cover
Contact Name
Yosef Abdul Ghani
Contact Email
yosef.ghani@gmail.com
Phone
+62227100124
Journal Mail Official
kajianpariwisata@ars.ac.id
Editorial Address
Jalan Sekolah Internasional No. 1-2 Antapani Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kajian Pariwisata
ISSN : -     EISSN : 26862522     DOI : https://doi.org/10.51977/JIIP
Core Subject : Science, Social,
Jurnal Kajian Pariwisata merupakan Jurnal yang bertujuan untuk mewadahi semua informasi hasil penelitian, telaah pustaka, makalah teknis, dan kajian buku, dari berbagai cabang Pariwisata dan Perhotelan. Diharapkan dengan adanya wadah penerbitan ini dapat berkontribusi dalam penyampaian informasi ilmiah yang merupakan mata rantai proses kegiatan ilmiah Artikel Jurnal kajian pariwisata ini belum pernah diterbitkan sebelumnya. Artikel Terbit secara berkala di Bulan April dan Bulan September setiap Tahunnya. Jurnal Kajian Pariwisata memuat berbagai penelitian di bidang pariwisata. Ruang lingkup Jurnal Kajian Pariwisata meliputi : Manajemen Destinasi, Manajemen Sumber Daya Manusia di Industri Pariwisata Manajemen Perhotelan, Food & Beverages, Ekowisata, Perilaku Turis, Pemasaran Pariwisata, dan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan..
Articles 71 Documents
Bakso Ubi Ungu Sebagai Alternatif Bakso Kaya Gizi Swastono Putro Pirastyo; Gilang Patria Rondonuwu
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakso merupakan salah satu olahan pangan favorit di Indonesia. Berbagai inovasi dan variasi olahan bakso pun banyak ditemukan di pasaran. Kreasi bakso keju, bakso krikil, bakso rawit adalah sebagian kecil contoh hasil kreasi olahan bakso. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk dapat menghadirkan inovasi pengolahan lain dari bakso yaitu Bakso Ubi Ungu. Penelitian ini dirancang sebagai sebuah eksperimen inovasi produk. Hasil percobaan diujikan kepada panelis, baik panelis terlath maupun tidak terlatih. Instrumen yang digunakan untuk dapat mengukur keberhasilan penelitian ini adalah observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Hasil akhir yang didapat adalah Bakso Ubi Ungu memiliki citrasa yang cukup unik, hasil dari perpaduan rasa antara daging dan ubi ungu, dan juga memiliki tekstur kenyal yang cukup baik. Percobaan lannjutan masih sangat dibutuhkan untuk dapat menyempurnakan kombinasi, resep maupun metode pengolahan Bakso Ubi Ungu ini agar menghasilkan kreasi Bakso Ubi Ungu yang sempurna.
Strategi Pemasaran Shaba Outbound dalam Meningkatkan Minat Kunjungan Wisatawan Arif Dwi Saputra
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi secara optimal strategi pemasaran yang tepat untuk wisata edukatif Shaba Outbound dalam upaya meningkatkan minat kunjungan wisatawan.Tipe penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa daya tarik yang ada di Shaba Outbound merupakan edukasi tentang alam. Daya tarik Shaba Outbound yang bernilai edukasi alam tersebut berupa hamparan alam terbuka yang asri. Berdasarkan daya tarik edukasi yang ada maka dalam menentukan strategi pemasaran yang akan dilakukan dengan berdasarkan konsep segmen pasar (segmentation), target pasar (targeting), dan memposisikan pasar (positioning). Untuk promosi kepada target pasar yang sudah ditentukan yaitu menggunakan konsep promosi dalam bentuk periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relation), penjualan personal (personal selling) dan pemasaran langsung (direct marketing) sebagai upaya menarik target pasar tersebut agar minat kunjungan wisatawan meningkat. Motif menggunakan strategi pemasaran bentuk promosi tersebut yaitu, keefektifan dalam membujuk dan menyampaikan informasi tentang daya tarik secara langsung maupun tidak langsung kepada konsumen atau target pasar.
Pelestarian Situs Peninggalan Kesultanan Buton dalam Mendukung Pengembangan Wisata Heritage Kota Baubau Sulawesi Tenggara Rachmat Astiana
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelestarian dilakukan berdasarkan tiga hal yakni upaya perlindungan, pemeliharaan dan pengembangan situs peninggalan cagar budaya. Masyarakat dan wisatawan menyadari bahwa banyak potensi situs peninggalan Kesultanan Buton yang harus dilestarikan untuk mendukung pengembangan wisata heritage Kota Bau Bau Sulawesi Tenggara. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan wawancara secara mendalam, observasi secara langsung kepada Balai Arkeologi Makassar, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan, Dinas Pariwisata Kota Bau Bau, Tokoh Adat dan Masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelestarian yang terdiri dari upaya perlindungan, pemeliharaan dan pengembangan, untuk beberapa cagar budaya sudah dilakukan dengan baik, namun hanya terfokus pada sekitar situs peninggalan Kesultanan Buton yang utama yakni Benteng Keraton Buton, beberapa situs makam, dan batu peninggalan yang dianggap keramat, namun selebihnya belum dilaksanakan dengan baik, hal ini terkendala karena beberapa hal seperti status kepemilikan yang dimiliki pribadi oleh beberapa keturunan sultan, kurangnya pendataan atau penelitian sejarah dan lain sebagainya, sehingga upaya pengembangan wisata heritage masih belum berjalan dengan baik.
Membangun Brand Destination Kampung Rajut Binong Jati Sebagai Tujuan Wisata Belanja Produk Rajutan di Kota Bandung Rahmat Priyanto; Suryana
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kampung Rajut Binong Jati adalah sentra industri produk rajutan terbesar di Kota Bandung, dimana terdapat sekitar 418 pelaku usaha yang terlibat dalam proses produksi dan penjualan berbagai produk rajutan yang dihasilkan. Permasalahan yang terjadi di Kampung Rajut Binong Jati adalah pada pemasaran produknya. Salah satu upaya untuk mengembangkan proses pemasaran yang belum maksimal adalah dengan merancang brand destination Kampung Rajut Binong Jati sebagai tujuan wisata belanja produk rajutan di kota Bandung. Peneltian ini bertujuan untuk merumuskan tahap-tahap pembentukan brand kampung rajut Binong Jati sebagai tujuan wisata belanja di kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif untuk kemudian dianalisis menggunakan SWOT. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan wawancara, observasi secara langsung di lapangan dan diperoleh melalui studi literatur terhadap berbagai informasi dan tulisan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Hasil penelitian merumuskan 5 tahapan dalam membentuk brand Kampung Rajut Binong Jati sebagai tujuan wisata belanja berbagai produk rajutan di kota Bandung Kata Kunci: Brand Destination, Wisata Belanja, Pemberdayaan Masyarakat Abstract Kampung Rajut Binong Jati is the largest knitting product center in the city of Bandung, where there are around 418 businesses involved in the production and sales of various knitted products. The problem in Kampung Rajut Binong Jati is the marketing of its products. One effort to develop a marketing process that has not been maximized is to design a brand destination of Kampung Rajut Binong Jati as a shopping destination for knitted products in the city of Bandung. This research aims to formulate the stages of brand formation Binong Jati knitting village as a shopping destination in the city of Bandung. The method used in this research is a qualitative descriptive method for later analysis using SWOT. Sources of data in this study were obtained through interviews, direct observation in the field and obtained through literature studies of various information and writings related to the variables studied. The results of the study formulated 5 stages in forming the Kampung Rajut Binong Jati brand as a shopping destination for various knitted products in the city of Bandung Keywords: Brand Destination, Shopping Tourism, Community Empowerment
Konsep Wisata Industri di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang Rianto Rahadi , Dedi; Muslih, Mochamad
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/jiip.v1i1.126

Abstract

ABSTRAK Cikarang memiliki potensi sebagai destinasi wisata industri. Kawasan yang memiliki banyak industri menjadi peluang dan menjadi daya tarik bagi wisatasan. Dukungan pemerintah daerah dan sikap terbuka dunia usaha dalam menerima kunjungan industri menjadi kunci masuk untuk membuat konsep wisata industri. Adanya peluang untuk menumbuhkan investasi baru serta berpeluang meningkatkan potensi pendapatan daerah (PAD) menjadi alasan mengapa konsep industri menjadi peluang dan tantangan. Tujuan penelitian untuk membuat konsep wisata industri agar menumbukan potensi usaha baru serta diharapkan dapat meningkatkan potensi pendapatan daerah (PAD). Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif serta Teknik PRA (Participatory Rural Appraisal ), dimana memungkinkan pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha terlibat dalam membuat tindakan nyata rencana, pengawasan, dan evaluasi kebijakan yang berpengaruh pada kehidupannya. Untuk mendukung keterlibatan semua pihak yang terkait akan dilakukan wawancara secara mendalam dan Focus Group Disccusion (FGD). Metode wisata industri memiliki konsep berupa kunjungan secara langsung ke sejumlah pabrik produsen produk, dimana pengunjung dapat mengetahui secara detail produk atau jasa. Hasil penelitian memperlihatkan konsep wisata industri harus ada kesedian perusahaan industri serta dukungan pemerintah dalam mewujudkan wisata industri. Wisata industri lebih mengedepankan edukasi bagi wisatawan dan menperkenalkan produk serta bagaimana proses produk tersebut dihasilkan. Kata Kunci : Wisata Industri, Wisata Edukasi, Kawasan Industri ABSTRACT Cikarang has the potential as an industrial tourist destination. Regions that have many industries become opportunities and become an attraction for tourists. The support of the regional government and the open attitude of the business community in accepting industrial visits are the keys to making the concept of industrial tourism. The opportunity to grow new investment and the opportunity to increase local revenue potential (PAD) is the reason why the industrial concept is an opportunity and challenge. The research objective is to create an industrial tourism concept in order to foster new business potential and is expected to increase regional income potential (PAD).The research method is descriptive qualitative approach and PRA (Participatory Rural Appraisal) technique, which allows local governments, communities, businesses to be involved in making concrete actions for planning, monitoring, and evaluating policies that affect their lives. To support the involvement of all parties involved, in-depth interviews and Focus Group Disccusion (FGD) will be conducted. The industrial tourism method has the concept of a direct visit to a number of factories producing products, where visitors can find out in detail products or services. The results showed the concept of industrial tourism must be the availability of industrial companies and government support in realizing industrial tourism. Industrial tourism prioritizes education for tourists and introduces the product and how the product process is produced. Keywords: Industrial Tourism, Educational Tourism, Industrial Estates
Pengembangan Agrowisata Berbasis Tanaman Hias Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat Adiputra, I Gede; Suprastha, Nyoman; Herawati R, Thea
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/jiip.v1i1.127

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki sistem pengelolaan agrowisata, menumbuhkembangkan tingkat partisipasi masyarakat untuk perkembangan agrowisata, meningkatkan kesejahteraan dan swadaya masyarakat sejalan dengan visi dan misi pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam mengembangkan agrowisata, dan untuk meningkatkan pendapatan yang diterima masyarakat melalui agrowisata sebagai akibat dari jumlah kunjungan wisatawan yang makin bertambah. Metode pendekatan yang dilakukan meliputi: (1) model partisipatory rural appraisal (PRA), (2) model entrepreneurship capacity building (ECB), dan (3) model teknologi transfer (TT).Data penelitian diperoleh dari observasi lapangan, wawancara mendalam, Diskusi Kelompok Fokus, dan analisis isi. Data dianalisis menggunakan analisis interaktif dan tematik. Adapun hasil dari penelitian adalah: 1) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan Agrowisata dalam hal ini menyangkut keterlibatan serta partisipasinya dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan operasional penyelenggaraan paket agrowisata, 2) Adanya peningkatan swadana dan swadaya masyarakat untuk mewujudkan visi dan misi pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam mengembangkan agrowisata di Kecamatan Parongpong, 3) Perbaikan sistem pengelolaan agrowisata dengan membentuk kelompok yang bertugas untuk mengelola, memasarkan dan mengoperasikan paket agrowisata secara berkesinambungan, 4) Adanya tambahan penghasilan dengan terciptanya kemasan paket agrowisata dengan berbagai komponennya yang siap dipasarkan dalam bentuk brosur, tersedianya pemandu lokal agrowisata yang profesional, terciptanya demplot percontohan budi daya tanaman hias. Kata Kunci : Agrowisata, Pemberdayaan Masyarakat, Tanaman Hias ABSTRACT The purpose of this research is to improve the agro-tourism management system, develop the level of community participation for the development of agro-tourism, improve the welfare and self-help of the community in line with the vision and mission of the West Bandung Regency government in developing agro-tourism, and to increase the income received by the community through agro-tourism as a result of the amount tourist visits are increasing. The approach taken includes: (1) a participatory rural appraisal (PRA) model, (2) an entrepreneurship capacity building (ECB) model, and (3) a technology transfer (TT) model. The research data were obtained from field observations, in-depth interviews, Focus Group Discussions, and content analysis. Data were analyzed using interactive and thematic analysis. The results of the research are: 1) Increasing community participation in the development of Agro-tourism in this case involves the involvement and participation in the management and implementation of operational activities for the implementation of agro-tourism packages, 2) The existence of an increase in self-financing and community self-help to realize the vision and mission of the West Bandung Regency Government in developing agro-tourism in Parongpong District, 3) Improvement of agro-tourism management system by forming groups tasked with managing, marketing and operating agro-tourism packages in a sustainable manner, 4) The existence of additional income by creating agro-tourism packages with various components that are ready to be marketed in the form of brochures, the availability of local agro-tourism guides professionally, the creation of demonstration plots of ornamental plant cultivation. Keywords: Agrotourism, Community Empowerment, Ornamental Plants
Penguatan Lembaga Ekonomi Desa dalam Mendorong Pariwisata di Daerah Khaidarmansyah; Ridwan Saifuddin
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor apa saja yang memengaruhi kinerja unit usaha pariwisata Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), dengan mengambil lokus pada BUM Desa Mandiri Bersatu, Gisting, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Secara teoritis faktor yang mempengaruhi kinerja unit usaha pariwisata dapat dikelompokkan berdasarkan “Model 5M” (man, money, materials, machine, method). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan alat analisis diagram sebab-akibat atau diagram tulang ikan (Fishbone Diagram). Berdasarkan identifikasi terhadap lokus penelitan, empat faktor yang berpengaruh adalah man (people), money, infrastruktur, dan management. Dari empat katagori tersebut, faktor SDM (people) menjadi persoalan paling krusial dalam operasional unit usaha pariwisata BUM Desa, terkait masih lemahnya pendidikan, keterampilan, kemampuan manajerial, serta komitmennya dalam memajukan lembaga ekonomi desa. Keterbatasan infrastruktur pendukung pariwisata juga menjadi kendala pengembangan usaha pariwisata di daerah. Manajemen yang dijalankan pada BUM Desa tidak focus pada unit usaha pariwisata semata, melainkan tersebar dalam unit-unit usaha yang lain dan belum terintegrasi. Pengembangan usaha pariwisata melalui lembaga ekonomi desa BUM Desa Mandiri Bersatu membutuhkan intervensi SDM dengan kompetensi mumpuni untuk mengelola dan mengembangkan bisnis pariwisata, sehingga pemanfaatan teknologi informasi dan media online dapat diwujudkan. Kata kunci: pariwisata, desa, kinerja, kompetensi. ABSTRACT This study aims to look at what factors affect the performance of The Village-Owned Tourism Business Unit (BUM Desa), became the objective of this study, by taking the locus at BUM Desa Mandiri Bersatu, Gisting, Tanggamus Regency, Lampung Province. Factors affecting the performance of tourism business units are grouped based on the "5M Model" (man, money, materials, machine, method). This study uses qualitative methods using a causal diagram analysis tool or fishbone diagram (Fishbone Diagram). Based on identification of the research locus, four influential factors are man (people), money, infrastructure, and management. From all four factors, people factor is the most crucial issue in the operation of the BUM Desa tourism business unit, due to the lack of education, skills, managerial abilities, and commitment in advancing village economic institutions. The limited supporting infrastructure for tourism has also become an obstacle to the development of tourism businesses in the region. The management carried out at BUM Desa is not focused on one business unit (tourism), but is spread over other business units and is not yet integrated. The development of tourism businesses through the village economic institutions BUM Desa Mandiri Bersatu requires HR intervention with competent competence to manage and develop the tourism business, so that the use of information technology and online media can be realized. Keywords: tourism, village, performance, competence.
Pengelolaan Media Sosial Sebagai Strategi Digital Marketing Pariwisata Retnasary, Maya; Dewi Setiawati, Sri; Fitriawati, Diny; Anggara, Reddy
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/jiip.v1i1.130

Abstract

ABSTRAK Penggunaan media sosial sebagai strategi digital marketing saat ini sudah banyak digunakan. Tetapi dalam bidang pariwisata, penggunaan media sosial lebih banyak diginkaan oleh para influencer traveler dari pada pemerintah. Pemerintah selaku pihak yang bertanggung jawab dalam mempromosikan agenda wisata, sangat diperluakn keahlian dan pengelolan khusus dari media sosial. Sayangnya tidak banyak instansi pemerintah yang aktif mengelola media sosial dalam mempromosikan pariwisatanya. Salah satu pemerintah yang aktif mempromosikan pariwisata melalui media sosial adalah pemerintah kabupaten bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana cara pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penggunaan media sosial sebagai media promosi dari pariwisata daerah tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menjelaskan jika konten dari media sosial memiliki peran yang penting. Melalui akun instragram disparbudkab.bdg menghasilkan akun yang informatif dan persuasif. Hal tersebut tidak lepas dari proses pembentukan konten yang terorganisir dengan baik. Peran aktif pemerintah untuk melibatkan pihak yang ahli dibidang konten media sosial juga menjadi kunci kesuksesan akun disparbudkab.bdg dalam mengelola konten pariwisata di daeranya. Kata Kunci : Konten Digital, Instagram, Pariwisata. ABSTRACT The use of social media as a digital marketing strategy is now widely used. But in the field of tourism, it is more widely used by influencer travelers than the government. As the party responsible for promoting the tourism agenda, the Goverment needs special expertise and management from social media. Unfortunately there are not many government agencies that actively manage social media in promoting tourism. One of the government that actively promote tourism through social media is the Bandung regency government. The purpose of this study is to explain how local governments optimize the use of social media as a promotional medium for tourism in the area. The research method used is descriptive qualitative. The results of this study explain if content from social media has an important role. Through the instragram account disparbudkab.bdg generates an informative and persuasive account. This is inseparable from the process of forming well-organized content. The active role of the government to involve those who are experts in the field of social media content is also a key to the success of the disparbudkab.bdg account in managing tourism content in its area. Keywords: Digital Content, Instagram, Tourism.
Persepsi Masyarakat Lokal terhadap Eko Turisme di Desa Ketingan, Yogyakarta, Pandu Adi Cakranegara
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract In Indonesia there are many eco-tourism objects. However only a small amount of places that managed to attract tourists. This research is studying an eco-tourism object in one of villages in Jogjakarta. By using local perception as a point of view researcher is trying to find how local people are affected by tourism. This paper is following the framework of Tourism Area Life Cycle. The perception measurement are using questionnaires develop previous researcher. The total populations of Ketingan Village are 40 households. The samples taken are 30 households. Respondent are filling questionnaire and there are short interviews done. The perception before tourism object developed and after tourism object developed is compared using t-test for mean difference. There are four hypotheses, those are: 1.There are significant differences between respondents' perceptions of local people before ecotourism and after ecotourism in terms of economic factor sustainability, 2. There are significant differences between respondents' perceptions of local people before ecotourism and after ecotourism in terms of sustainability of socio-cultural factors, 3.There are significant differences between the perceptions of respondents of local people before ecotourism and after ecotourism in terms of environmental sustainability, 4. There are significant differences between respondents' perceptions of local people before ecotourism and after ecotourism in terms of sustainability of life satisfaction factors. The findings of this research are that there are significant difference in perception in economics, social and cultural and quality of life. However there are no significant differences in perception toward environment. The eco-tourism is not managed to increase the well-being of the local people but it does not harm the environment. Key Words: tourism; perception; eco-tourism Di Indonesia ada banyak obyek ekowisata. Namun hanya sejumlah kecil tempat yang berhasil menarik wisatawan. Penelitian ini mempelajari objek ekowisata di salah satu desa di Yogyakarta. Dengan menggunakan persepsi lokal sebagai sudut pandang, peneliti berusaha menemukan bagaimana masyarakat lokal dipengaruhi oleh pariwisata. Makalah ini mengikuti kerangka siklus hidup bidang pariwisata. Pengukuran persepsi menggunakan kuesioner yang dikembangkan peneliti sebelumnya. Total populasi Desa Ketingan adalah 40 rumah tangga. Sampel yang diambil adalah 30 rumah tangga. Responden mengisi kuesioner dan ada wawancara singkat yang dilakukan. Persepsi sebelum objek wisata dikembangkan dan setelah objek wisata dikembangkan dibandingkan dengan menggunakan uji-t untuk perbedaan rata-rata. Ada empat hipotesis, yaitu: 1. Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi responden tentang masyarakat lokal sebelum ekowisata dan setelah ekowisata dalam hal keberlanjutan faktor ekonomi, 2. Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi responden terhadap masyarakat lokal sebelum ekowisata dan setelah ekowisata dalam hal keberlanjutan faktor sosial budaya, 3. Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi responden masyarakat lokal sebelum ekowisata dan setelah ekowisata dalam hal kelestarian lingkungan, 4. Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi responden terhadap masyarakat lokal sebelum ekowisata dan setelah ekowisata dalam hal keberlanjutan faktor kepuasan hidup. Temuan penelitian ini adalah terdapat perbedaan persepsi yang signifikan dalam ekonomi, sosial dan budaya dan kualitas hidup. Namun tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap lingkungan. Ekowisata tidak dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat tetapi tidak merusak lingkungan. Kata Kunci: pariwisata; persepsi; ekowisata
Service Excellence dan Servicescape: Faktor Dominan Dalam Menciptakan Kepuasan Tamu Hotel Amran, Ali; Restiani Widjaja, Yani; Nuryanti, Siti
Jurnal Kajian Pariwisata Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Kajian Pariwisata
Publisher : LPPM STP ARS Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51977/jiip.v1i1.135

Abstract

ABSTRAK Service excellence dan servicescape merupakan dua hal penting yang dapat mempengaruhi kepuasan tamu hotel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh service excellence dan servicescape terhadap customer satisfaction tamu hotel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan mengambil objek penelitian 96 tamu yang menginap di hotel Villa Lemon Lembang Jawa Barat. Penentuan responden diambil menggunakan metode non probability sampling dengan teknik Accidental sampling. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif verifikatif menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa tingkat service excellence sangat tinggi, sedangkan tingkat servicescape dan customer satisfaction tinggi. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa service excellence berpengaruh signifikan terhadap customer satisfaction secara parsial dan servicescape berpengaruh signifikan terhadap customer satisfaction secara parsial. Sedangkan secara simultan service excellence dan servicescape berpengaruh terhadap customer satisfaction. Antara variabel service excellence dan servicescape, variabel yang paling dominan mempengaruhi customer satisfaction yaitu service excellence. Manfaat penelitian ini bagi pelaku wisata hotel yaitu dengan menyadari bahwa service excellence dan servicescape sangat penting dalam meningkatkan kepuasan tamu hotel. Kata kunci: service excellence, servicescape dan customer satisfaction