2009): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 25 (2008): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 24 (2007): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 23 (2006): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 22 (2005): Dinamika Kerajinan dan Batik No 21 (2004): Dinamika Kerajinan dan Batik No 19 (2001): Dinamika Kerajinan dan Batik No 18 (2001): Dinamika Kerajinan dan Batik No 16 (1997): Dinamika Kerajinan dan Batik Vol 15 (1996): Dinamika Kerajinan dan Batik No 10 (1992): Dinamika Kerajinan dan Batik No 9 (1991): Dinamika Kerajinan dan Batik No 8 (1988): Dinamika Kerajinan dan Batik No 7 (1987): Dinamika Kerajinan dan Batik More Issue