cover
Contact Name
Maria Indira Aryani
Contact Email
maria_indira.hi@upnjatim.ac.id
Phone
+6231-8706369
Journal Mail Official
jgp@upnjatim.ac.id
Editorial Address
Jalan Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Global and Policy Journal of International Relations
ISSN : 23379960     EISSN : 27454274     DOI : -
Global & Policy adalah jurnal ilmiah yang dikelola oleh Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan "Veteran" Jawa Timur. Global & Policy menerima artikel baik hasil pemikiran maupun hasil penelitian dalam bidang terkait kajian Hubungan Internasional kontemporer. Jurnal Global & Policy diterbitkan dua kali dalam setahun, yaitu setiap bulan Juni dan Desember.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 01 (2020)" : 10 Documents clear
Diplomasi Indonesia melalui Indomie terhadap Nigeria Ramadhani, Aulia; Yulliana, Engga Ayu; Sari, Kendalita; Permata, Qorry Oktavia
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i01.2171

Abstract

A country does need help from another country to be able to fulfill the living needs of the people of that country. One country that is dependent on other countries is Nigeria. Africa is a continent that has a population of about 40% of the world's population. Africa itself has 40% of the world's population. However, with this large population, countries in the region are experiencing problems in the economic and food sectors. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. see the opportunity. Indomie's entry into the African market indirectly made Indonesian culinary better known. The purpose of this study is to analyze how Indomie as a tool of diplomacy Indonesia to Nigeria to achieve food security and improve bilateral relations between the two countries. This study uses a qualitative-descriptive method. The results of this study indicate that this step is the first step for Indonesia to conduct soft-diplomacy through Indomie with the Nigerian government.Keywords : Diplomacy, Economy Diplomacy, Indonesia, Africa, IndomieSuatu negara pada hakikat membutuhkan bantuan dari negara lain untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat dari negara tersebut. Salah satu negara yang bergantung pada negara lain yakni Nigeria. Afrika merupakan benua yang mempunyai populasi masyarakat sekitar 40% dari populasi dunia. Namun, dengan banyaknya populasi tersebut membuat negara yang berada di kawasan ini mengalami masalah di sektor ekonomi dan pangan. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. melihat peluang tersebut. Masuknya Indomie di pasar Afrika secara tidak langsung membuat kuliner Indonesia lebih dikenal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana Indomie dapat menjadi alat diplomasi Indonesia ke Nigeria hingga tercipta ketahanan pangan dan meningkatkan hubungan bilateral diantara kedua negara. Penulis meggunakan metode kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa langkah tersebut menjadi langkah awal Indonesia melakukan soft-diplomacy melalui Indomie dengan pemerintah Nigeria.Kata Kunci : Diplomasi, Diplomasi Ekonomi, Indonesia, Afrika, Indomie DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i01.2171
Televisi sebagai Media Sosialisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Indonesia Kresnawati, Megahnanda Alidyan; Kusuma, Ade
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i01.2170

Abstract

Globalization is known since the late 19th century and early 20th century. It can be defined as theprocess of interconnectedness and influence among people throughout the world, in all aspects oflife. There are no boundaries of time and space between nations, led to global bussiness, free trade,migration, cultural and mindset exchange. Since December 31, 2015 the Southeast Asia countries areengaged in ASEAN Economic Community (AEC), which is form of consolidation the economicintegration of the Southeast Asia region, and based on four economic pillars; single market andproduction base, competitive economic region, equitable economic development, and integration inglobalized economy. Indonesia as a third world country, which have the largest population in theSoutheast Asia should have a good opportunity to join and compete in world trade and globalbussiness. This opportunity must be accompanied by the readiness of the government and allelements of society. On the other hand, the AEC can be a form of non-traditional threat to the socialand economic conditions of Indonesia. Based on human security concept, this study using textualanalysis will identifying forms of socialization by television about the Asean Economic Community(AEC) which already done by goverment to society. This paper also provide a strategic role andutilization of television as mass media, to give information and explanation, also educate related tothe challenges of goverment and all elements of society to facing the ASEAN Economy Community.Keywords : ASEAN Economic Community (AEC), Socialization, TelevisionGlobalisasi dikenal sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Ini dapat didefinisikan sebagaiproses keterkaitan dan pengaruh di antara orang-orang di seluruh dunia, dalam semua aspekkehidupan. Tidak ada batasan waktu dan ruang antar negara, yang mengarah pada bisnis global,perdagangan bebas, migrasi, pertukaran budaya dan pola pikir. Sejak 31 Desember 2015 negaranegaraAsia Tenggara terlibat dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang merupakanbentuk konsolidasi integrasi ekonomi kawasan Asia Tenggara, dan didasarkan pada empat pilarekonomi; pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi kompetitif, pembangunan ekonomiyang adil, dan integrasi dalam ekonomi global. Indonesia sebagai negara dunia ketiga, yangmemiliki populasi terbesar di Asia Tenggara harus memiliki peluang yang baik untuk bergabungdan bersaing dalam perdagangan dunia dan bisnis global. Peluang ini harus dibarengi dengankesiapan pemerintah dan semua elemen masyarakat. Di sisi lain, MEA dapat menjadi bentukancaman non-tradisional terhadap kondisi sosial dan ekonomi Indonesia. Berdasarkan konsepkeamanan manusia, penelitian ini menggunakan analisis tekstual akan mengidentifikasi bentukbentuksosialisasi oleh televisi tentang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah dilakukanoleh pemerintah kepada masyarakat. Makalah ini juga memberikan peran strategis danpemanfaatan televisi sebagai media massa, untuk memberikan informasi dan penjelasan, jugamengedukasi terkait tantangan pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk menghadapiMasyarakat Ekonomi ASEAN.Kata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Sosialisasi, Televisi DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i01.2170
Peran Uni Eropa sebagai Institusi Supranasional dalam Krisis Ukraina Tahun 2014-2019 Puspasari, Indah
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i01.2173

Abstract

Ukrainian Crisis has become a major international issue that has attracted the attention of various actors in the international sphere, especially the European Union (EU). As one of the largest and oldest supranational institutions in the world, the EU is expected to play a main role in the process of resolving the Ukrainian Crisis. Moreover, this crisis has caused thousand of fatalities and various humanitarian violations against civilians in it. Although Ukraine is not a member of the EU, it can be seen that Ukraine is an EU ‘neighbour’ country that has geographical proximity to one another. Not only that, the EU is also one of the institutions that have high concern in maintaining global peace and security. So, it is not surprising when the EU starts to show its response to this issue, many actors and society who then have high expectations for the success of the EU in it. However, although the EU has taken several actions to respond to the Ukrainian Crisis, with the aim of ending the crisis and conflict in Ukraine, in fact the dispute between Ukraine and Russia which is the root of the Ukrainian Crisis continues to this day. Or rather, about 6 years. Based on that, this research was made to evaluate the role of the EU as a supranational institution in resolving the Ukrainian Crisis. The framework that used to analyze this problem is the concept of Supranational Institutions and the Responsibility to Protect. Using descriptive qualitative research methods, data will be collected from books, journal articles, official reports and media publications to explain clearly the EU’s effort in the Ukrainian Crisis resolution process.Keywords: Ukrainian Crisis, European Union, Supranational Institution.Krisis Ukraina telah menjadi isu internasional utama yang menarik perhatian berbagai aktor dalam lingkup internasional, khususnya Uni Eropa (UE). Sebagai salah satu institusi supranasional terbesar dan tertua di dunia, UE diharapkan dapat memainkan peran besar dalam proses penyelesaian Krisis Ukraina ini. Terlebih, krisis ini telah menyebabkan jatuhnya ribuan korban jiwa dan berbagai pelanggaran kemanusiaan terhadap warga sipil didalamnya. Walaupun Ukraina tidak termasuk dalam keanggotaan UE, namun dapat terlihat bahwasannya Ukraina merupakan negara ‘tetangga’ UE yang memiliki kedekatan geografis satu sama lain. Tak hanya itu, UE juga termasuk salah satu institusi yang memiliki kepedulian tinggi dalam menjaga perdamaian dan keamanan global. Sehingga, tidak mengherankan ketika UE mulai memperlihatkan responnya terhadap permasalahan ini, banyak aktor dan masyarakat yang kemudian berekspektasi tinggi terhadap keberhasilan UE didalamnya. Akan tetapi, walaupun UE telah mengambil beberapa tindakan untuk menanggapi Krisis Ukraina, dengan tujuan untuk mengakhiri krisis dan konflik di Ukraina, nyatanya perselisihan diantara Ukraina-Rusia yang menjadi akar dari Krisis Ukraina ini masih terus berlangsung sampai dengan saat ini. Atau lebih tepatnya sekitar 6 tahun lamanya. Berdasarkan itu, penelitian ini dibuat untuk mengevaluasi peran UE sebagai institusi supranasional dalam menyelesaikan Krisis Ukraina. Kerangka berpikir yang digunakan untuk menganalisis permasalahan ini ialah konsep Institusi Supranasional dan Responsibility to Protect. Dengan data yang telah dikumpulkan dari buku, artikel jurnal penelitian, laporan resmi serta publikasi media. Data-data ini kemudian akan diuji menggunakan metode diskriptif kualitatif untuk menjelaskan dengan baik mengenai upaya UE dalam proses penyelesaian Krisis Ukraina.Kata Kunci : Krisis Ukraina, Uni Eropa, Institusi Supranasional. DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i01.2173
Diplomasi Gamelan di Australia Aryani, Maria Indira; Nisa, Hasri Maghfirotin; Permatasari, Alfina; Pranoko, Dimas Evananda; Nasution, Calvin Alhafiz
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i01.2176

Abstract

Indonesia and Australia are two neighboring countries that has close relations, geographically and socio-politically. Diplomatic relations between the two was formally establish in 1949, but Australia has been giving constant support toward Indonesia’s independence since 1945. Despite these relations, Indonesia and Australia still has conflict and tensions on several issues. To maintain good relations and to reduce tensions, Indonesia is implementing Gamelan Diplomacy towards Australia. Gamelan Diplomacy is a representation of Indonesian culture and as a form of Indonesian Cultural Diplomacy. The main objective of this paper is to describe the implementation of Gamelan Diplomacy according to Simon Mark that consist of four elements, which are actors and government involvementa, objectives, activities, and audience. This paper is using a descriptive.Keywords: Gamelan Diplomacy, Cultural Diplomacy, Actor and Government Involvement, Objective, Activity, AudienceIndonesia dan Australia adalah dua negara tetangga yang memiliki kedekatan, baik secara geografis maupun sosial politik. Hubungan diplomatik antara kedua negara ini secara resmi telah terjalin sejak tahun 1949, tetapi dukungan bagi upaya perolehan kemerdekaan Indonesia telah diberikan oleh Australia sejak tahun 1945. Terlepas dari hubungan dan kedekatan yang telah lama terjalin, masih sering terjadi konflik dan ketegangan antara Indonesia dan Australia yang disebabkan oleh beberapa hal. Untuk menjalin hubungan baik, sekaligus meredam ketegangan, Indonesia menerapkan Diplomasi Gamelan di Australia. Diplomasi Gamelan yang dilakukan Indonesia terhadap Australia merupakan representasi dari kebudayaan Indonesia dan merupakan salah satu implementasi dari diplomasi kebudayaan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Diplomasi Gamelan Indonesia berdasarkan pemikiran Simon Mark yang diamati melalui empat elemen, yakni aktor dan keterlibatan pemerintah, tujuan, bentuk kegiatan dan audiens. Tulisan ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pengambilan data studi kepustakaan mulai tahun 2008, saat diadakan IndoFest pertama di Australia, hingga 2019.Kata Kunci: Diplomasi Gamelan, Diplomasi Budaya, Aktor dan Keterlibatan Pemerintah, Tujuan, Bentuk Kegiatan, Audiens DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i01.2176
Keberhasilan Implementasi Forest And Climate Change Programme (Forclime) oleh Indonesia – Jerman di Kalimantan Setiawan, Angga Kurnia; Rudiany, Novita Putri
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i01.2168

Abstract

This research has questions that contained about the analysis of the success causes of the implementation of Forest and Climate Change Program (FORCLIME) by Indonesia - German in Kalimantan in the period 2010 - 2019. The answers to these research questions are then assembled into a discussion that is divided into three stages, namely the emergence of norms (norm emergence), the spread of norms (norm cascades), and the stage of internalization of norms (internalization). This proclamation was adjusted to the blade corridor of the International Norms Diffusion analysis developed by Martha Finnemore and Kathryn Sikkink in 1998. The results showed that the factor behind FORCLIME's success was due to the conformity of international norms with top-down domestic norms, regarding the reduction of domestic carbon emissions through conservation environment accompanied by economic development of the local community, which is based on Law No. 6 of 1994 concerning ratification of the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Thus, the program established is closely related to the concepts of agroforestry, participatory conservation, and sustainable harvest, which are then introduced through socialization and demonstration mechanisms.Keywords : FORCLIME, Germany, Indonesia, International Norm DiffusionPenelitian ini memiliki pertanyaan yang memuat konten mengenai analisis penyebab keberhasilan Implementasi Forest and Climate Change Programme (FORCLIME) oleh Indonesia – Jerman di Kalimantan pada periode 2010 – 2019. Jawaban atas pertanyaan penelitian tersebut kemudian dirangkai menjadi sebuah pembahasan yang dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu kemunculan norma (norm emergence), penyebaran norma (norm cascade), dan tahap internalisasi norma (internalization). Pembabakan tersebut disesuaikan dengan koridor pisau analisis Difusi Norma Internasional yang dikembangkan oleh Martha Finnemore dan Kathryn Sikkink tahun 1998. Hasilnya menunjukkan bahwa faktor dibalik keberhasilan FORCLIME itu dikarenakan adanya kesesuaian norma internasional dengan norma dalam negeri secara top-down, mengenai pengurangan emisi karbon domestik melalui pelestarian lingkungan dengan disertai pembangunan ekonomi masyarakat setempat, yang berdasar pada Undang-Undang No. 6 Tahun 1994 tentang pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Sehingga, program yang dibentuk berkaitan erat dengan konsep agroforestri, konservasi partisipatif, dan panen lestari, yang selanjutnya dikenalkan melalui mekanisme sosialisasi dan demonstrasi.Kata Kunci : Difusi Norma Internasional, FORCLIME, Indonesia, Jerman DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i01.2168
Globalisasi dan Resistensi: Studi Kasus Kemunculan Gerakan Occupy Wallstreet S.M., Dias Pabyantara
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i01.2169

Abstract

The main globalist argument is to depict globalization as a universalization process. The notion chains several debates on how the future of resistance takes place within globalization. The interconnectivity, which became the main feature of the recent globalization, issues a dominant narrative concerning universal governance in the form of capitalism. Those dominant narrative results in an inevitable globalization paradigm. On the other hand, the skeptic critics stated that interconnectivity made possible towards resistance upon globalization in terms of relations between market and state. This research departs from the skeptic notions of globalization to argue that there is a robust future of resistance and ideology along with the globalization process. Globalization brought up a discussion concerning the nature of the paradox of power, which lies beneath interconnectivity. On the one hand, interconnectivity connects the capitalist impacting the hegemon nature of nowadays capitalism. On the other hand, the hegemony caught up in a vis-a-vis position with the ideological resistance in the Occupy Wallstreet movement.Keywords: Globalization, Resistance, Occupy Wallstreet Movement, Power, InterconnectivityArgumen kaum globalis yang mengidentifikasi globalisasi sebagai proses universalisasi memunculkan perdebatan mengenai eksistensi resistensi. Di satu sisi, interkoneksi dalam globalisasi memunculkan narasi mengenai standar tata kelola nilai yang seragam. Sehingga dimensi ideologi didominasi oleh pemilik modal melalui paham kapitalisme. Konsekuensinya, globalisasi dalam kerangka kapitalisme global dimaknai sebagai proses tunggal yang tidak mungkin dihindari. Di sisi lain, kaum skeptis menyatakan interkoneksi dalam globalisasi justru memfasilitasi munculnya struktur perlawanan terhadap narasi tunggal globalisasi. Interkoneksi dalam globalisasi memungkinkan pengorganisaan gerakan perlawanan dari akar rumput, untuk menentang relasi negara dengan pasar dalam globalisasi. Berangkat dari posisi tersebut tulisan ini berargumen bahwa interkoneksi dalam globalisasi menimbulkan paradoks dari konsep power . Internkoneksi antara pemilik modal membentuk standar nilai kapitalistik, namun vis-a-vis dengan hal ini resistensi juga muncul dalam skala global. Studi kasus yang digunakan adalah kemunculkan Gerakan Occupy Wallstreet di tahun 2011.Kata Kunci: globalisasi, resistensi, gerakan occupy wallstreet, power, interkoneksi DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i01.2169
Peran Indonesia sebagai Pemberi Bantuan melalui KSST bagi Negara Pasifik 2015-2019 Bramasta, Bima
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i01.2175

Abstract

In this era, cooperation between countries is very common to find. Cooperation between countries has a goal that each country will mutually be able to achieve their national goals. Indonesia is one of the countries present in the international world as a country that helped to provide assistance to other developing countries since the 1980s. Indonesia is assisting through SSTC. This journal will provide readers with an understanding of the role of Indonesia in providing South-South and Triangular Cooperation (SSTC) technical assistance to Pacific region countries. Because of the fact, this collaboration has become one of the special things that Indonesian government has also taken note of in recent years. The research method used in this journal is a qualitative-descriptive research method, where this method will assist the writer in elaborating the results of this journal by describing the mechanism and process of Indonesia's role in providing SSTC assistance to the country in pacific region. The data to be used comes from the literature of academic journals, media, and official government data which includes books and official annual reports. The results obtained will explain the role of Indonesia as a country that provides SSTC assistance to the Pacific region.Keywords: Role of Indonesia, South-South and Triangular Cooperation, Pacific RegionDi era saat ini, kerjasama antar negara sangatlah lazim untuk ditemukan. Pada hakikatnya, kerjasama antar negara memiliki tujuan agar masing-masing negara akan saling mampu untuk menggapai tujuan nasional yang telah dirumuskan oleh tiap masing-masing negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang hadir dalam dunia internasional sebagai negara yang turut membantu untuk memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang lain sejak tahun 1980an. Indonesia sendiri melakukan bantuannya melalui sebuah wadah kerjasama yang bertajuk KSST. Jurnal ini akan memberikan pemahaman kepada para pembaca mengenai peran Indonesia dalam memberikan bantuan teknik Kerjasama Selatan-Selatan Triangular (KSST) kepada negara kawasan pasifik. Karena faktanya, kerjasama ini telah menjadi salah satu hal khusus yang turut diperhatikan pemerintah Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode penelitian secara kualitatif-deskriptif, dimana metode ini akan membantu penulis dalam menjabarkan hasil jurnal ini dengan lebih menggambarkan mekanisme serta jalannya sebuah proses peran Indonesia dalam memberikan bantuan kerjasama teknik selatan-selatan triangular (KSST) kepada negara kawasan pasifik. Data yang akan digunakan berasal dari literatur jurnal akademisi, media, serta data resmi pemerintah yang mencakup buku dan laporan tahunan resmi dari pemerintah. Hasil penelitian yang diperoleh akan menjelaskan mengenai peran Indonesia sebagai negara yang memberikan bantuan KSST kepada negara kawasan pasifik.Kata Kunci: Peran Indonesia, Kerjasama Teknik Selatan-Selatan Triangular, Kawasan Pasifik. DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i01.2175
Diplomasi Kesehatan di Era Pandemik Global: Analisa Bantuan Penanganan Covid-19 dari Negara Jepang dan Korea Selatan ke Indonesia Purbantina, Adiasri Putri; Hapsari, Renitha Dwi
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i01.2167

Abstract

Currently, the world is experiencing a threat against human security due to the spread of Covid-19. The WHO have initiated global health diplomacy since 2007 to tackle the global health crisis. This often takes form of a multilateral cooperation seeking to construct a collective action. Actors working together to promote a global policy recommendation. This paper seeks to argue that we can observe a duality of health diplomacy using the case of Covid-19. On one side, a collective action is a crucial element to tackle a global issue. However, on the other hand, a collective action a form of diplomacy of one country aiming to pursue specific economic interest. In the case of health diplomacy from Japan and South Korea to Indonesia, the longevity of global value chain becomes the prominent economic interest. Keywords: human security, global value chain, health diplomacy Saat ini, dunia sedang mengalami ancaman keamanan akibat penyebaran virus Covid-19, yang menjadi pandemi global. Pada dasarnya, guna mengatasi masalah kesehatan secara global, sejak tahun 2007 WHO menginisiasi global health diplomacy yang merupakan bentuk komitmen dan kerja sama multilateral yang dilakukan oleh negara-negara di dunia. Konsep global health diplomacy merujuk pada proses negosiasi multilevel dan multiaktor yang dilakukan guna membentuk dan mengatur kebijakan global untuk kesehatan. Tulisan ini hendak menggarisbawahi bahwa ada dualitas yang dapat kita observasi. Di satu sisi, terdapat pentingnya sebuah aksi kolektif dalam mengatasi isu pandemik yang mengancam keamanan seluruh manusia secara global. Di sisi lain, tulisan ini mengajukan argumen bahwa aksi kolektif dalam menangani COVID-19 juga memiliki nilai lebih sebagai suatu bentuk diplomasi yang dilandasi kepentingan ekonomi yang tangible. Keberlangsungan sistem produksi global sangat dipengaruhi oleh hubungan bilateral yang kondusif dan sekaligus bebas dari ancaman terhadap keselamatan manusia. Kata Kunci: keamanan manusia, sistem produksi global, diplomasi kesehatan DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i01.2167
Indonesia Fair : Upaya Diplomasi Ekonomi dalam Membuka Gerbang Kerjasama Manufaktur Kereta Api Indonesia-Bangladesh Rosyidi, M. Habib; Ali, Yusril Ihza; ., Djatmiko; Joisangadji, Alvansyah
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i01.2172

Abstract

Indonesia under the administration Joko Widodo 2015-2019 is very concerned about the economic sector which realized in Indonesian economic diplomacy. These diplomacy is directed at the national interest, economic growth, and people’s welfare. In 2018, Indonesia has held the Indonesia Fair in Bangladesh in order to strengthen cooperation partners between Indonesia and Bangladesh. This event has opened trade cooperation between Indonesia and Bangladesh. This event is in form of business meetings and trade expo followed by companies from Indonesia. These program opened trade cooperation in the railway manufacturing industry sector. Bilateral relations that have existed for a long time are important factors in enhancing the economic advance of Indonesia. Therefore, this paper will further discuss the Indonesian economic diplomacy through Indonesia Fair 2018 in Bangladesh, what are the reasons for Indonesia to held this event, and how is the perspective of Bangladesh in deciding to cooperate with Indonesia in the field of railway manufacturing after Indonesia Fair 2018.Keywords: Economic Diplomacy, Indonesia Fair 2018, Railway Manufacture Industry, BangladeshIndonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo 2015-2019 sangat konsen pada sektor ekonomi yang diwujudkan dengan gencarnya diplomasi ekonomi Indonesia. Diplomasi ini diarahkan untuk kepentingan nasional, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Pada tahun 2018, Indonesia mengadakan Indonesia Fair di Bangladesh dalam rangka penguatan mitra kerjasama antara Indonesia dan Bangladesh. Kegiatan ini berupa temu bisnis dan pameran dagang yang diikuti oleh perusahaan dari Indonesia. Kegiatan ini telah membuka kerjasama dagang di sektor industri manufaktur perkeretaapian. Hubungan bilateral yang terjalin sejak lama merupakan faktor penting dalam meningkatkan kemajuan ekonomi Indonesia. Oleh sebab itu, paper ini akan lebih dalam mengulas tentang diplomasi ekonomi Indonesia melalui Indonesia Fair 2018 di Bangladesh, apa saja yang menjadi konsiderasi Indonesia dalam menyelenggarakan kegiatan ini serta bagaimana sudut pandang Bangladesh dalam memutuskan untuk bekerjasama dengan Indonesia di bidang manufaktur perkeretaapian pasca Indonesia Fair 2018.Kata Kunci: Diplomasi Ekonomi, Indonesia Fair 2018, Industri Manufaktur Kereta Api, Bangladesh DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i01.2172
Lingkungan dan Globalisasi: Solusi akan Relasi yang Problematik Studi Kasus Peningkatan Sampah Impor Indonesia Pasca National Sword Policy China Tahun 2018 Ali, Yusril Ihza
Global and Policy Journal of International Relations Vol 8, No 01 (2020)
Publisher : Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/jgp.v8i01.2174

Abstract

Environmental problems caused by garbage are getting worse. However, this was even worse when China created a policy entitled National Sword Policy in 2018. One of the effects of this policy was an increase in imported waste in Indonesia due to diversion of garbage from exporting countries, which make the government of Indonesia changed its foreign policy related to imported waste. In this study, the author is interested in examining what is the best kind of regulation to support both human activites and the nature itself. The author also analyzed what are the factors that makes the government of Indonesia makes such change to the Indonesia’s policy regarding waste import. The research method that will be used by the author is a qualitative-descriptive method, in order to be able to provide a systematic picture of the process of changing a country's foreign policy, based on the theory of foreign policy change.Keywords: waste, import, regulation, foreign policy, National SwordMasalah lingkungan yang disebabkan oleh sampah semakin memburuk. Namun, hal ini bahkan mejadi lebih buruk ketika Cina membuat kebijakan bertajuk National Sword Policy pada tahun 2018. Salah satu dampak dari kebijakan ini adalah peningkatan limbah impor di Indonesia karena adanya pengalihan sampah dari negara-negara pengekspor, yang membuat pemerintah Indonesia mengubah kebijakannya luar negerinya terkait sampahimpor. Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti apa jenis regulasi terbaik untuk mendukung aktivitas manusia dan alam itu sendiri. Penulis juga menganalisis faktor-faktor apa yang membuat pemerintah Indonesia melakukan perubahan pada kebijakan Indonesia mengenai impor limbah. Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif-deskriptif, agar dapat memberikan gambaran sistematis tentang proses perubahan kebijakan luar negeri suatu negara, berdasarkan teori perubahan kebijakan luar negeri.Kata kunci: sampah, impor, regulasi, kebijakan luar negeri, National Sword DOI : https://doi.org/10.33005/jgp.v8i01.2174

Page 1 of 1 | Total Record : 10