cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Swara Bhumi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89" : 13 Documents clear
PERILAKU PETERNAK SAPI PERAH MENJAGA KUALITAS SUSU SAPI DI DESA SINGOSARI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI DANANG SETIAWAN, SUDIBYO
Swara Bhumi Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kabupaten Boyolali merupakan wilayah penting dalam perekonomian di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Boyolali terkenal sebagai sentra penghasil susu sapi perah khususnya di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo. Peternakan susu sapi perah di Desa Singosari ini membuat perekonomian di Kabupaten Boyolali menyumbang pendapatan yang cukup besar baik bagi Kabupaten Boyolali maupun Provinsi Jawa Tengah pada umumnya. Desa Singosari berperan penting dalam produktifitas susu di Kecamatan Mojosongo. Hal tersebut di karenakan penduduk Desa Singosari mayoritas merupakan peternak sapi perah dengan jumlah kepemilikan sapi yang banyak mempengaruhi tingginya produktifitas susu di Kecamatan Mojosongo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskribsikan perilaku dalam menjaga kualitas susu sapi dan cara pengelolaan yang dilakukan peternak. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode analisis deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 849 KK dengan jumlah sampel sebesar 90 responden. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan kuesioner, dan dokumentasi. Data primer penelitian berupa kebersihan kandang, kualitas dan kuantitas pakan, proses pewadahan dan pemasaran susu. Berdasarkan hasil analisis Desa Singosari merupakan desa dengan jumlah peternak dan hasil susu terbanyak di Kecamatan Mojosongo. Perilaku peternak berpengaruh terhadap kualitas susu sapi perah, perilaku itu terbagi atas kebersihan kandang, kualitas dan kuantitas pakan tambahan. Kurangnya konsentrasi dalam pengelolaan peternakan mengakibatkan peternak dengan kepemilikan kurang dari 4 ekor tidak memenuhi standar dalam kebersihan kandang, kualitas dan kuantitas pakan, proses pembersihan wadah dan pemasaran susu. Proses pemasaran susu yang dilakukan olek peternak juga kurang baik karena tergantung terhadap tengkulak. Kata kunci : Perilaku peternak, Kualitas susu Abstract Boyolali is the important economy’s area in Central Java province. Boyolali is a famous areas as the center of the cow’s milk-producing, especially in the of Singosari village, Mojosongo subdistrict. Cow’s farm in Singosari village contributes a great enough incomes of the economy in Boyolali dan Central Java. Singosari village have the important role of milk productivity in Mojosongo Subdistrict. That is caused the majority of Singosari villagers are cow’s farmers with the high number of cow’s holdings which many affect the high productivity of milk in the Mojosongo Subdistrict. The purpose of the research is to discribe the behavior of farmer to keep the quality of cow’s milk and menagement methode. This research is quantitative research with descriptive analys method. The population of this research is 849 family with 90 respondence. The research methode is using interview method with quetioner dan documentation. The primary data is cage sanitation, quantity and quality of food, collected methode and milk marketing . Based on analysis result, Singosari village is the village with the greatest number of farmer and milk product in Mojosongo subdistrict. The farmer behavior is effected in quality of cow’s milk, these behavior are divided into cage sanitation, quality and quantity of additional food. Because of the minimum concentration in farm management, the farmer which have the cow less than four is not complying the standard in cage sanitation, quality and quantity of food, collected methode and milk marketing. The milk marketing is not enough good because its depend on the broker. Keywords : farmer behavior, quality of milk
FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI UNTUK BUDIDAYA MELON DI KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK FEBY ARYANA PUTRI, CHINTYA
Swara Bhumi Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Tanjunganom merupakan daerah sentra produksi padi di Kabupaten Nganjuk. Produktivitas padi di Kecamatan Tanjunganom mengalami penurunan pada tahun 2013 sampai dengan 2015. Penurunan produktivitas padi berbanding terbalik dengan peningkatan produktivitas melon setiap tahun. Melon mulai dibudidayakan di Kecamatan Tanjunganom pada tahun 2000. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui 1) Karakteristik petani yang mengambil keputusan untuk budidaya padi ke melon di Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk 2) Faktor-faktor pengambilan keputusan untuk budidaya melon di kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk. Jenis penelitian ini adalah penelitian Survey. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sumberkepuh, Wates, Malangsari, dan Getas Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk. Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang mengambil keputusan untuk budidaya melon yaitu 36 orang. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani yang mengambil keputusan untuk budidaya melon adalah berusia produktif antara 41-55 tahun (66,1%). Pendidikan petani adalah tamat SD (41,6%). Luas lahan yang diusahakan untuk budidaya melon antara 0,1 – 0,5 hektare sebesar 66,6%. Status kepemilikan lahan untuk budidaya melon adalah lahan sewa (80,6%). Lama budidaya melon antara 6 - 10 tahun (44,4%). Faktor-faktor pengambilan keputusan untuk budidaya melon yaitu sumber informasi terkait budidaya melon diperoleh dari teman ( 63,9%). Modal untuk budidaya melon adalah pinjaman (58,3%) dan pinjaman modal mudah didapatkan. Pendapatan yang diperoleh dari budidaya melon dalam sekali tanam Rp.70.000.000 per hektare dengan keuntungan 100%, sedangkan pendapatan yang diperoleh dari budidaya padi dalam sekali tanam Rp. 7.500.000 per hektare dengan keuntungan 45,5%. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan dari budidaya melon lebih tinggi daripada budidaya padi. Kata Kunci: Keputusan, Petani, Budidaya
SIKAP MASYARAKAT TENTANG ALIH FUNGSI PERTAMBANGAN BATU KAPUR MENJADI DESTINASI WISATA DI DUSUN MAKAM DESA BUDURAN KECAMATAN AROSBAYA KABUPATEN BANGKALAN YASIN, NOR
Swara Bhumi Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pertambangan di Indonesia tersebar di beberapa Provinsi termasuk salah satunya Provinsi Jawa Timur yang terletak di Kabupaten Bagkalan tepat berada di Desa Buduran Kecamatan Arosbaya pertambangan batu kapur bukit pelalangan sebenarnya bekas tambang batu kapur bata putih, Beberapa bekas Tambang Batu kapur tersebut meninggalkan corak seni pahatan yang cukup indah dan ini menciptakan obyek wisata alam yang cukup bagus. sebagai salah satu obyek wisata yang patut di perhitungkan sebagai objek destinasi wisata alam karena ramainya pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) sikap masyarakat terkait alih fungsi pertambangan menjadi destinasi. 2) mengetahui keterampilan masyarakat sekitar pertambangan yang mendukung untuk objek wisata. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Survey. menggunakan analisis deskriptif kuantitatif penelitian ini teknik sampling yang digunakan termasuk ke dalam kelompok Random Sampling dengan menggunakan Teknik Sampel. Subjek penelitian ini adalah sebagian masyarakat Dusun Makam. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisoner. Analisis data dengan berpedoman pada data primer yang diperoleh dari hasil kuisoner di Dusun Makam Desa Buduran digunakan analisis deskriptif. Hasil penelitiaan ini adalah Sikap masyarakat terkait alih fungsi pertambangan menjadi tempat wisata adalah48,9% responden setuju berartimasyarakat memberikan respon yang cukup positif, hal ini di tunjukkan dari hasil penelitian bahwa kriteria yang paling dominan adalah tinggi. Hasil kesimpulan menunjukan bahwa sikap masyarakat di daerah pertambangan batu kapur lebih banyak menginginkan sebagai tempat wisata dan setuju jika tempat pertambangan ini di alih fungsikan menjadi tempat wisata. Keterampilan yang yang paling banyak dimiliki masyarakat di Dusun Makam untuk mempersiapkan diri terkait akan adanya tempat wisata paling banyak sebagai memliki keterampilan kuliner. Kata kunci :Sikap masyarakat, Alih fungsi, Pertambangan batu kapur, Destinasi wisata.
PERBEDAAN KARAKTERISTIK OBJEK WISATA PANTAI KELAPA, PANTAI BOOM, PANTAI PASIR PUTIH REMEN, DAN PANTAI SOWAN DI KABUPATEN TUBAN FATHONI, ABIDU
Swara Bhumi Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Indonesia merupakan negara berkembang yang terus aktif dalam pengembangan sektor pariwisata. Jawa Timur merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kekayaan alam dan potensi pariwisata yang melimpah dan menjadi salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan. Di Kabupaten Tuban terdapat barbagai tempat wisata yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) antara lain Pantai Kelapa, Pantai Boom, Pantai Pasir Putih Remen, dan Pantai Sowan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Perbedaan karakteristik objek di Pantai Kelapa, Pantai Boom, Pantai Pasir Putih Remen, dan Pantai Sowan.  2) Faktor dominan yang menyebabkan terjadinya perbedaan jumlah pengunjung.  Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Random Sampling. Teknik penumpulan data yaitu dengan wawancara baik dengan responden pengunjung objek wisata maupun dengan pengelola. Berdasarkan hasil penelitian perbedaan karakteristik objek wisata dapat di deskripsikan sebagai berikut : 1) Untuk variabel aksesibilitas yang termasuk kriteria sangat baik adalah Pantai Boom, kriteria baik adalah Pantai Kelapa, kriteria kurang baik Pantai Pasir Putih Remen dan Pantai Sowan. Variabel atraksi yang termasuk kriteria sangat baik adalah Pantai Boom, kriteria baik adalah Pantai Kelapa, kriteria kurang baik Pantai Pasir Putih Remen dan Pantai Sowan. Variabel fasilitas penunjang yang termasuk kriteria sangat baik adalah Pantai Boom, kriteria baik adalah Pantai Sowan, kriteria kurang baik Pantai Pasir Putih Remen dan Pantai Kelapa. Variabel promosi yang termasuk kriteria sangat baik adalah Pantai Boom dan Pantai Pasir Putih Remen, kriteria baik adalah Pantai Sowan, kriteria kurang baik Pantai Kelapa. Variabel keindahan alam yang termasuk kriteria sangat baik adalah Pantai Pasir Putih Remen, kriteria baik adalah Pantai Boom dan Pantai Sowan, dan kriteria kurang baik Pantai Kelapa. 2) Berdasarkan analisis dari variabel aksesibilitas, atraksi, fasilitas penunjang, promosi dan keindahan alam maka hasil penelitian dapat diketahui bahwa keindahan alam adalah faktor dominan yang mempengarui jumlah pengunjung. Hal ini dibuktikan dengan keadaan Pantai Pasir Putih Remen yang mempunyai aksesibilitas, atraksi, dan fasilitas penunjang yang kurang baik dibandingkan objek wisata yang lain tetapi mempunyai jumlah pengunjung pertahun paling banyak.   Kata Kunci : Karakteristik, Pengunjung, Wisata pantai. Abstract   Indonesia is a developing country that continues to be active in the development of the tourism sector. East Java province is one of the natural wealth and abundant tourism potential and become one of the favorite destinations for tourists. In Tuban there are sites that have the potential to be developed as a tourist destination areas (DTW), among others “Kelapa” Beach, “Boom” Beach, “Pasir Putih Remen” Beach, and “Sowan” Beach. The purpose this study is to explain 1) The different characteristics of the object in “Kelapa” Beach, “Boom” Beach, “Pasir Putih Remen” Beach, and “Sowan” Beach. 2) The dominant factor causing differences in the number of visitors.  This type of research is descriptive quantitative. The sampling technique used is Accidental Random Sampling. Mechanical blunting the data that is with good interviews with respondents visitor attractions as well as the manager. Based on the results of different characteristics of attraction can be described as follows: 1) For the accessibility variables that qualify as excellent is “Boom” Beach, both criteria are “Kelapa” Beach, both less criteria “Pantai Pasir Putih Remen” Beach and “Sowan” Beach. Variable attractions that qualify as excellent is “Boom” Beach, both criteria are “Kelapa” Beach, both less criteria “Pantai Pasir Putih Remen” Beach and “Sowan” Beach. Support variable facilities including excellent criteria is “Boom” Beach, both criteria are “Sowan” Beach, unfavorable criteria “Pantai Pasir Putih Remen” Beach and “Kelapa” Beach. Promotion variables that qualify as excellent is “Boom” Beach and “Pasir Putih Remen” Beach, both criteria are “Sowan” Beach, “Kelapa” Beach unfavorable criterion. Variable natural beauty that qualify as excellent is the “Pasir Putih Remen” Beach, both criteria are Coastal “Boom” and “Sowan” Beach, “Kelapa” Beach unfavorable criterion. 2) Based on an analysis of the variables of accessibility, attractions, facilities support, promotion and the natural beauty of the results of this research is that natural beauty is the dominant factor that affects the number of visitors. This is evidenced by the state of the “Pasir Putih Remen” Beach who have accessibility, attractions, and the supporting facilities are less well than other attractions but has a number of visitors every year at most.   Keywords: Characteristics, Visitor, Beach tourism.
ANALISIS KEMACETAN LALU LINTAS DI PERTIGAAN MENGKRENG PERSIMPANGAN BANGJURI (JOMBANG, NGANJUK, KEDIRI) Ahmad Mawardi, Gandung
Swara Bhumi Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Jombang mengalami masalah kemacetan lalu lintas. Menurut Kasat Lantas Polres Jombang, ada beberapa titik kemacetan di Kabupaten Jombang. Titik kemacetan tersebut adalah simpang tiga Mojotrisno Mojoagung, jembatan Ploso, serta simpang tiga Mengkreng. Pertigaan Mengkreng merupakan pertemuan jalur tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Kediri, Nganjuk, dan Jombang. Kawasan ini terdapat dua palang pintu Kereta Api yang jaraknya cukup dekat. Terdapat lapak pusat oleh-oleh di sepanjang jalan Raya Bandar Kedungmulyo, sehingga kendaraan parkir di bahu jalan yang menghambat laju kendaraan lainya. Tidak terdapat lampu lalu lintas yang mengatur kendaraan di Pertigaan Mengkreng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) kapasitas jaringan jalan, 2) satuan mobil penumpang, 3) asal dan tujuan pengguna jalan dan 4) kajian geografis di Simpang Bangjuri (Jombang, Nganjuk, Kediri). Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Lokasi penelitian dilaksanakan di Jalan Raya Bandar Kedungmulyo Kabupaten Jombang. Penentuan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Sumber data berupa data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan pengukuran, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kapasitas jaringan jalan raya Bandar Kedungmulyo sebesar 2.185 smp/jam. Satuan mobil penumpang per jam tertinggi terjadi pada hari Minggu pukul 15.00-16.00 dengan jumlah 5019,44 smp/jam. Daerah asal kendaraan yang melintasi jalan raya Bandar Kedungmulyo terbanyak dari Kabupaten Jombang. Daerah tujuan terbanyak adalah Kabupaten Nganjuk. Aktifitas pengguna jalan sebagian besar adalah bekerja (69%). Analisis Geografis meliputi lokasi dan pola. Secara astronomis ruas jalan raya bandar Kedungmulyo terletak pada 7?36’2.2”LS dan 112?6’48.7”BT. Lokasi relatif ruas jalan raya Bandar Kedungmulyo terletak di sebelah barat Kabupaten Jombang, sebelah utara Kabupaten Kediri dan sebelah timur Kabupaten Jombang. Pola persebaran kemacetan yaitu memanjang mengikuti ruas jalan raya Bandar Kedungmulyo. Kata Kunci: Kemacetan Lalu Lintas, Kapasitas Jaringan Jalan, Satuan Mobil Penumpang.
EVALUASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KOTA PASURUAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI NO.05/PRT/M/2008 YULIANSYAH, RIZKY
Swara Bhumi Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak                                                                                                              Pelaksanaan pembangunan yang kurang memperhatikan kelestarian, telah menghasilkan dampak yang merugikan bagi masyarakat. Dampak paling nyata yang dirasakan masyarakat Kota Pasuruan dalam tiga tahun terakhir adalah meningkatnya intensitas banjir di wilayah permukiman pada musim hujan, penyebabnya adalah semakin berkurangnya lahan serapan air, seiring dengan semakin banyaknya alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kesesuaian lahan peruntukkan RTH di Kota Pasuruan berdasarkan RTRW Kota Pasuruan dan Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008.                    Lokasi penelitian berada di wilayah Kota Pasuruan yang meliputi 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan Purworejo, dan Kecamatan Bugul Kidul. Jenis penelitian ini adalah survei. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan literatur. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kuantitatif persentase.                    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa RTH di Kota Pasuruan hanya mencapai 3,60 km² atau sekitar 10,21% dari luas wilayah Kota Pasuruan, hal ini menunjukkan bahwa RTH di Kota Pasuruan belum memenuhi standar minimal kecukupan RTH berdasarkan Peraturan Menteri PU No.05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Pertambahan RTH Kota Pasuruan dari tahun 2011-2015 mengalami penurunan peningkatan. Tahun 2011-2013 mengalami peningkatan sebesar 1,14 km² atau sekitar 36,77%, sedangkan pada tahun 2013-2015 mengalami peningkatan sebesar 0,50 km² atau sekitar 13,88%. Berdasarkan standar minimal penyediaan RTH, maka Kota Pasuruan diwajibkan minimal memiliki RTH seluas 10,587 km², sedangkan dalam RTRW Kota Pasuruan, luas RTH di Kota Pasuruan diproyeksikan hanya mencapai 2,34 km² dan luas RTH yang dimiliki Kota Pasuruan pada tahun 2015 sudah mencapai 3,60 km². Kata Kunci: Kesesuaian Lahan, Ruang Terbuka Hijau.
DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN BENTENG PANCASILA DI MOJOKERTO TERHADAP KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI PENDUDUK DI SEKITARNYA SACHRUL W I A, YAHYA
Swara Bhumi Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

DAMPAK PEMBANGUNAN JALAN BENTENG PANCASILA DI MOJOKERTO TERHADAP KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI PENDUDUK DI SEKITARNYA  YAHYA SACHRUL WAHYU IMAN ASYIDIQ Abstrak Jalan Benteng Pancasila adalah jalan kecil yang digunakan oleh penduduk setempat untuk menuju persawahan atau Alun-alun Kota Mojokerto. Pembangunan Jalan Benteng Pancasila dilakukan pada tahun 2008-2009. Pembangunan Jalan Benteng Pancasila ini untuk menghubungkan wilayah di Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Meri mejadi satu tujuan yaitu menuju pusat Kota Mojokerto. Pembangunan Jalan Benteng Pancasila yang lebih baik dan lebih besar maka jalan tersebut di arahkan untuk membangun tempat berkumpulnya pedagang yang dulu ada di dalam Kota Mojokerto yaitu di Alun-alun dan Jalan Joko Sambang menjadi satu tempat tujuan perdagangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pembangunan Jalan Benteng Pancasila terhadap keadaan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakat Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Meri. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei. Lokasi penelitian yaitu Kelurahan Balongsari dan Kelurahan Meri. Sampel yang digunakan berjumlah 83 responden. Cara penentuan responden adalah dengan cara proporsional rundom sampling yaitu 62 responden dari Kelurahan Balongsari dan 21 responden dari Kelurahan Meri. Teknik pengumpulan data penelitian dengan menggunakan pedoman wawancara dan teknik analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Penelitian ini dilakukan dengan cara pemberian pedoman wawancara kepada penduduk yang berada di wilayah sekitar Jalan Benteng Pancasila. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak beroperasinya Jalan Benteng Pancasila menyebabkan terjadi perubahan pada kondisi sosial yakni jenis lapangan pekerjaan di Kelurahan Balongsari, terdapat penurunan pada  pekerjaan terutama pada profesi buruh tani dan terjadi peningkatan pekerjaan pada profesi pedagang. Terjadi perubahan pada kondisi ekonomi yakni terdapat peningkatan pendapatan penduduk yang berubah pekerjaan setelah Jalan Benteng Pancasila di bangun. Terjadi perubahan pada kondisi lingkungan yakni terdapat penambahan pada kualitas lingkungan seperti kios pedagang, toilet, tempat parkir, penerangan jalan, taman Benteng Pancasila. Kata Kunci :  Jalan Benteng Pancasila, Kondisi Sosial, Kondisi Ekonomi.   Abstract  Benteng Pancasila street was used by local inhabitants to get around the paddy fields or  town square of Mojokerto. The construction was done in 2008-2009. The construction was to connect Balongsari and Meri villages as one destination toward the center of Mojokerto. After the construction , the road was better and bigger. Thus, the next project was to establish a specific place for assembling sellers who previously used to be at Mojokerto’s town square and Jalan Joko Sambang was as the destination of trading. This research was conducting by giving interview guideline to residents who lived in the surrounding Benteng Pancasila street The design of research was a survey. The setting of research was Balongsari and Meri villages. Eighty three respondents were included. the respondents were selected using proportional random sampling. the 62 respondent were residents of Balongsari village and 21 respondents were resident of Meri village. The data were collected using interview guideline. Data were analyzed using descriptive quantitative analysis with percentage. The result showed after operation of Benteng Pancasila street  that there was a change in the social conditions, for instance; job vacancy at Balongsari village which decreased especially for farming labor while opening new jobs for traders  increased. There was any change in economy conditions, in which the income of residents increased after changing their occupation as  trader. There was also change in social environment: that was environmental quality improvement such as stall, toilet, parking area, street lighting, and Taman Benteng park. Keywords: Benteng Pancasila Street, Social Conditions and Economic Conditions
DAMPAK KEBERADAAN TPA BANJARDOWO TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DUSUN GEDANGKERET DESA BANJARDOWO KABUPATEN JOMBANG MUJIYATI,
Swara Bhumi Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banjardowo adalah TPA satu-satunya yang ada di Kabupaten Jombang. TPA tersebut terletak di Dusun Gedangkeret Desa Banjardowo. Memiliki luas lahan 8,70 Ha dengan jumlah sampah yang masuk mencapai 62 Ton/hari dari 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang. Hal ini tentunya akan memiliki dampak tersendiri terhadap kondisi lingkungan dusun tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) dampak keberadaan TPA Banjardowo terhadap kondisi lingkungan sosial ekonomi dan 2) dampak keberadaan TPA Banjardowo terhadap kondisi lingkungan fisik. Jenis Penelitian ini adalah survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berusia angkatan kerja (usia 15-65) di Dusun Gedangkeret sebanyak 756 orang, dengan jumlah sampel yang bekerja di TPA sebanyak 88 orang. Untuk Mengetahui Dampak TPA Banjardowo terhadap kondisi lingkungan sosial ekonomi Dusun Gedangkeret Desa Banjardowo menggunakan rumus deskriptif persentase dan untuk mengetahui pencemaran udara berupa bau sampelnya penduduk yang tinggal disekitar TPA, sedangkan untuk mengetahui pencemaran air berupa kualitas air sampelnya sumur penduduk yang ada di Dusun Gedangkeret dengan melalukan uji laboratorium. Hasil Penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) Dampak TPA terhadap kondisi lingkungan sosial ekonomi: (a) TPA Banjardowo menyerap tenaga kerja sebesar 11,64% dari angkatan kerja di Dusun Gedangkeret yang bekerja baik pada sektor formal dan informal (b) Rata-rata pendapatan tenaga kerja sektor formal sebesar Rp.762.200,00 per bulan dan sektor informal Rp. 515.200,00 per bulan, 2) Dampak TPA terhadap kondisi lingkungan fisik; (a) Pencemaran udara pada musim kemarau tercium sampai radius 755 m dan pada musim penghujan sampai radius 2000 m (b) Pengukuran kualitas air dari 3 titik air sumur warga pada parameter fisik (TDS, Kekeruhan) dan parameter kimiawi (Besi, Kesadahan, Klorida, Mangan, Sisa Clor, KMnO4), menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan keberadaan TPA Banjardowo terhadap pencemaran air tanah. Hal ini terbukti pada parameter fisik dan kimiawi air sumur yang dekat dengan TPA tidak memiliki kualitas yang lebih buruk dibandinkan dengan air sumur yang lebih jauh dati TPA Banjardowo. Kata Kunci : Dampak, Tempat Pembuangan Akhir, Penyerapan Tenaga Kerja, Pendapatan, Pencemaran Udara, Pencemaran Air
KAJIAN LOKASI INDUSTRI TAS DI DESA KLUDAN, KECAMATAN TANGGUALANGIN, KABUPATEN SIDOARJO (STUDI KASUS DI DESA KLUDAN, KECAMATAN TANGGULANGIN, KABUPATEN SIDOARJO) WINARDI,
Swara Bhumi Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri tas yang merupakan industri rumah tangga yang bergerak dibidang kerajinan. Industri tas terbesar di Sidoarjo yang tersebar di beberapa Wilayah di kecamatan Tanggulangin. dan salah satu industri tersebut tepatnya berada diwilayah desa Kludan. Bertambahnya jumlah industri ini di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dari dari segi lokasi industri mengalami perpindahan lokasi. Dampak perpindahan ke wilayah yang dekat dari jalan raya membuat industri ini mengalami perubahan dari segi omset  maupun segi pemasaran. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui dampak ekonomi terhadap penentuan lokasi industri di Desa Kludan, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. subyek penelitian adalah warga di desa Kludan yang memiliki usaha tas. Hasil penelitian menunjukan Penentuan lokasi di industri tas di desa Kludan berorientasi kepada bahan baku. Bahan baku yang digunakan ini di beli dari desa Kedensari yang bersebelahan langsung dengan desa Kludan yang mempunyai jarak sekitar 1 Km. Lokasi pembelian bahan baku yang begitu dekat ini, membuat pemilik usaha tidak banyak mengeluarkan biaya untuk transportasi. Tenaga kerja di industri ini berasal dari beberapa wilayah di kecamatan Tanggulangin dan beberapa wilayah di Sidoarjo. Jarak lokasi tenaga kerja yang dekat dengan daerah industri menjadi pertimbangan bagi pemilik usaha untuk memilih tenaga kerja. Pemasaran hasil produk tas yang ada di desa Kludan menggunakan sales yang biasanya datang setiap minggu untuk mengambil dan mengantar  tas untuk dipasarkan ke beberapa wilayah di Sidoarjo, Surabaya, dan kota kota besar indonesia. Kata Kunci : Kajian, Lokasi Industri, Industi Tas, Kludan  
ANALISIS DAYA TARIK, PROMOSI DAN KONEKTIVITAS OBJEK-OBJEK WISATA HERITAGE DI KOTA SURABAYA SYAIFUDIN, MOH.
Swara Bhumi Vol 4, No 5 (2017): Volume 4 Nomor 5 Yudisium 89
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   ANALISIS DAYA TARIK, PROMOSI DAN KONEKTIVITAS OBJEK-OBJEK WISATA HERITAGE DI KOTA SURABAYA   Nama                          :  Moh. Syaifudin Nim                             :  13040274035 Program studi          :  S-1 Jurusan                       :  Pendidikan Geografi Fakultas                     :  Ilmu Sosial dan Hukum Nama lembaga        :  Universitas Negeri Surabaya Pembimbing             :  Dra. Sri Murtini, M.Si.   Kota Surabaya merupakan kota yang memiliki potensi besar di sektor pariwisata, khususnya cagar budaya (heritage). Tercatat Kota Surabaya memiliki 268 situs dan bangunan cagar budaya. Heritage di Kota Surabaya ada yang dikelola sebagai objek wisata namun ada yang tidak. Kota Surabaya memiliki 21 obyek wisata heritage  dan terdapat perbedaan rata-rata jumlah wisatawan  dalam 3 tahun terakhir terutama Kawasan Wisata Religi Ampel dan Kebun Binatang Surabaya memiliki rata-rata jumlah wisatawan lebih banyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya tarik, promosi dan konektivitas objek wisata heritage di Kota Surabaya. Jenis penelitian ini adalah survei. Lokasi penelitian berada di 10 objek wisata heritage yaitu Monumen dan Tugu Pahlawan, Museum TNI AL Loka Jala Crana, Rumah Wafat WR.Soepratman, Masjid Al-Akbar, Masjid Cheng-Hoo, Klenteng Boen Bio, Kawasan Wisata Religi Ampel, Makam Sunan Bungkul, Makam Dr. Soetomo dan Kebun Binatang Surabaya. Sampel penelitian ini sebanyak 180 wisatawan yang berasal dari 10 objek wisata heritage beserta pengelolanya. Variabel dalam penelitian ini adalah daya tarik, promosi dan konektivitas. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan skoring dan rumus indeks konektivitas K.J Kansky. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) daya tarik objek-objek wisata heritage di Kota Surabaya tergolong menarik, 2) promosi objek-objek wisata heritage di Kota Surabaya tergolong baik dan sumber informasi tentang promosi paling banyak berasal dari keluarga atau teman. Sedangkan paling sedikit berasal dari  koran/majalah/brosur, 3) Konektivitas objek-objek wisata heritage di Kota Surabaya tergolong sangat tinggi. Kata Kunci :  Daya Tarik, Promosi, Konektivitas, Objek Wisata Heritage

Page 1 of 2 | Total Record : 13