cover
Contact Name
Nike Vonika
Contact Email
versahekmatyar@poltekesos.ac.id
Phone
+6281220025612
Journal Mail Official
jurnal@poltekesos.ac.id
Editorial Address
Jl. Ir. H. Juanda No. 367 Kota Bandung
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial
ISSN : 14125153     EISSN : 25028707     DOI : https://doi.org/10.31595/peksos.v20i1
Core Subject : Social,
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial is a scholarly refereed journal to expand knowledge and promote the fields of social work, social welfare, and community development. Its major focus is on the development of social work as well as social welfare and community development issues. It aims is to explore the social work theory and practice at the micro, mezzo, and macro level. The journal wants to support the publication to embodies the aspirations and conceptual thinking of the various local, national, and international studies in the context of social work, social welfare, and community development.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 15 No 2 (2016): PEKSOS" : 9 Documents clear
PENERAPAN COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PENYANDANG DISABILITAS NETRA DI PANTI SOSIAL BINA NETRA WYATA GUNA BANDUNG Mutmainah .
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 15 No 2 (2016): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v15i2.81

Abstract

Abstract This research aims to examine the implementation of cognitive behaviour therapy to self-confidence of people with disability at Wyata Guna Social Institution for People with Visual Impaired, the subject is 1 person, total visual impaired (IK), 20 years old, has low confidence according to the observation conducted in accordance with confidence characteristic by Peter Lauster (2002) related to stuttering, less participate in starting talk, aloof behaviour and supported by the score of Peter Lauster (2002) self-confidence test translated by Gulo that IK has low confidence characteristic. The method used action research with Single Subject Design ABA model which is aimed to monitor IK behaviour on baseline (A1), intervention and baseline (A2) phase.The result showed that the Cognitive Behavior Therapy intervention proved to enhance self-confidence of people with visual impaired. According to the observation there is a change in positive and significant that is proven from the hypothesis result to the bahavior where the deviation gained is greater than 2 standard deviant (2SD). Moreover it is also supported by the score of self-confidence test of Peter Lauster (2002) on the post-test that has increased with strong average category. Researcher also performed epsilon variable measurement to know the determination coefficient level with a score of 94% while the 6% is the epsilon variable outside factor of Cognitive Behavior Therapy such as influence from family especially parents and peer influence in the environment of subject that contributes to self-confidence of research subject (IK). The interview result showed that IK experienced positive benefit by following the intervention program. Key words: Cognitive Behavior Therapy, Self-Confidence Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan cognitive behavior therapy terhadap kepercayaan diri penyandang disabilitas netra di Panti Sosial Bina Netra Wyata Guna Bandung. Subjek penelitian berjumlah satu orang, penyandang disabilitas netra total (IK), usia 20 tahun, memiliki kepercayaan diri rendah berdasarkan observasi yang dilakukan sesuai dengan karakterisitik kepercayaan diri menurut Peter Lauster (2002) yang berkaitan dengan perilaku gagap, perilaku kurang berinisiatif dalam memulai pembicaraan, perilaku menyendiri, dan didukung juga berdasarkan skor Tes Kepercayaan Diri Peter Lauster (2002) diterjemahkan oleh Gulo bahwa IK memiliki kategori kepercayaan diri rata-rata lemah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action reseach), dengan desain penelitian Single Subject Design model ABA yang bertujuan memonitor perilaku IK pada fase baseline (A1), fase intervensi, dan fase baseline (A2).Hasil penelitian menunjukkan intervensi Cognitive Behavior Therapy terbukti dapat meningkatkan kepercayaan diri penyandang disabilitas netra. Berdasarkan observasi yang dilakukan mengalami perubahan yang positif dan signifikan, hal tersebut terbukti pada hasil uji hipotesis terhadap perilaku di mana nilai selisih yang diperoleh lebih besar dari 2 standard deviant (2SD). Selain itu didukung pula dengan hasil skor tes kepercayaan diri Peter Lauster (2002) pada post-test yang mengalami peningkatan dengan kategori rata-rata kuat. Peneliti juga melaksanakan pengukuran variabel epsilon untuk mengetahu tingkat koefisien determinasi dengan nilai 94%, sedangkan 6% lagi adalah nilai dari variabel epsilon yaitu faktor di luar penerapan Cognitive Behavior Therapy berupa pengaruh dari keluarga terutama orangtua dan pengaruh teman sebaya dari lingkungan subjek yang berkontribusi terhadap peningkatan kepercayaan diri subjek penelitian (IK). Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa IK merasakan manfaat positif dengan mengikuti program intervensi. Kata kunci: Cognitive Behavior Therapy, Kepercayaan Diri
PENERAPAN TERAPI RASIONAL EMOTIF TERHADAP PENURUNAN RELAPSE SUBJEK “MI” EKS KLIEN BALAI REHABILITASI SOSIAL PAMARDI PUTRA DI KOTA BANDUNG Irma Nirmala Sari
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 15 No 2 (2016): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v15i2.82

Abstract

Abstract Relapse is a condition of some one returned to abuse drugs after several times experienced clean period or abstinence (recover) (Sarafino, 2006). The relapse peroblem experienced by the subject related to the his irrational thought about Drugs can help him to make a better creation. Emotive rational therapy is aimed to improve and change individual atitude by altering the way of thinking and subject irrational beliefs toward rational thought, then subject can improve self-quality and his happiness. The purpose of this research is to answer the problematic from the research, to gain result from case management about rehabilitation program in reducing the level of ex-drugs abuse relapse, while the special aim is to get a description about the influence of active-directive, Cognitive-Experential, Emotive-Experential, Behavioristic and subject conditional to handle his relapse and the influence of emotive rational therapy implementation to the level of emotional, mental and physical relapse of the subject. The method used quantitative single subject design model with data collection technique through the instrument measurement of relapse, observation, and documentation study. Validity test used Face Validity and reliabiilty test used Alpha Cronbach with SPSS (Statistical Package for The Social Science) version 2.0. Furthermore the results of the research were analyzed using quantitative analysis techniques with formula Two Standard Deviation (SD 2) to test the main hypothesis. The conclusion of of this research indicate that the Rational Emotive Therapy is effective to reduce subject’s relapse that solve the problem of irrational thinking became more rational and can reduce relapse rate of the subject. Key words: drugs abuser, relapse, irrational beliefs, rational emotive therapy Abstrak Relapse adalah kondisi seseorang yang kembali menyalahgunakan NAPZA setelah beberapa waktu mengalami periode bersih atau abstinence (pulih) (Sarafino, 2006). Permasalahan relapse yang dialami subjek berkaitan dengan pikiran irrasionalnya bahwa NAPZA dapat membantunya membuat suatu karya menjadi lebih baik. Terapi Rasional Emotif bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah sikap individu dengan cara mengubah cara berpikir dan keyakinan subjek yang irasional menuju cara berpikir yang rasional, sehingga subjek dapat meningkatkan kualitas diri dan kebahagiaan hidupnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab problematik dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil dari penanganan kasus tentang penerapan Terapi Rasional Emotif kepada eks penyalahguna NAPZA setelah menyelesaikan program rehabilitasi guna menurunnya tingkat relapse eks penyalahguna NAPZA, sedangkan tujuan khusus yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh aspek Aktif-Direktif, Kognitif-Eksperiensial,  Emotif-Eksperiensial,  Behavioristik, dan  Kondisional subjek untuk menangani relapsenya serta pengaruh implementasi Teknik Terapi Rasional Emotif terhadap tingkat kekambuhan emosi, mental, dan fisik subjek. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif rancangan subjek tunggal (Single Subject Design) dengan menggunakan teknik pengumpulan data pengukuran menggunakan instrumen relapse, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Uji validitas menggunakan validitas muka (Face Validity) dan uji reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS (Statistical Package for The Social Science) versi 2.0. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus Two Standard Deviation (2 SD) untuk menguji hipotesa utama. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Terapi Rasional Emotif efektif untuk menurunkan relapse subjek yaitu memecahkan masalah pemikiran irrasional menjadi lebih rasional serta dapat menurunkan tingkat relapse subjek. Kata kunci: penyalahgunaan narkotika, relapse, pemikiran irrasional, terapi rasional emotif
PENGUATAN JEJARING KELOMPOK USAHA BERSAMA FAKIR MISKIN “SEMANGAT USAHA” DI KABUPATEN BANDUNG Ramli Rahman; Kornelis Asmorom
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 15 No 2 (2016): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v15i2.83

Abstract

AbstractThe purpose of this research is to produce the right model for Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Fakir Miskin “Semangat Usaha” network strengthening. The method used in this research is qualitative research method with action research. The action research is a research used to make change to individual, group, and community in meeting their needs or to solve their problems. The Place of research conducted in RW 4 Pamubusan Cibiru Wetan Village, Cileunyi Sub-district, Bandung Regency. Data collected from 6 informants as primary data resource and related documents as secondary data. Network strenghening model of KUBE FM “Semangat Usaha” carried out through Production Improvement Training and Product Marketing, also The Cooperation Enhancement with Related Parties. The results proven that the implementation of the strengthening of KUBE FM “Semangat Usaha” networks in RW 4 Pamubusan Cibiru Wetan Village.Key words: network, Joint Venture Business, and poverty AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model yang tepat untuk penguatan jejaring Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Fakir Miskin “Semangat Usaha”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk melakukan perubahan pada individu, kelompok, dan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan atau memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Tempat penelitian dilakukan di RW 4 Pamubusan Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Data diperoleh dari 6 informan sebagai sumber data primer dan dokumen terkait sebagai sumber data sekunder. Model penguatan jejaring KUBE FM Semangat Usaha dilakukan melalui Pelatihan Peningkatan Produksi dan Pemasaran Produk, serta Peningkatan Kerjasama dengan Pihak Terkait. Terbukti hasil pelaksanaan penguatan jejaring KUBE FM “Semangat Usaha” dapat menguatkan jejaring KUBE FM “Semangat Usaha” di RW 4 Pamubusan Desa Cibiru Wetan.Kata kunci: jejaring, Kelompuk Usaha Bersama, dan kemiskinan
PENERAPAN DISIPLIN POSITIF DALAM PENGASUHAN ANAK OLEH KELUARGA YANG TELAH DIREUNIFIKASI DI KOTA BANDUNG Irniyati Samosir
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 15 No 2 (2016): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v15i2.84

Abstract

Abstract The formulation of the problems in this research is to identify the model for positive discipline in child care within the reunited families in Bandung. The sub problems is to identify application of positive discipline in reunited families, to identify the result of positive discipline, to identify the reflection of positive discipline by the reunited families and to identify the improved model of positive discipline. The objectives of this research are to identify the child care pattern in reunified families and identify practices of positive discipline in reunified families in order to stregthen child care in the family. This research is using qualitative approach with action research methods. The data collection is collected using depth interview, documentation study, observation and discussions with child, parents and family. Data check was done with 1) Credibility test which covers: observation extension, increasing perseverance, triangulation, professional discussions and member check; 2) Transferability; 3) Dependability; 4) Conformability. For data analysis was done by qualitative data analysis, which covers these steps: data reduction, data display and drawing conclusions and verifications. The participants in this research are children and family which have been reunited, with the parent educational background up to elementary school, most of the parents is working as a laborer and household domestic worker and do not have the knowledge and skill on care. The result of this research has shown the increase knowledge for parents and reunited families on the necessity, the rights and methods of child care. These knowledge and understanding has an impact on the care pattern and parents and family attitude towards the child. The outcome of this research is a practical implication of positive discipline model in family based care for reunited families. In theory, this research confirms various assumption on positive discipline approaches especially on the role of giving warmth during care, and assumption on the child development phases from Erik Erikson which urgently needs to be understood by parents in order for them to give care appropriately with the child’s development. Key words: Positive Discipline; Reunified; Family Based Care Abstrak Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah model penerapan disiplin positif dalam pengasuhan anak oleh keluarga yang telah direunifikasi di kota Bandung. Sub-sub permasalahannya adalah bagaimana karakteristik dan interaksi anak dan keluarga yang telah direunifikasi, bagaimana perencanaan model disiplin positif untuk keluarga yang telah direunifikasi, bagaimana aplikasi disiplin positif oleh keluarga yang telah direunifikasi, bagaimana hasil yang dicapai dari penerapan disiplin positif, bagaiman refleksi terhadap penerapan disiplin positif oleh keluarga yang telah direunifikasi serta bagaimana penyempurnaan model penerapan disiplin positif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pola pengasuhan anak dalam keluarga yang telah direunifikasi serta bagaimana penerapan disiplin positif kepada keluarga yang telah direunifikasi dalam rangka memperkuat pengasuhan anak dalam keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian action research. Pengumpulan data diperoleh menggunakan teknik wawancara mendalam, studi dokumentasi, observasi dan diskusi dengan anak, orangtua dan keluarga.  Sedangkan pemeriksaan data dilakukan dengan: 1) Uji kredibilitas yang meliputi : perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi teman sejawat dan membercheck; 2) Transferability; 3) Dependability; 4) Konfirmability. Untuk analisis data dilakukan melalui analisis data kualitatif, meliputi tahapan: reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Partisipan dalam penelitian ini adalah anak dan keluarga yang telah direunifikasi, dengan latar belakang pendidikan orangtua tingkat SD, kebanyakan bekerja sebagai buruh dan pembantu rumah tangga serta tidak memiliki cukup pengetahuan dan keterampilan tentang pengasuhan.  Hasil penelitian menunjukkan adanya penambahan pengetahuan orangtua dan keluarga yang telah direunifikasi mengenai kebutuhan, hak dan cara pengasuhan anak. Pengetahuan dan pemahaman tersebut berdampak kepada perubahan pada pola pengasuhan dan sikap orangtua dan keluarga terhadap anak. Penelitian ini juga menghasilkan implikasi praktis berupa Model Penerapan Disiplin Positif dalam Pengasuhan oleh Keluarga yang Telah Direunifikasi. Secara teoritik, penelitian juga mengkonfirmasi beberapa asumsi tentang pendekatan disiplin positif khususnya tentang peran pemberian kehangatan dalam pengasuhan, serta asumsi tentang tahapan perkembangan anak dari Erik Erikson yang sangat perlu dipahami oleh orangtua agar dapat memberikan pengasuhan sesuai kebutuhan perkembangan anak.Kata kunci: Disiplin Positif; Reunifikasi; Pengasuhan Berbasis Keluarga
IMPLEMENTASI TEKNIK TOKEN EKONOMI BERBASIS KELOMPOK PADA PERILAKU PENYALAHGUNAAN INHALAN ANAK JALANAN DI YAYASAN DHARMA INSAN NUSANTARA DAYEUH KOLOT KABUPATEN BANDUNG Jesi Dian Suryani
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 15 No 2 (2016): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v15i2.85

Abstract

Abstract A Risk that have threaten street children at Insan Dharma Nusantara Foundations is drug abuse and the type of drug is inhalant. Inhalant abuse is seriously endanger to the healthy and safety of children, so that a rehabilitative efforts are needed to deal with inhalant abuse behavior on the street children at Insan Dharma Nusantara Foundation. The purpose of this research is to develop a model intervention to eliminate inhalant abuse behavior on street children at Insan Dharma Nusantara Foundations, by implementing a token techniques group based economy. The involvement of a group of peers increase children's motivation to change the behavior of inhalant abuse, because children get the support from their social circle. This research method is a qualitative approach and using participatory action research methods. Informants in this study are five street children fostered Insan Dharma Nusantara Foundations, they are KH, UJ, YD, BY and DK. Data collection techniques are interviews, observation and documentation. Examination from validity of data use the persistence of observation techniques, triangulation and the adequacy of reference. Data analysis in this research are data reduction, data presentation and conclusion. The results of this study indicate that the application of techniques of group-based token economy are effective in removing inhalant abuse behavior on street children in Insan Dharma Nusantara Foundation. The informants are also able to increase positive behavior, as demonstrated by involvement in working activities skills and exam package, which was organized by Insan Dharma Nusantara Foundation. This implementation is successful because  they get strong support from their neighborhood and their peer. This Techniques are implemented in five phases of activities, they are the preparation of the group, the early stages, the transition stages,working stages and ending phases. Key words: Street Children, Inhalants, Token Economy AbstrakRisiko yang mengancam anak jalanan dampingan Yayasan Dharma Insan Nusantara adalah penyalahgunaan NAPZA dengan jenis inhalan. Kondisi penyalahgunaan inhalan sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan anak, sehingga diperlukan upaya rehabilitatif untuk menangani perilaku penyalahgunaan inhalan pada anak jalanan dampingan Yayasan Dharma Insan Nusantara. Penelitian ini bertujuan melakukan pengembangan model intervensi untuk menghilangkan perilaku penyalahgunaan inhalan pada anak jalanan di Yayasan Dharma Insan Nusantara, dengan mengimplementasikan teknik token ekonomi berbasis kelompok. Keterlibatan kelompok teman sebaya meningkatkan motivasi anak dalam melakukan perubahan perilaku penyalahgunaan inhalan, karena anak memperoleh dukungan dari lingkungan. Metode penelitian yaitu pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan partisipatori. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu KH, UJ, YD, BY dan DK. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data yaitu teknik meningkatkan ketekunan pengamatan, triangulasi dan kecukupan referensi. Analisa data pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik token ekonomi berbasis kelompok efektif dalam menghilangkan perilaku penyalahgunaan inhalan pada anak jalanan di Yayasan Dharma Insan Nusantara. Para informan juga mampu meningkatkan perilaku positif, yang ditunjukkan dengan keterlibatan dalam kegiatan keterampilan menyablon dan ujian paket A yang diselenggarakan oleh Yayasan Dharma Insan Nusantara. Keberhasilan implementasi model intervensi pada penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya dukungan kuat dari lingkungan teman sebaya dan adanya pemberian hadiah terhadap perubahan perilaku. Implikasi praktik yaitu model ini dilaksanakan dalam 5 tahapan antara lain tahapan persiapan kelompok, tahapan awal, tahapan transisi, tahapan bekerja dan tahapan pengakhiran.  Kata kunci: Anak Jalanan, Inhalan, Token Ekonomi
IMPLEMENTASI MODEL TASK-CENTERED PADA RESPONDEN YANG MEMILIKI GANGGUAN KEJIWAAN SKIZOAFEKTIF, POST-PARTUM PSYCHOSIS DAN BABYBLUES SYNDROME DI KOTA BANDUNG Umi Salamah
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 15 No 2 (2016): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v15i2.86

Abstract

Abstract Task-Centered Models include Cognitive-Behavior Therapy (CBT) and Task-Centered Therapy begins with light Cognitive Therapy  focuses on thoughts, next Behavioral Therapy focus on act and reward application. Behavioural therapy also as a preface into task-centered therapy as conditioning. Comorbid symptoms of anxiety, aggression, and depression are target of changes. Using methods of action research, with Single Subject Design with pattern model of A-B at one baseline period (control) and two intervention period (treatments phase). The purpose of this study is to proof main hypothesis H1 = Task-Centered Models can reduce symptoms of anxiety, aggression and depression of  respondent Y or H0 = Task-Centered Models can not reduce symptoms of anxiety, aggression and depression of respondent Y. Related with research setting, qualitative analysis of the research subjects should also be included. Hypothesis is tested by using the formula of 2 standard deviation (2 SD), visual analysis within and between conditions. Test result shows that the entire hypothesis is accepted  with  and fulfill criterias of visual analysis significant. Its concluded that intervention effectiveness define by motivation, participation and discipline,parent commitment is vital for therapy that demands action and consistency, maintaining cognitive of respondent are essential for reducing stressors of recurrence through recreational activity and positive emotion building.Key words: Psychiatric Social Worker, Psychiatric Disorder, Cognitive-Behavior Therapy, Task- Centered TherapyAbstrak Model Task-Centered meliputi Cognitive-Behaviour Therapy (CBT) dan Terapi Berpusat Tugas (Task-Centered), dimulai oleh Terapi Kognitif ringan yang fokus pada pikiran, kemudian Terapi Behavioral fokus pada kegiatan (tindakan) tujuan dan penentuan bentuk imbalan (rewards). Terapi Behavioural menjadi pengantar terapi berpusat-tugas yang bersifat conditioning. Gejala penyerta anxiety (kegelisahan), aggression (agresifitas), dan depression (depresi) merupakan target perubahan. Pilihan metode penelitian yaitu penelitian tindakan (action research) dengan Desain Subjek Tunggal (Single Subject Design) dengan pola A-B dalam satu periode baseline (kontrol) dan dua periode intervensi (treatment phase). Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan hipotesis utama; H1= task-centered model dapat menurunkan gejala anxiety, aggression dan depression responden Y atau H0= task-centered model tidak dapat menurunkan gejala anxiety, aggression dan depression responden Y. Berkaitan dengan setting penelitian, penjelasan kualitatif cukup penting untuk dilakukan. Secara kuantitatif, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus 2 standard deviation (2 SD) dan analisis visual dalam kondisi. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh hasil bahwa hipotesis diterima ( ) dan memenuhi kriteria signifikansi dalam analisis visual. Kesimpulan penelitian adalah efektifitas intervensi ditentukan motivasi, peran serta dan tingkat kedisiplinan, komitmen orangtua penting dalam terapi yang menuntut aksi dan konsistensi responden, penekanan kognitif responden menurunkan stressor kekambuhan melalui kegiatan rekreatif dan positive emotion building.Kata kunci: Pekerja Sosial Medis Setting Kesehatan Mental, Gangguan Kejiwaan, Terapi Kognitif-Behavior, Terapi Berpusat Tugas
PEMANFAATAN ASET KOMUNITAS MELALUI PENDEKATAN APPRECIATIVE INQUIRY DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Jaeni Dahlan
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 15 No 2 (2016): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v15i2.87

Abstract

Abstract This research aims to describe the community asset utilizing throught using Appreciative Inquiry Approach, describing reflection of the first model, describing implementation of the first model development throught Appreciative Inquiry and formulating the final model of community asset utilizing throught Appreciative Inquiry Approach in poverty reduction in Cihampelas Village West Bandung Subdistrict. The community assets consists of natural, material, social, financial, human and politic. Appreciative Inquiry Approach implemented in the four-stage process consisting of 4d Discovery, Dream, Design and Destiny. This research used qualitative approach with action research method. The collection of data was obtained using the technique of participation observation, in-depth interviews, focus group discussion (FGD), the documentation studies. This research show the result of an increase in self confidence and capacity and the increased capacity of KUBE formed in developing their bussines. The implications of the research is to increase the income and expenditure reduction of the poor, The research also yields practical implications in the form of community asset utilization design theoretically, this also confirm some of the basic assumption of Green and Haines (2009) namely the important role of human resources (human assets and social assets) in developing other assets. Key words: community assets, Appreciative Inquiry, poverty reduction Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pemanfaatan aset komunitas melalui teknik Appreciative Inquiry, menggambarkan refleksi desain awal, memberikan pengembangan desain awal dan tersusunnya desain akhir pemanfaatan aset komunitas melalui teknik Appreciative Inquiry di Desa Cihampelas.  Aset komunitas yang dimaksud meliputi aset alam, aset material, aset sosial, aset finansial, aset manusia dan aset politik. Pendekatan  Appreciative Inquiry dilaksanakan dalam 4 tahap proses 4D yang terdiri dari Discovery, Dream, Design dan Destiny.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian action research. Penggumpulan data diperoleh menggunakan teknik observasi berperan serta, wawancara mendalam, Diskusi Kelompok Terfokus (FGD), studi dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan hasil adanya peningkatan kepercayaan diri  dan kapasitas masyarakat serta peningkatan kemampuan KUBE yang dibentuk dalam mengembangkan usahanya. Implikasi dari penelitian adalah peningkatan pendapatan dan pengurangan pengeluaran masyarakat miskin. Penelitian ini juga menghasilkan implikasi praktis berupa Desain Pemanfaatan Aset Komunitas secara teoritik, penelitian ini juga mengkonfirmasi beberapa asumsi dasar dari Green dan Haines (2009) yaitu peran penting sumber daya manusia (aset manusia dan aset sosial) dalam mengembangkan aset lain. Kata kunci: aset komunitas, pendekatan Appreciative Inquiry, penanggulangan kemiskinan
SELF INSTRUCTIONAL DAN POSITIVE REINFORCEMENT DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI “US” PENYANDANG DISABILITAS TUBUH DI BALAI REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG CACAT CIMAHI Riyati .
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 15 No 2 (2016): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v15i2.88

Abstract

Abstract Individuals who have high self-confidence have indicators covering believe in the ability of themselves, acted independently in making decisions, having a positive sense of self and the courage to express opinions.Confidence influenced by mental, social and physical factors. Physical state such as obesity, body parts defects or damage to one of the senses is an obvious flaws seen by others. A disability may not be able to react in a positive way so that there arises a sense of inferiority that became insecurity. This happens on US, persons with physical disability at BRSPC Cibabat Cimahi. People with disabilities that everyone who experiences physical limitations, intellectual, mental or sensory for long periods which in interaction with the environment may experience obstacles and difficulties to participate fully and effectively based on equality. This research aims to know and examine the implementation of Self instructional and Positive Reinforcement Technique to the self confident improvement of “US”. The Self Instructional Technique is a Self-Management strategy that contributes to a self-determination of the individual's ability in instructing and controlling themselves to prevent the emergence of low self-esteem behavior. Positive reinforcement is the establishment of behavior with a reward or reinforcement immediately after the behavior that is expected to appear. This research uses quantitative approach with a single subject design research methods were implemented to evaluate the implementation and achievement of a goal of intervention through repeated measurements. A validity test of measuring instruments in this research is to test the validity (face validity). Analysis of the data used testing the hypothesis by using the formula 2 standard deviations. The results of this research indicate that the Self instructional and Positive reinforcement techniques can improve confidence on US person with physical disability at BRSPC Cibabat Cimahi.Key words: Self confidence, People with Disabilities, Self Instructional and Positive Reinforcement Technique Abstrak Individu yang memiliki kepercayaan diri tinggi memiliki indikator yang meliputi percaya kepada kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki rasa positif terhadap diri sendiri dan berani mengungkapkan pendapat. Kepercayaan diri dipengaruhi oleh faktor mental, sosial dan fisik. Keadaan fisik seperti kegemukan, cacat anggota tubuh atau rusaknya salah satu indera merupakan kekurangan yang jelas terlihat oleh orang lain. Seorang penyandang disabilitas bisa saja tidak dapat bereaksi secara positif sehingga timbulah rasa minder yang menjadi rasa tidak percaya diri. Hal ini terjadi pada US, penyandang disabilitas tubuh di BRSPC Cibabat Cimahi. Penyandang disabilitas yaitu setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh serta efektif berdasarkan kesamaan hak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tentang penerapan teknik self instructional dan positive reinforcement terhadap peningkatan kepercayaan diri “US”. Teknik Self instructional merupakan strategi manajemen diri yang memberikan kontribusi bagi suatu penentuan kemampuan diri dari individu dalam menginstruksi dan mengendalikan diri untuk mencegah munculnya perilaku rendah diri. Positive reinforcement merupakan pembentukan tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian single subject design yang diimplementasikan untuk mengevaluasi pelaksanaan dan pencapaian suatu tujuan intervensi melalui pengukuran secara berulang. Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah uji validitas muka (face validity). Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus 2 standar deviasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik Self instructional dan teknik Positive reinforcement dapat meningkatkan kepercayaan diri pada US penyandang disabilitas tubuh di BRSPC Cibabat Cimahi.Kata kunci: Kepercayaan Diri, Penyandang Disabilitas, Teknik Self-Instructional dan Positive Reinforcement
PENERAPAN BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN ACTIVITY OF DAILY LIVING PENYANDANG DISABILITAS INTELEKTUAL BERAT DI KOTA BANDUNG Ika Nugrahaeni
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 15 No 2 (2016): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v15i2.89

Abstract

AbstractThis research aims to know and examine the implementation of behavioral therapy to the Improvement of D Basic Activity of Dalily Living who experiencing severe intellectual disability. This research has benefit both theoritically and practically for social work development. The method used action research with qualitative approach. Data collection technique used in-depth interview, observation and documentation study. The data source used primary and secondary data source. While the primary data derived from interview and direct observation toward D and family, while the secondary are community environment and documentation study. Data analysis done in descriptive qualitative. The research location is in Sadang Serang Village Coblong Sub-district Bandung. Based on the results of action research study on the application of behavioral therapy models against D experience severe intellectual disability can impact the improvement of social skills and changes in attitude in assisting families to D. In this case the family can teach social skills ADL base with a better way and rise to a change in the accompanying family habituation D when performing basic ADL. Changes in the family can impact the behavior of D for the better and is trained in basic ADL, the behavior of eating, dressing, and bathing. With the achievement of these objectives, the family is a source of strength and resolve problems solving nearby.Key words:  Behavioral Therapy, People with Severe Intellectual Disability, ADL  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tentang penerapan behavioral therapy terhadap peningkatan kemampuan ADL dasar D yang mengalami disabilitas intelektual berat. Penelitian ini memiliki manfaat baik secara teoritis maupun praktis bagi perkembangan pekerjaan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode action research dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun sumber data primer berasal dari wawancara dan observasi langsung terhadap D dan keluarga, sedangkan sumber data sekunder  yaitu lingkungan masyarakat dan studi dokumentasi. Analisis data secara deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian adalah di Kelurahan Sadang Serang Kecamatan Coblong Kota Bandung. Berdasarkan hasil penelitian action research tentang penerapan model behavioral therapy terhadap D yang mengalami disabilitas intelektual berat dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan sosial dan perubahan sikap keluarga dalam melakukan pendampingan kepada D. Dalam hal ini keluarga dapat mengajarkan keterampilan sosial ADL dasar dengan cara yang lebih baik dan memunculkan perubahan pembiasaan keluarga dalam mendampingi  D saat melakukan ADL dasar. Perubahan yang terjadi pada keluarga dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku D menjadi lebih baik dan terlatih dalam melakukan ADL dasar, yaitu perilaku makan, berpakaian, dan mandi. Dengan tercapainya tujuan tersebut, maka keluarga merupakan sumber kekuatan dan pemecahan terdekat dalam mengatasi masalah.Kata kunci:  Behavioral Therapy, Penyandang Disabilitas Intelektual Berat, ADL

Page 1 of 1 | Total Record : 9