cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Swara Bhumi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017" : 12 Documents clear
PENGARUH  FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN GOEGRAFIS TERHADAP PRODUKTIVITAS USAHA TAMBAK IKAN BANDENG SEJAK PEMBUANGAN LUMPUR LAPINDO KE SUNGAI PORONG DI KECAMATAN PORONG DAN DI KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO MASITANINGRUM, PRAMESTI
Swara Bhumi Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bencana lumpur Sidoarjo yang terjadi pada tahun 2006 telah berdampak luas bagi kehidupan masyarakat sekitar. Material yang terkandung di lumpur lapindo dapat berpengaruh langsung terhadap budidaya bandeng  kawasan tambak di Kabupaten Sidoarjo dan sekitarnya. Berdasarkan hasil uji kualitas air diketahui bahwa air lumpur Porong-Sidoarjo mengandung Phenol, Zat Tersuspensi (TSS), Zat Padat Terlarut (TDS), Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chamical Oxygen Demand (COD) melebihi baku mutu lingkungan (Direktorat Pesisir dan Lautan, Dep KP, 2006). Produktivitas budidaya ikan bandeng di Kecamatan Jabon pernah menurun hingga 48% sedangakan produktivitas budidaya ikan bandeng di Kecamatan Porong hanya mengalami penurunan sebesar 5%. Kecamatan Jabon dan Kecamatan Porong merupakan wilayah yang berada dekat dengan daerah semburan lumpur lapindo dan pembuangan lumpur ke sungai porong. Tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor lingkungan geografis (faktor-faktor produksi) terhadap produktivitas usaha tambak ikan bandeng di Kecamatan Jabon dan Kecamatan Porong dan untuk mengetahui isu pencemaran lumpur lapindo terhadap produktivitas tambak ikan bandeng berdasarkan variasi jarak tambak dengan pusat pembuangan lumpur lapindo maupun dengan sungai porong. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat penggumpulan data yang dianalisis dengan persamaan regresi berganda dan analisis System Informasi Geografi (SIG) yang berdasar pada nilai variabel setiap  tambak ikan bandeng. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sample(sampel bertujuan), yaitu dilakukan dengan cara mengambil subyek didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 titik. Hasil analisis serta pembahasan dapat dikemukakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas ikan bandeng di Kecamatan Porong dan Kecamatan Jabon adalah ketinggian tempat, penggunaan obat-obatan, dan hari orang kerja, sedangkan variabel yang lain seperti luas lahan,  jarak tambak-pembuangan, jarak tambak-sungai, kualitas air, dan teksturtanah memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan. Isu adanya pengaruh pembuangan lumpur lapindo terhadap produktivitas usaha tambak ikan bandeng tidak dapat dibetulkan. Pembuangan lumpur lapindo ke sungai porong tidak memberikan kerugian yang fatal terhadap produktivitas usah tambak ikan bandeng dikarenakan kandungan lumpur lapindo tidak secara langsung memcemari perairan tambak ikan bandeng dan disekitar tambak dikelilingi pohon bakau yang berfungsi menyerap zat-zat berbahaya. Faktor-faktor lingkungan geografis yang ada, penggunaan obat-obatan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas ikan bandeng di Kecamatan Porong dan Kecamatan Jabon mempunyai nilai α < 0,05 yakni sebesar sig. = 0,000 dan β = 0,601. Hal ini dikarenakan penggunaan penambahan obat vitamin nafsu makan digunakan sesuai dosis pemakaian dan dapat mempersingkat waktu panen dengan hasil yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis kompleks kewilayahan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) diperoleh tambak-tambak yang berpotensi memiliki produktivitas tambak ikan bandeng tinggi apabila ketinggian tempat rendah, penggunaan obat-obatan tinggi, dan hari orang kerja rendah yaitu tambak yang berada di sekitar titik B.   Kata kunci: Lumpur Lapindo, Faktor Produksi, Produktivitas Usaha Tambak Ikan Bandeng.
PENGEMBANGAN HANDOUT GEOGRAFI SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM KAITANNYA DENGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN APRILIA SARI, SUCI
Swara Bhumi Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di MA BAHRUL ULUM mengenai bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran, siswa hanya memperoleh  materi pelajaran dari buku teks yang terbatas serta referensi buku  geografi di perpustakaan yang kurang variatif sehingga dalam pembelajaran siswa hanya bergantung pada guru dan buku teks yang terbatas dan menyebabkan hasil belajar yang masih rendah.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan, kelayakan, dan hasil belajar siswa setelah diberikan bahan ajar berupa Handout geografi pada materi Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Kaitannya dengan Pembangunan Berkelanjutan.             Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pengembangan 4D model Thiagarajan yang mempunyai 4 tahap yaitu tahap pendefinisian, tahap perencanaan, tahap pengembangan dan tahap penyebaran. Penelitian ini hanya dilakukan tiga tahap yaitu pendefinisian, perencanaan, dan pengembangan, tahap ke empat yaitu penyebaran tidak dilakukan karena keterbatasan waktu dan biaya. Pengembangan perangkat berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), handout dan tes hasil belajar. Mengetahui dampak pengembangan handout terhadap hasil belajar siswa dilakukan dengan cara memberikan pre test dan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis hasil belajar siswa menggunakan SPSS 16 dengan uji t.              Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil validasi dosen ahli  mendapatkan persentase sebesar 66,7%  untuk  kelayakan desain, 80% untuk kelayakan isi dan 80% untuk kelayakan Bahasa.Validasi guru geografi  mendapat persentase sebesar 80% untuk kelayakan desain, 95% untuk kelayakan isi dan 80% untuk kelayakan bahasa.Menurut skala likert dengan kriteria yang di peroleh menunjukkan bahwa handout layak digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data pre test dan post test kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat disimpulkan bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dengan menggunakan uji one sample Kolmogorov smirnov. Uji perbedaan hasil pre test dan post test dengan menggunakan uji t paired sample t test pada kelas eksperimen. Kelas eksperimen diperoleh nilai p sebesar 0.000 < α sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan handout. Kata kunci: Handout Geografi, Materi Pelestarian Lingkungan Hidup   Abstract The result of interview conducted by researcher in MA Bahrul Ulum about learning material used in teaching and learning process showed that the students only received limited information from text books and geography books in the library. Therefore, during teaching and learning process, students just depended on teachers and those limited text books. This study aimed to find out development process, appropriateness, and students’ learning outcomes after given geography handouts as learning materials on Environmental Preservation in Relation with Sustainable Development subject. The design of this research was developmental research using 4D model by Thiagarajan which consists of four stages: defining, planning, developing, and dissemination. However, in this research there were only three stages used, they were; defining, planning, and developing, whilst the fourth stage, dissemination, was not conducted because of limited time and expense. Teaching and learning set developed were lesson plan, hand out, and post-tests. In order to find out the effects of handout development on students’ learning  outcomes, the writer gave  pre-test and post-test on the experiment class and control class. The results of this research showed that the validation from expert lecturer were  66,7% for the design,80% for the contents and 80% for the language and from geography teacher were  80% for the design, 95% for the contents and 80% for the language and it showed that the handout was appropriate to be used in teaching and learning process.  According to the result of pre-test and post-test data analysis on experiment class and control class, it can be concluded that data of the two classes normally distribute using one sample test proposed by Kolmogorov Smirnov. Thus, the writer conducted a test to find out the difference between pre-test and post-test result using paired sample T test on experiment class. From experiment class, it is obtained that p value was 0.000 < a , therefore it can be concluded that Ho is rejected and Ha is accepted which then shows that there is difference between before and after using handout   Keywords: Handout Geography, Material conservation of the environment
ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL PADA TES FORMATIF  KD 3.1, KD 3.2, DAN KD 3.3 MATA PELAJARAN GEOGRAFI SEMESTER GASAL KELAS X SMA NEGERI 1 MANYAR ANGGRAINI NAFI, SELLA
Swara Bhumi Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak                 Berdasarkan keterangan guru geografi di SMA Negeri 1 Manyar, guru melakukan penyusunan alat penilaian bersumberkan pada contoh-contoh soal yang ada pada buku pelajaran, dan kumpulan-kumpulan soal yang ada di bank soal sekolah. Penyusunan soal selama ini dilakukan dengan memperkirakan indeks kesukaran dan indeks daya pembeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kualitas soal pada tes formatif geografi semester gasal kelas X  ditinjau dari segi tingkat kesukaran, 2) Kualitas soal pada tes formatif geografi semester gasal kelas X  ditinjau dari segi indeks daya pembeda.                 Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Obyek penelitian adalah soal,  kunci jawaban, dan lembar jawaban  siswa pada KD 3.1, KD 3.2, dan KD 3.3 mata pelajaran geografi semester gasal kelas X. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi kepustakaan dan metode dokumentasi berupa tes formatif yang telah dikerjakan oleh siswa kelas X IPS 1.Teknik analisis data menggunakan analisis indeks tingkat kesukaran dan indeks daya pembeda.Analisis kuantitatif pada pilihan ganda menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Butir soal tes formatif KD 3.1 menunjukkan analisis indeks tingkat kesukaran soal sebanyak 10% sukar, 63%, sedang dan 27% mudah. Analisis indeks daya pembeda baik sebanyak 0%, sedang 20%, dan  kurang 80%. Hasil analisis butir soal dengan kriteria baik terdapat 1 soal dan 29 soal direvisi. 2) Butir soal tes formatif KD 3.2 menunjukkan indeks tingkat kesukaran soal sebanyak 7% sukar, 23% sedang, dan 70% mudah. Analisis indeks daya pembeda baik sebanyak 0%, sedang 23%, dan kurang 77%. Hasil analisis butir soal dengan kriteria baik terdapat 4 soal dan 26 soal direvisi. 3) Butir soal tes formatif  KD 3.1 menunjukkan analisis indeks tingkat kesukaran soal sebanyak 7% sukar, 40% sedang, dan 53% mudah. Analisis indeks daya pembeda baik sebanyak 0%, sedang 3%, dan  kurang 97%. Hasil analisis butir soal dengan kriteria baik keseluruhan soal yaitu 30 soal direvisi. Secara keseluruhan kualitas butir soal pada bank soal KD 3.1, KD 3.2, KD 3.3 SMA Negeri 1 Manyar termasuk dalam kategori tidak baik dan perlu direvisi kembali apabila soal tersebut dipergunakan. Kata kunci : Indeks Kesukaran, Indeks Daya Pembeda Abstract              Based on the description of the geography teacher at SMA Negeri 1 Manyar, teachers are doing the preparation of an assessment tool which is based on examples of problems that exist in textbooks, and multitudes of problems that exist in the questions bank. Preparation of the matter has been done by estimating the difficulty index and the index of distinguishing. This research aims: 1) To determine the quality of the questions on the test formative geography odd semester grade terms of the difficulty index 2) To determine the quality of the questions on the test formative geography odd semester grade X terms of the discrimination index.              This research is descriptive researches with quantitative methods. The research object is a matter (including answer key), the answer sheets of students at KD 3.1, KD 3.2 and KD 3.3 Odd Semester Geography Class X. data collection through interviews, literature study and documentation of methods of formative tests that have been done by the students of class X IPS 1.Teknik analyzed using the index and the index level of difficulty distinguishing. Quantitative analysis on the multiple choice using Microsoft Excel program.              The results of this study show that: 1) Those items formative tests KD 3.1 analysis of difficulty index shows about 10% the level of difficult, 63% moderate, and 27% easily. Analysis of discrimination index show about  good of 0%, was 20%, and less than 80%. From the analysis of items with both criteria are 1 problem, and 29 about revised. 2) Those items formative tests KD 3.2 analysis of difficulty index shows about 7% the level of difficult, 23% moderate, and 70% easily. Analysis of discrimination index show about  good of 0%, was 23%, and less than 77%. From the analysis of items with both criteria there are 4 questions, and 26 about the revised. 3) Those items formative tests KD 3.1 analysis of difficulty index shows about 7% the level of difficult, 40% moderate, and 53% easily. Analysis of discrimination index show about  good of 0%, while 3%, and less than 97%. From the analysis of items with either the overall criteria of 30 questions about the revised.              Overall the quality of items on the questions bank KD 3.1, 3.2 KD, KD 3.3 SMA Negeri 1 Manyar included in the category is not well and needs to be revised again if the issue is being used. Keywords: Difficulty Index, Discrimination Index.
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN BISNIS YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PEDAGANG DI PASAR AGROBIS SEMANDO BABAT DAN PASAR LAMA BABAT ANDINI, PUTRI
Swara Bhumi Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

                                                                                  Abstrak Kecamatan Babat merupakan pusat perdagangan di Kabupaten Lamongan. Ada banyak pasar di wilayah ini. Pasar yang paling besar adalah Pasar Lama Babat berada di kelurahan Babat jenis pasar ecer dan Pasar Agrobis Semando Babat berada di desa Plaosan untuk pasar hasil pertanian dengan sistem pasar grosir. Namun, sistem yang sudah ditetapkan oleh pemerintah hanya berlaku sementara, sehingga pedagang kedua pasar yang awalnya saling membutuhkan, saat ini berebut pembeli. Bahkan kini kedua pasar tersebut menjadi pasar biasa tanpa spesifikasi tertentu terhadap pembeli. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap pendapatan dan pengeluaran yang dialami pedagang. Atas dasar itu peneliti mengangkat permasalahan ini untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan bisnis yang berpengaruh terhadap pendapatan dan pengeluaran pedagang di Pasar Agrobis Semando Babat dan Pasar Lama Babat. Analisis penelitian ini didasarkan pada data primer. Populasi penelitian adalah satuan-satuan wilayah fungsional pasar di Kecamatan Babat yang berjumlah 2 pasar. Terdapat 7 variabel bebas yang dierhatikan dalam penelitian ini yaitu: tingkat pendidikan pedagang, luas kios, modal usaha, daerah asal, tenaga yang dipekerjakan, lokasi usaha, dan pendapatan pedagang diluar usaha. Analisis dijalankan secara statistik berdasarkan persamaan regresi linier. Hasil analisis serta pembahasan dapat dikemukakan bahwa faktor-faktor lingkungan bisnis yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan dan pengeluran pedagang di Pasar Agrobis Semando Babat adalah tingkat pendidikan, luas kios, modal usaha, tenaga yang dipekerjakan, dan pendapatan diluar usaha, sedangkan faktor yag tidak berpengaruh secara signifikan meliputi daerah asal dan luas kios. Faktor lingkungan bisnis yang berpengaruh terhadap pendapatan dan pengeluaran pedagang di Pasar Lama Babat meliputi tingkat pendidikan, modal usaha, tenaga yang dipekerjakan, daerah asal, dan pendapatan diluar usaha, sedangkan faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah luas kios, lokasi usaha, dan daerah asal. Modal usaha menjadi variabel yang paling berpengaruh terhadap pendapatan dan pengeluaran di kedua pasar (93.1 % ). Hal tersebut dikarenakan modal merupakan dasar seseorang untuk melakukan usaha. Dengan adanya modal maka pedagang mampu untuk memvariasikan jenis dagangan dan nantinya akan menarik pembeli. Berdasarkan analisis keterjangkauan wilayah bisnis menggunakan  data daerah asal pembeli dapat diperoleh wilayah bisnis pasar Agrobis Semando Babat dan pasar Lama Babat  meliputi Kabupaten Lamongan, Kabupaten Tuban, Kabupaten Jombang, dan Kabupaten Bojonegoro.   Kata kunci :Pedagang pasar, Pendapatan dan pengeluaran, Faktor – faktor lingkungan bisnis
KAJIAN POLA PERSEBARAN PENDERITA ISPA PADA BALITA DI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO SALDAN, AHMAD
Swara Bhumi Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak  Meningkatnya populasi manusia menciptakan ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi dengan sumberdaya alam yang tersedia sehingga mengakibatkan berbagai masalah sosial dan lingkungan. Persebaran penduduk dalam suatu wilayah memberikan berbagai dampak salah satunya adalah masalah kesehatan, pertambahan penduduk yang selalu mengalami peningkatan menyebabkan laju pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali sehingga menimbulkan peningkatan akan kebutuhan serta pelayanan bagi masyarakat. Beberapa penyakit terkait kondisi lingkungan dan polusi udara memperoleh perhatian khusus salah satunya adalah penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA adalah iklim tropis, prevalensi (peluang terpapar) yang tinggi dari penyakit, parasit, dan defisiansi nutrisi (kurang gizi). Penyakit ISPA serta hubungannya juga dengan faktor lingkungan rumah seperti ventilasi yang buruk, pencahayaan yang tidak memenuhi syarat, kepadatan hunian yang tinggi serta keadaan rumah yang lembab. Kecamatan Balongbendo sendiri mengalami kenaikan sebesar 22% dari tahun 2014 sebesar 425 penderita ISPA Balita menjadi 447 pada tahun 2015. Penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik secara deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo. Sampel dalam penelitian ini adalah orang tua penderita ISPA balita sebesar 169 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan pedoman wawancara dan teknik analisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase dan menggunakan teknik analisis tetangga terdekat atau Nearest Neighbour Analysis (NNA). Berdasarkan temuan data yang didapat di lapangan dari 169 orang tua balita penderita ISPA yang masih memiliki pengetahuan kurang sebesar 96 orang dan yang memiliki pengetahuan baik sebesar 73 orang, sedangkan orang tua yang memiliki sikap kurang sebesar 86 orang dan yang memiliki sikap baik sebesar 83 orang. Analisis tetangga terdekat atau Nearest Neighbour Analysis (NNA) pola persebaran penderita ISPA pada balita yaitu bergerombol dengan nilai T = 0,200735 < 0,7 dan Z score -8,938817. Persebaran pengetahuan orang tua balita penderita ISPA paling banyak terdapat di daerah yang dekat dengan jalan raya dan lokasi industri, selain itu persebaran sikap orang tua balita penderita ISPA  terbanyak terdapat di daerah yang jauh dari jalan raya dan lokasi industri. Hasil tersebut disebabkan oleh faktor lain penyebab ISPA. Kata Kunci : Persebaran ISPA Balita, Pengetahuan, Sikap   Abstract  The increasing of human population makes unbalance conditions between life necessity and availability of natural resources so that it causes social and environment problem. The distribution of population in the region gave tsucheffects like health, rapid growth of population followed by increasing of necessity and public services. Therefore, any disease related toenvironment condition and air pollution was paid special attention and one of them was Acute Respiratory Infections (ARI) disease. The factors influencing to ARI, weretropical climate, high prevalence, parasite, and nutrient deficiency. There wereother factors such as bad ventilation, lack of light, high density, and humidity. In Balongbendo, there was increasing of infant patients with Acute Respiratory Infections of 22% in  year of 2014, that was 425 patients to 447 patients in the year of  2015. The type of this research was analytical survey research with quantitative descriptive. The setting of this research was in Balongbendo, Sidoarjo. The sample of this research was the parent of patients with ARI about 169infants. The data were collected by usinginterviewing manual and analyzed using quantitative descriptive anylisis with percentage and Near Neighbor Analysis (NNA) The result of this research showed that from 169 parents of infants with ARI. There were 96 parents who still had  lack of knowledge, and only 73 with  good knowledge, while the parent having lack of healthy attitude were  as and 83 who had By NNA analysis, the distribution pattern of infant patients with ARI was cluster pattern, that was T =0,200735<0,7and Z score-8,938817. The distribution of parent’ good knowledge was mostly at place near big road and industry location while the distribution of parents’ attitude of healthy was in a place far from big road and industry. The  previous result is based on another factor of ISPA. Keyword : Distribution of ARI, Knowledge, attitude of healthy
ANALISIS KUALITAS UDARA AMBIEN (DUST PARTICULATE) TERHADAP PENYAKIT PERNAPASAN ISPA DI KECAMATAN MANYAR KABUPATEN GRESIK TAHUN 2013-2015 FACHRURROZI, MUCHAMMAD
Swara Bhumi Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Hasil rekapan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai jumlah penderita wabah epidemi/endemi tahun 2013 dan 2014 di Kecamatan Manyar menunjukkan ISPA merupakan gejala penyakit yang paling banyak diderita masyarakat kecamatan Manyar dengan jumlah penderita sebesar 2.676 penderita, lebih tinggi jumlahnya dari penderita wabah muntah berak (muntaber) sebesar 1.087 penderita dan Demam Berdarah (DB) yang berjumlah 62 penderita. Penderita ISPA di wilayah kerja Puskesmas Sukomulyo Kecamatan Manyar meliputi Desa Sukomulyo, Desa Yosowilangun, Desa Roomo, Desa Suci dan Desa Tebalo berjumlah total 1.069 penderita. Jumlah tersebut cukup tinggi mengingat desa-desa tersebut berjarak cukup dekat dengan jalan raya dan industri sehingga diduga hal tersebut menjadi pencetus dari penyakit ISPA pada masyarakat di desa-desa tersebut. Tingkat konsentrasi dust particulate yang tinggi dapat mengakibatkan pencemaran udara yang mencetuskan penyakit ISPA. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran Kualitas Udara Ambien (dust particulate) terhadap penyakit gangguan pernapasan ISPA Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik tahun 2013-2015. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei. Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi dan literatur. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu penentuan sampel dipilih dengan sengaja berdasarkan keputusan subyektif peneliti. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata konsentrasi dust particulate/ partikel debu yang pengukurannya dilakukan di sepanjang Jalan Raya Sukomulyo, Manyar, Gresik sebesar 27,82 µg/m3 melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Jumlah penyakit pernapasan ISPA di wilayah kerja Puskesmas Sukomulyo Kecamatan Manyar kabupaten Gresik yang meliputi Desa Sukomulyo, Desa Yosowilangun, Desa Roomo, Desa Suci dan Desa Tebalo mengalami tren cenderung meningkat. Rata-rata penyakit ISPA tahun 2013 mencapai nilai sebesar 33,2 atau 18 persen. Tahun 2014 rata-rata penyakit pernapasan ISPA mencapai 34 persen dan pada tahun 2015 rata-rata penyakit pernapasan ISPA di wilayah kerja Puskesmas Sukomulyo kecamatan manyar naik menjadi 88 atau 48 persen. Gambaran kemungkinan meningkatnya penyakit pernapasan ISPA yang terjadi disebabkan oleh faktor selain dari dust particulate/partikel debu dikarenakan terdapat pada suatu periode hasil pengukuran partikel debu mengalami penurunan, namun jumlah penyakit pernapasan ISPA justru mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penyakit pernapasan ISPA dalam kasus ini diduga bukan oleh sebab pencemaran udara berupa dust particulate/partikel debu melainkan faktor selain dari pencemaran udara seperti faktor individu atau faktor perilaku dari penderita ISPA. Kata Kunci : Dust particulate, penyakit pernapasan ISPA, analisis deskriptif kuantitatif   Abstract                 The data from statistics of Manyar about epidemi/endemi illnes patterns in 2013 and 2014 at Manyar showed Acute Respiratory tract Infection (ARI) illness was the most common symptoms of the illness afflicting the community of Manyar subdistrict with 2.676 sufferer even higher the number of outbreaks of vomiting diarrhea with 1.087 sufferers and dengue fever with 62 sufferers. ARI sufferers in the working region of Sukomulyo Subdistrict health centers, Manyar which included Sukomulyo Village, Yosowilangun Village, Roomo Village and Tebalo Village were 1.069 sufferers. That number was quite high due to the villages was close to the highway and the industry so predictably it becomes cause of ARI illness on communities in the villages. High concentrations of dust particulate levels could result in air pollution that triggers Acute Respiratory tract Infection (ARI) illness. This research aims to know  the description of dust particulate against respiratory disease in manyar subdistrict, gresik at 2013 to 2015.  The type of the research was a survey. The technique of data collection was using documentation and literature. Sampling techniques used was a purposive sampling method, namely the determination of the sample selected deliberately on the basis subjective decision researchers. Technique of data analysis using quantitative descriptive analysis. The results of the research showed that average concentrations of dust particulate on measurement was done along highway Sukomulyo, Manyar, Gresik of 27.82 µg/m3 exceeding the predetermined quality raw. The number of ARI illnesses in the region Sukomulyo Subdistrict health center of Manyar Gresik that included the Sukomulyo Village, Yosowilangun Village, Roomo Village and Tebalo Village were experiencing a trend of an increased number of ARI illness. Average of ARI illness by 2013 achieved value amounted to 33,2 or 18 percent. In 2014 the average of ARI illness reached 34 percent and in 2015 the average of ARI illness in working region Sukomulyo Subdistrict health centers increased to 88 or 48 percent. The description of the possible caused increasing ARI illness by factors other than dust particulates because it was on a period of measurement results of dust particulate decreased but the number of ARI illness increased. There was a rising possibility of a picture of ARI illness that occured were caused by factors other than dust particulate. This was  because there was  period of measurement results dust particulates that decreased but the number of ARI illness increased. In this case the possibility of a number of ARI illnesses increased was not because of air pollution in the form of dust particulate but other factors such as individual factors or behavior of the sufferers factors of ARI illness. Key words: Dust particulate, ARI illness, quantitative descriptive analysis
PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI, KARAKTERISTK IBU HAMIL DAN PERILAKU IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015 ARIF YUWONO, RAMADHAN
Swara Bhumi Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. BBLR masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan kelahiran bayi. Pada tahun 2015 kejadian BBLR di Kabupaten Lamongan meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 2014 yaitu 727 kasus BBLR dari 17.512 bayi lahir hidup. Kecamatan Lamongan memiliki kasus BBLR yang paling tertinggi dari kecamatan lainnya yaitu sebanyak 46 kasus (6,33%) dari 942 bayi lahir hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat sosial ekonomi, karakteristik ibu hamil dan perilaku ibu hamil serta faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Lamongan tahun 2015. Metode penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan rancangan case control dengan teknik matching yaitu memilih subjek control yang sama dengan kondisi subjek kasus. Pengambilan sampel area dilakukan secara purposive sampling yang didasarkan pada seluruh kasus BBLR sebanyak 46 kasus di daerah penelitian dan ditambah 46 kasus control. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji chi-square dan regresi logistik ganda dengan menggunakan SPSS.  Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel dari sosial ekonomi ibu yang mempengaruhi kejadian bayi dengan BBLR adalah penghasilan keluarga ibu (p=0,01) sedangkan tingkat pendidikan ibu (p=0,549) dan status keluarga ibu (p=0,403)  tidak mempengaruhi kejadian BBLR. Variabel karakteristik ibu hamil yang mempengaruhi kejadian bayi dengan BBLR adalah lama kehamilan ibu (p=0,01) dan penambahan berat badan ibu (p=0,033) sedangkan usia ibu (p=0,520), paritas ( p=0,664),  dan jarak persalinan (p=1,000)  tidak mempengaruhi kejadian BBLR. Variabel perilaku ibu hamil yang mempengaruhi kejadian bayi dengan BBLR adalah olahraga (p=0,023) sedangkan jam istirahat (p=1,000), frekuensi berdekatan dengan perokok (p=1,000), banyak Fe yang dikonsumsi ( p=0,714) dan keadaan gizi (p=0,235)  tidak mempengaruhi kejadian BBLR. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian bayi dengan BBLR dengan menggunakan uji regresi logistic ganda adalah faktor penghasilan keluarga ibu (p=0,01) dan lama kehamilan ibu ( p=0,01). Kata Kunci : BBLR, Tingkat Sosial Ekonomi, Karakteristik Ibu Hamil, Perilaku Ibu Hamil. Low Birth Weight Infant is baby that birth with weight under 2,500 grams with not consider length of pregnancy. Low Birth Weight Infant is still the problem in health domain especially in baby birth healthy. In 2015 cases of Low Birth Weight Infant at Lamongan increased almost two times than cases in 2014 that were 727 cases of 17,512 life birth. District of Lamongan had highest cases of Low Birth Weight Infant than other district that were 46 cases (6.33%) of 942 life birth. The aims of this research were to know the effect of socioeconomic level, characteristic and behavior of pregnant mother also the most affecting factor toward cases of Low Birth Weight Infant at working area of Puskesmas Lamongan in 2015. Method of this research is analytical survey by using case control design with matching technique which is subject control that equal with case subject condition. Sampling area conducted by purposive sampling based on total 46 cases of Low Birth Weight Infant in research area added with 46 cases control. Data analysis techniques were using chi-square and multiple logistic regressions by using SPSS. The analysis result by using chi-square shows that variable of mothers socioeconomic affecting cases of Low Birth Weight Infant is mothers family income (p=0.01), while mothers education level (p=0.549) and mother family status (p=0.403) were not affecting cases of Low Birth Weight Infant. Variable of pregnant mother characteristic which affecting cases of Low Birth Weight Infant are the length of pregnancy (p=0.01) and mothers weight gain (p=0.033), while mothers age (p=0.520), parity (p=0.664), and birth interval (p=1.000) were not affecting cases of Low Birth Weight Infant. The most affecting factor toward cases Low Birth Weight Infant by using multiple logistic regressions are factors of mother family income (p=0.01) and length of pregnancy (p=0.01). Keywords: Low Birth Weight Infant, socioeconomic level, pregnant mothers characteristic, pregnant mother behavior
POLA KEMITRAAN PETANI COKLAT DALAM MENDUKUNG EKSISTENSI KAMPUNG COKLAT DI DESA PLOSOREJO KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR ALMUKAROMAH, SITI
Swara Bhumi Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Perindustrian Indonesia banyak berkembang di daerah pedesaan, salah satunya adalah di wilayah Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar.  Bergerak di bidang edukasi wisata yaitu Kampung Coklat. Keberadan Kampung Coklat ini dianggap memberikan banyak terjadinya perubahan, khususnya dalam aspek perekonomian masyarakat. Keberadaan Kampung Coklat di Desa Plosorejo dianggap dapat memberikan peluang untuk terciptanya lapangan pekerjaan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kemitraan   kampung coklat dengan Petani coklat, pola Kordinasi dan kerjasama Petani Coklat dengan kampung coklat di Desa Plosorejo Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Lokasi penelitian ini berada di Desa Plosorejo, dengan subyek Petani Coklat di sekitar Kampung Coklat. Sasaran dalam penelitian ini adalah pengelola, petani dan pengunjung Kampung Coklat. Hasil penelitian mengenai Kampung Coklat di Desa Plosorejo maka terjalin Pola kemitraan Petani Coklat dengan kampung coklat bersifat kemitraan inti plasma dengan Gapotan Guyub Santosa sebagai cikal bakalnya dan Petani Coklat sebagai suplaiyer utama coklat, koordinasi dari pola kemitraan petani coklat dengan kampung coklat di Desa Plosorejo Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar menggunakan model bottom up, pemberdayaan coklat dimulai dari Gapoktan Guyub Santoso yang memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat Desa Plosorejo Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar untuk membudidayakan tanaman coklat dengan menerapkan joint venture atau bentuk kerjsama yang bersifat lisan dan saling menguntungkan. Kata kunci: kampung coklat, petani coklat, industri   Abstract Industries in Indonesia are growing in rural areas, one of them is in Kademangan, Blitar district in educational tours at Kampung Coklat (Chocolate Village). The existence of Kampung Coklat was considered contribute the changes, especially in the aspect of economy society. The existence of Kampung Coklat in Plosorejo are able to provide opportunities for the creation of new jobs. This research aimed to know the partnership model of Kampung coklat on chocolate Farmers, Coordination and cooperation model of chocolate Farmers in Plosorejo, Kademangan, Blitar dostrict. The research is qualitative approach using case studies. The setting of the research is in Plosorejo, the subject of chocolate Farmers around Kampung Coklat (chocolate village). The target in this current research is the manager, farmers and visitors in Kampung coklat. The results of research in Kampong Coklat  Plosorejo, partnership model chocolate Farmers with kampung coklat was partnership the core of the plasma with Gapotan Guyub Santosa as the beginning and Cocoa Farmers as the primary cocoa supplier. The pattern of partnership model of chocolate Farmers and Kampong coklat in  Plosorejo, Kademangan, Blitar dstrict was using the model bottom-up, reviewing starts from Gapotan Guyub Santosa that provide education and socialization to society in Plosorejo, Kademangan, Blitar district for cultivating cocoa by applying joint ventures or kinds of longer and mutual benefit cooperation. Keywords: kampung coklat, cocoa farmers,industry  
KAJIAN TENTANG PILIHAN MODA TRANSPORTASI PEKERJA MIGRAN SIRKULER DARI KECAMATAN KERTOSONO KE KABUPATEN NGANJUK ANGGRAENI, CHOLIFAH
Swara Bhumi Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Moda transportasi banyak mengalami perubahan, pemerintah di kota besar mulai mengurangi angkutan pribadi dengan memperbaiki fasilitas pada moda angkutan umum sehingga akan menjadi pertimbangan bagi pengguna moda. Pemilihan moda dikatakan sebagai tahap penting dalam perencanaan transportasi. Kecamatan Nganjuk merupakan pusat pertumbuhan dari Kabupaten Nganjuk, dimana pusat pertumbuhan akan dijadikan sebagai tujuan para pekerja untuk menghasilkan barang maupun jasa termasuk pekerja dari Kecamatan Kertosono. Jarak Kecamatan Kertosono ke Kecamatan Nganjuk sekitar 30 km atau 30 menit sehingga membuat para pekerja yang tidak menetap akan melakukan perjalanan setiap hari. Para migran sirkuler tersebut akan dihadapkan pada pilihan jenis moda trasnportasi, yaitu angkutan umum dan angkutan pribadi. Migran sirkuler dalam menentukan pilihan jenis angkutan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti tempat tinggal, jarak tempuh, biaya dan lama perjalanan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1) berapa model transportasi yang dilakukan oleh migran sirkuler pekerja dari Kecamatan Kertosono ke Kebupaten Nganjuk 2) faktor sosial dan ekonomi yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi migrasi sirkuler pekerja dari Kecamatan Kertosono ke Kabupaten Nganjuk.                 Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenalogi. Sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja migran sirkuler dari Kecamatan Kertosono ke Kabupaten Nganjuk dengan menggunakan metode snowball sampling. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa model penggunaan moda transportasi migran sirkuler dari Kecamatan Kertosono menuju Kabupaten Nganjuk  ada 4 model yaitu 1) dari rumah ke tempat kerja menggunakan moda angkutan umum rata – rata digunakan oleh migran sirkuler yang sudah menikah 2) dari rumah menggunakan moda angkutan pribadi kemudian ganti menggunakan moda angkutan umum digunakan oleh migran sirkuler yang tempat tinggalnya jauh dari jalan utama kabupaten 3) dari rumah menggunakan moda angkutan umum lalu berpindah menggunakan moda angkutan pribadi digunakan oleh migran sirkuler yang tempat kerjanya jauh dari terminal 4) dari rumah langsung ke tempat kerja menggunakan moda angkutan pribadi digunakan oleh migran sirkuler wanita yang menginginkan kemudahan dalam transportasi. Kata kunci: Migran Sirkuler, Moda Transportasi  Abstract Transportation modes have many changes, the goverment of major city began to reduce private transport by improving the facilities of public transport so that will be taken into consideration for transportation mode user. Selection mode can be said to be an important step in the planning of transportation. Nganjuk Subdistrict is the central of the growth of NganjukDistrict, which will serve as a growth center of interest of the workers to produce goods and services, including workers from the Kertosono Subdistrict. Distance of Kertosono Subdistrict to the Nganjuk District is about 30 km or 30 minutes so it will make the workers who do not settle will be traveling every day. The circular migrants will be faced with the choicesoftrasnportasi modes, they are public transportation and private transportation. The circular migrants to determine the choice of transportation mode,circular migrants consider various factors, such as housing, mileage, cost and time of travel. The purpose of this study were for1) how many models of transport carried out by circular migran of workers from the KertosonoSubdistrict to Nganjuk District 2) the social and economic factors that influence the selection of transportation modes circular migration of workers from the Kertosono Subdistrict to Nganjuk District. This research includes qualitative research with phenomenological approach. The target in this research are all circular migrant workers from Kertosono Subdistrict to Nganjuk District by using snowball sampling method. Results of this research showed that the usage model of transportation mode for circular migrants from the KertosonoSubdistrictto Nganjuk Districthave four models, they are 1) from home to work place using public transport is mostly used by married informants 2) from home they use private transportation mode and then switchto using public transportation is used by informants who lived far away from the main street districts 3) from home they use public transportation mode and then switchto using privatetransportaion used by informants that their workplace is far from bus station 4) from home directly to the work place using private transportation mode used by lady informants who want the ease of transportation. Keywords: Circular Migrants, Transportation Mode
PENGEMBANGAN MEDIA KARTU MITIGASI BENCANA UNTUK MATA PELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM KELAS X MAN 1 GRESIK KHOMAENI, ARAFAT
Swara Bhumi Vol 0, No 04 (2017): Volume IV nomor 4 tahun 2017
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Abstrak Penelitian yang dilakukan peneliti didasarkan pada permasalahan bahwa siswa di MAN 1 Gresik kelas X IIS 1 pasif dan tidak bersemangat dalam belajar, siswa kelas tersebut memiliki karakteristik hiperaktif yaitu apabila siswa sedang dalam keadaan bersemangat siswa akan ramai sendiri dan tidak kondusif namun ketika siswa tidak bersemangat siswa akan mengantuk, oleh karena itu peneliti mengembangkan media yang dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan simpel dengan permainan yang menyenangkan sehingga memberikan motivasi siswa dalam belajar, memberikan semangat, membuat materi yang disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh siswa sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Peniliti memilih kelas X IIS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 2 sebagai kelas kontrol karena kedua kelas tersebut memiliki karakteristik yang sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. kelayakan media kartu mitigasi bencana pada pelajaran Geografi 2. respon siswa terhadap media kartu mitigasi bencana pada pelajaran Geografi 3. aktivitas guru pada pembelajaran menggunakan kartu mitigasi bencana 4. aktivitas siswa pada pembelajaran menggunakan kartu mitigasi bencana 5. hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan media kartu mitigasi bencana. Metode penelitian ini menggunakan R & D (Research and Development) dengan menggunakan model pengembangan ASSURE yang terdiri dari enam tahap : Analyze learner (menganalisis karakteristik siswa) , State Objective (menetapkan tujuan pembelajaran), Select Media and Material (memilih, metode, media dan bahan ajar), Utilize Media and Material (menggunakan metode, media dan bahan ajar), Require Learner Participant (mengikutsertakan partisipasi siswa), Evaluated and Resive (evaluasi dan revisi).  Penelitian ini diperoleh bahwa hasil penelilitan berdasarkan rumusan masalah terdiri dari kelayakan media pembelajaran, respon siswa, aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Kelayakan media kartu mitigasi bencana sebesar 80,00% (layak), kelayakan perangkat pembelajaran sebesar 70,58% (layak) yang dinilai oleh validator ahli, respon siswa mendapatkan nilai sebesar 82,75% (sangat layak), aktivitas guru kelas eksperimen sebesar 84,00% (sangat layak), aktivitas guru kelas kontrol sebesar 58,00% (cukup baik), aktivitas siswa kelas eksperimen sebesar 91,67% (sangat layak), aktivitas siswa kelas kontrol sebesar 61,07% (cukup baik), rata-rata nilai pretest kelas eksperimen sebesar 57, nilai rata-rata posttest sebesar 79, rata-rata nilai pretest kelas kontrol sebesar 58 dan rata-rata nilai posttest sebesar 69. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan uji Independent sample test di kelas eksperimen maupun kelas kontrol menunjukan bahwa nilai p sebesar 0,000 sehingga nilai p < α 0,05 yang artinya terdapat perbedaan rata-rata nilai posttest dikelas eksperimen dan kelas kontrol dari uji paired sample t-test pretest dan posttest yang dilakukan di kelas eksperimen menunjukan bahwa nilai p sebesar 0,000 yang artinya terdapat perbedaan nilai pretest dan posttest di kelas eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media belajar kartu mitigasi bencana layak dan memenuhi kriteria untuk dijadikan media belajar pada pokok bahasan mitigasi dan adaptasi bencana alam kelas X. Kata Kunci : ASSURE, Media Kartu Mitigasi Bencana, Hasil Belajar.

Page 1 of 2 | Total Record : 12