cover
Contact Name
I Gde Adi Suryawan Wangiyana
Contact Email
jurnalsilvasamalas@gmail.com
Phone
+6281907005728
Journal Mail Official
jurnalsilvasamalas@gmail.com
Editorial Address
Jl Pemuda No. 59A Dasan Agung Baru, Mataram
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Silva Samalas: Journal of Forestry and Plant Science
ISSN : 26216779     EISSN : 27767175     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Jurnal Silva Samalas intended as a medium for communication between researchers about their work. This journal accepted scientific papers on various topics including forestry, agriculture, botany, and environmental science. Jurnal Silva Samalas also accepted various types of scientific paper including research paper, systematic reviews, and short communication.
Articles 80 Documents
DAMPAK PERLADANGAN LIAR OLEH MASYARAKAT DI HUTAN LINDUNG UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DINAS (UPTD) KEHUTANAN KECAMATAN LANGGUDU KABUPATEN BIMA Udin Winata Putra; Kemas Usman
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3608

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Dampak sosial Budaya yang terjadi akibat perladangan liar oleh masyarakat di hutan lindung UPTD Kehutanan, (2) Dampak lingkungan masyarakat yang terjadi akibat perladangan liar oleh masyarakat di hutan lindung UPTD Kehutanan, (3) Dampak Perubahan ekonomi masyarakat yang terjadi akibat perladangan liar oleh masyarakat di hutan lindung UPTD Kehutanan Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, subyek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada disekitar hutan sesuai dengan kebutuhan untuk kelengkapan data dan menjawab permasalahan. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi untuk memeriksa keabsahan data. Pemeriksaan dilakukan dengan kriteria-kriteria, sedangkan analisis datanya menggunakan deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa dampak yang terjadi akibat perladangan liar terhadap aspek Sosial Budaya masyarakat mengalami perubahan, baik dalam peningkatan kondisi sosialnya maupun terhadap budaya masyarakat dalam hal pengelolaan lahan untuk pertanian. Dampak terhadap lingkungan menurut persepsi masyarakat mengatakan bahwa kegiatan perladangan liar tidak akan merusak lingkungan, tetapi fakta yang ada dilapangan kegiatan perladangan liar di kawasan hutan memberikan efek buruk bagi lahan hutan itu sendiri. Sedangkan dampak yang timbul terhadap ekonomi masyarakat akibat perladangan liar menurut masyarakat sendiri menunjukan peningkatan terhadap kondisi ekonomi masyarakat, akan tetapi kegiatan perladangan liar perlu dilakukan pengawasan oleh aparat-aparat terkai agar bisa terkendalikan. Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian dapat disimpulkan bahwa dampak terhadap sosial budaya masyarakat mengalami perubahan baik dari aspek sosial maupun terhadap aspek budaya masyarakat, dan dampak yang timbul terhadap lingkungannya sendiri memberikan pengaruh positif untuk masyarakat tetapi untuk lingkungannya memberikan pengaruh negatif. Selain itu kegiatan perladangan itu sendiri memberikan peningkatan ekonomi terhadap masyarakat akan tetapi kegiatan tersebut perlu diawasi agar lahan hutan yang masih utuh tidak buka lagi oleh masyarakat untuk kegiatan perladangan liar.
KEANEKARAGAMAN JENIS DAN PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) DI KAWASAN HUTAN KEMASYARAKATAN (HKM) DESA GIRIMADIA KECAMATAN LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT) Muhammad Irwan; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3610

Abstract

Hutan Indonesia merupakan salah satu hutan tropis terluas ketiga di dunia dan ditempatkan pada urutan kedua dalam hal tingkat keanekaragaman hayati. Di Indonesia sendiri, Di Indonesia memiliki kekayaan hayati yang sangat beragam sekitar 30.000 – 40.000 jenis tumbuhan yang tersebar di hutan tropis di tiap pulau (Juliana, 2011). Adapun penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui  jenis dan pemanfaatan tanaman HHBK dikawasan hutan kemasyarakatan (HKm) Giri Madia untuk vegetasi dan tumbuhan bawah dan Untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Giri Madia.Penelitian dilaksanakan di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.  Waktu Penelitian telah dilakukan  selama 1 bulan yaitu dari bulan Mei s/d dengan Juni 2017 penelitian ini, Penetuan teknik pengambilan data menggunakan Streep sampling wait random start, yang akan dijadiakan sumber adalah kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Giri Madia seluas 329 ha, sedangkan luas HKm disekitar Kebun Baru kurang lebih 42 ha, intesitas sampling yang diambil 5% sehingga jumlah petak contoh yang diambil adalah 53 petak. Jenis HHBKyang dimanfaatkan sebagai berukut Kemiri (Aleuretus moluccana), Durian (Durio Zibathinus), Aren (Arenga pinnata), Belinjo (Gnetum gnemon), Nangka (Artocarpus heterpphyllus), Bambu (bambuseae Sp), Coklat (Theobroma cacao), Pisang (Musa paradisiae), Sukun (Artocarpus alfilis) adapun jenis  tumbuhan bawah yang dimanfaatkan adalah Kunyit (Corcuma longa), Golkar, Sirih hutan (Piper codocibracteum C.DOC), Laos (Alpinia galangal), Pakis (Plantea Sp), Talas (Colocasia esculanta), Ubi kayu (Manihot esculanta) dan Jahe (Zingiber officinale) dan Indeks keanekaragaman jenis untuk tingkat pohon rendah 1,637, untuk tingkat tiang 1,58, tingkat pancang 1,767 dan untuk tingkat semai 1,679, memiliki keanekaragaman jenis rendah.
UPAYA PENANGGULANGAN PERLADANGAN LIAR OLEH KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) AMPANG RIWO DI KAWASAN HUTAN DESA JATI BARU KECAMATAN MANGGELEWAKABUPATEN DOMPU Faujiansyah Faujiansyah; Sad Kurniati Wanitaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3627

Abstract

Hutan merupakan obyek wisata diperkaya oleh flora dan fauna, mempunyai peranan hutan  sebagai kawasan yaitu : 1. Sebagai Sumber Pangan, Perumahan dan Kesehatan kehidupan manusia yang bergantung pada keanekaragaman hayati. Hewan dan tumbuhan yang kita manfaatkan saat ini (misalnya ayam, kambing, padi, jagung) pada zaman dahulu juga merupakan hewan dan tumbuhan liar, yang kemudian dibudidayakan; 2. Sebagai Sumber Pendapatan keanekaragaman hayati dapat dijadikan sumber pendapatan. Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan; 3. Sebagai Sumber Plasma Nutfah hewan, tumbuhan, dan mikroba yang saat ini belum diketahui tidak perlu dimusnahkan, karena mungkin saja di masa yang akan datang akan memiliki peranan yang sangat penting. Sebagai contoh, tanaman mimba (Azadirachta indica), dahulu tanaman ini hanya merupakan tanaman pagar, tetapi saat ini diketahui mengandung zat azadiktrakhtin yang memiliki peranan sebagai anti hama dan anti bakteri; 4. Sumber Ekologi untuk menunjang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem. Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain; 5. Sumber Keindahan sumber keindahan alam tidak terletak pada keseragaman tetapi pada keanekarag. Kondisi hutan di Indonesia mengalami penurunan baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk hasil hutan dan lahan.Penyebab penurunan tersebut dikarenakan adanya kegiatan seperti penebangan, perladangan liar, perambahan dan alih guna lahan atau konversi menjadi lahan pertanian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, teknik sampel adalah teknik purposive sampling, teknik pengumpulan data adalah metode observasi, dokumentasi, wawancara, teknik analisis data melalui langkah-langkah: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya perladangan liar dikawasan hutan adalah faktor keterpaksaan sebanyak 20%, faktor kebiasaan turun temurun sebanyak 36,6%, kurangnya lahan sebanyak 30,0% dan adanya faktor keinginan masyarakat menguasai lahan sebanyak 13,3%. Upaya yang dilakukan aparat untuk menanggulangi perladangan liar pada kawasan adalah dengan melakukan tindakan preventif (pencegahan) adalah program pengelolaan sumber daya hutan bersama masyarakat adalah suatu sistem pengelolaan sumber daya hutan yang dilakukan bersama dengan KPHL, persuasif (penyampaian informasi) yaitu dengan adanya penyelidikan dan penyampaian  informasi yang jelas  agar tindakan operasi yang di realisasikan dan tindakan represif (tindakan penanggulangan) yaitu melakukan tindakan operasi pengejaran terhadap masyarakat yang melakukan perladangan liar.
STUDI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN OKSIGEN DI KOTA MADYA BIMA NUSA TENGGARA BARAT M Jihad Al Ansyari; Mareta Karlin Bonita
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3628

Abstract

Penelitian ini berjudul Studi Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Untuk Memenuhi Kebutuhan Oksigen Di Kota Madya Bima, Nusa Tenggara Barat. Tujuan dilakukan penelitian tentang Ruang Terbuka Hijau ini adalah a. Untuk mengetahui luas RTH yang ada di Kotamadya Bima, Nusa Tenggara Barat. b. Untuk mengetahui luas RTH berdasarkan kebutuhan oksigen di Kotamadya Bima, Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisis kebutuhan RTH dilakukan dengan berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah, kebutuhan konsumesi Oksigen (O ). Hasil pembahasan menunjukkan bahwaLuas RTH di kota Madya Bima, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2025 diperkirakan adalah 36,24 ha. Kebutuhan RTH untuk memenuhi kebutuhan oksigen di kotamadya Bima pada tahun 2025 adalah 4,89%, padahal menurut Peraturan Menteri No 1 Tahun 2007 bahwa luas RTH minimal 30%
IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA KELOMPOK TANI DENGAN BKPH RINJANI BARAT PELANGAN TASTURA (Studi Kasus : Gabungan Kelompok Tani Maju Lestari, Desa Pusuk Lestari, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat) Rahayu Prasetya Utami; Yulia Ratnaningsih
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3629

Abstract

Land grabbing is one of the factors contributing to high rate of deforestation and forest degradation, thus it should involve the local community in its management. One of the government’s policies to improve community participation in forest management is forestry partnership. The purpose of this research is to explore the process of implementation of forestry partnership between farmer group and BKPH Rinjani Barat PelanganTastura as well as its supporting and constraining factors. The data was collected by interview. The data obtained were analyzed descriptively. The results demonstrate that the process of forestry partnership implementationis well performed. The supporting factors of forestry partnership between farmer group and BKPH Rinjani Barat PelanganTastura are high quality seedlings, cultivated area, advanced maintenance and firm support from farmer groups for forestry partnership program, absolute trust fromfarmer groups inforest manager and massive support from other related farmer groups. Meanwhile the constraining factors of forestry partnership between farmer groups and BKPHRinjani Barat PelanganTasturais  low quality of human resources, internal problems of farmer group organization, lack of communication between government and farmer groups and low participation of farmer groups.
INVENTARISASI KEPADATAN POPULASI MONYET EKOR PANJANG (Macacafascicularis) DI TAMAN WISATA ALAM SURANADI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT Wahyu Nurwahid; Wahyu Yuniati Nizar
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3630

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkiraan jumlah populasi dan kepadatan monyet ekor panjang (Macacafascicularis) di kawasan taman wisata alam Suranadi. Metode penelitian yang digunakan adalah Transek Jalur (Strip Transect), metode ini merupakan salah satu cara yang sering digunakan dalam pengumpulan data jenis dan jumlah individu satwa liar. Panjang dan lebar jalur yang digunakan disesuaikan dengan kondisi topografi dan kerapatan tegakan dilokasi pengamatan. Data dicatat dari perjumpaan langsung dengan satwa mamalia yang berada dalam lebar jalur pengamatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perkiraan jumlah populasi monyet ekor panjang adalah 155.172 / ha dan jumlah kepadatan satwa monyet ekor panjang adalah 2.361 individu / ha yang ada di Taman Wisata Alam (TWA) Suranadi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah kelompok monyet ekor panjang yang ditemukan di Taman Wisata Alam Suranadi ada 3 (tiga) kelompok dan masing-masing berjumlah kelompok A sebanyak 60.251 ekor, kelompok B sebanyak 61.244 ekor dan kelompok C sebanyak 33.677 ekor. Sehingga perkiraan jumlah populasi monyet ekor panjang yang ada di taman wisata alam Suranadi adalah 155.172 ekor. Sedangkan kepadatan populasi monyet ekor panjang yang ditemukan di Taman Wisata Alam Suranadi untuk kelompok A adalah 1.449 individu / ha, kelompok B sebanyak 589 individu / ha, dan kelompok C sebanyak 2.361 individu / ha. Sehingga kepadatan jumlah populasi monyet ekor panjang yang ada di Taman Wisata Alam Suranadi adalah 2.361 individu / ha.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DI KAWASAN HUTAN RAKYAT DUSUN MURPAYUNG DESA SIGAR PENJALIN KABUPATEN LOMBOK UTARA I Wayan Sumantra; Raden Roro Narwastu Dwi Rita
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3631

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) dan Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) vegetasi di kawasan Hutan Rakyat pada Kelompok Tani Hutan Beriuk Patuh Dusun Murpayung Desa Sigar Penjalin Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, dengan pengambilan data menggunakan metode Garis berpetak yang merupakan modifikasi dari petak ganda atau cara jalur. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa untuk tingkat pohon dengan jumlah vegetasi yang ditemukan sebanyak 58 jenis, INP tertinggi berturut-turut adalah Kelapa 49,18%, Mente 30,78%, Ulam 20,65%,Udu/Kalimuru 19,13%, dan Gmelina 16,14%. Pada tingkat tiang terdapat 45 jenis dengan INP tertinggi Gmelina 114,15%, Mente 38,00%, Ulam 17,40%,Pinang 12,63%, dan Mahoni 11,18%. Untuk tingkat pancang ditemukan 41 jenis dengan INP tertinggi adalah Gmelina 72,0%, Mahoni 24,3%, Ulam 17,3%, Mangga Hutan 13,8%, dan Mente 8,7%. Dan untuk tingkat semai ditemukan 40 jenis dengan INP tertinggi berturut-turut adalah Ulam 47,8%, Gmelina 21,2%, Mangga Hutan 18,0%, Putat 11,7%, dan Kumbi 10,6%. Sedangkan untuk nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) untuk tingkat pohon adalah 3,16 yang berarti tinggi yang menunjukkan bahwa ekosistem di kawasan Hutan Rakyat tersebut adalah baik. Untuk tingkat tiang H’ adalah 2,275, tingkat pancang H’ 2,094, dan tingkat semai H’ 2,692, yang berarti bahwa keanekaragaman jenis pada masing-masing tingkat tersebut adalah sedang.
ANALISIS POTENSI KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN WISATA ALAM SURANADI Marjuardi Zaen; Raden Roro Narwastu Dwi Rita
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3633

Abstract

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui indeks kaenekaragaman jenis burung,  mengetahui keapadatan burung dan mengetahui kelimpahan burung di kawasan Wisata Alam Suranadi. Metode penelitian adalah metode transek jalur dan pengamatan cepat, metode ini menggunakan panjang dan lebar jalur yang di sesuaikan dengan kondisi topografi dan kerapatan tegakan.Hasil penelitian menunjukkan indeks keanekaragaman jenis burung di kawasan Wisata Alam Suranadi adalah 2, dengan kriteria 1< H’ < 3yang artinya sedang. Kepadatan burung 0,0573 (individu/m²) dan Kelimpahan Burung di Kawasan Wisata Alam Suranadi adalah jenis burung Walet Linchi (Collocalia linchi) memiliki total indeks kelimpahan tertinggi 34,9%, Cabai Lombok (Dicaeum maugei) 17,4%, Layang-layang batu (Hirundo tahiticia) 11,3%, Bondol jawa (Lhoncura leucogastroides) 7,9%, Gelatik batu kelabu (Parus major) 4,5%, Madu sriganti (Nectarinia jugularis) 4,2%, Isap madu topi Australia (Lichmera indistinct) 4,0%, Bentet kelabu (Lanius schach) 2,6%, Raja udang biru (Alcedo coerulescens) 1,7%, Kacamata laut (Zosterops Chloris) 1,6%, Burung gereja erasia (Passer montanus) 1,6%, Isap madu topi sisik (Lichmera lombokia) 1,6 %, Cici padi (Cisticola juncidis) 1,5%, Bondol hijau (Erytrura gouldiae) 1,5%, Raja udang punggung merah (Ceyx rufidorsa) 1,2%, Gemak loreng (Turnix suscitator) 0,5%, Celapuk rinjani (Otus jolandae) 0,4%, Kacamata gunung (Pleci Montanus) 0,4%, Delimukan zamrud (Chalcophaps) 0,3%, Bubut alang-alang (Centropus bengalensis) 0,2%, Kancilan bakau (Pachycephala grisola) 0,2%, Gagak hutan (Corvus enca) 0,2% dan yang terendah Elang Bondol (Haliastur Indus) 0.1%.
PERAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PENGELOLA KAWASAN HUTAN KEMASYARAKATAN(HKm) DI DESA GIRI MADIA KECAMATAN LINGSAR KABUPATEN LOMBOK BARAT Patianingsih Patianingsih; Wahyu Yuniati Nizar
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i1.3634

Abstract

penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui jenis – jenis HHBK yang dimanfaatkan oleh petani HKm dab=n untuk mengetahui pendapatan petani dari hasil hutan bukan kayu (HHBK) pada kawasan hutan kemasyarakatan (HKm) di Desa Giri Madya Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Penelitian dilaksanakan di Desa Giri Madya Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Pemilihan lokasi Giri Madya karena di Desa tersebut Memiliki hutan kemasyarakatan (HKm). Waktu penelitian dilaksanakan selama 1 bulan pada bulan Mei – Juni 2017 penelitian ini, penelitian ini yang akan dijadikan populasi adalah kelompok tani yang ada dalam pengelolaan HKm  yang ada di Desa Giri Madya yang anggotanya adalah 387 orang dari 1 (satu) kelompok tani yang ada dalam pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm) di Desa Giri Madia Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Penentuan jumlah responden ditetapkan sebanyak 30 orang secara “Quata Sampling” jumlah tersebut kemudian di distribusikan seacara “Proposional Random Sampling” dan jumlah anggota kelompok tani pengelola HKm di Desa Giri Madia yang anggotanya berjumlah 327 orang. Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang di proleh dari hasil penelitian sesuai dengan tujuan dari peneltian, maka dapt di tarik kesimpulan sebagai berikut: Jenis HHBK yang di manfaatkan petani HKm Desa Giri Madia adalah Kopi, Aren, Pisang dan Durian. Jumlah pendapatan yang diperoleh oleh petani yang ikut serta dalam pemanfaatan kawasan hutan masyarakat (HKm) yang ada di Desa Giri Madia sebesar Rp 62,084,000ndengan rata-rata total pendapatan sebesar Rp 2,069,467/tiga bulan. Peran hasil hutan bukan kayu (HHBK) terhadap pendapatan petani mampu memberikan kontribusi sebesar 3.34%/ tiga bulan, meskipun masih dalam jumlah yang masih cukup kecil.
PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU DALAM PERSAINGAN DENGAN TEKI DAN RUMPUT BELULANG DI TANAH STERIL DAN NON STERIL Harmaeni Harmaeni; Wayan Wangiyana
Jurnal Silva Samalas Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v1i2.3637

Abstract

This study aimed to determine the effect of competition with nutsedge and Eleucine grasses in autoclave sterilized and non-sterililized soil on growth and yield of mungbean. The experiment was carried out in the glasshouse of the Faculty of Agriculture, University of Mataram, from January to March 2015, arranged in a Completely Randomized Design (CRD), testing 3 treatment factors namely; two soil conditions (autoclave sterilized and non-sterilized), two types of weeds (nutsedge and Eleucine), and weed populations (0, 2 and 4 clumps / polybag), each of which was replicated 3 times, so there were 36 experimental units for each series. The experiment was made in 2 series; first series for measurement of plant dry weight at 6 weeks after seeding, and the second series was for measurement of mungbean seed yield. The results indicated that the three treatment factors affected growth and yield of mungbean. Growth of the mungbean plants was better in the non-sterilized soil compared with in sterilized soil. In terms of weed competition, Eleucine grass was more severe in suppressing growth and yield of mungbean compared with nutsedge grass, whereas of weed population, the treatment without (0) weeds resulted in much better growth of mungbean plants than the treatments of 2 or 4 weeds per polybag