cover
Contact Name
Managing Editor
Contact Email
jurnal.fib@ugm.ac.id
Phone
+62274513096
Journal Mail Official
lembaran-antropologi.fib@ugm.ac.id
Editorial Address
Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Lembaran Antropologi
ISSN : 28280962     EISSN : 28280954     DOI : https://doi.org/10.22146/la
Lembaran Anthropologi aims to promote academic discourses and anthropological analysis on the study of human relations, cultures, and societies in both Global North and Global South. This journal holds the core values of the Department of Anthropology, Universitas Gadjah Mada in advancing ethnographic research and studies which is critical, inclusive, reflective, and emancipative. The journal seeks to establish a balanced perspective on global academic discourse by highlighting the positionality of researchers as post-colonial subjects in interpreting sets of human relations and social phenomena. The focus of this journal includes (but not limited to): - Rituals and Dynamics of Religion - Ethno-Ecology - Adaptation and Strategy - Agricultures and Fisheries - Culinary - Moral & Rational - Commodities - Online Ethnography - Migration and Mobility - Health & Medicine - Body, Sexuality, and Beauty - Arts and Performance - Visual Ethnography - Gender, Youth and Child Studies
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 1 (2023)" : 9 Documents clear
Usaha Kelapa Sawit di Kuala Buayan, Kalimantan Barat Ganggas Prakosa Sigit Wibowo
Lembaran Antropologi Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.4212

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi alasan petani dalam mengadopsi budidaya kelapa sawit, yang menggantikan karet sebagai tanaman komersial di Sengkuang Daok, Kalimantan Barat. Dengan menggunakan analisis kualitatif, saya menemukan alasan-alasan petani memilih kelapa sawit sebagai komoditas baru—pertama, pengetahuan lokal tentang lingkungan sekitar. Kedua, tekanan sosial untuk menjalani kehidupan yang layak di era baru yang muncul dari nilai-nilai modernitas. Artikel ini didasarkan pada penelitian saya sejak Februari hingga akhir April 2019 dengan menggunakan metode kualitatif melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi foto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adopsi kelapa sawit didorong oleh tekanan lingkungan akibat fluktuasi cuaca dan persepsi masyarakat lokal terhadap nilai "kemajuan dan kemakmuran".
"Fridays for Future": Aksi Mogok Iklim di Freiburg Pamerdyatmaja
Lembaran Antropologi Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.4219

Abstract

Aksi mogok sekolah Greta Thunberg seorang diri di depan kantor parlemen Swedia pada 2018 dikenal dengan “mogok sekolah untuk iklim” berubah menjadi kesadaran baru di kalangan pemuda, remaja, dan anak-anak di banyak negara. Akibat pengaruh media yang semakin masif memberitakan dinamika aksi mogok tersebut, anak-anak hingga remaja di seluruh dunia pun ikut bersolidaritas dalam aksi mogok sekolah Fridays for Future. Fridays for Future hadir sebagai gerakan lingkungan yang secara rutin mengkritik kebijakan pemerintah yang mengabaikan agenda pengurangan emisi karbon. Berdasarkan penelitian etnografi di Kota Freiburg, Jerman Selatan, artikel ini menceritakan pengorganisasian dan partisipasi gerakan Fridays for Future. Praktik aktivisme ini tidak bisa dilepaskan dari pilihan anak-anak muda mengikuti tren Fridays for Future dan menjadi bagian dari rangkaian sejarah dinamika aktivisme lingkungan yang berlangsung di Kota Freiburg sejak 1968. Atas aktivisme ini, saya mengajukan pertanyaan: mengapa Fridays for Future mampu membentuk keterlibatan sosial sebagian anak muda di kota Freiburg? Artikel ini juga melihat latar belakang budaya dan impian anak muda ketika mereka terlibat dalam aktivisme lingkungan. Saya menerapkan apa yang disebut Goffman (1974) sebagai 'pembingkaian', di mana wacana, narasi, dan praktik-praktik budaya masyarakat sering kali terlihat jelas dalam satu bingkai relasi tertentu, namun terdapat aktivitas yang tidak akan terlihat dari terbatasnya bingkai tersebut. Pada artikel ini, saya berargumen bahwa proses aktivisme lingkungan di Freiburg merupakan praktik ekspresi dari dilema sebagian anak muda yang menumbuhkan ruang-ruang sosial baru di tengah stagnansi aksi yang terbentuk sebagai gerakan moral.
Remitansi untuk Hidup di Desa Kayupuring, Petungkriyono, Pekalongan Khoiriyah
Lembaran Antropologi Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.4227

Abstract

Migrasi adalah salah satu cara masyarakat pedesaan mencari nafkah. Jenis migrasi yang paling umum adalah migrasi non-permanen, di mana mereka masih ingin kembali dan menetap di desa asal. Ketika mereka bermigrasi, mereka mengirimkan sebagian dari pendapatan mereka ke desa dalam bentuk remitansi, yang sering dianggap penting untuk penghidupan di pedesaan. Artikel ini mempertanyakan, bagaimana strategi para migran dari Desa Kayupuring, Pekalongan, Jawa Tengah, dalam mengelola remitansi untuk penghidupan yang berkelanjutan di desa? Penelitian ini menggunakan data kualitatif yang mendukung hasil survei ekonomi rumah tangga dan dielaborasi dengan studi literatur, observasi, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemanfaatan remitansi untuk penghidupan adalah dengan mempertahankan mata pencaharian mereka untuk mendapatkan jaminan stabilitas ekonomi rumah tangga.
Premanisme di Kalabahi, Alor Rahmat Gunawan
Lembaran Antropologi Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.4265

Abstract

Artikel ini melihat premanisme sebagai upaya mendapat pengakuan eksistensi sekaligus kekuasaan pada satu kelompok di sektor informal di Kota Kalabahi, Kabupaten Alor. Dalam tujuan melihat kontestasi para preman membangun peran patron klien, tulisan ini menyoroti pola eksistensi premanisme yang dilakukan di pasar, terminal dan pelabuhan dengan menjelaskan bagaimana para preman menciptakan hubungan patron-klien. Hubungan ini menyebabkan ketergantungan para pelaku aktivitas sektor ekonomi terhadap kelompok preman di pasar, terminal dan pelabuhan. Selain menciptakan hubungan patronase antara preman dengan para pelaku sektor ekonomi, kelompok preman turut membangun relasi resiprositas antar sesama preman untuk mengukuhkan pengaruhnya terhadap pembagian wilayah kekuasaan yang dilakukan oleh para kelompok-kelompok premanisme lainnya.
Bersiasat dalam Kerentanan: Pekerja Kreatif di Masa COVID-19 Eliesta Handitya
Lembaran Antropologi Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.6777

Abstract

Dalam satu dekade terakhir, pekerja kreatif dipandang sebagai katalisator perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Industri berbasis kreatif terbukti lebih tahan banting dibandingkan sektor lainnya di era pandemi COVID-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2017), ekonomi kreatif menyumbang 7,38% terhadap produk domestik bruto nasional dan 3,1% terhadap dunia (UNESCO 2022 dalam UNCTAD 2022). Meskipun ekonomi kreatif dianggap sebagai penopang ekonomi Indonesia di masa depan, diskusi seputar hak-hak pekerja, keamanan kerja, dan perlindungan hukum masih belum signifikan. Terlebih lagi, pandemi meningkatkan kerentanan dan eksploitasi di kalangan pekerja kreatif, bersembunyi di balik narasi fleksibilitas yang menempatkan pekerja kreatif sebagai pekerja jangka pendek, sehingga mereka tidak memiliki pendapatan dan keamanan yang stabil. Situasi ini terjadi karena kebijakan ekonomi kreatif yang berfokus pada produk dan jasa sebagai output, bukan pada pekerjanya. Penelitian ini mencoba memahami relasi ekonomi, sosial, dan budaya yang menciptakan subjektivitas pekerja kreatif di Bandung dan Yogyakarta dalam memahami makna fleksibilitas di tengah eksploitasi terselubung yang mereka alami, terutama di masa COVID-19. Penelitian ini juga mencoba memahami bagaimana pekerja kreatif di Bandung dan Yogyakarta memahami makna fleksibilitas di tengah eksploitasi terselubung yang mereka alami, terutama di masa COVID-19.
Between Fire and Water: Wacana antara Identitas dan Realitas Muhammad Hilmi Reyhan
Lembaran Antropologi Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.8569

Abstract

Menguak Jejak-Jejak Budaya Jawa Kuno Putri Novita Taniardi
Lembaran Antropologi Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.8581

Abstract

Ritual Kesuksesan Migran: "Niki Griya Kula" Yuniardo Muhammed Alvarres
Lembaran Antropologi Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.8588

Abstract

Dari Redaksi Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra M.A, M.Phil.
Lembaran Antropologi Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Department of Anthropology Faculty of Cultural Sciences Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/la.8818

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 9