cover
Contact Name
Abdul Rahman Prakoso
Contact Email
abdulprakoso27@gmail.com
Phone
+6281226849391
Journal Mail Official
jurnalilmiahfasya@gmail.com
Editorial Address
Jl. Pandawa, Pucangan, kartasura, Sukoharjo 57168 Telp. 0271-781516 Fax. 0271-782774
Location
Kab. sukoharjo,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Al-Hakim : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Studi Syariah, Hukum dan Filantropi
ISSN : 26852225     EISSN : 27224317     DOI : https://doi.org/10.22515/alhakim
Core Subject : Religion, Social,
Jurnal Al-Hakim is a Student Scientific Journal published by the Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta. Jurnal Al-Hakim is published twice a year (May and November). Jurnal Al-hakim aims to facilitate and disseminate innovative and creative ideas from students who concentrate in Sharia and Law. It dedicates as a public space for students to develop and promote Islamic, sharia and philanthropic law based on original research and current problems. Other issues that are socially, culturally and politically correlated with Islamic law and the development of sharia and the Muslim community.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019" : 10 Documents clear
PRAKTIK JUAL BELI ARISAN UANG DALAM TINJAUAN FIKIH MUAMALAH (STUDI KASUS DI DUSUN TEGALDUWUR DESA WADUNGGETAS KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN) Fatahul Lathip
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.075 KB) | DOI: 10.22515/alhakim.v1i2.2290

Abstract

The practice of buying and selling social gathering money in Tegalduwur Hamlet in practice is that the money from the social gathering lottery is sold again to get money and in practice there are parties who feel disadvantaged, namely the buyer. The reason buyer suffer losses is the discounted social gathering money they get so they don't get the full social gathering money. This study aims to determine the practices and mechanisms of buying and selling social gathering money in Tegalduwur Hamlet, Wadunggetas Village, Wonosari District, Klaten Regency. In addition, to find out the suitability of the sale and purchase of social gathering money already with the principles of fiqh muamalah in Islam. This research is a field research with a qualitative approach. The data source of this study consisted of primary data and secondary data. The location of this study is in Tegalduwur Hamlet, Wadunggetas Village, Wonosari District, Klaten Regency. Data collection techniques in this study use were observation, documentation and interviews. The results of this study indicate that in the implementation of buying and selling social gathering money, fulfilling the terms of sale and purchase but do not meet the conditions of sale and purchase, especially regarding the object of the contract and also not in accordance with the principles of fiqh muamalah. The practice of buying and selling social gathering money in Tegalduwur Hamlet shows that there is an element of usury in it and usury is one of the elements prohibited in Islamic law. Keywords: Buying and Selling; Social Gathering; Fiqh Muam'alah. ABSTRAK Praktik jual beli arisan uang di Dusun Tegalduwur adalah uang hasil undian arisan dijual lagi untuk mendapatkan uang dan dalam praktiknya ada pihak yang merasa dirugikan yaitu pihak pembeli. Alasan pembeli mengalami kerugian adalah adanya potongan uang arisan yang mereka dapatkan sehingga mereka tidak mendapat uang arisan secara utuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik dan mekanisme dari jual beli arisan uang di Dusun Tegalduwur Desa Wadunggetas Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Selain itu, untuk mengetahui kesesuaian jual beli arisan uang sudah dengan prinsip-prinsip fiqh muamalah dalam Islam. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Lokasi penelitian di Dusun Tegalduwur, Desa Wadunggetas, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan jual beli arisan uang, sudah memenuhi rukun jual beli tetapi belum memenuhi syarat jual beli terutama mengenai objek akadnya dan juga belum sesuai dengan prinsip-prinsip fikih muamalah. Praktik jual beli arisan uang di Dusun Tegalduwur ini menunjukan bahwa adanya unsur riba di dalamnya dan riba termasuk salah satu unsur yang dilarang dalam hukum Islam. Kata Kunci: Jual Beli; Arisan; Fikih Muam'alah.
ANALISIS JUAL-BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI (STUDI KOMPARATIF FATWA DSN-MUI NO. 77/ DSN-MUI/V/2010 DAN PEMIKIRAN ERWANDI TARMIZI) Dewi Nurdiana
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.491 KB) | DOI: 10.22515/alhakim.v1i2.2310

Abstract

Along with the development of bank and non-bank financial institutions with sharia principles that have emerged in Indonesia. DSN-MUI issue a fatwa regarding the ability to buy and sell gold in this way, but the fatwa issued was a controversy because it contradicted the opinion of the majority of scholars, one of which was Erwandi Tarmizi which weakened the fatwa. This study aims to find out the opinions and legal terms of the Fatwa DSN-MUI and Erwandi Tarmizi regarding the fatwa of non-cash gold buying and selling so that the similarities and differences in each opinion are known and analyzed so that opinions are more in line with Islamic law and can applied in the community. The DSN-MUI in issuing its fatwa used the istinbainh argument for the law maṣlaḥah mursalah, while Erwandi Tarmizi used the sadd aż-żarī'ah. The author is more likely to agree with Erwandi Tarmizi's thoughts and the majority of other scholars who claim that gold cash trading is not allowed or prohibited. Even though gold and silver have been formed into jewelry and gold or silver has not been used as a medium of exchange in Indonesia. The nature of gold as a ribawi item cannot be removed from gold or silver itself. Keywords: Buy and Sell; Gold; Cashless; Fatwa; Thought.   ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya lembaga keuangan bank dan non bank dengan berprinsip syariah yang banyak bermunculan di Indonesia. DSN-MUI mengeluarkan fatwa terkait kebolehan jual beli emas secara tidak ini, namun fatwa yang dikeluarkan tersebut menjadi kontroversi karena banyak bertentangan dengan pendapat mayoritas ulama, salah satunya Erwandi Tarmizi yang melemahkan fatwa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat dan istinbaṭ hukum dari fatwa DSN-MUI dan Erwandi Tarmizi mengenai fatwa jual beli emas secara tidak tunai sehingga diketahui persamaan dan perbedaan dari masing-masing pendapat serta menganalisisnya sehingga diketahui pendapat mana yang lebih kuat, sesuai dengan syariat Islam dan bisa diterapkan di masyarakat. DSN-MUI dalam mengeluarkan fatwanya menggunakan dalil istinbaṭ hukum maṣlaḥah mursalah, sedangkan Erwandi Tarmizi menggunakan sadd aż-żarī'ah. Penulis lebih cenderung sepakat dengan pemikiran Erwandi Tarmizi dan mayoritas ulama lainnya yang menyatakan bahwa jual beli emas secara tidak tunai ini tidak boleh dilakukan atau dilarang. Walaupun emas dan perak sudah dibentuk menjadi perhiasan dan emas atau perak tersebut sudah tidak dijadikan alat tukar di Indonesia. Sifat emas sebagai barang ribawi tidak bisa dihilangkan pada emas atau perak itu sendiri. Kata kunci: Jual Beli; Emas; Tidak Tunai; Fatwa; Pemikiran.
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DISKON DAN REWARD POINT OVO (Studi pada Aplikasi Grab di Surakarta) Annisa Rifka Aryani
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.624 KB) | DOI: 10.22515/alhakim.v1i2.2311

Abstract

Islamic law is considered important for filtering so that transactions born in the business world are free from prohibited elements such as gharar, usury and indifferent deeds. The problem in this research is review Islamic law on discounts and reward points given in the OVO application. This study aims to analyze discounts and reward points from a shari'ah perspective using benchmarks from fiqh muamalah contained in the theory of contract, qardh, ju'alah, and books. The method used in this study is a type of qualitative descriptive research. Using interview methods and documentation studies as data collection techniques and deductively analyzing data. The conclusion from this research that registration in the registration of OVO accounts has complied with Islamic treaty law. Discounts and reward points given to users who make payments using OVO. The contract that occurs between the user and the OVO is Qardh. Reward points (cash back) do not fulfill the contract perfectly. However, it is seen from the reward point mechanism that it has similarities with discounts. So the discounts and reward points provided include benefits for a debt that includes usury. Keyword: Islamic Law; Discount; Reward Point; Elektronik Money Application OVO.   Abstrak Hukum Islam dirasa penting untuk memfilter agar transaksi-transaksi yang lahir dalam dunia bisnis terbebas dari unsur-unsur yang dilarang seperti gharar, riba dan perbuatan bathil. Permasalahan dalam penelitian ini adalah tinjauan hukum islam terhadap diskon dan reward point yang diberikan dalam aplikasi OVO. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis diskon dan reward point dari perspektif syari'ah menggunakan tolok ukur dari fikih muamalah yang tertuang dalam teori tentang akad, qardh, ju'alah, dan kitab-kitab. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menggunakan metode wawancara dan studi dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya serta analisis data secara deduktif. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa registrasi dalam pendaftaran akun OVO telah memenuhi hukum perjanjian Islam. Diskon dan reward point diberikan kepada pelanggan yang melakukan pembayaran menggunakan OVO. Akad yang terjadi antara pengguna dengan pihak OVO adalah Qardh. Reward point (cash back) tidak memenuhi akad ju'alah secara sempurna. Namun, dilihat dari mekanismenya reward point memiliki kesamaan dengan diskon. Sehingga diskon dan reward point yang diberikan termasuk manfaat atas suatu hutang yang termasuk riba. Kata kunci: Hukum Islam; Diskon; Reward Point; Uang Elektronik Aplikasi OVO.
PERHITUNGAN DAN AKURASI ARAH KIBLAT DI DESA CEPOKO KECAMATAN PANEKAN KABUPATEN MAGETAN Danu Tri Atmojo
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.2 KB) | DOI: 10.22515/alhakim.v1i2.2312

Abstract

Abstrak Arah kiblat adalah arah di mana umat muslim menghadap ke arah Kakbah saat melakukan salat. Menghadap kiblat juga menjadi salah satu syarat sah dalam melakukan ibadah salat. Desa Cepoko Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan adalah pusat Desa di Kecamatan Panekan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan yang menggunakan pendekatan empiris. Metode pengumpulan data dengan wawancara. Sedangkan metode yang digunakan untuk pengukuran arah kiblat dengan rasydul qiblah, kompas, theodolite, dan google earth. Hasil dari penelitian ini adalah arah kiblat masjid dan mushola, serta respon masyarakat setelah dilakukan pengukuran arah kiblat di Desa Cepoko yang berjumlah 18, yaitu 3 masjid dan 15 mushola. 11 masjid dan mushola menggunakan metode arah kiblat adalah arah barat, 3 mushola menggunakan metode menyelaraskan arah kiblat dengan jalan di dekatnya, 2 mushola menggunakan metode mengacu secara kasar pada arah kiblat masjid yang sudah ada, dan 2 masjid mengundang pegawai Kementerian Agama Kabupaten Magetan dan memiliki akurasi yang tinggi. Mayoritas arah kiblat masjid dan mushola Desa Cepoko kurang mengarah ke utara. Sedangkan respon masyarakat setelah dilakukan pengukuran arah kiblat, yaitu menerima hasil pengukuran arah kiblat dan meminta untuk diubah arah kiblatnya, menerima hasil pengukuran arah kiblat dan ingin bermusyawarah dengan para jamaah atau masyarakat sekitar dulu, menerima hasil pengukuran arah kiblat saja. Kata Kunci: Arah Kiblat; Desa Cepoko; Masjid. Abstract The direction of the Qibla is the direction in which Muslims are facing the Kaaba during prayer. Facing the Qibla is also one of the legitimate conditions in performing prayers. Cepoko Village of Panekan district of Magetan District is a village center in Panekan subdistrict. This research is a qualitative research with a type of field research using an empirical approach. Data collection method by interview. While the method used to measure Qibla direction with Rasydul Qiblah, Kompas, theodolite, and Google Earth. Results obtained from this research is the direction of Qibla Mosque and prayer in Cepoko village which amounted to 18, namely 3 mosques and 15 Mushola, 11 mosques and Mushola using the method of Qibla direction is the West, 3 Mushola using a method of aligning direction Qibla with road nearby, 2 Mushola using method refers roughly to the qibla direction of the mosque that already exists, and 2 mosques invite officials Ministry of Religious Affairs Magetan District and has high accuracy. The majority of the qiblah direction of Cepoko village and mosque are less heading north. Meanwhile, the community response after the qibla direction measurement, which is to accept the results of the direction of Qibla and ask to be changed direction, receive the results of the direction of Qibla and want to deliberation with the pilgrims or the surrounding community first, accept the qibla direction only. Keywords : Qibla Direction; Cepoko Village; Mosque.
ANCAMAN PIDANA MATI BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENGEDAR NARKOBA MENURUT FATWA MUI DAN UNDANG-UNDANG NARKOTIKA Diyah Ayu Soleha
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (462.968 KB) | DOI: 10.22515/alhakim.v1i2.2313

Abstract

This study aims to answer the problem currently being disputed, namely the pros and cons of imposing capital punishment on drug traffickers in Indonesia. Given the rampant crime of drug abuse and even increasing every year, of course it needs sanctions and strict rules in solving the case. The impact that will be caused is very negative for the next generation of the nation. The focus of this research is about how sanctions for drug dealers and how these sanctions if reviewed through the Fatwa MUI. The research method used in this study is a qualitative research method. Using secondary data sources consisting of primary legal material and secondary legal material, the primary legal material in this study is Law Number 35 of 2009 concerning narcotics abuse, and Fatwa MUI Number 53 of 2014 concerning the death penalty for drug dealers. Whereas secondary legal material consists of books which are relevant to research, journals, as-sunnah, ijma 'of the scholars. The results of this study that criminal sanctions for drug dealers according to the Narcotics Act consists of 2 crimes namely imprisonment and fines, and capital punishment. According to the Fatwa MUI drug dealers were given ta'zir sanctions. And the death sentence for drug dealers is in line with the Fatwa MUI No. 53 of 2014. Keywords: Drug Dealers; Sanctions; Capital Punishment. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang saat ini banyak diperselisihkan yakni mengenai pro dan kontra penjatuhan pidana mati terhadap pelaku pengedar narkoba yang diberlakukan di Indonesia. Mengingat begitu maraknya tindak pidana penyalahgunaan narkoba bahkan terus meningkat setiap tahunnya, tentu perlu sanksi dan aturan yang tegas dalam menyelesaikan perkara tersebut. Dampak yang akan ditimbulkan pun sangat negatif bagi generasi penerus bangsa nantinya. Fokus dari penelitian ini yaitu sanksi bagi pengedar narkoba ditinjau melalui Undang-Undang Narkotika dan Fatwa MUI. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menggunakan sumber data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, bahan hukum primer dalam penelitian ini Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang penyalahgunaan narkotika, dan Fatwa MUI Nomor 53 Tahun 2014 tentang hukuman mati bagi pengedar narkoba. Sedangkan bahan hukum sekunder terdiri dari buku-buku yang relevan dengan penelitian, jurnal, as-sunnah, ijma' para ulama. Hasil dari penelitian ini bahwa sanksi pidana bagi pengedar narkoba menurut Undang-Undang Narkotika terdiri dari 2 pidana yaitu pidana penjara dan denda, dan pidana mati. Menurut Fatwa MUI pengedar narkoba diberikan sanksi ta'zir. Penjatuhan pidana mati bagi pengedar narkoba sudah selaras dengan fatwa MUI No. 53 tahun 2014. Kata Kunci : Pengedar Narkoba; Sanksi; Pidana Mati.
TRANSAKSI LAYANAN KOIN GAME GOYANG SHOPEE PADA JUAL BELI ONLINE DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Yuli Lestanti
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.562 KB) | DOI: 10.22515/alhakim.v1i2.2314

Abstract

The development of modern society has brought about changes in several aspects including economic aspects which are marked by fintec (financial technology) used in transactions in online trading through the Shopee application present in the community as one of the solutions and conveniences obtained by providing transactions using known coins coins from the Shopee shake game. Before trading, play the shopee shake game to get coins with the benefits gained from the Shopee shake game. This study aims to find out transactions using game shopee coins and review Islamic law on online trading. This type of research is a field research. The object of research is about transactions using coins from the shopee shake game. The results of this study indicate that in the law of the shopee shake game coin service transactions on online buying and selling is legal because it is harmonious and the transaction requirements of the shopee shake game coin service on buying and selling online have been fulfilled. However, it is forbidden syar'i because by getting coins from the shopee shake game contains gambling elements and the gharar is real because the benefits of spending data packages and coins are unclear, some get a lot or he doesn't get anything so he loses. In giving discounts using coins it is not certain initially 50% now to 25% of the total checkout. Keywords: Buy and Sell Online; Shopee Shake Game; Shopee Gold Coins; Islamic law. ABSTRAK Semakin berkembangnya masyarakat modern membawa perubahan dari beberapa segi tidak terkecuali segi ekonomi yang ditandai dengan fintech(financial technology) yang dipakai dalam transaksi pada jual beli online melalui aplikasi Shopee hadir di masyarakat sebagai salah satu solusi dan kemudahan yang didapatkan dengan memberikan transaksi menggunakan koin yang dikenal koin dari game goyang Shopee. Sebelum bertransaksi bermain game goyang shopee untuk mendapatkan koin dengan untung-untungan yang didapatkan dari game goyang Shopee. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui transaksi dalam menggunakan koin game shopee dan tinjauan hukum Islam terhadap jual beli online ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah tentang transaksi dengan menggunakan koin dari game goyang shopee. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hukum dari transaksi layanan koin game goyang shopee pada jual beli online yaitu sah karena rukun dan syarat transaksi layanan koin game goyang shopee pada jual beli online sudah terpenuhi. Akan tetapi diharamkan syar'i karena dengan mendapatkan koin dari game goyang shopee mengandung unsur perjudian dan gharar-nya nyata karena untung-untungan dengan menghabiskan paket data dan koin tidak jelas, ada yang mendapat banyak atau ia tidak mendapat apa-apa sehingga ia rugi. Dalam pemberian potongan harga dengan menggunakan koin itu tidak pasti awalnya 50% sekarang menjadi 25% dari total checkout. Kata Kunci: Jual Beli Online; Game Goyang Shopee; Koin Emas Shopee; Hukum Islam.
PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA REKREASI DALAM TINJAUAN MAṢLAḤAH MURSALAH DAN UNDANG-UNDANG (Studi Di Pasar Malam Berkah Ria Putra 8 Klaten) Niken Ekananda Putri
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.986 KB) | DOI: 10.22515/alhakim.v1i2.2316

Abstract

The night market recreation service is a recreation facility to the public because of the affordable prices and various rides, including extreme rides. This vehicle must be equipped with means of protection so that visitors are safe while riding the vehicle. Safety and comfort are the main rights held by consumers and the obligations of business operators. Likewise, the provisions in the maṣlaḥah mursalah directly lead to the Islamic maqasid. The Research was carried out to find out consumer protection is in the review of the problematic law and Law No.8 of 1999 concerning Consumer Protection (study at the night market of Berkah Ria Putra 8). This research is a qualitative field research using primary data sources obtained from interviews and observations as well as secondary data obtained from reference books, journals or articles. Business actors have tried to provide protection to consumers in accordance with Law No. 8 of 1999 by providing several safety devices. However, the provision of this security tool in practice is less than optimal. Meanwhile, according to the maṣlaḥah mursalah by protecting one of the maqāṣid syarī'ah, namely protecting the soul (Ḥifẓ al-Nafs), because if security and safety in recreational vehicles are not heeded and are maximally protected it can threaten the lives of its consumers. Keyword: Consumer Protection; Recreational Services; Maṣlaḥah Mursalah; Law. Abstrak Jasa rekreasi pasar malam merupakan sarana rekreasi bagi masyarakat karena harga yang terjangkau dan terdapat bermacam wahana, termasuk wahana ekstrem. Wahana ini haruslah dilengkapi dengan sarana perlindungan agar pengunjung aman saat menaiki wahana tersebut. Keamanan dan kenyamanan merupakan hak utama yang dimiliki konsumen dan kewajiban pelaku usaha. Begitu pula ketentuan di dalam maṣlaḥah mursalah yang secara langsung menuju kepada maqasid syariah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perlindungan konsumen dalam tinjauan maṣlaḥah mursalah dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif lapangan dengan sumber data primer yang diperoleh dari wawancara dan observasi serta data sekunder yang diperoleh dari buku referensi, jurnal ataupun artikel. Pelaku usaha telah berusaha untuk memberi perlindungan kepada konsumen sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 dengan diberikannya beberapa alat pengaman. Namun pemberian alat keamanan ini dalam prakteknya kurang maksimal. Sedangkan menurut maṣlaḥah mursalah dengan melindungi salah satu dari maqāṣid syarī'ah yaitu melindungi  jiwa (Ḥifẓ al-Nafs), karena apabila keamanan dan keselamatan pada wahana rekreasi tidak diperhatikan dan dilindungi secara maksimal dapat mengancam jiwa konsumennya. Kata Kunci: Perlindungan Konsumen; Jasa Rekreasi; Maṣlaḥah Mursalah; Undang-Undang.
ANALISIS HUKUM PERKAWINAN ANTARA ORANG PENGIDAP HIV/AIDS DALAM MUZAKARAH MUI No. 18 TAHUN 1996 (Studi Kasus Di KDS Soloplus) Muhadi Muhadi
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.239 KB) | DOI: 10.22515/alhakim.v1i2.2332

Abstract

Marriage is one of the religious orders for people who are able to do it immediately. Marriage is one of the Sunnatullah that applies to all of its creatures, especially humans. Marriage of HIV positive people is certainly different from marriage of healthy people in general, HIV positive household life is not as smooth as marriage in general, they will face different situations with normal partners, such as stigma and discrimination, the threat of contracting a virus from a partner, and boredom in taking ARV drugs. The purpose of this study was to know the household life of people living with HIV / AIDS in KDS Soloplus and the relevance of the marriage in Muzakarah MUI review No. 18 of 1996. This research is a qualitative field study. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Data Analysis Techniques using descriptive analysis. The results of this study indicate that the household situation of people living with HIV / AIDS in the Soloplus peer group there are several problems that have been successfully observed and investigated including saturation of ARV drugs, fear of viruses that can infect their partners, adherence to religion, stigma and discrimination, and prohibitions on marriage people with HIV. Keywords: Marriage; Marriage of PLWHA; Household Situation of PLWHA Couples.   Abstrak Pernikahan adalah salah satu perintah agama bagi orang-orang yang dapat melakukannya dengan segera. Pernikahan adalah salah satu Sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluknya, terutama manusia. Perkawinan orang HIV positif tentu berbeda dengan perkawinan orang sehat pada umumnya, kehidupan rumah tangga HIV positif tidak semulus perkawinan pada umumnya, mereka akan menghadapi situasi berbeda dengan pasangan normal, seperti stigma dan diskriminasi, ancaman tertular virus dari pasangan, dan kebosanan dalam minum obat ARV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kehidupan rumah tangga orang yang hidup dengan HIV / AIDS di KDS Soloplus dan relevansi perkawinan dalam tinjauan Muzakarah MUI No. 18 tahun 1996. Penelitian ini adalah studi lapangan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik Analisis Data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa situasi rumah tangga orang yang hidup dengan HIV / AIDS dalam kelompok sebaya Soloplus ada beberapa masalah yang telah berhasil diamati dan diselidiki termasuk saturasi obat ARV, takut virus yang dapat menginfeksi pasangan mereka, kepatuhan terhadap agama, stigma dan diskriminasi, dan larangan menikah orang dengan HIV. Kata kunci: Perkawinan; Perkawinan ODHA; Situasi Rumah Tangga Pasangan ODHA.  
JUAL BELI BIBIT PADI SIAP TANAM SISTEM PATOK DALAM PERSPEKTIF 'URF (Studi Kasus di Desa Pepe, Ngawen, Klaten) Rinaldi Hermawan Nurmansyah
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.766 KB) | DOI: 10.22515/alhakim.v1i2.2333

Abstract

This study discusses the muamalah problem in Pepe Village, Ngawen District, Klaten Regency in the form of buying and selling rice seeds ready for planting using the patok system. The data of this study were obtained through interviews with parties involved in the sale and purchase of seeds, observation and documentation. By using the theory of buying and selling about pillars and terms of sale and purchase as well as the 'urf theory, this study found that in the contract used in the sale and purchase of rice seeds is one patok. One rice field patok owned by each buyer is not the same and the price is for each fixed patok. This results in the seller needing to plant new rice seeds to meet the shortage of the rice seedlings if the seller estimates the number of rice seeds is lacking. But according to adat in the village, a rule has been applied if in the sale and purchase using the stakes system there is a shortage of rice seeds then it has become the responsibility of the seller. The habits carried out by the Pepe Village community are included in the category 'urf ṣaḥīḥ which can be taken into consideration in establishing the law. Keywords: Buy and Sell; Rice Seeds; Patok; 'Urf. Abstrak Penelitian ini membahas tentang persoalan muamalah yang ada di Desa Pepe, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten berupa jual beli bibit padi siap tanam yang menggunakan sistem patok. Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara dengan para pihak yang terkait dalam jual beli bibit, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori jual beli tentang rukun dan syarat jual beli serta teori 'urf, penelitian ini menemukan bahwa dalam akad yang digunakan dalam pelaksanaan jual beli bibit padi adalah satu patok. Satu patok sawah yang dimiliki setiap pembeli tidak sama dan harganya untuk setiap patok tetap. Hal ini mengakibatkan penjual perlu menyemaikan bibit padi baru untuk memenuhi kekurangan bibit padi tersebut apabila penjual dalam menaksirkan jumlah bibit padi kurang. Namun menurut adat yang ada di Desa tersebut, sudah berlaku sebuah aturan apabila dalam jual beli dengan menggunakan sistem patok terjadi kekurangan bibit padi maka sudah menjadi tanggung jawab pihak penjual. Kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pepe tersebut termasuk dalam kategori 'urf ṣaḥīḥ yang mana bisa dijadikan pertimbangan dalam menetapkan hukum. Kata kunci: Jual Beli; Bibit Padi; Patok; 'Urf.
TINJAUAN SADD AŻ-ŻARĪ'AH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR (Studi Kasus di Desa Kedungan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten) Kirana Hari Nugraini
Jurnal Al-Hakim: Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Studi Syariah, Hukum dan Filantropi Vol. 1 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.776 KB) | DOI: 10.22515/alhakim.v1i2.2334

Abstract

Every act that is consciously carried out by someone must have a certain clear purpose, without questioning the intended action is good or bad, brings benefits or brings mudharat. Not a few people have succeeded in opening new jobs by becoming a number plate seller, this situation often occurs in one village in Klaten Regency, namely in Kedungan Village. The number plate sellers emphasize as much profit as possible and ignore the moral and benefit of the people. This research uses the type of field research with data collection methods used are interviews, observation and documentation. The data obtained were analyzed in a descriptive-qualitative way using deductive reasoning. The results of this study indicate that the practice of buying and selling motorized vehicle license plates in terms of harmony and the conditions of sale and purchase that do not meet the requirements that the goods can be used for prohibited acts. And if it is reviewed from sadd aż-żarī'ah then the practice of buying and selling number plates is better not done because it brings a lot of interpretations compared to its benefit. Keywords: Sadd aż-Żarī'ah; Buy and Sell; License Plate.   Abstrak Setiap perbuatan yang sadar dilakukan oleh seseorang pasti mempunyai tujuan tertentu yang jelas, tanpa mempersoalkan perbuatan yang dituju itu baik atau buruk, mendatangkan manfaat atau menimbulkan mudharat. Tidak sedikit masyarakat berhasil membuka lahan pekerjaan baru dengan menjadi penjual plat nomor, keadaan ini banyak terjadi pada salah satu desa di Kabupaten Klaten, yaitu di Desa Kedungan. Para penjual plat nomor lebih menitikberatkan kepada keuntungan sebanyak-banyaknya dan mengabaikan sisi moral dan kemaslahatan umat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan cara deskriptif-kualitatif menggunakan penalaran deduktif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktik jual beli plat nomor kendaraan bermotor ditinjau dari rukun dan syarat jual beli bahwa belum memenuhi syarat yaitu barangnya dapat dimanfaatkan untuk perbuatan terlarang. Serta jika ditinjau dari sadd aż-żarī'ah maka praktik jual beli plat nomor itu lebih baik tidak dilakukan karena banyak mendatangkan kemafsadatan dibandingkan kemaslahatannya. Kata Kunci : Sadd aż-Żarī'ah, Jual Beli, Plat Nomor.

Page 1 of 1 | Total Record : 10