cover
Contact Name
Hamzah
Contact Email
hamzahlatif122@gmail.com
Phone
+6285299598071
Journal Mail Official
albayyinah08@gmail.com
Editorial Address
Jln. Hos Cokroaminoto, Kampus 1 IAIN Bone, Watampone, Kab. Bone, Prov. Sulawesi Selatan, Indonesia
Location
Kab. bone,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Al-Bayyinah
Core Subject : Religion, Social,
Mengundang para peneliti, dosen, praktisi hukum, mahasiswa, dan masyarakat umum untuk mempublikasikan hasil penelitiannya di Jurnal Al-Bayyinah. Jurnal Al-Bayyinah merupakan Jurnal Nasional terbitan Fakultas Syariat dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Bone yang fokus pada kajian; Hukum Islam, Hukum Keluarga Islam, Hukum Ekonomi Islam, Hukum Tata Negara Islam dan kajian sosial, budaya, adat yang dihubungkan dengan hukum Islam. Jurnal Al-Bayyinah yang telah diakses oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2019)" : 8 Documents clear
PROBLEMATIKA DALAM PENERAPAN HUKUM WARIS ISLAM Andi Tenri Leleang Tenri Leleang; Asni Zubair Asni Zubair
Al-Bayyinah Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35673/al-bayyinah.v3i2.477

Abstract

AbstractThis study aims to determine the implementation and constraints that affect the application of Islamic inheritance law. This research is a field research, using descriptive, sociology, normative theology, historicalapproach, and presented qualitatively. The result shows that the implementation of Islamic inheritance law is carried out in kinshipprinciple. Special sections are provided for the heirs who take care of their parents and thepurabage inheritance as absolute power. The application of the law to the distribution of assets is done by dividing the heirs in kinship principle without seeing the provisions of God's law. Problems in the application of Islamic inheritance law include the customary law and poor understanding of Islamic inheritance law.Keywords: Problems, Application, Islamic Inheritance Law.Abstract:Kajian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi dan kendala yang mempengaruhi penerapan hukum waris Islam. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, menggunakan metode pendekatan deskriptif, sosiologi, teologi normatif, historis, dan disajikan secara kualitatif. Penelitian menunjukkan bahwa implementasi hukum waris Islam dilakukan secara kekeluargaan. Bahagian khusus yang disediakan untuk ahli waris yang memeilihara orang tuanya dan harta waris pura bage sebagai kekuasaan mutlak. Penerapan hukumnya untuk pembagian harta kalālah dilakukan dengan membagi kepada ahli waris secara kekeluargaan tanpa melihat ketentuan hukum Allah. Problematika dalam penerapan hukum waris Islam di antaranya kentalnya hukum adat dan rendahnya pemahaman hukum waris Islam.Kata Kunci: Problematika, Penerapan, Hukum Waris Islam.
OTORITAS KEPALA NEGARA DALAM MENENTUKAN SUATU ‎KEBIJAKAN PERSPEKTIF SIYASAH SYAR’IYAH Lukman Arake
Al-Bayyinah Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35673/al-bayyinah.v3i2.479

Abstract

AbstractThis study aims to examine the concept of authority of the State Leader in taking a policy from the perspective of SiyasahSyar'iyah. This is a conceptual study that examines the literature relating to the authority of the state leader in taking policy. The policy of a state leader can be considered void if it contradicts the texts which are qat'iy, both qat'iyyuaddilalah and qat’iyyuattsubut. A state leader may adopt a policy based on the principle of maslahat and not in conflict with detailed arguments. The head of state in taking a policy has fulfilled the spirit of the Islamic Law even though the conditions and places have changed when doing ijtihad. The legal provisions that are taken must include applied laws that are expressly explained by Islamic Sharia which must be carried out or abandoned.Keywords: Authority; State Leader; Policy; SiyasahSyar’iyah. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menelaah konsep otoritas kepala Negara dalam mengambil suatu kebijakan dalam kacamata Siyasah Syar’iyah. Kajian ini merupakan kajian konseptual yang menelik literatur yang berkaitan dengan otoritas kepala Negara dalam menentukan kebijakan. Kebijakan seorang kepala Negara dapat dianggap batal bila bertentangan dengan nash yang bersifat qat’iy, baik qat’iyyu addilalah maupun qat’iyyu attsubut. Seorang kepala Negara boleh mengambil suatu kebijakan dengan berpedoma prinsip maslahat dan tidak bertentangan dengan dalil-dalil bersifat rinci. Kepala negara dalam mengambil suatu kebijakan telah memenuhi semangat Syariat Islam walau kondisi dan tempat mengalami perubahan ketika melakukan ijtihad. Ketentuan hukum yang diambil harus meliputi hukum-hukum terapan yang secara tegas dijelaskan oleh syariat Islam yang sifatnya harus dilakukan atau ditinggalkan. Kata Kunci: Otoritas; Kepala Negara; Kebijakan; Siyasah Syar’iyah.
PROGRESIF SUMBER KEUANGAN ISLAM DI ERA KLASIK DAN MODERN Asmawati Asmawati; Hamzah Hamzah
Al-Bayyinah Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35673/al-bayyinah.v3i2.2660

Abstract

The study of progressive sources of modern Islamic finance aims to look closely at the increase of Islamic financial resources in Islamic philanthropic discourse. The superiority of Islamic finance in the modern era will be able to predict the contribution of Islam to the country in the social religious field. Methodology of analysis namely by examining actual scientific sources by considering formal juridical aspects. This research proves that the progression of Islamic finance in the modern era is highly responded, it is seen from the regulation of simplification of the implementation of Islamic philanthropy; for example, zakat, waqf and BaitulMal. The response to the progression of Islamic finance is important to pay special attention toeven thoughtstill being guided by productive-based management guidelines. The great desire of Islamic finance progress in the modern era is to be able to contribute through productive movements through the coordination of independentinstitutions.
PEMINDAHAN MAKAM SEBAB PERBEDAAN PANDANGAN POLITIK Idrus L Idrus L
Al-Bayyinah Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35673/al-bayyinah.v3i2.468

Abstract

AbstractBasically, dismantling the unlawful grave as long as the bones of the corpse allegedly still in it. But there are some views of the scholars who allow the dismantling of graves if they meet the Shariah law'. It is forbidden to move a corpse without any element of benefit, both for the corpse itself and for the living, otherwise it is permissible to move the corpse if there is an element of benefit, both for the corpse and for the living. Demolition and removal of graves cannot be justified because of differences in political views between landowners or endowments and grave experts because it is not an emergency reason that requires demolition and removal of graves. The context of an emergency that allows the dismantling and removal of graves is condemning human benefit that can not be avoided.Keywords: Graveyard Transfer, Political Views.AbstrakPada dasarnya, membongkar kuburan haram hukumnya selama tulang mayatnya diduga masih ada di dalamnya. Namun ada beberapa pandangan para ulama yang membolehkan dilakukannya pembongkaran kuburan jika memenuhi hukum Syara’. Haram hukumnya memindahkan mayat tanpa ada unsur kemaslahatan, baik untuk mayat itu sendiri maupun orang hidup sebaliknya dibolehkan memindahkan mayat bila terdapat unsur maslahat, baik bagi mayat maupun bagi orang hidup. Pembongkaran dan pemindahan makam tidak bisa dibenarkan hanya karena alasan perbedaan pandangan politik antara pemilik tanah atau pewakaf dan ahli kubur karena bukan alasan darurat yang mengharuskan pembongkaran dan pemindahan makam. Konteks darurat yang membolehkan pembongkaran dan pemindahan makam adalah mengecam kemaslahatan manusia yang tidak bisa dihindari.Kata Kunci: Pemindahan Makam, Pandangan Politik.
PERGUMULAN KULTUR DAN STRUKTUR DALAM MANAJEMEN ZAKAT DI POHUWATO GORONTALO Ahmad Faisal
Al-Bayyinah Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35673/al-bayyinah.v3i2.492

Abstract

AbstractThis article analyses the management of zakat by local governments. This study is focused on Pohuwato Regency in Gorontalo Province. As a relatively new religious idea, the idea of strengthening zakat management through the Regulations of the Regent is responded variedly by Muslim communities in this area. In general, they show responsive views. They are still categorized into two trends, namely, cultural and structural. This categorization is especially prominent when debating government involvement, community trust, socialization facts, and relevant distribution patterns. Even so, the tendency and categorization seemed to be significantly influenced by people's perceptions and knowledge of the whole discourse that accompanied the idea. Muslim communities generally agree with the Regents' Regulations on zakat, even though they do not know of its existence. Community turmoil only lies in the management of zakat. Keywords: Culture, Structure, Zakat Management.AbstrakArtikel ini menganalisa manajemen zakat oleh pemerintah daerah. Studi ini difokuskan di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Sebagai gagasan keagamaan yang relative baru, gagasan penguatan manajemen zakat melalui Peraturan Bupati ditanggapi secara variatif oleh masyarakat Muslim di daerah ini. Secara umum, mereka menunjukkan pandangan yang responsive, tetap saja terkategorisasi dalam dua kecendrungan, yakni kultural dan structural. Kategorisasi tersebut terutama menonjol ketika memperdebatkan keterlibatan pemerintah, kepercayaan masyarakat, fakta sosialisasi, dan pola distribusi yang relevan. Pun demikian, kecendrungan dan kategorisasi itu tampak sangat dipengaruhi oleh persepsi dan pengetahuan masyarakat terhadap keseluruhan wacana yang menyertai gagasan tersebut. Masyarakat muslim umumnya sepakat dengan Peraturan Bupati tentang zakat, meskipun mereka tidak mengetahui keberadaannya. Kegalauan masyarakat hanya terletak pada sistem pengelolaan zakat. Kata Kunci: Kultur, Struktur, Manajemen Zakat.
PELUANG DAN TANTANGAN PELAKSANAAN PIDANA ISLAM DI INDONESIA Massadi Massadi
Al-Bayyinah Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35673/al-bayyinah.v3i2.473

Abstract

AbstractThis study discusses the opportunities and challenges of the implementation of Islamic criminal law in Indonesia, which parenthetically is the rule of law. This study examines the opportunities and challenges of applying criminal law in Indonesia. The portrait of Islamic criminal law that is understood by some people is cruel and inhuman, even though such an impression arises because it is not seen as a whole. Islamic criminal law which is part of Islamic law, for example the law of cutting off the hands is often accused of being too cruel and unfair. Though this punishment was only handed down when a number of strict requirements were met. Islamic criminal law has the opportunity to be applied when the principle of law enforcement has a deterrent effect. However, if law enforcement is seen as merely pragmatic and a place to dictate something that is unclear, then Islamic criminal law cannot be applied.Keywords: Opportunity, Challenges, Islamic Criminal Law.AbstrakKajian ini membahas peluang dan tantangan pelaksanaan pidana Islam di Indonesia yang notabenenya adalah Negara hukum. Kajian ini menelaah peluang dan tantangan penerapan hukum pidana di Indonesia. Potret hukum pidana Islam yang dipahami sebagian orang adalah kejam dan tidak manusiawi, padahal kesan semacam itu muncul karena tidak melihat secara utuh dan menyeluruh. Hukum pidana Islam yang merupakan bagian dari syariat Islam, misalnya hukum potong tangan sering dituding terlampau kejam dan tidak adil. Padahal hukuman ini baru dijatuhkan ketika sejumlah persyaratan yang ketat terpenuhi. Hukum pidana Islam mempunyai peluang untuk diterapkan bilamana prinsip penegakan hukum memberikan efek jerah. Namun bila penegakan hukum dipandang sebagai pragmatis semata dan ajang untuk mendialokkan sesuatu yang tidak jelas hukumnya, maka hukum pidana Islam tidak mampu diterapkan.Kata Kunci: Peluang, Tantangan, Pidana Islam.
PEMENUHAN HAK-HAK KAUM DIFABEL DALAM KERANGKA HAK AZASI MANUSIA Fajar Fajar
Al-Bayyinah Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35673/al-bayyinah.v3i2.332

Abstract

AbstractThis study describes the rights of persons with disabilities in the eyes of human rights. Nowadays, the disabled are positioned as second-class people whose rights are often neglected, both from the aspect of policy as well as state development. The state and society as a totality of structures are ignorant in presenting a space that accommodates the rights of people with disabilities based on diversity of every human ability. Therefore, the problems of people with disabilities can be resolved by the approach of social welfare or compassion as a result of the failure of the state to see the core issuesof the diffable holistically. Therefore, in the future there should be a special institution in the form of the Commission for the Protection of the Rights of People with Disabilities (KPHD) to resolve the complexity of disability issues in terms of social, cultural, educational, legal, and political aspects.Keywords: Fulfilment of rights, diffable, Human Rights.AbstrakKajian ini menjelaskan tentang hak-hak kaum difabel atau disabilitas dalam kacamata Hak Azasi Manusia (HAM). Dimana selama ini kaum difabel diposisikan sebagai masyarakat kelas dua yang seringkali terabaikan hak-haknya, baik dari aspek kebijakan maupun dari aspek pembangunan negara.Negara dan masyarakat sebagai satu totalitas struktur abai dalam menghadirkan suatu ruang yang mengakomodir hak-hak kaum difabel yang didasarkan pada keragaman kemampuan setiap manusia atau difabilitas. Sehingga permasalahan kaum difabel seringkali diselasaikan dengan pendekatan kesejahteraan sosial atau belas kasih sebagai akibat dari kegagalan negara melihat inti permasalahan difabel secara holistik. Oleh karena itu, kedepannya semestinya ada lembaga khusus berupa Komisi Perlidungan Hak-hak Kaum Difabel (KPHD) untuk menyeselaikan kompleksitas permasalahan difabel baik dari sisi sosial, budaya, pendidikan, hukum, maupun politik.Kata kunci: Pemenuhan hak, Difabel, HAM.
POLIGAMI DALAM KAJIAN TAFSIR MAUDHU’I Mustafa Mustafa
Al-Bayyinah Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35673/al-bayyinah.v3i2.469

Abstract

AbstractThis article discusses the law of polygamy, one of the controversial issues in Islamic legal discourse. This article analyzes verses in the Qur'an which are the source of debate, by using the thematic interpretation method. It is an interpretation method that collects verses with a similar theme, then reinterpret them by elaborating those verses, also considering the explanations given by the muslim scholars.There are three perspectives on the law of polygamy which has become a mainstream. Firstly, there is an interpretation that allows polygamy loosely, even considered as a sunnah, because historically, polygamy was carried out by the Prophet Muhammad Pbuh. and his companions. Secondly, there is also an interpretation which totally prohibits polygamy, because textually, it is almost impossible to be fair, as being stated in the Qur’an. Lastly, an interpretation allows polygamy with strict conditions and  requirements. In this article, it is explained that the law of polygamy that best suits the current context is the third interpretation. It does not prohibit polygamy or accept it loosely but to allow it with strict conditions.Keywords: Polygamy; Quran Verses; Thematic Interpretation.AbstrakArtikel ini membahas persoalan hukum poligami, salah satu tema kontroversi dalam diskursus hukum Islam. Artikel ini menganalisis ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi sumber perdebatan, dengan menggunakan metode tafsir tematik. Sebuah metode tafsir yang mengumpulkan ayat-ayat pada tema yang sama, kemudian ditafsirkan kembali dengan mengelaborasi ayat-ayat tersebut,  juga mempertimbangkan penjelasan yang diberikan oleh para ulama tafsir.Terdapat tiga pandangan tentang hukum poligami yang telah menjadi arus utama, yaitu: Pertama, penafsiran yang membolehkan poligami secara longgar, bahkan dianggap sebagai sunnah, karena secara historis poligami pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya. Kedua, penafsiran yang mengharamkan poligami secara mutlak, karena secara tekstual, keadilan tidak memungkinkan terpenuhi sebagaimana penegasan al-Qur’an. Ketiga, penafsiran yang membolehkan poligami dalam keadaan darurat dengan persyaratan yang ketat pula. Dalam artikel ini dijelaskan bahwa hukum poligami yang paling sesuai dengan konteks saat ini adalah pandangan ketiga. Pandangan yang tidak mengharamkan poligami, juga tidak membukanya secara longgar kecuali dalam keadaan darurat.Kata Kunci: Ayat al-Qur’an; Poligami; Tafsir Mudhu’i.

Page 1 of 1 | Total Record : 8