cover
Contact Name
Ihwan Amalih
Contact Email
onlywawan1@gmail.com
Phone
+6282302298624
Journal Mail Official
elwaroqoh1234@gmail.com
Editorial Address
Kampus Pusat IDIA Prenduan. Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Jawa Timur. Kode Pos 69465
Location
Kab. sumenep,
Jawa timur
INDONESIA
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat
ISSN : 25804014     EISSN : 25804022     DOI : 10.28944
EL-WAROQOH: Jurnal Ushuluddin dan Filsafat is a peer reviewed journal which is highly dedicated as public space to deeply explore and widely socialize various creative and brilliance academic ideas, concepts, and research findings from the researchers, academicians, and practitioners who are concerning to develop and promote the religious thoughts, and philosophies. Nevertheless, the ideas which are promoting by this journal not just limited to the concept per se, but also expected to the contextualization into the daily religious life, such as, inter-religious dialogue, Islamic movement, living Quran, living Hadith, and other issues which are socially, culturally, and politically correlate to the Islamic and Muslim community development. Thereby, the substance of the article which is published expected be able to underline in promoting the value of tolerance, moderate, and contextual, especially which is setting out the values of transformative-humanistic and integrative to the value of local wisdoms.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 2 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2019)" : 2 Documents clear
RITUAL MUANG SAGKAL: TINJAUAN FENOMENOLOGIS TERHADAP RELASI ISLAM DAN BUDAYA DI MASYARAKAT SUMENEP Khoirun Nisak
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.777 KB) | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v3i1.484

Abstract

Kabupaten Sumenep memiliki ikon seni tari yang dikenal yaitu tari muwang sangkal. Tari tersebut berangkat dari sebuah ritual. Ritual muwang sangkal merupakan sebuah ritual yang bertujuan untuk membuang kemalangan atau nasib sial yang masih dilakukan di Bumi Sumekar ini. Akan tetapi, banyak dari masyarakat yang hanya mengenal tarinya dari pada ritualnya. Metode yang digunakan adalah metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari metode ini, kemudian peneliti olah dan analisis untuk memperoleh data atau informasi. Data-data diperoleh dari pelaku ritual muwang sangkal, budayawan, dan tokoh masyarakat untuk mendapatkan data-data yang valid. Untuk keabsahan data, peneliti menggunakan triangulasi dengan silang metode, yaitu membandingkan data hasil data yang diperoleh melalui metode dokumentasi. Bentuk ritual muwang sangkal bermacam-macam. Hal-hal yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk membuang dan menjauhkan dirinya dari kemalangan disebut muwang sangkal. Ritual tersebut dilakukan dengan menyediakan pisang rangkap 2 yang tumbuhnya di samping jalan dan buahnya menjorok ke jalan dan diambil sendiri, lalu air sumber asli.  Seperti, tradisi rokat (tase’, pandhaba, sombher, bhuju’) dan selametan (anak, rumah, kendaraan baru, dsb) adalah ritual yang di dalamnya terdapat muwang sangkal. Nilai-nilai keislaman sudah bercampur dengan ritual ini walaupun ritual muwang sangkal sudah ada sebelum Islam datang. Hal ini dapat dibuktikan dengan do’a-do’a yang dipanjatkan ditujukan kepada Allah SWT.
HAKIKAT GUNUNG BERJALAN DALAM AL-QUR’AN (STUDI KOMPARATIF ATAS PENAFSIRAN SURAH AN-NAML AYAT: 88 DALAM KITAB MAFATIH AL-GHAIB KARYA FAKHRUDDIN AL-RAZI DAN TAFSIR AL-AZHAR KARYA BUYA HAMKA) Moh Muhlis; Moh Jufriyadi Sholeh
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.781 KB) | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v3i1.485

Abstract

Aktifitas penafsiran tidak pernah henti sejak masa Rasulullah hingga sekarang. Tidak jarang penafsiran tersebut dipengaruhi oleh sebuah kepentingan dan perkembangan ilmu pengetahun dan tekhnologi. Seperti halnya penelitian ini yang didorong oleh adanya perbedaan tafsir oleh mufassir klasik dan modern, tentang hakikat gunung berjalan dalam al-Qur’an. Dalam hal ini dibutuhkan sebuah metode komparasi mengenai tema ini, dalam rangka  menciptakan perspektif yang seimbang antara tafsir klasik yang dalam penelitian ini diwakili oleh Fakhruddîn ar-Râzî dan tafsir modern yang diwakili oleh Buya Hamka. Fokus penelitian ini adalah bagaimana gunung berjalan menurut Fakhruddîn ar-Râzî dan Buya Hamka, serta bagaimana persamaan dan perbedaan pemikiran keduanya. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif pustaka. Sementara sifat dari penelitian ini adalah deskriptif-analitis-komparatif. Deskriptif terdiri dari pengumpulan serta penguraian data. Adapun Analitis digunakan dalam rangka menganalisa data. Sedangkan komparatif digunakan untuk melihat perbedaan dan pesamaan antara penafsiran kedua tokoh tersebut terhadap penafsiran Q.S Al-Naml: 88. Dalam ayat tersebut, Fakhruddîn ar-Râzî menafsirkan bahwa gunung berjalan itu adalah salah satu tanda berdirinya hari kiamat yang ketiga. Beliau mengkaitkan hakikat gunung berjalan dengan konteks ayat sebelumnya yang menjelaskan tentang peristiwa ditiupnya sangkakala. Serta ayat sesudahnya yang menjelaskan tentang balasan amal baik dan buruk kelak di akhirat. Dimana gunung berjalan tersebut disebabkan karena diterbangkan oleh Allah sehingga seperti bulu domba yang berhamburan ditiup angin. Sedangkan menurut Buya Hamka> berjalannya gunung adalah sebuah hakikat yang terjadi saat sekarang (di dunia), dan berjalannya gunung tersebut disebabkan karena adanya pergerakan lempeng yang menyebabkan bumi bergerak. Sehingga karena gunung merupakan bagian dari bumi maka gunung itu ikut bergerak. Perbedaan di antara kedua mufassir tersebut terdapat pada argumen-argumen yang mereka kemukakan berkaitan tentang waktu terjadinya hakikat gunung berjalan dan penyebab terjadinya gunung berjalan. Sedangkan dalam hal fakta Fenoemena gunung berjalan mereka sepakat bahwa hakikat tersebut betul-betul terjadi.

Page 1 of 1 | Total Record : 2