cover
Contact Name
Endah Triastuti
Contact Email
endah.triastuti@ui.ac.id
Phone
+622178849018
Journal Mail Official
jki@ui.ac.id
Editorial Address
Gedung Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, Jawa Barat, Indonesia
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Komunikasi Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 23019816     EISSN : 26152894     DOI : https://doi.org/10.7454/jkmi
The aim of the Jurnal Komunikasi Indonesia is to promote and enhance advanced academic discussions, including research development and debates in the field of media and communication. It also serves as a interdisciplinary forum for researchers and industry players who use research as the frame for social awareness, development, and change. We welcome any submission of manuscripts throughout the year. Authors are invited to submit scholarly works on communication such as International Relations, Media Management, Film and Media Arts, Game Studies, Digital Education and Communities, Communication and Policies, Globalization and Social Impact, Youth and Media, Audience and Perception Analysis, Democracy and Integration, Media Literacy and Education, Media and Development, Health Communication, Political Communication, Hegemony and the Media, Gender and Sexuality, Queer and Media, Social Media and Subcultures, Popular Culture and Society, Media and Religion, Media and Identity, War/Peace Journalism, Conflict and Crisis Communication, Strategic Communication and Information Management, Digital Media, Advertising and Persuasive Management, Public Relations and Crisis Management, Global Journalism and relevant areas from the standpoint of media and communication.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 3, No. 2" : 7 Documents clear
Hak Kekayaan Intelektual Sebagai Masalah Komunikasi Haryanto, Ignatius
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 3, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini hendak mengajak para sarjana dan peneliti komunikasi memberikan perhatian pada masalah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang bisa menjadi salah satu aspek penelitian dalam dunia ilmu komunikasi. Paling tidak ada lima perspektif yang akan ditunjukkan di sini untuk melihat problematika HKI sebagai bagian dari kajian komunikasi: yaitu perspektif ekonomi politik komunikasi, perspektif komunikasi internasional, perspektif komunikasi sebagai bagian dari hak budaya, perspektif terkait dengan perkembangan masyarakat informasi, dan perspektif yang melihat perkembangan media baru. Tulisan ini juga menyarankan pendekatan multidisipliner yang lebih banyak dalam melihat berbagai fenomena komunikasi, karena pada awalnya komunikasi juga berutang pada disiplin ilmu lain seperti psikologi, politik, persuasi, retorika, dll. The article aims to draw the attention of communication scholars and researchers to Intellectual Property as one of research subjects in the contemporary communication science. At least this article points out five communication perspectives to observe the matters of Intellectual Property as part of communication analysis. They are political economy of communication; international communication; communication as part of cultural rights; development of information society, and new media development. This article also suggests the use of more multidisiplinary approaches to analyze many communication phenomena, since at the begining communication studies owed to other disciplines like psycology, politics, persuasion, rhetorics etc.
Analisis Isi Surat Kabar Lokal Online di Kabupaten Banyumas Lindawati, Lisa
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 3, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa merupakan entitas penting di Indonesia. Pasalnya, sebagian besar wilayah Indonesia adalah desa. Sejauh ini isu desa belum menjadi perhatian sebagian besar media, termasuk media lokal yang notabene dekat dengan entitas desa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi. Objek penelitian adalah dua surat kabar lokal online yang berbasis di wilayah Kabupaten Banyumas, yaitu Radar Banyumas dan Satelit Post dalam rentang waktu 1 tahun (Maret 2013 -Maret 2014). Dari hasil penelitian, tercermin bahwa media sibuk dengan isu besar yang cenderung “Jakarta Sentris”. Jikalau diberitakan, desa ditempatkan sebagai komunitas yang inferior dan termarginalkan. Isu tentang Desa seringkali dikaitkan dengan kriminalitas, peristiwa bencana, dan juga kemiskinan. Padahal, ada banyak sisi lain dari desa yang dapat ditonjolkan dan memberikan dampak positif bagi pembangunan Desa. Perlu sinergitas antara desa dengan media dalam membangun wacana positif tentang Desa. Peluangnya, meskipun dalam produk yang dihasilkan oleh media belum mencerminkan sinergitas tersebut, ada komitmen yang diutarakan redaksi untuk lebih memperhatikan desa dalam pemberitaannya. Village is an important entity in Indonesia. The reason is Indonesia mostly comprises rural areas. So far most media outlets, including local media that are in fact in close proximity to villages, lack interest in the issue of village.This research used the content analysis method. The study was conducted on two local online newspapers based in Banyumas regency, namely RadarBanyumas and Satellite Post within a span of 1 year (March 2013-March 2014). The research found the media tend to be Jakarta-centered as they were busy with big issues that were happening in the capital city. When covered, villages are treated as inferior and marginalized communities. The issue of village is often associated with crime, disasters and poverty, whereas there are lots of other sides of the village that the media can promote to spur rural development. Synergy between villages and the media to build a constructive discourse about village is imperative. Although the products of the media have not yet reflected the synergy, there is commitment from the editors to paying more attention to village affairs.
Serupa Tapi Tak Sama: Disagregasi dalam Morning show di Indonesia Rastuti, Maritta Cinintya
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 3, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini memisahkan istilah berita pagi – yang lebih dikenal – dari morning show, sehingga memperkenalkan istilah baru dalam format televisi di Indonesia. Daya tarik Morning show sebagai format program berita yang lebih santai dan informal, menimbulkan perbedaan yang sistematis sehingga mudah untuk diadaptasi. Alhasil, Morning show berhasil menyebar ke berbagai benua serta menjadi agen globalisasi media. Berfokus pada tiga program di Indonesia, yang berada di bawah definisi Wieten (2000), artikel ini mengeksplorasi penyesuaian oleh stasiun televisi Indonesia dalam memasukkan muatan lokal pada format global. Penolakan oleh pelaku media lokal terhadap homogensiasi, memunculkan disagregasi yang berhasil membedakan satu program dari yang lain. This article separates the term of morning news program – which is better known as – from morning show, hence introduces a new genre of television format in Indonesia. The lures of morning show as a more relaxed, informal form of news program has created such systematic distinctions that are easy to adapt. As a result, morning show can spread across continents and become an agent of media globalization. Focusing on three national programs that fall under the category of morning show according to Wieten (2000), the article explores adjustments attempted by Indonesian television stations in promoting local contents in the global format. Resistance of local media players to homogeneity generates emerges disaggregation that successfully differentiates one program from the other.
Pemaknaan Khalayak Media Berbasis Komunitas Interpretif: Studi Pemaknaan Fiksi Gay Romantis Oleh Pembaca Perempuan Lajang Savitri, Dewi Utami
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 3, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi ini membahas pemaknaan khalayak media berbasis komunitas interpretif; sebuah konsep yang menekankan pada pemaknaan media secara kolektif serta pengaruh konteks sosial budaya dalam strategi pemaknaan. Dengan menggunakan konsep tersebut, penelitian ini mengangkat topik pemaknaan fiksi gay romantis di antara pembaca perempuan lajang. Penelitian ini adalah studi kualitatif dengan paradigma konstruktionisme sosial dan menggunakan fokus grup diskusi sebagai metode pengambilan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fiksi gay romantis menjadi alternatif bacaan akibat ketidakpuasan terhadap representasi perempuan pada media baca lain. Fiksi gay romantis juga dimaknai sebagai sarana pelajaran seksualitas, meningkatkan rasa persaudaraan perempuan, sekaligus menumbuhkan kesadaran sosial terhadap keberadaan gay sebagai kaum minoritas. Secara akademis, penelitian ini memberikan alternatif kajian khalayak di luar analisa resepsi. Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa komunitas yang terbentuk secara online tetap dapat memiliki strategi pemaknaan yang serupa. This study discusses efforts to find the meaning of interpretative community-based media audience; a concept that emphasizes on collective interpretation and the influence of socio-cultural context in interpretive strategy. Using this concept, the study chooses the topic of the meaning of gay romance fiction among single female readers. This qualitative study applied social constructionism paradigm as the method of data collection. Results show that gay romance fiction provides reading alternative due to dissatisfaction with underrepresentation of women in other media. The gay romance fiction is also regarded as a medium to learn sexuality, increase the sense of sisterhood as well as raise social awareness about the existence of gays as a minority group. Academically, this study offers an alternative to audience aside from reception analysis. It also shows that online communites can replicate the interpretative strategy.
Profesionalisme Jurnalis Media Online: Analisis dengan Menggunakan Semiotika Charles Morris Irmayanti, Meiselina
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 3, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Profesi jurnalis media online menuntut profesionalisme sebagaimana tertuang dalam kode etik jurnalistik 2011, UU Pers No 40 Tahun 1999 dan Pedoman Pemberitaan Media Siber 2012. Peneliti mengamati berita sebagai karya jurnalistik sekaligus sebagai bukti untuk menggambarkan kinerja profesional jurnalis dengan menerapkan teori deontologis sebagai pisau analisis penelitian. Metode dalam penelitian ini terfokus pada aspek semantik dan sintaktik terhadap 1149 berita asli dari tiga situs media online masing-masing, 362 berita Detik.com, 458 berita Kompas.com, 329 berita Republika.co.id sepanjang Juni 2014 hingga Mei 2017. Penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa dimodifikasi untuk mengelabui pembaca dan untuk memenuhi kepentingan pemilik, ekonomi dan politik. Selain itu, jurnalis “menghilangkan” hak klarifikasi pihak-pihak yang terkait fenomena yang menjadi pemberitaan di media online. Secara statistik, 262 berita Detik.com, 264 berita Kompas.com dan 163 berita Republik. co.id tidak objektif dalam melaporkan peristiwa. Selain itu, terbukti media online selalu melakukan kesalahan kaidah bahasa dengan intensitas 4-6 kali untuk 150-250 kata dalam satu berita. Online media journalist profession demands professionalism as stated in the 2011 Journalist Code of Ethics, Press Law No. 40/1999 and the 2012 Cyber Media Guidelines. The researcher observed news as a journalistic work as well as evidence to illustrate the professional performance of journalists by applying the deontological theory as an analytical tool. The method in this study focused on the semantic and syntactic aspects of 1149 original news stories produced by three online media sites, 362 items from detik.com, 458 from kompas.com and 329 from republika.co.id from June 2014 to May 2017. The study shows that language is modified to trick the audience and satisfy the owner, political and economic interests. Besides, online media journalists “deprive” the parties named in the news reports of their right to clarify. Statistically, 262 news items from detik.com, 264 from kompas.com and 163 from republika.co.id are not objective. In addition, online media always commit linguistic mistakeswith intensity of 4-6 times in every 150-250 words of a single news item.
The Circulation Network of East Asian Television Dramas in Indonesia: Television and Pirated DVDs as Intermediaries Tambunan, Shuri Mariasih Gietty
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 3, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

East Asian television dramas from Japan, Taiwan and South Korea have become a significant part of the cultural globalization process in the Indonesian mediascapes since the 1990s. The Indonesian cultural, political and social specificities have created significant distinctions on how these television dramas reconstruct the shared imagination of (East) Asia in comparison with how it is in other locales. The research findings have extended the discussion of geocultural/linguistic regions, which argues that the success of a television drama in one region, for example telenovelas in Latin America, is affected by a similar cultural and linguistic background. It echoes that the Asian case should be analyzed in a distinctive framework compared to other regional case studies, specifically in the circulation and distribution process. The research concerns a multi-layered analysis that draws on the methodological resources of textual analysis and institutional research, which contextualized these television dramas culturally, historically and geographically. The aim is to understand how the two primary media technologies in the in-between space of production and consumption, namely television and pirated DVDs, work as intermediaries and also as gatekeepers since they precondition commonalities between these television dramas with local expectations. Drama televisi dari Jepang, Taiwan dan Korea Selatan telah menjadi bagian dari proses globalisasi budaya di Indonesia sejak tahun 1990an. Indonesia memiliki konteks budaya, politik dan sosial yang spesifik sehingga ada perbedaan yang signifikan dalam proses pemaknaan drama televisi ini dalam hubungannya dengan bagaimana imaginasi mengenai ‘Asia’ (Timur) dilakukan di Indonesia apabila dibandingkan dengan negara lain. Hasil penelitian pada akhirnya mengembangkan diskusi mengenai wilayah geocultural/linguistik yang mengasumsikan bahwa kesuksesan drama televisi di sebuah wilayah, misalnya Amerika Latin, dilatarbelakangi persamaan budaya dan sistem linguistik. Maka dari itu, studi kasus ini, yang terjadi di wilayah regional Asia, harus dianalisa dengan kerangka pemikiran yang berbeda dibandingkan dengan studi kasus di wilayah regional lainnya terutama dalam proses sirkulasi dan distribusi. Penelitian ini menggunakan beberapa metode seperti analisis tekstual dan studi institusional yang memposisikan drama televisi dari negara Asia Timus sesuai dengan konteks budaya, sejarah dan geografinya. Tujuan utama penelitian ini adalah memaknai bagaimana dua mediateknologi, televisi dan DVD bajakan, bekerja sebagai intermediaries dan juga sebagai gatekeepers ketika kedua media ini mengkonstruksikan commonalities (asumsi bahwa adanya persamaan antara apa yang ditampilkan di drama televisi dengan konteks lokal Indonesia).
Media Sosial dan Komunikasi Politik Era Digital Wiguna, Wiguna
Jurnal Komunikasi Indonesia Vol. 3, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 7