cover
Contact Name
M Riyan Hidayat
Contact Email
mrhidayat28@gmail.com
Phone
+6282245839804
Journal Mail Official
mrhidayat28@gmail.com
Editorial Address
Jln. Lintas Timur Km. 36 Indaralaya Ogan Ilir, Sumatera Selatan
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
At Tahfidz Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
ISSN : -     EISSN : 27747425     DOI : https://doi.org/10.53649/at-tahfidz
Core Subject : Religion,
The Journal At Tahfidz concentrates on publishing scientific papers with the theme of Quranic studies with the following coverage Study of Quran Science, Quran Translation, Study of Quranic Tafsir, Research on the Quran, Living Quran
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 2 (2023): Juni 2023" : 7 Documents clear
Intertekstualitas Tafsir Maqasidi dalam Marah Labid dengan Mafatih al-Ghaib pada Ayat Ahkam Fikru Jayyid Husain; Nafisah Innayati
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v4i2.244

Abstract

Tafsir Maqa>s{idi> sebagai salah satu alternatif penasiran yang dianggap imbang dalam menyikapi teks dan konteks tidak serta merta menempati posisi urgennya di zaman kontemporer ini. Ada dinamika yang cukup panjang, bermula kajian Maqa>s}id dari ranah Us}u>l Fikih hingga menyentuh tafsir Al-Qur’an. Dalam rentang dinamikanya, Nawawi al-Bantani juga hadir sebagai mufassir yang menggunakan Tafsir Maqa>s{idi> melalui kitab tafsirnya, Mara>h} Labi>d. Artikel ini berusaha mengelaborasi hadirnya Tafsir Maqa>s}idi> dalam ayat-ayat Ah}ka>m surah al-Baqarah. Nawawi al-Bantani dalam tema ayat salat, puasa, pemeliharaan Baitullah, perpindahan arah kiblat, pernikahan lintas agama, dan kisas menggunakan Tafsir Maqa>s{idi>. Penafsiran tersebut dianalisa menggunakan intertekstualitas Julia Kristeva untuk menemukan teks rujukan Nawawi al-Bantani dan ideologemenya. Hadirnya Tafsir Maqa>s{idi> dalam Mara>h} Labi>d disebabkan rujukan langsung Nawawi al-Bantani dari tafsir Mafa>ti>h} al-Ghaib karya al-Razi. Ar-Razi sebagai seorang mufassir yang berkontribusi dalam perkembangan Maqa>s}id al-Qur’an mempengaruhi Nawawi al-Bantani dalam memproduksi Tafsir Maqa>s{idi> dalam Mara>h} Labi>d. Alasan rujukan Nawawi al-Bantani juga berkaitan dengan tafsir ar-Razi sebagai tafsir ensiklopedik yang dijadikan rujukan banyak mufassir suni setelahnya
PERBEDAAN PENULISAN RASM; TELAAH I’JAZ RASM AL-QUR’AN PERSPEKTIF M. SYAMLUL Ummy Almas; Tri Ulva Chandra; Wandi Abdul Rojak
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v4i2.248

Abstract

Dalam diskursus dunia akademik kajian tentang Rasm al-Qur’an merupakan kajian yang selalu diperdebatkan baik dalam pola penulisan ataupun bacaannya. Beberapa ulama ada yang berpendapat bahwa tulisan rasm menggunakan pola tauqifi dan ada yang berpendapat menggunakan pola taufiqi. Terlepas dari hal itu, tidak banyak orang yang membahas tentang kemukjizatan dibalik perbedaan penulisan rasm, seperti yang ada dalam kaidah-kaidah rasm berupa al-hazf, al-ziyadah, al-hamzah, al-ibdal, al-fashal wa al-washal, dan Fima Fihi Qira’ataini Fakutiba ‘ala Ihdahuma. Salah satu ulama’ yang membahas tentang I’jaz rasm ini adalah Muhammad Syamlul dalam kitabnya yang berjudul I’jaz rasm al-Qur’an wa I’jaz al-Tilawah. Berangkat dari kegelisahan diatas penulis akan meneliti tentang bagaimana legitimasi I’jaz rasm al-Qur’an menurut syamlul dalam kitab I’jaz rasm al-Qur’an wa I’jaz al-Tilawah dan bagaimana contoh-contohnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepustakaan (library research) dengan jenis penelitian kualitatif. Tulisan ini bertujuan mengkaji tentang kaidah-kaidah rasm dan I’jaz dibalik perbedaan penulisan rasm dalam kitab Syamlul. Adapun Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan atau pengurangan penulisan suatu lafadz tidaklah semena-mena ataupun kesalahan dari para penulis, melainkan menunjukkan adanya penambahan makna atau ada rahasia dibaliknya. Seperti penulisan pada lafadz الزكوة, pada lafadz الزكوة alif diganti dengan bentuk wawu, sebagaimana kata الصلوة, hal ini bermaksud untuk pengagungan zakat dan infaq di jalan Allah SWT, karena agungnya zakat ini membuat Abu Bakr al-Sidiq pernah memerangi orang yang tidak mau berzakat.
METODOLOGI TAFSIR MARAH LABID KARYA SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI Niswatul Malihah; Tapa’ul Habdin
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v4i2.260

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menelaah dan menganalisa lebih dalam tentang kitab tafsir yang ditulis oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani yang mana telah merantau ke negara-negara Arab dan mengarungi lautan intelektual keislaman selama 30 tahun ini, agar dapat menjadi bahan dan rujukan dalam menafsirkan al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode Library Research atau studi pustaka. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dikaji menggunakan sumber data primer yaitu kitab tafsir Marah Labid atau al-Munir dengan sumber data sekunder dari kitab-kitab ilmu al-Qur’an, biografi dan lain lain. Hasil penelitian yang didapat bahwa kitab Marah Labid atau Al-Munir adalah salah satu kitab tafsir kebanggaan Nusantara yang hadir pada abad ke 19 atau disebut juga dengan masa pra-modern. Tafsir Al-Munir adalah kitab tafsir kedua setelah Turjuman Al-Mustafid yang menafsirkan Al-Qur’an 30 juz secara lengkap. Kitab tafsir ini ditulis dengan menggunakan bahasa Arab yang terdiri dari dua jilid dan menggunakan beberapa metode yaitu: tahlily (yang tergambarkan melalui susunan tafsirnya yang berurutan dari surat Al-Fatihah sampai surat An-Nas), ijmaly (pembahasannya global) dan muqaran (perbandingan antara ayat dengan ayat), di mana penafsirannya memiliki keistimewaan dan kelemahan.
TOSHIHIKO IZUTSU DAN MAKNA SEMANTIK ATAS DIN DALAM AL-QUR’AN: STUDI BUKU RELASI TUHAN DAN MANUSIA AHMAD FAAZA HUDZAIFAH; AHMAD FAUZI
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v4i2.269

Abstract

Dalam kitab Al-Mu`jam al-Mufahras Li al-Fadhi al-Qur`an al-Karim, Al-Baqi menyebut bahwa kata Dīn dalam Al-Qur’an ditemukan sebanyak 92 kali, yang terletak pada 82 ayat yang berbeda. Dengan sangat banyaknya kata Din tersebut, ia menjadi persoalan tersendiri ketika umum dimaknai hanya sebatas “agama”. Melalui pendekatan kualitatif-deskriptif, tulisan ini akan menganalisis makna din menggunakan teori semantik Izutsu. Alasan pemilihan Izutsu, menurut penulis, didasarkan pada metode tawaran semantiknya yang terbilang unik, samping itu Izutsu sendiri merupakan sarjana non-muslim sehingga diharapkan dapat memberi sudut pandang outsider dalam memandang masalah ini. Data primer dalam penelitian ini, diambil dari buku relasi Tuhan dan Manusia karya Izutsu. Buku ini menjadi rujukan utama dalam memahami pemikiran semantika Izutsu, termasuk mengenai makna semantik term Din dalam Al-Qur’an. Hasil penelitian ini ialah bahwa Izutsu beserta pemikiran semantiknya tentang din dalam Al-Qur’an pada bagian-bagian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa Izutsu dengan pendekatan semantiknya. Berusaha melacak perkembangan makna din melalui syair-syair jahiliyyah yang berakhir kepada Din dalam pemahaman Izutsu berakar kepada makna kebangkitan dan kepatuhan.
FENOMENA KONTEN VIDEO QUOTES ISLAMI DI MEDIA SOSIAL DALAM AKUN INSTAGRAM @KULOMETER_ (KAJIAN LIVING QUR’AN) Haniefa Ayunafa Pratiwi; Subi Nur Isnaini
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v4i2.282

Abstract

Social media that is currently still loved by the public is Instagram. Of course, Instagram contains many elements in each post, for example, posts on Instagram regarding religious matters, namely about posting Islamic quotes that contain posts about verses of the Qur'an (qur'anic quotes). One of the accounts that displays content containing various kinds of Islamic quotes, reminders, and Islamic stories is @kulometer_. Uniquely, every video content of these quotes always uses the background or video background of a K-Pop artist named Jaemin, both in the content about ordinary quotes and quotes containing verses of the Qur'an, hadith, and Islamic stories. This research is descriptive research supported by Max Weber's social action theory which is oriented towards the motives and goals of the actors. This research explains the reason why the creator (account owner) uses K-Pop artist; Jaemin in his content. He does this so that K-Popers are interested in seeing what messages are conveyed in it, especially when the content contains religious elements, such as reminder quotes to always remember God. So, the results obtained contain the message that the owner of the @kulometer_ account wants to convey to his followers and to other netizens, such as religious messages where the source is quoted from the Qur'an directly. The content of these contents is a reminder to himself and others to always do good deeds, stay away from bad and bad deeds, not to be too complacent about worldly things, to always love Allah rather than worldly things.
POLIGAMI DALAM TRADISI TAFSIR DAN RELEVANSINYA TERHADAP BANGSA INDONESIA Aghnia Faradits
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v4i2.331

Abstract

Poligami yang hingga saat ini masih hangat dbahas, apalagi sekarang para ‘pelaku’ banyak mendirikan lembaga khusus seolah menandakan bahwa poligami dianjurkan bahkan mendekati wajib, Sebenarnya beberapa tahun pasca wafatnya Nabi Muhammad, para mufassir sudah menafsirkan ayat poligami (an-Nisa’:3) untuk kemudian dicari asbab annuzul, tasir hinngga hikmah yang di dapat. Salah satu Mufassir yang turut menafsirkan ayat ini adalah Muhammad Abduh dalam karya tafsirnya al-Manar. Muhammad Abduh berkata: “Siapa yang merenungkan dua ayat tersebut (QS. Al-Nisâ’ [4]: 3 & 129), maka ia akan tahu bahwa ruang kebolehan berpoligami dalam Islam adalah ruang sempit. Seakan-akan ia merupakan suatu darurat yang hanya bisa dibolehkan bagi yang membutuhkannya dengan syarat yang bersangkutan diyakini bisa menegakkan keadilan dan tidak mungkin melakukan kezaliman. Ia juga menuturkan bahwa ruang kebolehan berpoligami itu adalah ruang sempit. Selain itu Perundang-Undangan Republik Indonesia sebenarnya sudah menjelaskan dalam beberapa pasal untuk dijadikan pedoman jika ingin berpoligami. Lantas apakah UUD Republik Indonesia sejalan dengan penafsiran para mufassir klasik dan kontemporer?
Implikasi Kritik Abdul Syakur Yasin Terhadap Terjemahan Al-Qur'an Kementrian Agama di Media Sosial Muhammad Faisal
At-Tahfidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53649/at-tahfidz.v4i2.359

Abstract

Artikel ini akan membahas tentang kritik Abdul Syakur Yasin, seorang tokoh Muslim Indonesia, terhadap terjemahan Al-Qur’an versi Kementerian Agama (Kemenag RI). Video Syakur ditonton oleh banyak orang di media sosial. Menurutnya, terjemah basmalah dan kata jamal dalam QS. Al-A’raf: 40 bermasalah. Melihat persoalan ini setidaknya ada tiga hal yang perlu dikaji: Pertama, bagaimana kritik Abdul Syakur Yasin terhadap terjemah Al-Qur’an Kemenag?. Kedua, apa saja faktor yang melatarbelakanginya. Ketiga, bagaimana implikasi teoretis dari kritik tersebut?. Guna menjawab tiga hal tersebut, artikel ini menggunakan model penelitian kualitatif. Dengan juga menerapkan pembacaan komparatif, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kritik Abdul Syakur Yasin terhadap terjemahan Al-Qur’an tidak memiliki implikasi teoretis yang serius dikarenakan hanya soal perbedaan sudut pandang semata yang wajar dalam perbedaan penafsiran. Artinya, kritik tersebut tidak merusak makna, baik makna basmalah maupun kata jamal dalam QS. Al-A’raf: 40.

Page 1 of 1 | Total Record : 7