cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Swara Bhumi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 01 (2016): Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016" : 6 Documents clear
DAMPAK RELOKASI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN PEDAGANG DI PASAR SIMO GUNUNG BANYU URIP KOTA SURABAYA(STUDI KASUS TENTANG DAMPAK RELOKASI PEDAGANG PASAR SIMO GUNUNG BANYU URIP) EVELINE ISFADIAN, LISANDY
Swara Bhumi Vol 4, No 01 (2016): Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DAMPAK RELOKASI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN PEDAGANG DI PASAR SIMO GUNUNG BANYU URIP KOTA SURABAYA (Studi Kasus Tentang Dampak Relokasi Pedagang Pasar Simo Gunung Banyu Urip) Lisandy Eveline Isfadian Mahasiswa S-1 Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Dan Hunkum Universitas Negeri Surabaya evelineisfadian@gmail.com Dr. Murtedjo, M.Si Dosen Program Studi S-1 Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Dan Hukum Universitas Negeri Surabaya Abstrak Jalan Banyu Urip merupakan salah satu koridor perekonomian karena merupakan jalan penghubung antara kota Surabaya dan Gresik. Oleh karena itu, setiap hari selalu terjadi kemacetan. Kemacetan itu terjadi selain karena ruas jalan yang sempit juga karena adanya para pedagang liar yang berjualan di bahu jalan tersebut. Kemudian setelah Pasar Simo Gunung direnovasi, para pedagang liar dan pedagang lama Pasar Simo Gunung direlokasikan ke Pasar Simo Gunung yang telah direnovasi, meskipun telah direlokasikan, masih terdapat adanya pedagang Pasar Simo Gunung yang berjualan dibahu jalan kembali, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui Dampak Relokasi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan Lingkungan Pedagang di Pasar Simo Gunung Banyu Urip Kota Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan Pedagang Pasar Simo Gunung akibat dari adanya relokasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, sedangkan penentuan subyek berdasarkan informasi key Informan. Hasil dari penelitian ini adalah disimpulkan bahwa kebijakan relokasi Pasar Simo Gunung belum sepenuhnya berhasil,masih terdapatnya pedagang liar yang berjualan dibahu jalan yang belum terelokasi. Dampak yang ditimbulkan dari adanya relokasi terhadap kondisi sosial dari pedagang yang telah terelokasi ke Pasar Simo Gunung adalah kehilangan interaksi dengan pelanggan lama, timbulnya ketidaknyamanan pedagang akibat dari adanya program relokasi yang tidak berjalan sepenuhnya, kemudian dampak pada kondisi ekonomi pedagang yang telah terelokasi adalah omzet menurun jika dibandingkan dengan omzet yang didapatkan saat mereka berjualan dibahu jalan. Hal ini memicu pedagang Pasar Simo Gunung melakukan jemput bola dengan berjualan diluar dan adapula yang juga memiliki lapak diluar yang dijaga oleh keluarganya guna menutupi kerugian ketika berjualan di Pasar Simo Gunung. Sedangkan dampak pada kondisi lingkungan pedagang dalam hal aksesibilitas adalah lokasi pasar yang terlalu kedalam dan kurangnya tempat parkir. Mereka memilih pedagang yang berjualan di bahu jalan, dikarenakan mereka bisa langsung membeli ditempat dan tidak memerlukan parkir. Hal ini juga dikarenakan fungsi Pasar Simo Gunung yaitu Pasar grosir, sehingga pembeli terbanyak adalah penjual sayur sepeda motor keliling (rengke’an). Kata kunci : dampak, relokasi, pasar simo gunung Abstract Banyu Urip Street is one of the economic corridors as a connecting road between the cities of Surabaya and Gresik. Therefore, everyday is always traffic jam. Congestion occurred only because the narrow roads as well as their illegal traders selling goods on the road shoulder. Then after Simo Gunung market have been renovated, the illegal traders and old merchants relocated to Simo Gunung Markets that have been remodeled, although it has been relocated, there are the Simo Gunung Market traders who sell goods on the road shoulder are back, therefore researchers are interested to knowing Relocation Impact Of Socioeconomic and Environmental Condition Traders Simo Gunung Market Banyu Urip the city of Surabaya.The purpose of this study was to determine the social, economic, and environmental Market Traders Simo Gunung result of the relocation. The research is a qualitative study using the case study method. Data collection procedures performed by observation, in depth interview and documentation, while the determination of the subjects based on key informant information. Results from this study is, that the relocation of Simo Gunung Market has not been fully successful,still there are illegal traders who sell goods on the road shoulder is not yet relocated. The impact of the relocation of the social conditions of the traders who have relocated to Simo Gunung Market are losing interaction with old customers, the emergence of merchant inconvenience resulting from the relocation program is not running completely, then the impact on the economic conditions are traders who have relocated turnover decreased when compared with the turnover earned when they sell goods on the road shoulder. This triggered traders of Simo Gunung Market do pick up the ball with the outside selling and those that also have a stall outside the guarded by her family in order to cover losses when selling in the Simo Gunung Market. While the impact on the environment in terms of accessibility traders are too into the market location and lack of parking spaces. They choose merchants who sell on the road shoulder, because they can simply buy a place and does not require parking. It is also due to the function of Simo Gunung Markets is the wholesale market, so the biggest buyers are motorcycle vegetable seller (rengke'an). Keywords: impact, relocation, simo gunung market.
KAJIAN HOME INDUSTRIPENGOLAHAN IKAN BANDENG DITINJAU DARI MODAL EKONOMI DAN MODAL MANUSIA DI KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO PUTRI ANGGRAINI, TITA
Swara Bhumi Vol 4, No 01 (2016): Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KAJIAN HOME INDUSTRIPENGOLAHAN IKAN BANDENG DITINJAU DARI MODAL EKONOMI DAN MODAL MANUSIA DI KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO TITA PUTRI ANGGRAINI Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya, Titaputrianggraini@yahoo.co.id Dra. Ita Mardiani Zain, M.Kes Dosen Pembimbing Mahasiswa Abstrak   Kecamatan Sedati merupakan penghasil ikan bandeng terbesar di Kabupaten Sidoarjo. Hasil produksi ikan bandeng yang melimpah ini melatarbelakangi munculnya home industri pengolahan ikan bandeng di kecamatan ini.Kecamatan ini memiliki 40 home industri pengolahan ikan bandeng. Keberadaan home industri pengolahan ikan bandeng di Kecamatan Sedati dipengaruhi oleh modal ekonomi dan modal manusia.Modal manusia dan modal ekonomi mampu menghambat ataupun mendorong eksistensi home industri tersebut, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh modal ekonomi dan modal manusia terhadapeksistensi home industri pengolahan ikan bandeng Kecamatan Sedati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal ekonomi dan modal manusia terhadap eksistensi home industri pengolahan ikan bandeng Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan metode analisis statistik kuantitatif dengan teknik skoring. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modal ekonomi yang mendukung eksistensi home industri pengolahan ikan bandeng antara lain adalah bahan baku dengan nilai rata-rata sebesar 70,8% , pemasaran memiliki nilai rata-rata sebesar 76,3% dan teknologi/alat memiliki nilai rata-rata sebesar 79%, sedangkan yang menghambat adalah modal usaha dengan nilai rata-rata sebesar 53,2% dan pendapatan dengan nilai rata-rata sebesar 53%. Modal manusia yang mendukung eksistensi home industri pengolahanikan bandeng antara lain adalah jumlah tenaga kerja dengan nilai rata-rata 82%, pendidikan tenaga kerja dengan nilai rata-rata 73% dan kemudahan mendapatkan tenaga kerja dengan nilai rata-rata sebesar 70%, sedangkan yang menghambat eksistensi home industri pengolahan ikan bandeng antara lain usia tenaga kerja dengan nilai rata- rata sebesar 52,5% dan kualitas tenaga kerja dengan nilai rata- rata sebesar 52%. Kata Kunci : home industri pengolahan ikan bandeng, faktor modal ekonomi, faktor modal manusia Abstract Subdistrict Sedati isthe biggest bandeng fish producer in Sidoarjo.The plentiful fish production is cause appearance of home fish processing industry in this district. This district has 40 bandeng fish processing home industries. The existence of bandeng fish processing home industries in the District Sedati are influenced by economic capital and human capital. Human capital and economic capitalable to inhibit or encourage the existence of the home industry, therefore the researchers is interested to know the effect of economic capital and human capital to the existence of bandeng fish processing home industries at District Sedati. The goals of this study areto determine the effect of economic capital and human capital to the existence of bandeng fish processing home industry at Sedati District of Sidoarjo. This research is a survey research with quantitative statistical analysis methods usingtechniquesscoring. These results indicate that the economic capital that supports the existence of bandengfish processing home industries, are the raw materials with an average value of 70.8%, marketing has an average value of 76.3% and technology / equipment has an average value average by 79%, while the hamper is a venture capital with an average value of 53.2% and revenue by the average value of 53%. Human capital that supports the existence of bandeng fish processing home industry include the number of workers with the average value of 82%, workforce education with the average value of 73% and the ease of getting a workforce with an average value of 70%, while the inhibits the existence of home fish processing industry include age workforce with an average value of 52.5% and the quality of the workforce with the average score of 52%.   Keyword : bandeng fish processing home industry, economic capital factors, human capital factors
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIORAMA GEOGRAFI PADA MATERI SIKLUS HIDROLOGI DAN LAPISAN AIR TANAH DI KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGORO KABUPATEN MOJOKERTO WIDAYAT, YUDI
Swara Bhumi Vol 4, No 01 (2016): Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIORAMA GEOGRAFI PADA MATERI SIKLUS HIDROLOGI DAN LAPISAN AIR TANAH DI KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGORO KABUPATEN MOJOKERTO   Yudi Widayat Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya  elsasachrul@gmail.com   Dra. Sulistinah, M.Pd Dosen Pembimbing Mahasiswa   Abstrak Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas. Sebagian besar materi yang ada di dalam mata pelajaran geografi mempunyai cakupan yang sangat luas dan membutuhkan waktu yang sangat panjang. Perlu suatu media dalam proses pembelajaran untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Ada berbagai macam media pembelajaran yang ada salah satunya media diorama. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran diorama geografi pada materi siklus hidrologi dan lapisan air tanah yang layak untuk siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Ngoro Mojokerto mengetahui 1) Kelayakan produk media pembelajaran diorama geografi 2) Respon siswa terhadap media pembelajaran diorama geografi. Model pengembangan yang digunakan yaitu model pengembangan Analyze Learner, State Standart and Objective, Select Strategy, Method, Media and Material, Utilize Media and Material, Require Learner Participant, Evaluate and Revise (ASSURE). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket validasi ahli media, ahli materi dan respon siswa. Teknik analisis data ahli media pembelajaran dan ahli materi menggunakan Skala Likert, untuk respon siswa menggunakan Skala Guttman. Hasil penelitian yang diperoleh setelah dua kali review skor persentase validasi media dari ahli media pembelajaran sebesar 78,30%, skor presentase validasi media dari ahli materi sebesar 77,10%. Menurut skala likert dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran layak untuk diuji cobakan. Hasil uji coba terbatas respon siswa yang diperoleh sebesar 95,73%, dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap media pembelajaran diorama geografi sangat baik.   Kata Kunci : Media pembelajaran, Diorama, Siklus Hidrologi dan Lapisan Air Tanah.   Abstract Geography is one of learning subjects on senior high school grade. Most of subject matter at geographic learning subject has a comprehensive content and take a long process to learned it. To ease the teachers for subject matter teaching, it needs media in learning process. Diorama is one of many media to ease it. The purposive of this research is to create a geographic diorama media learning at 10th grade matter on Senior High School of Ngoro District in Mojokerto Regency to know 1) Geographic diorama learning media properly 2) Students response about geographic diorama media learning. The development model in this research is using Analyze Learner, State Standart and Objective, Select Strategy, Method, Media and Material, Utilize Media and Material, Require Learner Participant, Evaluate and Revise (ASSURE) models. The collecting data technique in this research is operating questionnary validation of media experts, subject matter experts, and student response experts.  The data analyzing of media learning and subject matter experts are using Likert Scale, and students respon is using Guttman Scale. The result of this research after twice review the media validation presentage scoring by media learning experts is 78,30%, the media validation presentage scoring by subject matter experts is 77,10%. According to Likert Scale of  this learning media is proper to trials. By students response limited test is 95.73%, it means the student response about geographic diorama media learning is very good.   Keywords : Media Learning, Diorama, Hidrology Cycle and Soil Water Layer.   Abstrak Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas. Sebagian besar materi yang ada di dalam mata pelajaran geografi mempunyai cakupan yang sangat luas dan membutuhkan waktu yang sangat panjang. Perlu suatu media dalam proses pembelajaran untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Ada berbagai macam media pembelajaran yang ada salah satunya media diorama. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran diorama geografi pada materi siklus hidrologi dan lapisan air tanah yang layak untuk siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Ngoro Mojokerto mengetahui 1) Kelayakan produk media pembelajaran diorama geografi 2) Respon siswa terhadap media pembelajaran diorama geografi. Model pengembangan yang digunakan yaitu model pengembangan Analyze Learner, State Standart and Objective, Select Strategy, Method, Media and Material, Utilize Media and Material, Require Learner Participant, Evaluate and Revise (ASSURE). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket validasi ahli media, ahli materi dan respon siswa. Teknik analisis data ahli media pembelajaran dan ahli materi menggunakan Skala Likert, untuk respon siswa menggunakan Skala Guttman. Hasil penelitian yang diperoleh setelah dua kali review skor persentase validasi media dari ahli media pembelajaran sebesar 78,30%, skor presentase validasi media dari ahli materi sebesar 77,10%. Menurut skala likert dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran layak untuk diuji cobakan. Hasil uji coba terbatas respon siswa yang diperoleh sebesar 95,73%, dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap media pembelajaran diorama geografi sangat baik.   Kata Kunci : Media pembelajaran, Diorama, Siklus Hidrologi dan Lapisan Air Tanah.   Abstract Geography is one of learning subjects on senior high school grade. Most of subject matter at geographic learning subject has a comprehensive content and take a long process to learned it. To ease the teachers for subject matter teaching, it needs media in learning process. Diorama is one of many media to ease it. The purposive of this research is to create a geographic diorama media learning at 10th grade matter on Senior High School of Ngoro District in Mojokerto Regency to know 1) Geographic diorama learning media properly 2) Students response about geographic diorama media learning. The development model in this research is using Analyze Learner, State Standart and Objective, Select Strategy, Method, Media and Material, Utilize Media and Material, Require Learner Participant, Evaluate and Revise (ASSURE) models. The collecting data technique in this research is operating questionnary validation of media experts, subject matter experts, and student response experts.  The data analyzing of media learning and subject matter experts are using Likert Scale, and students respon is using Guttman Scale. The result of this research after twice review the media validation presentage scoring by media learning experts is 78,30%, the media validation presentage scoring by subject matter experts is 77,10%. According to Likert Scale of  this learning media is proper to trials. By students response limited test is 95.73%, it means the student response about geographic diorama media learning is very good.   Keywords : Media Learning, Diorama, Hidrology Cycle and Soil Water Layer.
KAJIAN ASPEK KEPARIWISATAAN AIR TERJUN DLUNDUNG DAN COBAN CANGGU DI KABUPATEN MOJOKERTO FERIANTO, ANDRI
Swara Bhumi Vol 4, No 01 (2016): Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Abstrak   Salah satu obyek wisata yang cukup terkenal di Kabupaten Mojokerto adalah Air Terjun Dlundung yang terletak  di  Kecamatan  Trawas  serta  Air  Terjun  Coban  Canggu  yang  terletak  di  Kecamatan  Pacet. Keduanya sama sama merupakan obyek wisata alam yang hampir tidak jauh berbeda, akan tetapi dalam kenyataan terdapat perbedaan perkembangan kepariwisataan antara kedua obyek wisata tersebut, dari tingkat kunjungan wisatawan di obyek wisata tersebut setiap tahunnya terdapat perbedaan yang cukup signifikan, meskipun ditinjau dari faktor faktor pendukung kepariwisataan  kondisi Air Terjun Coban Canggu lebih baik daripada Air Terjun Dlundung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kepariwisataan di Air Terjun Dlundung dan Coban Canggu ditinjau dari karakteristik wisatawan, aksesibilitas, atraksi, fasilitas penunjang, promosi serta kepuasan pengunjung. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan komparasi keruangan, yaitu dengan menekankan komparasi atau perbandingan antara wilayah satu dengan wilayah yang lain. Lokasi penelitian dilaksanakan di Air Terjun Dlundung di Kecamatan Trawas dan Air Terjun Coban Canggu di Kecamatan Pacet. Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah Air Terjun Dlundung dan Coban Canggu beserta aspek aspek kepariwisataannya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan  accidental sampling dengan mengambil 50 responden di masing-masing obyek wisata. Metode pengumpulan data yang digunakan menggunakan kuesioner, observasi serta dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan ditarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pengunjung di Air Terjun Dlundung dan Coban Canggu ditinjau dari tingkat pendidikan didominasi oleh tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas sederajat, ditinjau dari tingkat pendapatan didominasi oleh tingkat pendapatan  500.000 rupiah ditinjau dari asal wisatawan didominasi oleh pengunjung yang berasal dari luar Kabupaten Mojokerto,  yaitu  Kabupaten  Sidoarjo.  Tingkat  aksesibilitas  menuju  Air  Terjun  Dlundung  termasuk kategori sulit dijangkau,  sedangkan tingkat aksesibilitas menuju Air Terjun Coban Canggu termasuk kategori mudah dijangkau. Tingkat atraksi Air Terjun Dlundung termasuk kategori menarik, sedangkan tingkat  atraksi  di  Air  Terjun  Coban  Canggu  termasuk  kategori  kurang  menarik.  Tingkat  fasilitas penunjang di Air Terjun Dlundung dan Coban Canggu termasuk kategori baik. Tingkat promosi di Air Terjun Dlundung dan Coban Canggu termasuk dalam kategori buruk. Tingkat kepuasan pengunjung di Air Terjun Dlundung termasuk kategori   puas, sedangkan tingkat kepuasan pengunjung di Air Terjun Coban Canggu termasuk kategori tidak puas. Kata Kunci kepariwisataan, obyek wisata     Abstract   One of the famous attraction in Mojokerto is a Dlundung Waterfall located in the Trawas subdistric  and Coban Canggu Waterfall located in Pacet subdistrict. Although both are alike is an almost natural tourism object are not much different, but in fact there is a difference between the two tourism the development of tourism, seen of the level of tourist visit each year, there is enough between the two may tour desinations. This research is a comparative survey with spatial approach, namely by stressing the comparison between one region with another region. Location of the study conducted in Dlundung Waterfall in subdistrict Trawas and Coban Canggu Waterfall in subdistrict Pacet. The population in this study is the waterfall region Dlundung and Coban Canggu along with aspects of its tourism. The sampling technique in this research use accidental sampling by taking 50 respondents in each of the tour destinations. Fact collection methods  using  questionnaires,  observation  and  documentation  that  is  then  analyzed  by  quantitative approach and conclusions drawn. The results showed that the characteristics of visitors to the Waterfall Dlundung and Coban Canggu in terms of level of education is dominated by the level of high school education or equal, in terms of the level of income is dominated by income levels  500,000 rupiahs in terms of origin of tourists dominated by visitors from outside of Mojokerto, namely Sidoarjo Regency. Accessibility conditions towards Dlundung Waterfall category includes are difficult to reach, while the condition of accessibility to the Coban Canggu Waterfall category within easy reach. Conditions Dlundung Waterfall attractions including exciting categories, while the condition of the attractions in Coban Canggu Waterfall categories as less attractive. Conditions supporting facilities in Dlundung and Coban Canggu Waterfall good  category.  Conditions  of  promotion  in  Dlundung  and  Coban  Canggu  Waterfall  included in  the category of bad. The condition of visitor satisfaction in Dlundung Waterfall included categories satisfied, while the condition of  visitor satisfaction in Coban Canggu Waterfall category are not satisfied. Keywords tourism, tourist object
KAJIAN POTENSI KEPARIWISATAAN AIR TERJUN WATU ONDO SEBAGAI KAWASAN TUJUAN WISATA ALAM  TAHURA R. SOERJO DI KECAMATAN PACET KABUPATEN MOJOKERTO YULIANTO, HERI
Swara Bhumi Vol 4, No 01 (2016): Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Sebagian wilayah Kabupaten Mojokerto merupakan Gunungapi yakni terdapat Gunung Welirang, Arjuna dan Penanggungan. Terkait kondisi seperti itu menjadikan Kabupaten Mojokerto memiliki potensi wisata alam yang telah menjadi salah satu destinasi wisata, salah satu diantara destinasi wisata alam yang berada di Kabupaten Mojokerto adalah air terjun watu ondo yang berada dilereng Gunung Welirang dan berlokasi di kawasan Taman Hutan Raya R.Soerjo. Terkait kunjungan wisatawan terdapat perbedaan kunjungan wisatawan yang rendah di air terjun Watu Ondo dibandingkan dengan objek wisata alam lain yang berada di Kabupaten Mojokerto, atas dasar itu peneliti mengangkat permasalahan ini untuk mengetahui faktor penyebab rendahnya jumlah kunjungan wisatawan air terjun Watu Ondo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji objek wisata air terjun Watu Ondo dalam upaya mengetahui seberapa besar potensi kepariwisataan yang ada. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi semua wisatawan yang berkunjung ke objek wisata air terjun Watu Ondo. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Teknik pengumpulan data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik skoring, presentase dan analisis model gravitasi interaksi antar wisata dalam ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik wisatawan yang berkunjung sebagian besar berstatus sebagai pelajar dengan usia 15 sampai 20 tahun dengan penghasilan rata rata kurang dari 500.000 rupiah setiap bulan. Wisatawan paling banyak berasal  dari Kabupaten Sidoarjo. Aksesibilitas objek wisata air terjun Watu Ondo termasuk dalam kategori mudah, dengan kondisi daya tarik wisata yang menarik. Hasil analisis interaksi antar wilayah yang menjadi tujuan wisata antara air terjun Watu Ondo dengan objek wisata alam lain di Kabupaten Mojokerto, menunjukkan interaksi paling besar yaitu dengan objek Wana Wisata Padusan sebesar 528.559 dan interaksi wisata paling kecil yaitu dengan objek wisata Air Terjun Dlundung dengan jumlah interaksi sebesar 27.278. Berdasarkan nilai kegunaan objek wisata terhadap harapan berwisata sebanyak 73 persen wisatawan menilai sangat berguna, sedangkan nilai kegunaan terhadap  harapan pendidikan sebanyak 64 persen wisatawan menilai berguna. Kondisi promosi objek wisata air terjun Watu Ondo termasuk dalam kategori buruk. Kata Kunci: Potensi, Wisata Alam, Kepariwisataan.   Abstract Parts of Mojokerto is volcanic activity report there is Mount Welirang, Arjuna and Penanggungan. Related conditions like that makes the Mojokerto has a natural tourism potential has become one of the tourist destinations, among natural tourist destinations located in Mojokerto is a waterfall of watu ondo in mountain slopes located  Welirang and located in the Park area of the forest Kingdom R. Soerjo. Related tourists visit there is a difference in low tourists visit waterfalls Watu Ondo compared to other natural attractions in the Regency of Mojokerto, on the basis that researchers raised this issue to find out factors cause the low number of tourists visit waterfalls Watu Ondo. The purpose of this research is to examine the attractions waterfalls Watu Ondo in an attempt to find out how big the potential of tourism. Type of this research is quantitative descriptive, with a population of all tourists visiting the attractions waterfalls Watu Ondo. The sample in this research as much as 100 respondents, with sampling techniques using accidental sampling. The technique of collecting data collected is analyzed using the technique of skoring, the percentage of the gravity model and analysis of the interactions between tourism in space. The results showed that the characteristics of tourists visiting most of status as students age 15 to 20 years with the median income averages less than 500,000 dollars every month. Most tourists came from Sidoarjo. Accessibility attractions waterfalls Watu Ondo included in easy conditions, with an interesting tourist attraction. The results of the analysis of the interactions between the area that became a tourist destination among the waterfalls Watu Ondo with other natural attractions in Mojokerto, showed the most interaction with the object of Wana Padusan Tourist 528,559 and interaction with most small tourist attractions Dlundung Waterfall with the amount of interaction of 27,278. Based on the value of usability sights against expectations of travelling as much as 73 percent of travelers rate the very useful, whereas the value of usability against expectations of education as much as 64 percent of travelers rate useful. Promotional conditions attractions waterfalls Watu Ondo are included in the bad category. Keywords: Tourism, Nature Tourism Potential.  
KAJIAN ALIH FUNGSI LAHAN TAMBAK DI KECAMATAN MANYAR KABUPATEN GRESIK MASBAKHA, NUNING
Swara Bhumi Vol 4, No 01 (2016): Volume 04 Nomor 01 Tahun 2016
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Alih fungsi lahan tambak ke non tambak terus terjadi secara progresif dan mengancam keberlanjutan pertanian di Kecamatan Manyar. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Manyar pada lahan pertanian tambak yang mengalami perubahan penggunaan lahan dengan menggunakan citra satelit google earth pada tahun 2005, 2010 dan 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) tren perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik tahun 2005, 2010 dan 2016, 2) nilai lahan tambak yang beralih fungsi ke non tambak di Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, 3) dampak sosial ekonomi akibat alih fungsi lahan pertanian tambak di Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan yang beralih fungsi dengan jumlah sampel sebanyak 66 lahan berdasarkan peta sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, wawancara, dokumentasi dan data keruangan. Analisis data yang digunakan adalah analisis keruangan melalui citra google earth dan deskriptif kuantitatif melalui skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tren perubahan lahan di Kecamatan Manyar tahun 2005, 2010 dan 2016 adalah berpola perembetan memanjang atau linier. Perubahan cenderung lebih cepat terjadi pada lokasi lahan yang berada di sepanjang jalur transportasi dengan kecendrungan perubahan lahan adalah untuk bangunan komersial seperti kawasan industri pergudangan. Nilai lahan tambak yang beralih fungsi baik dari harga lahan, lokasi lahan, produktivitas lahan dan biaya operasional lahan adalah kategori tinggi dengan total bobot skor yang didapatkan adalah sebesar 913. Nilai lahan yang tinggi adalah terkait dengan tren perubahan lahan yang terjadi di Kecamatan Manyar yang bukan lagi untuk tambak namun non tambak dengan orientasi nilai lahan yang utama adalah pada harga dan lokasi. Dampak sosial-ekonomi akibat alih fungsi lahan adalah responden mendapat pekerjaan baru di luar sektor  tambak yaitu 54,55% pada sektor perdagangan dan 22,73% pada sektor jasa, peningkatan kesempatan berusaha di luar sektor tambak sebesar 54,54% responden mendapat kesempatan membuka usaha baru dan peningkatan pendapatan dari rata-rata pendapatan sebesar Rp.6.273.136  menjadi Rp.6.618.181 setelah alih fungsi lahan terjadi.   Kata kunci: Alih fungsi lahan, nilai lahan, dampak sosial ekonomi.   Abstract   The transfer function of fishpond to nonfishpond are continues to progressively and threaten the sustainability of agriculture in Manyar Sub-district. This research have been conducted in the Manyar Sub-District on fishpond land who undergoing the change of land use, using Google Earth satellite images in 2005, 2010 and 2016. The aim of this study  to determine 1) the trend of the change of land use in the Manyar Sub-District, Gresik in 2005, 2010 and 2016, 2) the value of fishpond land who changed into non fishpond land in the Manyar Sub-district Gresik, and 3) the socio-economic impacts due to land transfer function of agricultural fishponds in Manyar Sub-District, Gresik. This research is a survey research. The population in this study were all transferred-function-land with a total sample of 66 lands based on map sampling. The data collection techniques used were questionnaires, interviews, documentation and spatial data. Analysis of the data used was the spatial analysis through google earth imagery and descriptive quantitative through the  scoring. The results showed that the trend of land transfer function in Manyar sub-district in 2005, 2010 and 2016 have a pattern of elongated or linear spreading. The changes are more fast on the land sites where located along the transportation lines with the change of the tendency of the land transfer function for commercial buildings such as warehousing industrial areas. The value of transferred-function- agricultural land including the price of land, the location of the land, the productivity of land, and the operational cost of land is high with a total of score 913.The  high land values are associated with the trend of the change of land use occurred in Manyar Sub-District is no longer for fishpond to nonfishpond with the orientation of the mainland values are on the  price and location. The social-economic impacts because of the land transfer function  are respondents getting new jobs outside the fishpond sector is 54.55% for trade sectors and 22.73% for service sectors, the business increase in outer the fishpond sector in the amount of 54.45% respondents getting opportunity to make new business and the income increase of mean income from Rp.6.273.136 to Rp.6.618.181 after  the land transfer function happens.   Keywords: Land transfer function, land value, social-economic impacts.

Page 1 of 1 | Total Record : 6