cover
Contact Name
Abd. Wahid
Contact Email
jurnal.elsunan@ar-raniry.ac.id
Phone
+628126950111
Journal Mail Official
jurnal.elsunan@ar-raniry.ac.id
Editorial Address
Ushuluddin Faculty Building, 1st Floor, Department of Hadith Studies, Ushuluddin and Philosophy Faculty, UIN Ar-Raniry, Jln. Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam Banda Aceh,
Location
Kota banda aceh,
Aceh
INDONESIA
El-Sunan: Journal of Hadith and Religious Studies
ISSN : -     EISSN : 30312930     DOI : 10.22373/el-sunan
El-Sunan: Journal of Hadith and Religious Studies is a binnual and peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Hadith and Religious Studies from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Hadith Studies with various perspectives of law, philosophy, history, art, theology, sociology, anthropology, political science and others, Hadith sciences, Living Hadith, Hadith Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Hadith studies, syarah hadith (interpretation of hadith)
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 2 (2023): Oktober-Maret" : 6 Documents clear
Menggali Kearifan Rasulullah: Landasan Moderasi Beragama dalam Menyelesaikan Konflik Melfa Shintya
El-Sunan: Journal of Hadith and Religious Studies Vol 1 No 2 (2023): Oktober-Maret
Publisher : Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/el-sunan.v1i2.3494

Abstract

Unity and cohesion serve as the fundamental pillars for the sustainability and progress of a nation, particularly in the diverse religious landscape of Indonesia. Confronting the complexity of a society with diverse beliefs, religious moderation becomes crucial in maintaining peace and stability. This paper delves into the significance of religious moderation as a foundation for preserving balance between plurality and harmony within a diverse society. The study employs a literature analysis approach, revealing that by referencing the methods employed by Prophet Muhammad in resolving religious conflicts of his time, this research identifies principles of religious moderation adaptable to the current context of Indonesian society. Key steps such as identifying involved parties, facilitating open dialogue, and emphasizing shared values are pivotal in achieving solutions acceptable to all. Drawing wisdom from Prophet Muhammad's approach to religious conflicts, the study concludes that an approach emphasizing equality, respect, and gentle communication serves as valuable guidance in resolving interfaith conflicts. ABSTRAK Persatuan dan kesatuan merupakan fondasi utama bagi keberlanjutan dan kemajuan suatu bangsa, khususnya dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman agama. Dalam menghadapi kompleksitas masyarakat yang berbeda keyakinan, moderasi beragama menjadi krusial untuk menjaga kedamaian dan stabilitas. Tulisan ini membahas pentingnya moderasi beragama sebagai landasan untuk menjaga keseimbangan antara pluralitas dan harmoni dalam masyarakat yang beragam. Kajian ini menggunakan analisis kepustakaan. Kajian ini menunjukkan bahwa dengan mengacu pada metode yang diterapkan oleh Rasulullah dalam menyelesaikan konflik agama pada zamannya, penelitian ini mengidentifikasi prinsip-prinsip moderasi beragama yang dapat diadaptasi dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Langkah-langkah seperti identifikasi pihak-pihak terlibat, fasilitasi dialog terbuka, dan penekanan pada nilai bersama menjadi kunci dalam mencapai solusi yang dapat diterima oleh semua pihak. Dengan menggali hikmah dari cara Nabi Muhammad menangani konflik agama, penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan yang menekankan kesetaraan, penghargaan, dan komunikasi yang lembut dapat menjadi pedoman berharga dalam menyelesaikan konflik antar agama.
Menyoal Dekonstruksi Keadilan Sahabat: Kritik atas Muhammad Tahir Alibe Alfan Shidqon; Zakiyan Rifqa
El-Sunan: Journal of Hadith and Religious Studies Vol 1 No 2 (2023): Oktober-Maret
Publisher : Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/el-sunan.v1i2.3844

Abstract

This article provides a review of 'Adalah al-Shahabah Kepada Rekonstruksi Definisi Sahabat: Kajian Kritis Mengenai Sahabat dalam Tinjauan Nas by Muhammad Tahir Alibe. In the article, Tahir presents two main points: a redefinition of the term "companions" and a rejection of the "all companions are fair" rule in hadith sanad criticism. The review in this article focuses on three key issues: Firstly, the negative portrayal of the history of the Companions. Secondly, the analysis of arguments supporting and opposing the fairness of the Companions. Thirdly, a critical assessment of the redefined term "companions." To accomplish these objectives, this article employs a comparative literature-based research approach. The findings of this review reveal: Firstly, the historical narrative of the Companions in Tahir's article demonstrates bias. Secondly, the mapping of pro and con arguments lacks balance. Thirdly, the proposal to redefine the term "sahabat" requires further examination. ABSTRAK Artikel ini berisi ulasan atas Dekonstruksi ‘Adalah al-Shahabah Kepada Rekonstruksi Definisi Sahabat: Kajian Kritis Mengenai Sahabat dalam Tinjauan Nas oleh Muhammad Tahir Alibe. Dalam artikel tersebut, Tahir menawarkan dua hal: pendefinisian ulang istilah sahabat dan penolakan atas kaidah “semua sahabat adil” dalam kritik sanad hadis. Ulasan dalam artikel ini berfokus pada tiga persoalan: Pertama, narasi negatif sejarah sahabat. Kedua, pemetaan argumentasi pro dan kontra terhadap keadilan sahabat. Ketiga, tinjauan kritis atas pendefinisian ulang istilah sahabat. Guna mencapai maksud tersebut, artikel ini menggunakan riset pustaka berbasis komparasi. Hasil dari ulasan ini menunjukkan: Pertama, narasi sejarah sahabat dalam artikel Tahir mengandung bias. Kedua, pemetaan argumentasi pro dan kontra kurang berimbang. Ketiga, tawaran pendefinisian ulang istilah sahabat perlu ditinjau ulang.
Strategi Rasulullah dalam Menyatukan Kaum dengan Pendekatan Moderat dalam Islam Miftahul Ihyaiddin Hasibuan
El-Sunan: Journal of Hadith and Religious Studies Vol 1 No 2 (2023): Oktober-Maret
Publisher : Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/el-sunan.v1i2.4108

Abstract

Indonesia, with its diversity of ethnicities, traditions, religions, and languages, possesses abundant cultural potential but also serves as a source of potential conflicts. In this context, moderate Islam emerges as a solution to avoid extremism. This research explores the leadership legacy of Prophet Muhammad as an inspiration in formulating a strategy for religious moderation amid the complexity of Indonesian society. The research methodology employs a literature review to delve into the understanding of religious moderation in Islam. The study highlights that Prophet Muhammad, as an extraordinary leader, demonstrated leadership based on justice, honesty, exemplary behavior, and concern for his community. In handling conflicts, he exhibited patience, openness in dialogue, and used friendly language. Additionally, he comprehended the needs and concerns of the community, gradually taught Islam, and employed gentle communication. Therefore, a strategy for religious moderation can be crafted by referring to the leadership legacy of Prophet Muhammad, aiming at sustaining unity and harmony in Indonesia. ABSTRAK Indonesia, dengan keberagaman suku, adat, agama, dan bahasa, memiliki potensi budaya yang melimpah namun juga dapat menjadi sumber konflik. Dalam konteks ini, Islam moderat muncul sebagai solusi untuk menghindari ekstremisme. Penelitian ini mengeksplorasi jejak kepemimpinan Rasulullah sebagai inspirasi dalam menyusun strategi moderasi beragama di tengah kompleksitas masyarakat Indonesia. Metode penelitian studi kepustakaan digunakan untuk menggali pemahaman tentang moderasi beragama dalam Islam. Kajian ini menunjukkan bahwa Rasulullah sebagai pemimpin luar biasa, menunjukkan kepemimpinan berdasarkan keadilan, kejujuran, keteladanan, dan kepedulian terhadap umatnya. Dalam menangani konflik, Rasulullah menunjukkan kesabaran, keterbukaan dalam berdialog, dan menggunakan bahasa yang bersahabat. Beliau juga memahami kebutuhan dan keprihatinan umat, mengajarkan Islam secara bertahap, dan menggunakan komunikasi yang lemah lembut. Dengan demikian, strategi moderasi beragama dapat dibentuk dengan merujuk pada jejak kepemimpinan Rasulullah, mengarah pada keberlanjutan persatuan dan harmoni di Indonesia.
Takhrij Hadits: Pemahaman, Metode, dan Tujuan Nurjannah Ismail; Encang Sarip Hidayat
El-Sunan: Journal of Hadith and Religious Studies Vol 1 No 2 (2023): Oktober-Maret
Publisher : Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/el-sunan.v1i2.4113

Abstract

Hadith, as one of the sources of Islamic law, plays a crucial role in guiding the Muslim community. However, the level of certainty regarding hadith varies; some are mutawatir with a authority comparable to the Quran, while others are ahad, requiring further research into the characteristics of their narrators. This study aims to comprehensively describe the intricacies of takhrij hadith and illustrate the significance of this research in maintaining the integrity of hadith as one of the primary sources of Islamic law. Through this study, it can be identified that a profound understanding of the characteristics of hadith, the status of narrators, and the authenticity of hadith is crucial. The process of takhrij provides rich information about the chain of transmission (sanad) and the content (matn) of hadith. Takhrij of hadith is not merely a method; it is also a holistic approach that opens a window to a profound understanding of the scholarly heritage of Islam. ABSTRAK Hadis sebagai salah satu sumber hukum Islam, memiliki peran penting dalam membimbing umat Muslim. Namun, tingkat kepastian hadis berbeda-beda; ada yang mutawatir dengan otoritas serupa Al-Quran, dan ada yang ahad, memerlukan penelitian lebih lanjut terkait sifat-sifat perawinya. Kajian ini bretujuan untuk mendeskripsikan tentang seluk-beluk takhrij hadis dan pentingnya penelitian ini dalam menjaga integritas hadis sebagai salah satu sumber utama hukum Islam. Dari kajian ini dapat diketahui bahwa pemahaman mendalam mengenai sifat-sifat hadis, status perawi, dan autentisitas hadis merupakan hal yang sangat penting. Proses takhrij memberikan informasi yang kaya tentang keadaan sanad dan matan hadis. takhrij hadist bukan hanya sekedar metode, tetapi juga suatu pendekatan holistik yang membuka jendela menuju pemahaman yang mendalam terhadap warisan keilmuan Islam.
Shighah Mubalaghah dalam Penafsiran: Analisis Linguistik pada Pendekatan Thabari dan Qurthubi Emi Suhemi
El-Sunan: Journal of Hadith and Religious Studies Vol 1 No 2 (2023): Oktober-Maret
Publisher : Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/el-sunan.v1i2.4186

Abstract

This study explores the common method of interpreting the Quran using a linguistic approach, where a commentator's proficiency in the Arabic language, especially in the morphological aspect related to the material of shighah al-mubalaghah, becomes crucial. The aim of this study is to identify the extent to which the method of shighah al-mubalaghah is applied in interpretation, with a focus on the interpretations of Thabari and Qurthubi. This study adopts a library research and content analysis approach, utilizing qualitative descriptive analysis. The shighah al-mubalaghah method serves as a tool to analyze verses of the Quran found in the commentaries of Thabari and Al Qurthubi. The results indicate that both commentators actively employ the shighah al-mubalaghah method in interpreting Quranic verses. Thus, it can be concluded that shighah al-mubalaghah plays a significant role in guiding interpreters in interpreting Quranic verses in accordance with their contextual meanings. ABSTRAK Kajian ini mengeksplorasi metode umum penafsiran al-Qur’an dengan pendekatan linguistik, di mana kemampuan seorang mufassir dalam Bahasa Arab, terutama pada aspek morfologis yang berkaitan dengan materi shighah al-mubalaghah, menjadi krusial. Tujuan kajian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana kaedah shighah al-mubalaghah diterapkan dalam penafsiran, dengan fokus pada penafsiran Thabari dan Qurthubi. Kajian ini bersifat library research dan content analysis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Kaedah shighah al-mubalaghah digunakan sebagai alat untuk menganalisis ayat-ayat al-Qur’an yang terdapat dalam kitab tafsir karya Thabari dan Al Qurthubi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua penafsir tersebut secara aktif menerapkan kaedah shighah al-mubalaghah dalam penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa shighah al-mubalaghah memiliki peran yang signifikan dalam membimbing penafsir dalam menginterpretasikan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan konteksnya.
Implikasi Metode Tarjih dalam Menyikapi Hadis-Hadis Kontradiktif Nuraini A Mannan
El-Sunan: Journal of Hadith and Religious Studies Vol 1 No 2 (2023): Oktober-Maret
Publisher : Prodi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/el-sunan.v1i2.4326

Abstract

In the course of their development, scholars frequently encounter Hadiths of Prophet Muhammad SAW that appear contradictory or exhibit differences in opinion (ikhtilaf), complicating their utilization as arguments or evidence. To address this challenge, scholars have devised various methodologies, with tarjih emerging as the principal solution for resolving these discrepancies. This research aims to answer two main questions: 1) What are the principles involved in the tarjih process of Hadiths? and 2) How is the tarjih method applied to Hadiths deemed contradictory? Utilizing a literature review approach, this study collects and analyzes relevant data. It identifies seven primary principles in the tarjih of contradictory Hadiths, encompassing the investigation of narrators' conditions, the age of narration, the methodology of narration, the timing of narration, the phrasing of the Hadith, the legal content, and external factors. These findings offer new perspectives in Hadith studies, particularly in addressing disagreements related to Hadiths. ABSTRAK Dalam pengembangannya, para ulama sering kali menemukan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang tampak kontradiktif atau mengalami perbedaan pendapat (ikhtilaf), yang menyulitkan penggunaannya sebagai argumen atau hujjah. Untuk mengatasi permasalahan ini, ulama telah merumuskan berbagai metode, dengan tarjih menjadi solusi utama dalam menyelesaikan ikhtilaf tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan utama: 1) apa saja prinsip-prinsip dalam proses tarjih hadis, dan 2) bagaimana penerapan metode tarjih pada hadis-hadis yang dianggap kontradiktif. Melalui metode kepustakaan, penelitian ini mengumpulkan dan menganalisis data terkait. Hasilnya, ditemukan tujuh prinsip utama dalam tarjih hadis yang kontradiktif, meliputi penelusuran keadaan perawi, usia periwayatan, metode periwayatan, waktu periwayatan, redaksi hadis, kandungan hukum, dan faktor eksternal. Temuan ini memberikan wawasan baru dalam studi hadis, khususnya dalam menyelesaikan perbedaan pendapat terkait hadis.

Page 1 of 1 | Total Record : 6