cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Limbah
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin LIMBAH terdiri dari rubrik atrikel dan info limbah. Rubrik artikel memuat makalah tentang Iptek Limbah meliputi tren teknologi pengolahan limbah serta aspek keselamatan lingkungan. Sedangkan info limbah berisi informasi mutakhir tentang Iptek limbah dari dalam dan luar negeri, serta aktifitas PTLR-BATAN.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2009): Tahun 2009" : 5 Documents clear
EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TAHUN 2004 -2008 Lucia Kwin Pudjiastuti; Arie Budianti; Muhamad Cecep Cepi Hikmat
Buletin Limbah Vol 13, No 1 (2009): Tahun 2009
Publisher : Buletin Limbah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.326 KB)

Abstract

EVALUASI PENGENDALIAN KESELAMATAN RADIASI DAN NON RADIASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RADIOATIF TAHUN 2004-2008. Pengendalian keselamatan radiasi dan non radiasi dalam pengolahan limbah radioaktif di PTLR selama tahun 2004-2008 perlu dilakukan evaluasi. Tujuan evaluasi pemantauan adalah untuk dapat memperkirakan penerimaan dosis pada pekerja, masyarakat dan lingkungan, serta memberikan perlindungan kepada pekerja dan meyakinkan kepada pekerja agar dapat bekerja dengan aman dan terkendali. Pengendalian dilakukan dengan pemantauan terhadapa potensi bahaya radiasi yang meliputi pemantauan laju dosis dan kontaminasi baik udara maupun permukaan secara rutin dan pada saat proses, serta pemantauan dosis kumulatif di daerah kerja. Pengendalian non radiasi dilakukan dengan melakukan pemantauan terhadap kondisi lingkungan, penerangan, serta akses personel.. Hasil pemantauan diperoleh data laju dosis daerah kerja antara 0,15 µSv/jam - 0,64 µSv/jam dan rata-rata 0,23 µSv/jam, Laju dosis tertinggi di Interm Storage (IS) rata-rata sebesar 4,65 µSv/jam atau sebesar 6,20 % dari nilai batas, kontaminasi permukaan gross α berkisar antara 0-0,0191 Bq/cm2 atau rata-rata 0,0038 Bq/cm2, sedangkan tingkat kontaminasi gross β/γ berkisar antara 0 – 0,0913 Bq/cm2 atau rata-rata 0,0409 Bq/cm2, kontaminasi udara 0 – 0,0105 Bq/m3 atau 0 – 0,86 % untuk gross α dan antara 0 – 0,0032 Bq/m3 atau 0 – 0,28 % untuk gross β/γ, dosis kumulatif antara 0,21 – 2,02 mSv/tahun. Hasil pemantauan masih jauh dibawah nilai batas yang telah ditentukan. EVALUATION OF RADIATION AND NON RADIATION SAFETY ON RADIOACTIVE WASTE TREATMENT PERIOD 2004-2008. Control of radiation and non radiation safety on radioactive waste treatment has been done during 2004-2008. The aim of this activities are to estimate radiation dose in worker, society and the environment, also to give the protection for the worker and convince the worker to work peaceful. This activities to do with measurement dose-rate, airborne contamination, surface contamination routine and during process, also measurement of cumulative dose in the working area.. Non radiation control to do with control environment situation, enlightenment also aces personal. The results of these activities for dose-rate were between 0.15 µSv/h – 0.64 µSv/h and average is 0.23 µSv/h. Dose rate higher in Interim storage is 4,65 µSv/h average or 6.20% from limited dose. Surface contamination gross α were 0-0.0191 Bq/cm2, or average were 0,0038 Bq/cm2 and 0 – 0.0913 Bq/cm2 or average were 0,0409 Bq/cm2 for gross β/γ. Airborne contamination were 0 – 1.05E-02 Bq/m3 or 0 – 0,86 % for gross α and 0 ~ 0.32E-02 Bq/m3 or 0 – 0,28 % for gross β/γ. The cumulative-dose is 0.21 – 2.02 mSv/year. The results of working area control are under limitation dose for the worker.
PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH TENORM DARI INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI Sucipta Sucipta
Buletin Limbah Vol 13, No 1 (2009): Tahun 2009
Publisher : Buletin Limbah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.618 KB)

Abstract

PENYIMPANAN LESTARI LIMBAH TENORM DARI INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI. Limbah Technically Enhanced Naturally Occurred Radioactive Materials (TENORM) yang berasal dari industri/pertambangan minyak dan gas bumi, wajib dikelola agar tidak mencemari lingkungan dan membahayakan masyarakat. Tahapan pengelolaan yang harus dilakukan meliputi inventarisasi, identifikasi, pengangkutan, on-site dan atau off-site treatment, pewadahan, penyimpanan sementara dan penyimpanan lestari. Dalam makalah ini hanya akan dibahas tentang penyimpanan lestari limbah TENORM. Arahan International Atomic Energy Agency (IAEA) dan pengalaman dari beberapa negara maju dalam penyimpanan lestari limbah TENORM bisa dikaji untuk dikembangkan dan diterapkan di Indonesia. Dengan hasil kajian tersebut maka diharapkan masalah penyimpanan limbah TENORM dapat ditangani dengan baik, yang dilandasi dengan karakterisasi tapak, desain pewadahan, fasilitas disposal dan pengkajian keselamatan yang memadai. Dengan konsep yang optimal maka bisa diterapkan di masa mendatang untuk mendukung program industri nasional yang menjamin keselamatan masyarakat dan lingkungan. DISPOSAL FOR TENORM WASTE FROM OIL AND GAS INDUSTRY. Technically Enhanced Naturally Occurred Radioactive Materials (TENORM) waste, mainly originated from petroleum industry/mining, must be managed to protect the environment and the public from contamination and damage. The steps of the management of TENORM waste include identification, inventory, transport, on-site and or off-site treatment, packaging, storage and disposal. This paper would only explain about disposal for TENORM waste. IAEA recommendation and the experiences of TENORM waste disposal from various advance countries could be assessed to be developed and applied in Indonesia. For this reason there is needed an effort to solve the problem in Indonesia by an appropriate disposal system development which suitable with the wastes and the sites. Based on the results of the study, the problem of waste emplacement could be solved well, based on site characterization, package design, disposal and an appropriate safety assessment. Finally, by finding the optimum concept could be applied in the future to support the national industry program which assure the public and environmental safety.
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT HASIL DEKOMISIONING FASILITAS INSTALASI PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK Bung Tomo; Irwan Santoso
Buletin Limbah Vol 13, No 1 (2009): Tahun 2009
Publisher : Buletin Limbah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.856 KB)

Abstract

PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT HASIL DEKOMISIONING FASILITAS PEMURNIAN ASAM FOSFAT PETROKIMIA GRESIK. Dekomisioning Fasilitas Pemurnian Asam Fosfat – Petrokimia Gresik (PAF-PKG) adalah untuk menghentikan secara tetap beroperasinya fasilitas PAF-PKG yang digunakan untuk memproduksi “yellow cake”. Limbah hasil dekomisioning berupa limbah padat, cair, sluge dan yellow cake diolah oleh Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR). Tujuan pengolahan adalah untuk mengungkung limbah dan mengurangi laju dosis paparan yang ditimbulkannya. Pengolahan limbah padat dilakukan dengan cara immobilisasi menggunakan matriks semen. Limbah padat dipreparasi dan dimasukkan dalam drum 100 liter, selanjutnya drum 100 liter yang sudah berisi limbah dimasukkan dalam drum 200 liter untuk menjalani proses immobilisasi. Adonan semen dibuat dengan komposisi 1 liter adonan semen terdiri dari 1,313 kg semen; 0,328 kg pasir; 0,437 liter air; 0,029 liter aditif. Dosis paparan limbah sebelum diolah antara 0,25 – 25,00 µSv/jam dan paparan setelah diolah antara 0,17 - 9,31 µSv/jam. Densitas bulk dari drum 200 liter hasil immobilisasi antara 1250 - 2330 kg/m3. Pada pengolahan limbah radioaktif padat hasil dekomisioing Instalasi PAF-PKG dengan cara immobilisasi dengan matrik semen telah diperoleh 149 drum 200 liter. TREATMENT OF SOLID RADIOACTIVE WASTE RESULTED FROM DECOMISSIONING OF PHOSPORIC ACID PURIFICATION FACILITY PETROKIMIA GRESIK. Decomissioning of phosporic acid purification facility Petrokimia Gresik (PAF-PKG) was performed to stop permanently the operation of facility for taking “yellow cake”. Docomissioning activities results the solid waste, liquid waste, sludge and remaining powder. All of them were handled on Radioactive Waste Technology Centre. The objective of thats radioactive waste treatment is to shield radioactive waste and reduce waste exposure dose. Method of treatment is immobilization by cement matrix. Solid waste and than putted in to 100 litre drum for immobilization process on the 200 litre drum. The composition of 1 litre cement slurry is 1,313 kgs cement; 0,328 kgs sand; 0,437 litre water; 0,029 litre additif. Radiation doses of waste before treatment is 0,25 – 25,00 µSv/hr and after treatment is 0,17 - 9,31 µSv/hr. The bulk density of solidified 200 litre drum is 1250 - 2330 kg/m3. Radioactive waste from decomisioning PAF-PKG was immobilized into 149 drum of 200 litre.
PEMODELAN INPUT PENCEMAR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN FITOPLANKTON DI TELUK JAKARTA Murdahayu Makmur
Buletin Limbah Vol 13, No 1 (2009): Tahun 2009
Publisher : Buletin Limbah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.23 KB)

Abstract

PEMODELAN INPUT PENCEMAR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN FITOPLANKTON DI TELUK JAKARTA. Semakin meningkatnya ledakan fitoplankton di perairan laut belakangan ini, salah satunya disebabkan karena pengaruh zat atropogenik yang semakin banyak masuk ke dalam perairan, termasuk zat pencemar organik yang mengandung pospat, nitrat dan silikat. Dampak ledakan fitoplankton akan menyebabkan terganggunya kesehatan masyarakat dan secara ekonomi akan mengganggu perikanan laut. Dampak ekologi lain adalah berubahnya habitat perairan laut dan merusak tatanan pesisir pantai. Untuk itu, dibutuhkan suatu model prediksi yang dapat memperkirakan kejadian ledakan fitoplankton untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan. Dengan menggunakan perangkat lunak Powersim, model hubungan antara jumlah input organik dan jumlah fitoplankton di Teluk Jakarta dapat dimodelkan dan disimulasi dalam suatu model dinamik. Didapatkan bahwa ada pengaruh yang cukup kuat antara jumlah pencemar organik, yang diwakili oleh jumlah pospat, nitrat dan silikat terhadap pertumbuhan fitoplankton dari kelompok diatom dan dinoflagelata. Model yang dihasilkan dapat dijadikan dasar kebijakan pengaturan pembuangan limbah organik ke badan air sehingga ledakan fitoplankton dapat diminimalkan.
PENGARUH VAC OFF GAS TERHADAP TINGKAT KONTAMINASI UDARA PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF DI PTLR BATAN SERPONG Budiyono Budiyono; Untara Untara; Gatot Sumartono
Buletin Limbah Vol 13, No 1 (2009): Tahun 2009
Publisher : Buletin Limbah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.652 KB)

Abstract

PENGARUH VAC OFF GAS TERHADAP TINGKAT KONTAMINASI UDARA PADA INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF DI PTLR BATAN SERPONG. Telah dilakukan pengukuran tingkat kontaminasi udara untuk mengetahui distribusinya dalam gedung IPLR. Sampel diambil di zona 1, zona 2 dan zona 3 dengan variasi waktu pada kondisi VAC-Off Gas hidup dan mati. Hasil pencuplikan udara diukur dengan pencacah  /  aktivitas rendah. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa semakin lama VAC dalam kondisi mati, semakin tinggi konsentrasi kontaminan di dalam gedung. Untuk kondisi VAC mati 64 jam (libur normal), kontaminasi udara tertinggi mencapai 3,6 kali nilai batas ambang. Sedangkan untuk kasus 88 jam gedung tanpa operasi VAC, konsentrasi kontaminan mencapai 5 kali nilai batas yang diijinkan. Kontaminasi udara turun menjadi di bawah nilai ambang, setelah VAC hidup selama 0,8 jam. Sedangkan nilai konsentrasi kontaminan sama dengan udara luar dicapai setelah VAC dioperasikan selama 1 jam. INFLUENCE OF VAC OFF GAS TO AIR CONTAMINATION IN RADIOACTIVE WASTE INSTALATION AT PTLR BATAN SERPONG. Measurement of air contamination has been conducted to evaluate its distribution in the building of radioactive waste treatment installation. Samples were taken in various time from zone-1, zone-2, and zone-3 of the building when VAC off gas system was on and off. The samples were taken from air in the building and measured using  /  activity counter. The research result show that as VAC off gas turned off then gas concentration will be increasing. When VAC was not operated in 64 hours (weekend holidays) air contamination reached 3,6 time higher than its permission limit. More over, in 88 hours without VAC operation gas concentration reached 5 times higher than permitted limit. Air contamination reduced to below permitted limit after 0,8 hour of VAC operation and it reached same level with gas concentration in external air after 1 hour of VAC operation.

Page 1 of 1 | Total Record : 5