cover
Contact Name
Him'mawan Adi Nugroho
Contact Email
himmwannugroho@unesa.ac.id
Phone
+6281334244887
Journal Mail Official
evarahmawati@unesa.ac.id
Editorial Address
English Department, Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Surabaya Building T4, 2nd floor, Kampus Lidah Wetan, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
RETAIN (RESEARCH ON ENGLISH LANGUAGE TEACHING IN INDONESIA)
ISSN : 23562617     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
RETAIN publishes articles within the scope of English Language Teaching and Applied Linguistics. RETAIN publishes articles within the scope of English Language Teaching and Applied Linguistics.
Articles 86 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015" : 86 Documents clear
COMMUNICATIVE LANGUAGE TEACHING “CLT” IN TECHING SPEAKING HORTATORY EXPOSITION TEXTS TO THE SECOND YEAR OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Communicative Language Teaching (CLT) aims broadly to apply the theoretical perspective of the communicative approach by making communicative competence the goal of language teaching and by acknowledging the interdependence of language and communication (Larsen-Freeman, 2000). CLT helped the students to get the main goal of learning language that was being able to communicate. Therefore, the students had more time to practice the foreign language that they learnt because CLT was emphasizing on learning to communicate through interaction in the target language. This study was conducted to find out the implementation of CLT in teaching hortatory exposition texts to the second year of senior high school students. Descriptive qualitative research was used by the researcher in conducting this study. It means that the result was described qualitatively without statistical calculation. The researcher chose some of instruments that could be used in this research. Those were observation checklist, field notes, and scoring rubric. The implementation of CLT in this study was conducted into two stages: pre-communicative activity and communicative activity. Those stages were in line with the theory stated by Littlewood (1981). Moreover, it proved that the students’ grammatical mastery was in the different levels although the students were in the same grade. Some of students were good in grammar during speaking class. However, the rests were low on it. In addition, the observer also found that the students who talked actively often made more grammatical mistakes. Keywords: CLT, Speaking, Hortatory exposition text. Abstrak Communicative Language Teaching (CLT) bertujuan untuk menerapkan pendekatan komunikatif secara perspektif teoritis dengan membuat kompetensi komunikatif dalam pengajaran bahasa dan dengan mengetahui saling ketergantungan bahasa dan komunikasi (Larsen-Freeman, 2000). CLT membantu siswa untuk memperoleh tujuan utama dari belajar bahasa yaitu mampu berkomunikasi. Oleh karena itu, para siswa lebih memiliki banyak waktu untuk berlatih bahasa asing yang mereka pelajari, karena CLT menekankan pada belajar untuk berkomunikasi melalui interaksi dalam bahasa. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan dari CLT dalam mengajar teks hortatori eksposisi untuk murid kelas dua SMA. Teks deskriptif kualitatif digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini. Itu berarti bahwa hasil di dikripsikan secara kualitatif tanpa adanya perhitungan statistik. Peneliti memilih beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Mereka adalah observation checklist, field note, dan scoring rubric. Pelaksanaan yang dilakukan guru dalam penelitian ini terbagi dalam dua tahap: aktivitas pra-komunikatif dan aktivitas komunikatif. Tahap tersebut sejalan dengan teori yang dinyatakan oleh Littlewood (1981). Selain itu, terbukti bahwa penguasaan tata bahasa siswa berada di tingkat yang perbeda meskipun mereka berada di kelas yang sama. Beberapa siswa baik dalam penguasaan tata bahasa selama kelas berbicara. Namun, sisanya rendah. Selain itu, pengamat juga menemukan bahwa siswa yang berbicara aktif lebih sering membuat kesalahan tata bahasa. Kata Kunci: CLT, berbicara, Teks hortatory eksposisi.
TEACHING ADJECTIVE AND NOUN VOCABULARIES IN THE DESCRIPTIVE TEXT THROUGH WORD PUZZLE GAME TO THE FIFTH GRADERS OF SD AL FATAH SURABAYA
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kosakata mengambil peran penting dalam proses pembelajaran bahasa.Menyalin definisi dari kamus mungkin bukan cara yang efektif untuk belajar kosa kata.Mereka perlu juga untuk mempelajari kata-kata dalam konteks, tidak berdiri sendiri. Cara mereka mempelajari kata-kata dalam konteks adalah dengan membaca. Dalam hal ini, bahan penelitian adalah membaca teks deskriptif. Salah satu variasi dalam mengajar kosakata bahasa Inggris adalah dengan menggunakan permainan. Salah satu permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran kosakata adalah permainan "word puzzle". Kata-kata dalam permainan puzzle dapat memberikan banyak kesenangan untuk anak-anak dan juga membangun kreativitas mereka. Isi dari permainan puzzle kata harus terkait dengan topik teks.Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mencoba melakukan penelitian deskriptif kualitatif dengan penerapan permainan word puzzle untuk mempelajari kosa kata dalam teks deskriptif.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain kualitatif. Peneliti mengamati kegiatan di kelas sementara proses belajar mengajar terjadi. Data dari penelitian ini berasal dari hasil pengamatan yang diperoleh melalui lembar observasi dan catatan lapangan, dan juga berasal dari hasil wawancara. Data dikumpulkan dengan mengamati kegiatan selama proses belajar mengajar di kelas dan juga mewawancarai siswa guru dan siswa, dan opini guru setelah diajarkan menggunakan puzzle permainan kata.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru mampu menyampaikan materi yang lebih jelas dengan menggunakan kata permainan puzzle. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa siswa menikmati proses belajar mengajar. Dengan demikian, pelaksanaan kata permainan puzzle berhasil membantu siswa dalam penguasaan kosakata untuk memahami teks deskriptif. Kata Kunci: Kosa Kata, Aktivitas Membaca, Teks Deskriptif, Permainan Word Puzzle Abstract Vocabulary takes an important role in the process of language learning. Copying definitions from the dictionary probably is not an effective way to learn vocabulary. The students need multiple and various exposures to a word before they fully understand that word and can apply it. They need also to learn words in context, not stand alone lists. The way they learn words in context is by reading. In this case, the material of the study is reading descriptive text. One of the variations in teaching English vocabulary is by using games. One of games which can be used in teaching-learning vocabulary is "word puzzle" game. Word puzzle game can gives a lot of fun for young learners and also create their creativity. The content of the word puzzle game should related to the topic of the text. Based on explanation above, the writer tries to conduct a descriptive qualitative research by the implementation of word puzzle game to the vocabulary in the descriptive text. This study was conducted using qualitative design. The researcher observed the activities in the classroom while teaching and learning process happened. The data of the study came from the result of observation that was obtained through observation sheet and field notes, and also came from the result of interview. The data were collected by observing the teacher’s and students’ activities during the teaching learning process in the classroom and also interviewing the students’ and teacher’s opinions after being taught using word puzzle game.The results of observation showed that the teacher were able to deliver the material more clearly by using word puzzle game. From the results of interview found that the students were enjoy in joining the lesson. Thus, the implementation of word puzzle game had improved the students’ vocabulary mastery in understanding descriptive text. Keyword: Vocabulary, Reading Activity, Descriptive Text, Word Puzzle Game
THE EFFECT OF USING CO-OP CO-OP TECHNIQUE IN TEACHING WRITING NARRATIVE TEXT TO THE TENTH GRADERS OF SMAN 3 SIDOARJO
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Menulis adalah keterampilan produktif untuk menunjukkan pemikiranseseorang melalui kata-kata tertulis. Menulis menjadi keterampilan penting di era globalisasi ini. Dalam dunia modern, bahasa tertulis berperandalam berbagai fungsi kehidupan sehari-hari seperti untuk tindakan, informasi, dan hiburan.Co-op Co-op menempatkan tim dalamkerjasama antara satu sama lain untuk mempelajari topik kelas. Co-op Co-op memungkinkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil, pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka sendiri dan dunia, dan kemudian memberi mereka kesempatan untuk berbagi pemahaman baru dengan rekan-rekan mereka. DesainpembelajaranCo-op Co-op menyentuh setiap aspek dari proses menulis.Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitianeksperimental kuantitatif. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah pengajaran menulis teks naratif dengan menggunakan teknikCo-opCo-opefektif untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Dengan demikian, peneliti memilih dua kelompok untuk penelitian ini; mereka adalahkelompok eksperimental dan kontrol. Populasi yang dipilih adalah semua siswa kelas X di SMAN 3 Sidoarjo. X-1 sebagai kelompok eksperimental dan X-5 sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok diberi pre-test dan post-test. Skor dari pre-test dan post-testdigunakan untuk mengumpulkan data. Dari data, peneliti membuat perhitungan statistik dengan menggunakan t-test dan analisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dari hasil perhitungan t-test, nilait- adalah 3.37, sedangkan t-tabel adalah 2.00 di tingkat signifikan .05 dengan derajat kebebasan 58. Selain itu, perhitungan t-test juga dilakukan di masing-masing komponen menulis. Nilait- untuk konten adalah 3.26, organisasi adalah 3.27, kosakata adalah 3.62, penggunaan bahasa adalah -0.16 dan mekanik adalah 1.05. Selanjutnya, hasilnya menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam hal konten, organisasi, dan kosa kata antara siswa yang diajar menulis teks naratif dengan menggunakan teknik Co-op Co-op dan mereka yang tidak. Di sisi lain, tidak ada perbedaan dalam hal penggunaan bahasa dan mekanik antara siswa yang diajar dengan menggunakan teknik Co-op Co-op dan mereka yang tidak. Kata Kunci: Co-op Co-op Technique, writing, dan narrative text. Abstract Writing, one of the means of language communication, is used most widely in people's daily lives. Writing becomes an essential skill in this globalization era. In the modern world, written language serves a range of functions in everyday life such as for action, information, and entertainment.Co-op Co-op places teams in cooperation with one another to study a class topic. Co-op Co-op allows students to work together in small groups, first to advance their understanding of themselves and the world, and then provide them with the opportunity to share that new understanding with their peers. The Co-op Co-op lesson design touches every aspect of the writing process.In conducting this study, the researcher used an Experimental Quantitative Research design. It was done to find out whether teaching writing narrative text by using Co-op Co-op technique was effective to improve students’ writing ability. Thus, the researcher chose two groups for this research; they were experimental and control groups. The population chosen was all of the tenth graders in SMAN 3 Sidoarjo. The samples were X-1 as the experimental group and X-5 as the control group. Both groups were given pre-test and post-test. The scores from pre-test and post-test were used to collect the data. From the data, the researcher made statistical calculation by using t-test and analysis to answer research questions. From the t-test calculation, the t-value was 3.37, while the t-table was 2.00 in .05 level of significant with the degree of freedom 58. Moreover, the t-test calculation was also conducted in each writing component. The t-value for content was 3.26, organization was 3.27, vocabulary was 3.62, language use was -0.16 and for mechanics was 1.05. Furthermore, the result shows that there is significant improvement in the terms of content, organization, and vocabulary between the students who are taught writing narrative text by using Co-op Co-op technique and those who are not. On the other side, there is no difference in terms of language use and mechanics scores between the students who are taught by using Co-op Co-op technique and those who are not. Key Words: Co-op Co-op Technique, writing, and narrative text.
TEACHER’S AND STUDENTS’ QUESTIONS IN PUBLIC SPEAKING CLASS OF THE STATE UNIVERSITY OF SURABAYA
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pertanyaan kelas telah bekerja sebagai bagian awal dari interaksi kelas yang memediasi proses belajar mengajar dalam pengaturan berbagai kelas. Mempertanyakan menghasilkan tanggapan, ketika proses-proses sebab-akibat ini berulang, interaksi kelas yang hidup jelas ada. Memang, pertanyaan guru ini telah diteliti sejak bertahun-tahun yang lalu tanpa memperhatikan banyak pada pertanyaan siswa. Namun, penelitian ini berfokus pada pertanyaan yang diucapkan oleh kedua peserta (yaitu guru dan siswa) dalam saluran yang berkaitan dengan pentingnya mempertanyakan dalam interaksi kelas dan untuk mengklasifikasikan pertanyaan guru dan siswa. Untuk mengatasi masalah penulis meneliti pertanyaan guru dan siswa dalam Public Speaking Class di Universitas Negeri Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tidak hanya bagaimana pertanyaan kelas terjadi dan bagaimana pertanyaan guru dan siswa diklasifikasikan, tetapi juga bagaimana setiap pertanyaan dianalisis. Penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk merancang penelitian. Subjek penelitian ini adalah dosen dan mahasiswa dalam Public Speaking Class di Universitas Negeri Surabaya. Data diambil dari hasil pengamatan empat pertemuan dan juga hasil wawancara. Temuan menunjukkan pertanyaan kelas terjadi didominasi oleh pertanyaan dosen. Pertanyaan siswa sangat kurang dari dosen, meskipun ada 25 siswa dalam satu kelas Kata Kunci: Interaksi Kelas, Pertanyaan Kelas, Petanyaan Guru, Pertanyaan SIiswa. Abstract Classroom questioning has worked out as an initial part of classroom interaction which mediates teaching and learning process in various classroom settings. Questioning results responses, when those cause-effect processes are repeated, alive classroom interaction is obviously existed. Indeed, teacher’s questions have been already examined since many years ago without paying attention much on students’ questions. However, this study focuses on questions uttered by both participants (i.e. teacher and students) in any channels related to the importance of questioning in classroom interaction and to the emergence of classifying teacher’s and student’s questions. To solve the problem the writer investigated teacher’s and students’ questions in Public Speaking Class of the State University of Surabaya. This research is aimed to describe not only how the classroom questioning occurred and how teacher’s and students’ questions are classified, but also how each question is analyzed. The writer used descriptive research under qualitative approach to design the research. The subject of this study was the lecturer and the students in a Public Speaking Class of the State University of Surabaya. The data were taken from the result of the four-meeting observation and also the result of the interview. The findings show the classroom questioning occurred was dominated by the lecturer’s questions. Students’ questions are very less than the lecturer’s, although there were 25 students in a class. Keywords: Classroom Interaction, Classroom Questioning, Teacher’s Questions, Students’ Questions.
THE EFFECTIVENESS OF GUIDE NOTE TAKING IN TEACHING READING NEWS ITEM TEXTS TO THE TENTH GRADERS OF MA MA’ARIF PUTER
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Terdapat empat keahlian yang harus dikuasai dalam mempelajari bahasa Inggris, salah satunya, yaitu membaca. Dalam sekolah menengah keatas terdapat beberapa teks yang harus dipelajari, diantaranya teks news item. Teks ini bersifat informatif dan memberikan suatu berita atau informasi kepada para pembacanya serta berita yang diinformasikan merupakan berita yang penting atau layak untuk diinformasikan. Bransford (1994) menyebutkan bahwa kesulitan-kesulitan yang ada dalam pemahaman membaca erat kaitannya dengan kurangnya pengetahuan latar belakang dari teks tersebut. Dengan mempertimbangkan hal ini, penelitian eksperimental kuantitatif ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam news item teks melalui teknik guide note taking. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas sepuluh di MA Ma’arif Puter Lamongan. Peneliti menggunakan tiga kelas dalam penelitian ini, yaitu kelompok eksperimen, kelompok control dan kelompok try out. Peneliti memilih dua puluh delapan siswa untuk setiap kelompok. Penelitian dilakukan sebanyak empat pertemuan dengan rincian pertemuan pertama untuk pre-test, pertemuan kedua dan ketiga untuk treatment, dan pertemuan terakhir untuk post-test. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat peningkatan kemampuan membaca siswa melalui teknik guide note taking. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada guru bahasa Inggris untuk mengajar siswa menggunakan teknik guide note taking dalam keahlian membaca untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Kata kunci: membaca, teks news item, guide note taking . Abstract There are four skills that must be mastered by the students, one of which is a reading. In senior high schools there are some texts that must be taught, such as news item text. This text is kind of informative text to give factual news or information to the readers and the news is considered newsworthy or important. Bransford (1994) mentions that difficulties in comprehension may be attributed to the lack of background knowledge presumed by the text. Considering this, this experimental quantitative research aims to improve students’ reading ability of news item texts using guide note taking as a technique. The subject of this study was the tenth graders of MA Ma’arif Puter Lamongan. The researcher used three classes in this study. They are an experiment group, a control group and a try out group and chose twenty eight students for each group. The research was conducted in four meetings, the first meeting was for doing pre-test, the second and third meeting were for giving treatment and the last meeting was for doing post-test. The result showed that there is improvement on students’ reading ability using guide note taking as a technique. Therefore, the researcher recommends that English teachers when taught the students using guide note taking as a technique in reading skill to improve students’ reading ability. Keywords: reading, news item text, guide note taking
THE USE OF ““FLIPPING CLASSROOM”” FOR TEACHING STORY TELLING TO THE TENTH GRADERS
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Fakta bahwa pelajar di Indonesia tidak bisa menggunakan bahasa inggris dengan lancar dan akurat menuntut para pengajar di Indonesia untuk mencari metode pembelajaran yang tepat yang dapat menolong siswa sehingga mereka dapat berbicara bahasa inggris dengan lancar dan akirat. Penelitian ini menggambarkan penggunaan “flipping classroom” sebagai metode yang sesuai untuk mengajar story telling. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menggambarkan bagaimana guru menerapkan “flipping classroom” dalam pengajaran storytelling, dan (2) menggambarkan bagaimana kemampuan siswa selama penerapan “flipping classroom”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas MIA 2 SMA Wachid Hasyim 2 Sepanjang. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan dan transkrip tugas siswa. Pengamatan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana implementasi “flipping classroom” dalam pengajaran story telling pada siswa. Sedangkan transkrip tugas siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa saat diajar menggunakan “flipping classroom”. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti kurang memuaskan dikarenakan jumlah siswa yang menonton video pembelajaran di rumah sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah total siswa di dalam kelas. Penyebab dari kurang respon yang diberikan siswa adalah kebiasaan siswa yang tidak mengulang apa yang dipelajari disekolah pada hari itu sesampainya mereka dirumah. hal ini menyebabkan tidak tercapainya tujuan pengajaran menggunakan “flipping classroom” secara maksimal. Sedangkan untuk kemampuan siswa dalam berbicara bahasa inggris dapat dilihat bahwa terlepas dari kurangnya respon siswa saat proses pembelajaran berlangsung, kemampuan berbicara mereka dapat dikatan cukup bagus. Walupun masih banyak diantara mereka yang masih perlu untuk diperbaiki. Selanjutnya peneliti menganjurkan agar “flipping classroom” untuk terus diterapkan dalam pengajaran bahasa inggris sehingga dapat membangun kebiasaan siswa untuk mengulang apa yang mereka pelajari disekolah di rumah. Kata kunci: “flipping classroom”, kemampuan berbicara, storytelling Abstract The fact that Indonesian students are unable to speak English fluently and accurately even though they have already learned English for more than 5 years demands the teacher to find a suitable method in order to help the students to be able to speak English fluently and accurately. This study describes the implementation of “flipping classroom” as a suitable method in teaching storytelling. The objectives of this study are: (1) describing the implementation of “flipping classroom” in teaching storytelling, and (2) describing the student’s ability while being taught using “flipping classroom”. Descriptive qualitative was used as the design of this research. The subject of this study was the tenth graders, MIA 2, of SMA Wachid Hasyim 2 Sepanjang Sidoarjo. In this research, the researcher collected the data through observation and students’ speaking task. The observation was conducted since the researcher wanted to know the implementation of “flipping classroom” to teach speaking of narrative texts. While the students task was used to know their ability while being taught using “flipping classroom”. The result of the observation was not very satisfying. The number of those who watched the materials given was very small compared to the total number of students. The reason of this lack of response was, believed, that they have no habit of learning at home. This makes the goal of “flipping classroom” fail to reach. As for the student’s speaking ability, it could be seen that it was in a good level meaning no much hesitation while speaking, had almost accurate pronunciation, few mistakes on grammar, good organization and good expression. However, some of the students still had unsatisfactory the fluency, pronunciation, and grammatical mastery. Key Words: “flipping classroom”, Speaking Ability, Storytelling
THE USE OF MIME IN THE WRITTEN FORM OF STATING IN PROGRESS EVENTS
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam dunia pendidikan, Bahasa Inggris mempunyai empat aspek bahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Untuk para siswa, aspek bahasa yang paling susah adalah menulis. Banyak siswa yang merasa bingung untuk memilih tenses yang tepat karena dalam cara lama mengajar, guru mengajar bagaimana menyatakan kegiatan yang sedang berlangsung dengan menjelaskan grammarnya secara langsung. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti menyarankan untuk menggunakan video pantomime karena itu dapat membantu siswa untuk membayangkan aktivitas orang dengan cara yang lebih nyata. Penelitian ini adalah penelitian descriptif kualitatif karena data diambil selama pengaplikasian mime video. Alat penelitian adalah lembar pengamatan, wawancara dan tulisan siswa sedangkan subject penelitian adalah murid murid kelas 8A SMPN 1 Semanding, Tuban. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa video pantomim telah berhasil diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Itu dapat di ketahui dari respon siswa selama penerapan. Para siswa tertarik pada video. Terlebih lagi, video pantomim dapat menjadi media yang sangat bagus untuk mendorong kemampuan siswa dalam menulis. Para siswa dapat membedakan tenses yang seharusnya mereka gunakan untuk menyatakan kegiatan yang sedang berlangsung dan mereka mendapatkan pemahaman yang lebih baik dalam menyusun kalimat yang bagus. Disarankan bahwa media dapat memotivasi murid dalam menulis. Guru diharapkan dapat lebih mengembangkan media untuk topic dan aspek bahasa yang lain. Kata kunci: menulis,pantomim, aktivitas yang sedang berlangsung Abstract In the academic background, English has four language skills which cover listening, speaking, reading and writing. For students, the most difficult aspect of English is writing. Many students still confuse in choosing the proper tense because in the old way of teaching, teachers teach how to state event in progress by explaining the grammar directly. To overcome the problem researcher suggested using mime video because it can help student to imagine people’s activity in a more concrete way. It is a descriptive qualitative research because the data were taken during the implementation. The research instruments were observation sheet, interview, and students’ writing tasks while the subjects are 8A students of SMPN 1 Semanding, Tuban. The results showed that Mime is implemented successfully in teaching writing. It can be seen from the students’ responses during the implementation. Students were attracted to the video. Moreover, mime video can become an excellent media to boost student writing ability. Students are able to differentiate the tenses they should use in stating progress events furthermore they have better comprehension in composing good sentences. It is suggested that the media would motivate student in writing. Teacher are hoped to be able to develop the media for another topic and skill as well. Key words: writing, mime, progress events
THE USE OF DESCRIPTIVE VIDEO TO TEACH WRITING DESCRIPTIVE TEXT FOR SEVENTH GRADERS
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Telah diketahui bahwa Bahasa Inggris mempunyai empat aspek bahasa seperti mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Untuk siswa, menulis adalah aspek yang dianggap sulit karena keterbatasan kosa kata. Padahal, menurut kurikulum 2013 para murid kelas tujuh harus dapat menghasilkan sebuah teks deskriptif yang baik. Berdasarkan alasan diatas, video deskriptif dapat digunakan sebagai sebuah media untuk mengajar menulis. Media tersebut dapat membantu para siswa untuk memahami teks deskriptif melalui sebuah video singkat tentang orang, binatang dan tempat dengan narasi yang sesuai. Menggunakan video sebagai media membuat para siswa dapat membuat sebuah teks deskriptif yang benar memalui kosa kata yang mereka dapatkan dari video. Skripsi ini disusun dengan format penelitian deskriptif karena data didapatkan dari kegiatan guru selama penerapan video deskriptif. Alat-alat untuk mendapatkannya adalah observasi ceklis, wawancara, dan tugas para siswa. Subjek dari penelitian ini adalah murid murid dari kelas 7-B SMPN 1 Semanding di Tuban. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa video dekskriptif telah sukses diterapkan dan membuat para siswa tertarik. Berdasarkan hasil wawancara, hampir semua siswa mengatakan bahwa video dengan teks film membuat mereka mengetahui banyak kosa kata untuk menyusun teks dekskriptif. Dengan menggunakan video deskriptif, hampir semua siswa menulis teks dekskriptif lebih baik dari sebelumnya. Peneliti menyarankan bahwa para guru harus kreatif dalam mengajar menulis agar para siswa dapat mendorong mereka lebih giat belajar. Kata kunci: pengajaran menulis, teks deskriptif, video deskriptif, kelas tujuh Abstract It is known that English has four language skills which cover listening, speaking, reading and writing. For students, writing is difficult skill to learn because the lack of the vocabulary. Meanwhile, according to the curriculum 2013 seventh graders must be able to produce a good descriptive text. Based on that reason, descriptive video can be used as a media to teach writing. It can help students to understand descriptive text through a short video of people, animals or places with the narration that adjust the video. Moreover, using video as media made the students were able to compose a good writing through the vocabulary they got from the video. It is a descriptive qualitative research because the data was taken from the teacher's activities during the implementation of descriptive video. The instruments were observation checklist, interview and students’ writing tasks. The subjects of this study are students of 7 –B SMP 1 Semanding, Tuban. The results shown that descriptive video was successfully implemented and made the students put all of their interest. Based on the interview, most of the students found that video with English subtitle made them know a lot of vocabularies in order to compose descriptive text. By using descriptive video, most of the students wrote descriptive text better than before. It is suggested that the teacher must be creative in teaching writing so that the students have encouragement to study better. Key words: Teaching writing, descriptive text, descriptive video, seventh grades
ENGLISH LANGUAGE TEACHING CHALLENGES IN STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOLS IN SURABAYA
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The aim of this study is to investigate the challenges faced by English teachers in their English Language Teaching in state vocational high schools in Surabaya and whether any significant differences in response of the challenges among them based on their ages, education level and teaching workload per week. This study was conducted in 10 state vocational high schools in Surabaya which involved 69 English Teachers. This study used survey research as the research design. SPSS. 20 was employed in the study as the tool for analyzing the data from the questionnaires to answer all the research questions. The findings of the study show that teaching challenges included the difficulty to transfer English knowledge to their students, mismatch situation between the student’s lack of English proficiency and high-stake curriculum, inadequacy of language laboratory to support ELT, and the English teachers also have too much workload. There was no significant difference in responses the English Language Teaching challenges among English teachers based on their age, level of education, and teaching workload. It can be concluded that the ESP teaching challenges in previous study (which conducted by Marwan in 2009) also present in this study, in other words the English Teachers in state vocational high schools in Surabaya also voice the same challenges in their English Language teaching and only factor of English Teachers’ teaching workload differs in response the challenge which probably caused by fatigue in their teaching. Keywords: English Language Teaching, ESP, English Teachers, State Vocational High Schools, Challenge Abstrak Studi ini bertujuan untuk meneliti tantangan-tantangan yang dihadapi oleh guru bahasa inggris dalam mengajar bahasa inggris di sekolah menengah kejuruan negeri di Surabaya dan jika ada perbedaan signifikan dalam merespon tantangan-tantangan tersebut berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan jam mengajar per minggu. Studi ini diadakan di 10 sekolah menengah kejuruan negeri di Surabaya yang melibatkan 69 guru bahasa inggris. Studi ini menggunakan penelitian survey sebagai desain penelitian. SPSS. 20 digunakan sebagai alat untuk menganalisa data dari angket untuk menjawab semua pertanyaan penelitian. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa adanya tantangan kesulitan dalam mentransfer pengetahuan bahasa inggris kepada peserta didik mereka, ketidaksesuaian antara kurangnya pengalaman dan kemampuan bahasa inggris peserta didik (kenyataan) dengan tuntutan kurikulum yang tinggi, laboratorium bahasa yang tidak mendukung kegiatan English Language Teaching, beban kerja terlalu banyak. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam merespon tantangan-tantangan dalam English Language Teaching diantara guru-guru bahasa inggrs berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan beban mengajar tiap minggu di sekolah menengah kejuruan negeri di Surabaya. Dari hasil yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa tantangan mengajar ESP di studi sebelumnya (yang dilakukan oleh Marwan pada tahun 2009) juga terdapat di studi ini, yang berarti bahwa guru bahasa inggris di sekolah menengah kejuruan negeri di Surabaya juga menyuarakan tantangan English Language Teaching yang sama dan hanya faktor beban mengajar per minggu guru bahasa inggris yang membedakan respon terhadap tantangan yang kemungkinan disebabkan oleh kelelahan dalam mengajar. Kata Kunci: English Language Teaching, ESP, Guru Bahasa Inggris, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri, Tantangan
A STUDY OF JOURNAL AS ASSESSMENT TOOL IN TEACHING READING INFORMATION REPORT TEXT FOR ELEVENTH GRADERS OF SMA MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO
RETAIN Vol 3 No 2 (2015): Volume 3, nomor 2, Mei-Agustus 2015
Publisher : RETAIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Membacamerupakanhal yang pentingdalambelajarbahasainggris (Heinle Brown, 1994:307). Siswamenjadikurangtertarikuntukmembacakarenapengajaran yang kurangbervariatif di kelas (Nuttal in Sadhegi, 2007:195). BerdasarkanKurikulum 2013, untukmenyelesaikanpermasalahantersebutguru kelassebelasdari SMA Muhammadiyah 1 Ponorogomenggunakanjurnalsebagaialatpenilaiandirisendiridalampengajaranteksinformasi report.Sehubungandenganituakanterdapatduapermasalahandalampenelitianini. 1) BagaimanapenggunaanjurnalsebagaialatpenilaiandirisendiriditerapkandikelassebelasSMA Muhammadiyah 1 Ponorogo? dan 2) BagaimanaresponsiswaterhadappenggunaanjurnalsebagaialatpenilaiandirisendiriuntukkelassebelasSMA Muhammadiyah 1 Ponorogo?.Selanjutnyahasilpenelitianakandilaporkandalambentukdeskripsi. Ituberartipenelitianinimenggunakanmetode descriptive qualitative. Selanjutnya instrument penelitian yang digunakanadalahobservasilapangandan interview. Penelitianinidilakukanduahari di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwapenggunaanjurnaldikelasberjalandenganbaik, guru mengetahuiperannyadenganbaikdengantidakmendominasipembelajarandikelasdanmembiarkansiswaberkreasidenganidenya. Hal tersebutbisadilihatdarijurnal yang dibuatsiswayagsudahsesuaidenganpendapatahli. Siswajugamenunjukkanrspon yang bagusterhadappenggunaanjurnaldantidakmenemukankesulitandalampenggunaannya. Kesimpulannya, penggunaanjurnalsebagaialatpenilaiandirisendiridalampngajaranmembacateksinformasi report untukkelassebelas di SMA Muhammadiyah 1 Ponorogotelahberhasil. Kata Kunci:AlatPenilaianDiriSendiri, Jurnal, Membaca, TeksInformasi Report Abstract Reading is one of the most important parts in learning English (Heinle Brown, 1994:307). Students become unmotivated to learn reading because the teaching and learning reading in many classrooms is presented in a monotonous strategy (Nuttal in Sadhegi, 2007:195). In order to solve the problem and based on Curriculum 2013, teacher of eleventh graders in SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo implements journal as self assessment tool in teaching reading information report text. Finally students will be more motivated on how and what should they do to solve their learning problem in the class. Dealing with this, there will be two research questions will be analyzed in this study. 1) How is the implementation of Journal as self assessment tool in teaching Reading Information report for eleventh graders of SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo? and 2) How is the responds of the students towards the using of Journal as self assessment tool in teaching Reading Information report for eleventh graders of SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo?. Next the information gathered will be processed in the form of word description. It means this study use descriptive qualitative research. Moreover the data collected through field note and interview. This study finished by two time observations in SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo.The result of the study revealed that both teacher and students already have a good understanding about journal implementation, so teacher knows his role well by not dominated the class and let the students explore their ideas. It can be seen from their journal as self assessment tool which already suitable with the expert. The students also show a good response toward the using of journal as self assessment tool and find no difficulties in it. In short, the using of journal as self assessment tool in teaching reading information report text for eleventh graders of SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo has already success. Keywords:Self Assessment Tool, Journal, Reading, Information Report Text