cover
Contact Name
Him'mawan Adi Nugroho
Contact Email
himmwannugroho@unesa.ac.id
Phone
+6281334244887
Journal Mail Official
evarahmawati@unesa.ac.id
Editorial Address
English Department, Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Surabaya Building T4, 2nd floor, Kampus Lidah Wetan, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
RETAIN (RESEARCH ON ENGLISH LANGUAGE TEACHING IN INDONESIA)
ISSN : 23562617     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
RETAIN publishes articles within the scope of English Language Teaching and Applied Linguistics. RETAIN publishes articles within the scope of English Language Teaching and Applied Linguistics.
Articles 86 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015" : 86 Documents clear
WHOLESOME SCATTERING GAME AS A TECHNIQUE FOR TEACHING DESCRIPTIVE WRITING TO THE SEVENTH GRADERS OF SMP SUNAN GIRI MENGANTI, GRESIK
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakMenulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dipelajari oleh pelajar bahasa Inggris karena tujuan dari pada pengajaran bahasa Inggris di Indonesia adalah untuk membuat siswa mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan. Kebiasaan mengajar menulis yang terfokus pada teori dan tata bahasa saja tidak dapat membantu siswa dalam menulis dengan baik. Guru seharusnya menuntun siswa dalam proses menulis untuk membuat mereka lebih mudah dalam menulis. Salah satu cara untuk menuntun siswa dalam proses menulis, juga memotivasi mereka dalam belajar bahasa Inggris, adalah dengan menggunakan teknik wholesome scattering game. Wholesome scattering game adalah sebuah game, dimana siswa diberi beberapa kata kunci dari sebuah teks, siswa harus menyusun kata kunci tersebut dalam bentuk susunan yang tidak biasa atau unik, dan mereka harus membuat kalimat untuk membuat sebuah teks yang baik menggunakan kata kunci tersebut. Kalimat yang dibuat harus semirip mungkin dengan kalimat yang ada pada teks yang dimiliki guru. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas tujuh di SMP Sunan Giri Menganti, Gresik. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah catatan lapangan, transkrip dari perekam suara atau gambar, pedoman wawancara, dan hasil dari tugas menulis siswa. Terdapat tiga poin yang bisa dilihat dari hasil penelitian ini. Pertama, pelaksanaan wholesome scattering game sebagai teknik untuk mengajar menulis teks deskriptif berjalan dengan lancar. Kedua, hasil dari tugas menulis siswa menunjukkan bahwa kemampuan menulis siswa sudah baik. Ketiga, siswa menunjukkan respon yang positif terhadap pelaksanaan wholesome scattering game. Kesimpulannya, wholesome scattering game dapat digunakan untuk mengajar menulis teks deskriptif kepada siswa dikelas tujuh. Game ini berfungsi untuk membantu siswa menulis teks deskriptif.Kata kunci: Wholesome Scattering Game, menulis, teks deskriptif, respon siswaAbstractWriting is one of the skills that have to be learnt by the English learners since the aim of teaching English in Indonesia is to make learners communicate well whether in spoken or written. The habitual of teaching writing which only focuses on the theory and the grammar does not help learners to write well. The teacher should guide the learners in the process of writing in order to make them easier to write. One of the ways to guide the learners in the process of writing also motivate them in learning English is by using wholesome scattering game. It is game in which learners are given some keywords from a text, they should arrange those keywords in unusual or weird shape, and they should make sentences to create a good text from those keywords. The sentences should be as close as possible with the text that the teacher has. This research is a descriptive qualitative research. The subjects of this research are the seventh graders of SMP Sunan Giri Menganti, Gresik. The instruments used to gain the data are field note, audio or video transcript, interview guide lines and learners’ writing task result. There are three points that can be seen in the result of this research. First is the implementation of wholesome scattering game as a technique to teach descriptive writing run well. Second, the learners’ writing task result showed that the learners’ writing ability was good enough. Third, the learners showed a positive response toward the implementation of wholesome scattering game. In conclusion, wholesome scattering game can be used to teach writing descriptive text for the seventh graders. It is useful to help the learners in writing descriptive text.Keywords: Wholesome Scattering Game, writing, descriptive text, learners’ response
THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN TEACHING WRITING DESCRIPTIVE TEXT TO THE EIGHTH GRADERS
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pasar global dimulai pada tahun ini, 2015. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional mempunyai peran yang penting disini. Bahasa Inggris lebih banyak digunakan untuk berkomunikasi dengan Negara-negara lain. Untuk itu, para siswa harus belajar Bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam komunikasi global. Dibandingkan dengan kemampuan yang lain, kemampuan menulis adalah kemampuan yang paling sulit untuk dikuasai oleh kebanyakan siswa. Guru harus menggunakan bermacam-macam pendekatan untuk mengatasi masalah ini.Problem based Learning dapat menjadi pendekatan alternative untuk mengajar menulis. Pendekatan ini dapat membantu para siswa untuk mengerti deskriptif teks. Di sisi lain, menggunakan masalah sebagai stimulus membuat penulis mampu untuk menyusun tulisan yang bagus. Lebih pentingnya, masalah dalam Problem based Learning nyata dan ini membuat para siswa mudah untuk menangkap dan Problem Based Learning mudah untuk diterapkan di kelas. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian secara deskriptif. Data diambil dari aktifitas guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk mengumpulkan data, beberapa alat dibutuhkan seperti catatan, wawancara dan tugas siswa. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 1 Kedamean, Gresik. Penelitian ini dilakukan dalam tiga pertemuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Problem Based Learning membuat para siswa tertarik dan memberikan perhatian yang lebih untuk belajar deskriptif teks. Masalah dalam Problem Based Learning memberikan para siswa ide untuk memulai penulisan teks deskriptif. Dengan kata lain, hubungan antara Problem Based Learning dan menulis adalah Problem Based Learning dapat membantu siswa dalam menyusun teks deskriptif teks yang bagus. Berdasarkan pada hasil dari penelitian ini, peneliti menyarankan bahwa penerapan dari Problem Based Learning bisa menjadi cara alternatif untuk mengajar menulis, khususnya untuk meningkatkan kemampuan menulis teks deskriptif siswa. Hasil ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk bias menyusun teks deskriptif yang bagus. Kata kunci: pengajaran menulis, teks deskriptif, problem based learning, kelas delapan Abstract Global market is starting at this year, 2015. English as international language has an important role here. English is used more for communicating with other countries. Therefore, students must learn English to communicate for global communication. Comparing with other skills, writing is the most difficult skill to be mastered for most students. The teacher must use various approaches to overcome this problem. Problem Based Learning can be alternative approach to teach writing. This approach can help students to understand descriptive text. On other hand, using problem as stimulus makes the writer will be able to compose a good writing. More important, the problem is real and it makes the students easy to catch and problem based learning is easy to be applied in classroom activity. This study is conducted as descriptive qualitative research. The data is taken from the teacher’s activities during teaching learning in classroom. To collect the data some instrument are needed such as field note, interview and students’ task. The subjects of this study are students of 8–F SMP Negeri 1 Kedamean, Gresik. The result of this study has shown that Problem Based Learning did make the students interest and gave more attention to learn descriptive text. Problem in Problem Based Learning gave the students idea to start writing description text. In other word, the relationship between Problem Based Learning and writing is Problem Based Learning can help the students in composing a good descriptive text. Based on the result of the study, the researcher suggested that the implementation of Problem Based Learning can be alternative way to teach writing, especially to improve students’ writing descriptive text ability. This result hopefully would motivate student to be able to compose writing descriptive text well. Key words: Teaching writing, descriptive text, problem based learning, eighth grades
THE IMPLEMENTATION OF OUTLINE TECHNIQUE TO TEACH WRITING RECOUNT TEXT TO EIGHTH GRADERS OF SMP NEGERI 43 SURABAYA
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana siswa SMP Negeri 43 menggunakan outline dan kemampuan menulis mereka setelah menggunakan outline. Namun, sulit bagi siswa untuk mencapai target pembelajaran. Untuk menyelesaikan masalah ini, guru harus memiliki kegiatan yang kreatif, dan menggunakan teknik outline dapat digunakan sebagai teknik pembelajaran alternatif yang akan membuat siswa lebih menikmati kegiatan menulis. Dalam penelitian ini, menggunakan outline merupakan teknik yang disarankan untuk mengajar menulis teks recount. Maka, terdapat beberapa hal yang akan dianalisa: 1) Bagaimana guru mengimplementasikan outline untuk mengajar teks recount pada siswa kelas delapan di SMP Negeri 43 Surabaya? 2) Bagaiamana kemampuan siswa dalam menulis teks recount setelah penggunaan outline? 3) Bagaiaman respon siswa dalam kegiatan menulis teks recount setelah implementasi outline?. Berkaitan dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan hasil penelitian dijelaskan dalam bentuk kata-kata. Selain itu, data dikumpulkan melalui catatan lapangan, wawancara, dan tugas menulis siswa. Penelitian ini dilakukan dalam tiga observasi di SMP Negeri 43 Surabaya untuk mengetahui implementasi penggunaan outline untuk mengajar menulis teks recount pada siswa kelas delapan dan kemampuan siswa setelah penggunaan outline. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa menggunakan outline untuk mengarahkan siswa dalam menulis. Implementasi penggunaan outline dapat menstimulasi ide siswa. Hal ini juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf teks recount yang baik dengan menggunakan bahasa mereka sendiri. Berdasarkan tugas menulis siswa dalam observasi, dapat dilihat bahwa banyak siswa yang telah memenuhi kriteria menulis teks recount karena mereka telah memahami materi dengan baik. Kemampuan menulis siswa menjadi lebih baik setelah implementasi teknik outline. Hal ini dapat dilihat dari tugas menulis siswa. Guru mengarahkan siswa menulis teks recount dengan menggunakan teknik outline dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa outine dapat digunakan untuk mengajar kemampuan menulis teks recount. Hal ini dapat membantu siswa dalam menstimulasi ide mereka dalam menulis teks recount. Kata kunci: teknik outline, teks recount, menulis Abstract This study was conducted to know how using outline by the students in SMP Negeri 43 Surabaya and their ability in writing after using outline. However, writing is difficult for students to achieve the teaching and learning target. In order to solve this problem, the teacher should have creative activity, and the using outline can be an alternative way as a learning technique that will make students enjoy and easy to write. In this study, using outline is offered to teach writing recount text. Thus, there are three things that would be analyzed: 1) How does the teacher implement outline to teach writing recount text to eighth graders of SMP Negeri 43 Surabaya? 2) How is the students’ ability in writing recount text after implementation of outline to eighth graders of SMP Negeri 43 Surabaya? 3) How is the students’ response in writing recount text after implementation of outline to eighth graders of SMP Negeri 43 Surabaya?. Dealing with those questions, this study was conducted qualitatively so that the result would be described in the form of words. Moreover, the data were collected through field note, interview, and students’ task in writing. This study was done during three observations in SMP Negeri 43 Surabaya to find out the implementation of using outline to teach writing recount text for the eighth graders and the students’ ability after being taught by using this technique. The result of the study revealed that the students used outline to guide the students to write their ability in writing. The implementation of using outline can stimulate the students’ idea. It also can make the students’ ability in making a good paragraph writing of recount text using their own language. Based on the students’ tasks writing result in the observation, it could be seen that there were many students who had already fulfilled the criteria of writing recount text since they master their material well. The students’ ability gets better after the implementation of using outline. It could be seen from their task in writing. The teacher also was quite good when guiding the students to use outline as their way in writing recount text. In short, using outline can be implemented to teach writing recount text. It can help the students to stimulate their ideas more in writing recount text. Key words: Outline Technique, Recount Text, Writing
The Analysis of Speaking Materials in The Electronic Textbook (Bse-Buku Sekolah Elektronik) Entitled “Bahasa Inggris” for Tenth Graders of Senior High School or Vocational High School for Semester One Published By Pusat Kurikulum dan Perbukuan
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Berdasarkan Standar Kompetensi Bahasa Inggris 2013, pembelajaran Bahasa Inggris untuk siswa di sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan menekankan pada peningkatan kompetensi dan ketrampilan siswa dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris. Oleh karena itu, para guru harus selektif dalam memilih bahan ajar ketrampilan berbicara dan buku pelajaran untuk mencapai kompetensi. Untuk membantu para guru dalam memilih dan menentukan buku pelajaran yang sesuai, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan sebuah buku sekolah elektronik yang berjudul “Bahasa Inggris” untuk kelas X SMA/SMAK semester satu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara bahan ajar berbicara dalam buku pelajaran “Bahasa Inggris” untuk kelas X SMA/SMAK semester satu dengan kompetensi berbicara dalam Standar Kompetensi Bahasa Inggris 2013 dan untuk mendeskripsikan pemenuhan antara bahan ajar berbicara dalam buku pelajaran “Bahasa Inggris” untuk kelas X SMA/SMAK semester satu dengan kriteria dari bahan ajar berbicara yang baik diadaptasi dari Kemendikbud dan BSNP. Peneliti sebagai instrumen penelitian yang utama, juga menggunakan lembar pengamatan sebagai instrumen untuk membantunya dalam menganalisa data-data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hampir seluruh bahan ajar maupun kegiatan berbicara dalam buku pelajaran “Bahasa Inggris” untuk kelas X SMA/SMAK semester satu relevan dengan kompetensi berbicara dalam Standar Kompetensi Bahasa Inggris 2013. Selanjutnya, hasil analisis data menunjukkan ada sedikit bahan ajar berbicara yang tidak memenuhi kriteria dari bahan ajar berbicara yang baik diadaptasi dari Kemendikbud dan BSNP. Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbicara dalam buku pelajaran ini relevan. Kata Kunci: Bahan Ajar Berbicara, BSE, SMA/SMK Abstract Based on 2013 English standard competence, teaching English for students in Senior High School or Vocational High School emphasizes on the improvement of students’ competence and skill in communication in English. Therefore, teachers should be selective in choosing the appropriate speaking materials and textbook to achieve the competence. In order to help the teachers selecting and choosing the appropriate textbook, Indonesian Education and Culture Ministry has published an electronic textbook entitled “Bahasa Inggris” for Tenth Graders of Senior High School or Vocational High School for semester one . This study was descriptive qualitative research and aimed to describe the relevancy between speaking materials presented in English textbook entitled “Bahasa Inggris” for Tenth Graders of Senior High School or Vocational High School for Semester One with the speaking competencies presented in the 2013 English Standard Competence and to describe the fulfillment between speaking materials presented in English textbook entitled “Bahasa Inggris” for Tenth Graders of Senior High School or Vocational High School for semester one with the criteria of good speaking materials adapted from Kemendiknas and BSNP. Researcher as the main instrument also used observation sheets as the instruments to help her in analyzing the data. The result showed that most of the speaking materials or activities that are presented in the textbook are relevant to the speaking competence in the 2013 English Standard Competence. It means that almost of the speaking materials can represent the speaking competencies. Moreover, the data analysis shows the a few speaking materials do not fulfill all the criteria of good speaking materials adapted from Kemendiknas and BSNP completely. In conclusion, it can be asserted that the speaking materials in this textbook are relevant. Keywords: Speaking Materials, Electronic Textbook, High School
THE ANALYSIS OF THE TEACHER TALKS IN TEACHING SPEAKING PROCEDURAL TEXT FOR THE SEVENTH GRADERS OF MTS SALAFIYAH SYAFI’IYAH SEBLAK JOMBANG
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam mempelajari Bahasa Inggris, ada empat keahlian yang harus dikuasai oleh siswa. Salah satu keahlian yang harus dikuasai adalah keahlian berbicara. Ada beberapa teks yang harus diajarkan pada kelas menengah pertama. Salah satu teks yang harus dipelajari oleh murid menengah pertama adalah teks prosedur. Teks ini bertujuan untuk memberi petunjuk bagaimana untuk melakukan sesuatu melalui beberapa langkah-langkah (Depdiknas, 2004; 37). Dan melalui teacher talk, murid mendapatkan pemahaman tentang materi yang diajarkan. Dikarenakan oleh hal itu, teacher talk menjadi salah satu faktor dasar untuk mencapai kesuksesan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi jenis dari teacher talk menurut teori Brown (2001) selama penelitian. Data diambil dari guru bahasa Inggris kelas tujuh SMP di Mts. Salafiyah Syafi’iyah Seblak Jombang. Guru membimbing siswa di dalam kelas selama penelitian berlangsung. Interaksi kelas antara guru dan siswa di kelas diobservasi dan direkam melalui perekam telepon genggam tanpa visual. Untuk melengkapi data, penulis juga membuat catatan selama observasi berlangsung. Kemudian data dianalisis menggunakan jenis-jenis teacher talk menurut teori Brown (2001). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ucapan guru punya tujuan yang berbeda. Jenis teacher talk yang paling sering digunakan oleh guru adalah member pertanyaan, member informasi, pujian dan dorongan, tapi untuk bercanda sangat jarang muncul pada penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa penggunakan teacher talk yang tepat dalam menciptakan interaksi atau hubungan dalam kelas, dapat mengembangkan keahlian berbicara bahasa Inggris siswa. Disamping itu, guru juga harus menggunakan ucapan yang sesuai dengan tujuan untuk membantu siswa meningkatkan berbahasa Inggris. Key Words: berbicara, teks prosedur, teacher talk. Abstract In learning foreign language, there are four language skills that must be mastered by the students. Speaking is an important skill in language teaching. There are some texts that must be taught in level of Junior high school. One of the texts that should be learned by junior high school students is procedure text. It has a purpose to give a clue how to do something through some steps (Depdiknas, 2004; 37). And through teacher talk, students almost get the understanding about material. Because of that reason, teacher talk becomes one of the basic factors in aiming the successful learning. This study aims to investigate the types of teacher talk based on Brown‘s theory (2001) during the observations. The data were collected from the teacher of seventh graders junior high school students at MTs. Salafiyah Syafi’iyah Seblak Jombang. The teacher led the class for two meetings. The classroom interactions between teacher and students in the classroom was observed and recorded on mobile recording without any visual supports. To complete the data, the writer used the observation check list to analyze the data and also took notes during the observations. The data were then analyzed using the types of teacher talk in the classes based on Brown (2001). The result of this study indicates that teacher utterances have different purpose. The most frequently used by the teacher are asking questions, giving information, praising and encouraging, but joking rarely appears in this research. It was concluded that the use of appropriate utterances of types of teacher talk in creating an interactive learning classroom, could develop students’ English speaking skill. Besides, the teachers would use their utterances for teaching English speaking to help students increase their English. Key Words: speaking, procedural text, teacher talk.
THE IMPLEMENTATION OF TALK SHOW TECHNIQUE IN TEACHING SPEAKING A NARRATIVE TEXT IN SMA ULUL ALBAB SIDOARJO
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Berbicaraadalahsalahsatusubjekkemampuan yang ada di dalambelajar Bahasa Inggris. Tujuandarimempelajarikemampuanberbicaraadalahuntukmembuatsiswadapatmenguasaiberkomunikasimenggunakan Bahasa inggrisdenganbaik.Beberapasiswatidakpercayadiridengankemempuanberbicaramerekasendiri, beberapasiswalagitidak tau apa yang akanmerekakatakan di depankelaskarenakemampuankosa kata dalam Bahasa Inggrismereka yang terbatas. Guru menggunakan talk show didalamkelasberbicaradenganmaksuduntukmembuatmurid-muridberbicara di kelas. Inidikarenakan, talk show mempunyaibeberapakomponen yang melibatkanlebihdarisatusiswauntukmenjalankannya. Didalam Talk show, muriddapatmendiskusikanbeberapa topic secara informal, jadimuridakanmerasanyamanuntukberbicara di depanumum.Topik yang di bicarakandalam talk show dapat di hubungkandenganteksnarasi. Karena di dalam talk show orang-orang membahasbeberapa topic yang mempunyaipermasalahn di dalamnya. Inisangatcocokdenganteksnarasi.Disini, penulismengamatiimplementasi talk show di SMA UlulAlbabSidoarjo. Penelitianinimengguakandeskriptifkwalitatif. Research question yang pertamaadslahtentangimplemetasi talk show di sekolahdsan yang keduaadalahtentangresponmuridterhadaptehnik talk show. Penulismenjelaskanimplementasi talk show tehnikdanresponmuriddikelas. Instrument yang digunakanadalah field note dan questionnaire. Field note membantumenjawab research question pertamatentangimplementasi talk show dan questioner menjawab research question keduatentangresponmuriddikelas. Kesimpulannyaadalahhasildaripenelitianinitehnik talk show adalahtehnik yang cocokuntukmenumbuhkankemampuanbicaradanpercayadirimuriduntukdapatberbicara di depanumum. Tehnikinidapatjugauntukmengajarspeaking untukteksnarasi Kata kunci:Tehnik Talk show, pengajaranberbicara, teksnarasi Abstract Speaking is one of the subject skills in learning English. The aim of learning speaking skill is to enable students to use English in communication.Some students are not confident with their speaking ability, some students do not know what they want to talk in front of the class because they have limit vocabularies. Teachers use talk show in speaking class in order to make their students speak up in class. It is because talk show implementation has some components that involve more than one student to implement it. In talk show, the students can discuss some topics in informal way, therefore students will feel more comfortablespeaking English in front of the class.The topic discussion in talk show can be connected with a narrative text, because in talk show some people talk about some topics that have a problem in it. It is suitable with narrative text. In conclusion, the result of this study is talk show technique is the suitable technique that can encourage students’ speaking ability and it can increase the students’ confidence to speak in front of the class. This technique can help teachers to teaching speaking in a narrative text in class too. Keywords:Talk show technique, Teaching speaking, Narrative text
TEACHING EFL ENGLISH CLASS USING MODIFIED GROUP OF FOUR IN ‘THREE-STEP INTERVIEW’
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The goal of this study is to present the implementation of ‘Three-Step Interview’ modified group of four in teaching speaking recount text. This study was conducted in one class, VIII-H, that consists 37 students. There was only experimental class without control class. This study used pre-experimental research design by using one group pretest-posttest design. The data were obtained from two students’ speaking tests before and after the treatment and the questionnaire. The findings of the study show that: (1). the students’ speaking skill shows improvement after they are taught by using ‘Three-Step Interview’, (2). from the questionnaire, it is revealed students’ opinion that they mostly agree the implementation of ‘Three-Step Interview’ for teaching speaking brings the positive effect. It could be concluded that ‘Three-Step Interview’ helps the students in improving their speaking skill and the students get the advantages of ‘Three-Step Interview’. Keywords: ‘Three-Step Interview’, Speaking Skill, Students’ view. Abstrak Studi ini bertujuan untuk memperkenalkan implementasi ‘Three-Step Interview’ dengan modifikasi empat anggota kelompok dalam pengajaran berbicara Bahasa Inggris teks recount. Studi ini diadakan dalam satu kelas yaitu kelas VIII-H dengan jumlah 37 siswa. Studi ini hanya menyediakan kelas eksperimental tanpa adanya kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental yang disebut dengan desain one-group pretest-posttest. Data studi ini diperoleh dari dua test percakapan siswa sebelum adan sesudah tindakan pelaksanaan ‘Three-Step Interview’ dan angket daftar pertanyaan. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa: (1). kemampuan percakapan siswa menunjukkan perbaikan atau kemajuan setelah siswa-siswa diberi pengajaran dengan menggunakan ‘Three-Step Interview’, (2). Dari angket daftar pertanyaan menunjukkan pendapat siswa bahwa sebagian besar siswa-siswi setuju pelaksanaan ‘Three-Step Interview’ dalam pengajaran percakapan membawa efek yang positif. Dari hasil yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa ‘Three-Step Interview’ dapat membantu siswa dalam kemajuan berbahasa Inggris dan siswa mendapatkan manfaat dari ‘Three-Step Interview’. Kata Kunci: ‘Three-Step Interview’, kemampuan berbicara, pendapat siswa.
WORD WEBBING TECHNIQUE IN EFL WRITING CLASS
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Artikel ini mendiskusikan perubahan yang signifikan terhadap prestasi menulis siswa sebelum dan sesudah menggunakan word webbing dalam kelas menulis. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab rumusan-rumusan masalah: Apakah ada perubahan yang signifikan dalam kemampuan kosakata, tata bahasa, dan organisasi paragraf dari siswa sebelum dan sesudah treatment? Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan menggunakan satu kelas sebagai objek penelitian. Populasi dalam skripsi ini adalah seluruh siswa kelas sepuluh SMA Sejahtera Surabaya 2014/2015. Kelas X-3 dipilih sebagai sampel/kelas yang diajarkan menulis teks recount menggunakan teknik word webbing. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pretes dan postes. Peneliti menganalisis hasil kerja siswa menggunakan Paired Sample t-test(SPSS). Penilaian fokus kepada hasil tulisan siswa dan menggunakan pedoman penilaian dari English Second Language Composition Profile Scoring Rubric yang diadaptasi dari Jacob (1981).Sebelum mengadakan pretes dan postes, peneliti mengadakan tes percobaan yang diberikan pada kelas lain, yaitu X-4. Dalam hal ini peneliti juga menguji validitas. Penelitian ini menggunakan konten validitas yang sesuai dengan kompetensi dasar 4.15 dalamkurikulum 2013. Setelah menentukan validitas, peneliti menentukan inter-raterreliabilitas dan menganalisisnya menggunakan Kappa (SPSS).Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada perubahan yang signifikan dalam kemampuan kosakata, tata bahasa, dan organisasi paragraf siswa dalam menulis. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata postes lebih tinggi daripada nilai pretes. Ini membuktikan bahwa teknik word webbingdapat meningkatkan prestasi siswa dalam menulis. Kata Kunci: TeknikWord Webbing, KemampuanKosakata, Ketepatan Tata Bahasa, KualitasParagraf Abstract This article discusses the significant difference of students’ achievement in writing skill before and after using word webbing technique in writing class. This research conducted to answer the following research questions: Is there any difference in vocabulary mastery, grammatical accuracy, and paragraph organization quality of the students’ writing before and after treatment? This research uses pre-experimental method with one classas the subject of the research. The population of this research is the tenth graders of SMA Sejahtera Surabaya in academic year 2014/2015. Class X-3 was chosen as the class taught writing recount text using word webbing technique. The instruments used to collect the data were pre-test and post test. The researcher analyzed the writing results using Paired Sample T-test(SPSS). The scoring focus on the students’ resultsin writing recount text and use English Second Language (ESL) Composition Profile Scoring Rubric adapted from Jacob (1981). Before administering the pre-test and post test, the researcher administering the try out to the other class, i.e. X-4. It is based on the validity. In this research, the researcher used content validity which matched the basic competence 4.15 in curriculum 2013. After measuring the validity, the researcher measured the reliability of the test using inter-rater reliability and analyzed the try out results using Kappa in SPSS.The finding of the research shows that there is significant difference in students’ vocabulary mastery, grammatical accuracy, and paragraph organizationin writing skill. The significant difference could be proved from the mean score in post test was higher than the mean score in pre-test. It is proven that word webbing technique increase students’ writing achievement. Keywords:Word Webbing Technique, Vocabulary Mastery, Grammatical Accuracy, Paragraph Organization Quality
STAD TECHNIQUE IN TEACHING READING TO THE EIGHTH GRADERS OF SMPN 50 SURABAYA
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Junior High School students are expected to be able to read and understand narrative and descriptive text well (BSNP, 2013). Based on the researcher experience, the researcher found that one English teacher in SMPN 50 Surabaya used STAD technique in teaching reading. The previous studies about STAD implementation had been done but none of them had discussed whether the implementation followed the procedure of STAD or not and whether there were some obstacles in the implementation of STAD. For this reason, the researcher conducted a research about the investigation of STAD technique into the practice and the obstacles that teacher faced in the practice. This research was a case study. The data for this research was collected using observation sheet, field note and tape recording. The researcher coded the data and categorize into STAD procedure and obstacles then researcher made conclusion from the code and categorization. The findings showed that teacher followed the STAD procedure suggested by Slavin (1994), but there were some differences in the implementation. The differences were in quiz and team recognition. The quiz had to be done after two or three times meetings, but the finding showed that teacher only did a meeting and she gave the quiz in that meeting. The other difference was in team recognition the teacher did not compare the current score with the previous score. Teacher also faced some obstacles in implementing STAD technique. The obstacles included teacher’s two languages use, the students being too active, and not getting quiet. Teacher also found that some students fell asleep in the classroom. The difficulty in the seats arrangement also became the obstacle for the teacher. All those obstacles pursued the teaching learning efficiency. Keywords: STAD Technique, teaching reading, the obstacles Abstrak Murid-murid Sekolah Menengah Pertama diharapkan mampu membaca dan memahami teks naratif dan deskriptif dengan baik (BSNP,2013). Berdasarkan pengalaman, peneliti menemukan bahwa salah seorang guru Bahasa Inggris di SMPN 50 Surabaya menggunakan STAD tehnik dalam mengajar membaca. Penelitian-penelitian sebelumnya tentang penerapan STAD telah dilakukan namun tidak satupun membahas apakah penerapan tersebut mengikuti prosedur STAD atau tidak dan apakah ada beberapa kendala-kendala dalam penerapam STAD. Oleh karena itu, peneliti melakukan sebuah penelitian tentang investigasi STAD tehnik dan kendala-kednala yang dihadapi guru dalam penerapannya. Penelitian ini merupakan studi kasus. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan lembar observasi, catatan penelitian dan alat perekam. Peneliti mengkodekan data dan mengkategorikannya menjadi prosedure STAD, dn kendala-kendala yang dihadapi guru kemudian peneliti membuat kesimpulan dari pengkodean dan pengkategorian tersebut. Peneliti mneemukan bahwa guru tersebut mengikuti prosedure STAD yang diusulkan oleh Slavin (1994), tetapi ada beberapa perbedaan dalam penerapannya. Perbedaannya yaitu dalam quiz dan team recognition. Quiz seharusnya dilakukan setelah dua atau tiga kali pertemuan, tetapi dalam kenyataannya menunjukkan bahwa guru tersebut hanya melakukan satu kali pertemuan dan dia memberikan quiz pada pertemuan tersebut. Perbedaan yang lain yaitu dalam team recognition, guru tersebut tidak membandingkan nilai yang didapat saat ini dengan nilai sebelumnya. Guru juga menghadapi beberapa kendala dalam penerapan STAD tehnik. Kendala-kendala tersebut yaitu guru harus menggunakan dua bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) di dalam kelas dan murid-murid juga terlalu aktif dan tidak bisa diam. Guru juga mendapati beberapa murid tertidur di dalam kelas. Kesulitan dalam penataan tempat duduk juga menjadi halangan untuk guru. Semua halangan-halangan ini mengganggu efisiensi belajar mengajar. Kata Kunci: STAD Tehnik, pengajaran membaca, kendala-kendala
THE IMPLEMENTATION OF EXTENSIVE READING ACTIVITY TO TEACH READING A DESCRRIPTIVE TEXT TO THE SEVENTH GRADERS OF SMP MUHAMMADIYAH 4 SURABAYA 
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Membaca adalah salah satu keterampilan yang harus dipelajari (Otto’, 1997: 179). Nunan (2003: 68) menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan yang penting untuk dikuasai demi kesuksesan di kelas pembelajaran membaca dan kesuksesan di kelas yang lainnya diperlukan kemampuan membaca bacaan berbahasa Inggris. Nunan (2003: 69) juga menyebutkan bahwa tujuan membaca adalah memahami. Selain itu, kelemahan siswa dalam memahami bacaan disebabkan oleh kurangnya kosakata siswa. Terlebih lagi siswa kurang membaca dan kuran memiliki motivasi membaca selama proses belajar. Meningat tujuan dari membaca tersebut, guru Bahasa Inggris harus lebih kreatif dalam melaksanakan proses belajar-mengajar untuk menarik minat belajar siswa. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, guru dianjurkan menggunakan teknik tertentu dalam melaksanakan proses belajar-mengajar sebagai cara alternative untuk membantu siswa memahami bacaan. Guru di SMP Muhammadiyah 4 Surabaya menggunakan Kegiatan Membaca Ekstensif untuk mengajar keterampilan membaca di kelasnya. Membaca Ekstensif digunakan untuk membantu siswa mencappai tujuan membaca. Guru melaksanakan Kegiatan Membaca Ekstensif untuk mengajar siswa kelas tujuh. Maka, untuk mengetahui pelaksanaan Kegiatan Membaca Ekstensif, peneliti melaksanakan penelitian di SMP Muhammadiyah 4 Surabaya. Dalam penelitian ini, Kegiatan Membaca Esktensif digunakan untuk mengajar membaca teks deskriptif. Maka, ada tiga hal yang akan dianalisa: 1) Bagaimana pelaksanaan Kegiatan Membaca Ekstensif dalam pengajaran keterampilan membaca teks deskriptif pada siswa kelas tujuh di SMP Muhammadiyah 4 Surabaya?, 2) Bagaimana pemahaman membaca teks deskriptif siswa setelah menggunakan Kegiatan Membaca Ekstensif untuk siswa kelas tujuh di SMP Muhammadiyah 4 Surabaya?, 3) Bagaiamana respon siswa dengan menggunakan Kegiatan Membaca Ekstensif dalam pembelajaran membaca teks deskriptif di SMP Muhammadiyah 4 Surabaya? Berhubungan dengan pertanyaan tersebut, penelitian ini dilaksanakan secara kualitatif, sehingga hasil penelitian dijelaskan dalam bentuk kata-kata. Selain itu, data dikumpulkan melalui catatan lapangan, tugas siswa, dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga waktu pengamatan di SMP Muhammadiyah 4 Surabaya untuk mengetahui pelaksanaan Kegiatan Membaca Ekstensif untuk mengajar membaca teks deskriptif dengan menggunakan teknik ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan Kegiatan Membaca Ekstensif tidak sesuai dengan teori. Guru tidak memahami bagaimana cara menggunakan Kegiatan Membaca Ekstensif dan tidak mengetahui karakteristik Kegiatan Membaca Ekstensif. Menurut guru pengajar, pelaksanaan Kegiatan Membaca Ekstensif dapat dilaksanakan di dalam kelas; ia hanya membutuhkan bahan bacaan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa tanpa menggunakan teks yang panjang. Walaupun pelaksanaan Kegiatan Membaca Ekstensif tidak sesuai dengan teori, siswa dapat memahami teks dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang telah memenuhi kriteria pada rubric. Respon siswa juga menunjukkan bahwa Kegiatan Membaca Ekstensif membantu mereka dalam memahami teks deskriptif karena bahan bacaan yang mereka dapatkan mudah dimengerti. Pada intinya, pelaksanaan Kegiatan Membaca Ekstensif dalam pembelajaran membaca teks deskriptif di SMP Muhammadiyah 4 Surabaya belum benar. Tetapi, kegiatan ini dapat membantu siswa dalam memahami teks. Kata Kunci: Membaca, Membaca Ekstensif, Teks Deskriptif Abstract Reading is one of difficult skills to be learnt (Otto’, 1997: 179). Nunan (2003:68) added that reading is the most important skill to master in order to ensure success not only in reading learning class, but also in learning any content classes in which reading materials written in English are required. Nunan (2003:69) also stated that the goal of reading is comprehension. Moreover, the students’ weaknesses in reading comprehension are caused by their poor vocabulary. In addition, students lack of reading and motivation during the learning process. Considering the goal of reading, English teachers have to be more creative to conduct the teaching learning process in order to attract student’s interest. In order to solve the problem, the teacher should use a certain technique in teaching learning process as an alternative way to help the students comprehend a text. The teacher of SMP Muhammadiyah 4 Surabaya applied extensive reading activity to teach reading in her class. Extensive reading is used to help the student achieve the goal of reading. The teacher implemented extensive reading activity to teach reading of seventh graders. Therefore, to know the implementation of extensive reading, the researcher conducted a study in SMP Muhammadiyah 4 Surabaya. In this study, extensive reading activity is offered to teach reading descriptive text. Thus, there are three things that would be analyzed: 1) How is the implementation of extensive reading activity in teaching reading descriptive text to seventh graders in SMP Muhaammadiyah 4 Surabaya?, 2) How is the students’ reading comprehension of descriptive text after using extensive reading activity for seventh graders in SMP Muhammadiyah 4 Surabaya?, 3) How are the students’ responses by applying extensive reading activity in teaching reading descriptive text in SMP Muhammadiyah 4 Surabaya?. Dealing with those questions, this study was conducted qualitatively, so that the result was described in the form of words. The data were collected through field note, students’ tasks, and interview. This study was done during three observations in SMP Muhammadiyah 4 Surabaya to find out the implementation of extensive reading activity to teach reading a descriptive text for seventh graders, the students’ ability and students’ response after being taught by using this technique. The result of the study revealed that the implementation of extensive reading activity did not follow the theory. The teacher still did not know the characteristics of extensive reading and how to implement it. According to the teacher, the implementation of extensive reading can be done in the class; she just needed to use a variety of material based on the student level and ability without using longer text. Even-though the implementation is not appropriate, the students can comprehend the descriptive texts well. It could be seen from the number of students who had already fulfilled the criteria of the rubric. The students’ responses also showed that the extensive reading activity helps the student comprehend a descriptive text since the material which they got is understandable. In short, the implementation of extensive reading in teaching reading a descriptive text in SMP Muhammadiyah 4 Surabaya is incorrect. But, it still can help the students comprehend a text. Key words: Reading, extensive Reading, descriptive text.