cover
Contact Name
suparna wijaya
Contact Email
life.jurnalku@gmail.com
Phone
+6287780663168
Journal Mail Official
life.jurnalku@gmail.com
Editorial Address
Serpong, Tangerang Selatan
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Indonesian Journal of Health Science
Published by PT WIM Solusi Prima
ISSN : -     EISSN : 28091167     DOI : https://doi.org/10.54957/ijhs
Core Subject : Health,
Indonesian Journal of Health Science is a place for disseminating research results in the field of health, including, but not limited to topics of public health, environmental health, occupational health, pharmacy, nutrition, epidemiology, medical laboratories, physiotherapy, or other general health.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 1 (2021): Juni 2021" : 5 Documents clear
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Matoa (Pometia pinnata) Terhadap Kadar Superoxide Dismutase (SOD) Hati Tikus Devi Maulina
Indonesian Journal of Health Science Vol 1 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.191 KB) | DOI: 10.54957/ijhs.v1i1.38

Abstract

Daun matoa (Pometia pinnata) mengandung senyawa flavonoid yang diduga mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh  ekstrak etanol 70% daun matoa terhadap kadar SOD pada hati tikus putih jantan galur Sprague dawley yang diinduksi CCl4. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 30 ekor tikus yang dibagi dalam 6 kelompok. Kelompok normal, kontrol negatif,  kontrol positif  diberi curcuma 81 mg/kg BB selama 10 hari; dan Kelompok Ekstrak Etanol 70% daun matoa dengan variasi dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan 400 mg/kg BB selama 10 hari. Semua kelompok kecuali kelompok normal di induksi dengan CCl4 dosis 0,05 cc/hari selama 5 hari. Pada hari ke-16, dilakukan pengambilan organ hati kemudian dilakukan pemeriksaan kadar Superoksida Dismutase (SOD). Pemeriksaan kadar SOD yang diperoleh dari kelompok normal adalah 1301,852 ± 33,12 U/mg, sedangkan pada kontrol negatif kadar SOD lebih rendah yaitu 772,22 ± 73,95 U/mg. Kadar SOD pada E1, E2, dan E3 berturut-turut yaitu 1253,79 ± 5,07 U/mg; 1411,11 ± 64,68 U/mg dan 1376,57 ± 12,06 U/mg. Analisis statistik menggunakan one way anova menunjukan kadar SOD berbeda bermakna pada setiap kelompok ekstrak dibanding dengan kelompok kontrol negatif. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% daun Matoa dapat meningkatkan kadar SOD hati.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Matoa (Pometia pinnata) Terhadap Aktivitas ALT Dan AST Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4) Try Oktavia Djabar
Indonesian Journal of Health Science Vol 1 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.519 KB) | DOI: 10.54957/ijhs.v1i1.39

Abstract

Antioksidan merupakan molekul yang mampu menstabilkan atau menonaktifkan radikal bebas agar tidak merusak sel. Senyawa kimia flavonoid mempunyai efek farmakologik sebagai antioksidan salah satunya adalah Daun matoa (Pometia pinnata). Penelitian ini bertujuan untuk melihat aktifitas antioksidan ekstrak etanol 70% daun matoa pada hati tikus putih jantan yang diinduksi CCl4. Perlakuan dilakukan selama 16 hari dengan 30 ekor tikus dibagi 6 perlakuan, kelompok KN dan KKN diberikan aquadest selama 5 hari; kelompok KKP diberi pembanding curcuma 81 mg/kg BB selama 10 hari; kelompok KE1, KE2 dan KE3 diberikan ekstrak etanol 70% daun matoa masing-masing KEI dosis I (100 mg/kg BB tikus), KE2 dosis II (200 mg/kg BB tikus) dan KE3 dosis III (400 mg/kg BB tikus) selama 10 hari. Semua kelompok kecuali KN di induksi dengan CCl4 dosis 0,05 mg/kg BW selama 5 hari. Pada hari ke-16, dilakukan pengambilan darah dan kemudian dilakukan pemeriksaan kadar Alanin aminotransferase (ALT) dan Aspartat aminotransferase (AST). Analisis statistik menggunakan One Way Anova. Peningkatan kadar ALT dan AST sudah dapat terlihat pada pemberian dosis 100 mg/kg BB dan aktivitas antioksidannya semakin meningkat pada dosis 400 mg/kg BB.
Peran Mangiferin Sebagai Inhibitor Enzim Kolagenase Dan Elastase Devi Maulina
Indonesian Journal of Health Science Vol 1 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.282 KB) | DOI: 10.54957/ijhs.v1i1.41

Abstract

Reactive Oxygen Species (ROS) mampu menyebabkan penuaan dini dengan cara menghilangkan elastisitas kulit sehingga kulit menjadi keriput, kendur, dan mengalami pigmentasi. ROS dapat meningkatkan ekspresi enzim-enzim proteinase seperti matriks metaloproteinase (MMPs) dan protease serin. Enzim tersebut bertanggung jawab dalam mendegradasi kolagen dan elastin yang merupakan komponen protein dalam matriks ekstraselular (ECM) yang berperan dalam menunjang struktur dan sifat fisik kulit. Mangiferin telah terbukti aktivitasnya sebagai antioksidan dengan mengurangi kelebihan ROS didalam sel. Penelitian ini merupakan literatur review peran mangiferin menghambat kerja enzim kolagenase dan elastase yang menyebabkan kerusakan kolagen dan elastin sehingga tanda tanda penuaan dapat dicegah.
Penatalaksanaan Fisioterapi Dengan Massage Dan Terapi Latihan Pada Cervical Syndrome Yang Disebabkan Spondylosis Giar Putri A'yuni Qolbi; Andrew Wijaya Saputra
Indonesian Journal of Health Science Vol 1 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.962 KB) | DOI: 10.54957/ijhs.v1i1.47

Abstract

Spondylosis merupakan penyakit degenerative yang menyerang vertebra, dan salah satu akibat dari spondylosis adalah nyeri pada leher, nyeri leher atau biasa disebut Cervical syndrome yaitu suatu kondisi medis yang sangat sering terjadi, biasanya muncul disebabkan karena sejumlah gangguan dan penyakit yang mengenai jaringan sekitar leher. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada kasus cervical syndrome yang disebabkan oleh spondylosis. Jenis artikel yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan pengambilan materi berbasis literature. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kasus cervical syndrome yang disebabkan oleh spondylosis dapat ditangani oleh fisioterapi dengan menggunakan intervensi berupa terapi latihan dan massage, intervensi ini bertujuan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan mobilitas sendi leher. Spondylosis is a degenerative disease that attacks the vertebrae, and one of the consequences of spondylosis is pain in the neck, neck pain or commonly called Cervical syndrome is a medical condition that is very common, usually appears due to a number of disorders and diseases that affect the tissues around the neck. This article aims to explain how to manage physiotherapy in cases of cervical syndrome caused by spondylosis. The type of article used is descriptive qualitative with literature-based material retrieval. The results of this study indicate that cases of cervical syndrome caused by spondylosis can be treated by physiotherapy using interventions in the form of exercise therapy and massage, this intervention aims to reduce pain and increase mobility of the neck joints.
Efektivitas Penggunaan Intervensi Fisioterapi Terapi Latihan dan Infrared Pada Kasus Dislokasi Sendi Bahu Aflah Tasya Salim; Andrew Wijaya Saputra
Indonesian Journal of Health Science Vol 1 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.344 KB) | DOI: 10.54957/ijhs.v1i1.49

Abstract

Kegiatan dasar berupa gerak merupakan suatu kebutuhan dan tuntutan manusia terutama dalam era globalisasi seperti sekarang. Anggota gerak atas memiliki keterlibatan yang sangat tinggi dalam semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Seluruh aktivitas yang dilakukan sehari-hari banyak bergantung terutama pada fungsi anggota gerak atas. Tangan dan lengan merupakan pemeran utama, sehingga apabila terjadi gangguan tertentu, hal tersebut akan mengganggu mobilitas dan kegiatan manusia. Sendi bahu merupakan salah satu sendi besar yang paling umum terjadi dislokasi, hal tersebut dapat terjadi karena rentang gerak sendi yang luas, dangkalnya fossa glenoid, dan ligament laxity pada beberapa orang. Dislokasi sendi bahu merupakan suatu kondisi dimana terjadi pergeseran caput humerus dari sendi glenohumeral, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada saraf serta dapat terjadi berulang. Jurnal ini bertujuan untuk menjelaskan efektivitas pemberian intervensi terapi latihan dan terapi infrared pada kasus dislokasi sendi bahu dan menambah pengetahuan pembaca mengenai kasus dislokasi sendi bahu. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan pengambilan materi berbasis literature review. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi latihan dan terapi infrared efektif untuk menurunkan nyeri, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS), serta meningkatkan kemampuan fungsional pasien yang menderita kasus dislokasi sendi. Basic activities are in the form of a necessity and human need, especially in the era of globalization as it is now. Upper limbs have a very high involvement in all activities carried out by humans. Everything that is done daily, especially activities on the function of the upper limbs. Hands and arms are the main actors, so that if certain disturbances occur, it will interfere with mobility and human activities. The shoulder joint is one of the most commonly dislocated large joints, this can occur due to the wide range of motion of the joint, the shallowness of the glenoid fossa, and ligament laxity in some people. Dislocation of the shoulder joint is a condition in which the humeral head shifts from the glenohumeral joint, so that it can cause nerve damage and can occur repeatedly. This journal aims to explain the effectiveness of providing exercise therapy and infrared therapy in shoulder dislocation cases and the reader's knowledge about shoulder dislocation cases. The research method used is descriptive qualitative by taking material based on a literature review. The results showed that providing exercise therapy and infrared therapy to reduce pain, increase muscle strength, increase range of motion, and improve the ability of patients suffering from joint dislocation cases.

Page 1 of 1 | Total Record : 5