cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
JOGED
ISSN : 18583989     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
JOGED merangkai beberapa topik kesenian yang terkait dengan fenomena, gagasan konsepsi perancangan karya seni maupun kajian. Joged merupakan media komunikasi, informasi, dan sosialisasi antar insan seni perguruan tinggi ke masyarakat luas.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013" : 10 Documents clear
REFLEKSI RUPA JIWA Mila Rosinta Totoatmojo
Joged Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v4i1.524

Abstract

In the era of a fast technological and communication’s advancement, people feels that the worldincreasingly narrowed, as if there is no limit of space and time. The awareness squeezed by everything isgetting closer, and led to act promptly, quickly, and instant. The world seems like a folded or compressed.Man forcing himself to do something with the minimizing quality. What it does have a profound loss ofmeaning. Man is losing his roles as personal (self-reflection) and social (social reflection).The creation of the dance is set from fashion’s manner of self reflection in a front of mirror.In the stepsof process creation of this workbased on Creativity and Choreography. Creativity approach is used in thecreation of art can not be separated from the process of thinking and working creatively, through this way ofthinking and approach a creative work will be built.The second approach is the choreography, which is usedas the foundation in aspects of behavior and other visuals.Artworks " Refleksi Rupa Jiwa /The Reflection Face of Soul" is an exploration of the human psycheneeds to fullfil its personal and social aspects. Its actualization is the result of self-reflection upon thepersonal need as well as social, ie as a dialectic results on both. Corresponding with Sigmund Freud whichis differentiate the human psyche in the id, ego, and super ego, then by self-reflection human will discoverhis/her true identity in fullfil the basic needs of self-satisfaction and lust. In a reflection of social life, peopleare faced with the reality of such as: social relations, ethics, norms, and religion, which sometimes felt as animpediment to fullfil a personal satisfaction and lust. Balance between a self-fulfillment to a fulfilling ofpublic needs on social scope will produce a moral value, in concept of super ego so-called conscience.Key words: self-reflection, social reflection, moral value.
PERUBAHAN BENTUK PENYAJIAN TARI JOGED BUMBUNG DI DESA SUWUG KECAMATAN SAWAN, KABUPATEN BULELENG BALI Made Dyah Agustina
Joged Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v4i1.525

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan bentuk penyajian tari joged bumbung diDesa Suwug yang mengalami perubahan dari tahun 1986 sampai tahun 2002.Objek penelitian ini adalah perubahan bentuk penyajian tari Joged Bumbung dengan menggunakanpendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah penari, ketua sanggar, kepala desa, dan pendudukdesa Suwug. Data diperoleh melalui metode observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data-datatersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif. Kemudian dilakukan uji triangulasi keabsahan data yaituobservasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, kemudian subjek penelitian dengan pustaka.Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa tari Joged Bumbung merupakan tarian pergaulan yangmulai muncul di Bali sekitar tahun 1946, bentuk gerak tari ini adalah lincah dan dinamis dengan ciri khasmenggunakan kipas sebagai properti. Bentuk penyajiannya pada tahun 1986 yakni: (1) gerak baku yangdigunakan adalah ragam tari Bali (2) penggunaan disain lantai bebas selalu berpasangan (3) tata rias yangsederhana rias canntik (4) penggunaan busana pelegongan (5) tempat pertunjukan yang luas dan lebar (6)iringan yang masih berupa grantang, gong, dan kendang. Sedangkan pada bentuk penyajian tahun 2002sampai sekarang mengalami perubahan (1) gerak tari bertambah goyang pinggul (2) iringan menyerupaigong kebyar.Kata kunci: perubahan, bentuk penyajian, joged bumbung
DOLO BELILILE BENTUK, KARAKTER, DAN PERILAKU KOMODO DI PULAU KOMODO KABUPATEN MANGGARAI BARAT, NUSA TENGGARA TIMUR Melki Jemri Edison Neolaka S.Sn.
Joged Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v4i1.526

Abstract

Dolo belilile adalah sebuah karya tari yang menggambarkan bentuk, Karakter, dan perilaku Komodo dipulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat-Nusa Tenggara Timur. Mengupas tentang bentuk komodo(bentuk tangan, kaki, kepala, leher, mata) yang dihadirkan kembali dalam bentuk baru yang berbeda yangditarikan dalam bentuk koreografi dengan gerak, pola lantai, desain gerak, arah hadap, level, waktu, dantenaga. Karakter yang lebih mengarah kepada sifat misterius, dingin, namun biasa menjadi bengis dan liarsaat kelaparan dan merasa terusik kenyamanannya. Perilaku yang lebih mengambil esensi pada cara makan,cara minum, cara menatap, cara berjalan, hingga pola hidup menyendiri, berdua, dan saat mengelompok.Karya ini memadukan dua tipe tari yaitu tipe studi dan dramatik. Studi yang lebih mengacu padapengembangan gerak dasar cara berjalan komodo dan bentuk tangan dan kaki serta jari-jari Komodo. Karyatari ini menggunakan mode penyajian simbolis representasional. Gerak di garapan ini menggunakan geraktari kontemporer yang berkonsep warna-warna gerak primitif yang berasal dari kabupaten Manggarai Barat.Menggunakan duabelas penari campuran antara putra dan putri yang terbagi sesuai dengan adegan tarinya.Instrumen musik yang digunakan dalam tarian ini adalah; ceng-ceng, jimbe, seruling, udupot, conga bedug,dan biola. Lantunan syair adat dan lagu daerah Dolo juga turut mewarnai koreografi ini.Inti karya ini adalah kemenangan sejati dalam kebersamaan yang diungkapkan dalam bentuk KoreografiLingkungan. Mengajak masyarakat untuk melihat perjalanan kisah komodo yang selama ini menjadibinatang langka yang berusaha bertahan hidup dihutan lindung yang besar dan gersang. Pemerintahdiharapkan dapat mengubah pola pikir untuk tidak meremehkan dan menomerduakan sektor seni, budayadan pariwisata karena kehidupan alam, budaya, dan habitat komodo teryata dapat menjadi aset daerah yangmembanggakan di mata dunia. Mari sama-sama bergandengan tangan, berpesta dan bergembira bersamamerayakan kemenangan ini, menyatukan rasa dan semangat membangun NTT menjadi makmur, bersahabat,semakin maju, cinta budaya dan alam.Kata kunci: bentuk, karakter, perilaku komodo
EFEKTIVITAS PROMOSI ATRAKSI SAPU LIDI PADA PENINGKATAN WISATAWAN DI DESA MAMALA DAN MORELLA MALUKU TENGAH Merry V. F Pesulima
Joged Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v4i1.527

Abstract

Pengembangan potensi pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak positif dengan adanyaperubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalamperluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, meningkatan income dan terjadinya interaksi sosial budayaantara pendatang dan penduduk setempat. Salah satu sektor di Maluku yang mendukung sumber devisa bagipemerintah Maluku adalah sektor kepariwisataan. Perencanan dan program pengembangan dan perluasaninformasi yang tepat dan penuh perhatian serius dari Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan“Efektivitas Promosi Atraksi Sapu Lidi (Pukul Manyapu) Pada Peningkatan Wisatawan di Desa Mamala danMorela, Kabupaten Maluku Tengah”.Berdasarkan masalah yang dikemukakan bisa diketahui apakah ada efektivitas promosi wisata padatingkat kunjungan wisatawan untuk menyaksikan Atraksi Sapu Lidi (Pukul Manyapu) di Desa Mamala danMorela, Kabupaten Maluku Tengah? Jumlah kunjungan wisatawan untuk menyaksikan event Atraksi SapuLidi (Pukul Manyapu) di Desa Mamala dan Morela, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 yangmengalami peningkatan pada jumlah kunjungan wisatawan sehingga perlu adanya tambahan biaya promosi.Ini dibuktikan dari hasil analisis nilai signifikan lebih kecil 5% (lima persen).Kontribusi terbesar adanya efektivitas promosi pada kunjungan wisatawan (Y) dengan nilai thitungsebesar 6,054 dengan tingkat signifikansi 0,002 (p<0,05). Hasil analisis regresi sederhana untukmembuktikan secara statistik bahwa keseluruhan koefisien regresi dari indikator variabel bebas yangdigunakan dalam analisis ini berdasarkan nilai Fhitung. Hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung hitung sebesar36,654 dengan signifikansi sebesar 0,002. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 5% (p<0,05), makamodel regresi dengan variabel biaya promosi wisata (X) berpengaruh signifikan terhadap kunjunganwisatawan untuk menyaksikan Atraksi Sapu Lidi (Pukul Manyapu) di Desa Mamala dan Morella, KabupatenMaluku Tengah.Kata kunci: efektivitas, promosi wisata, wisatawan, Atraksi Sapu Lidi
Karya Tari: She’s Rosalia Novia Ariswari
Joged Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v4i1.528

Abstract

She‟s merupakan sebuah karya tari yang terinspirasi dari pengalaman pribadi yang melihat berbagai haldari sosok seorang ibu. Kelemah lembutan, mempunyai daya juang yang tinggi, dan mempunyai tanggungjawab dibalik kelemahan dari serorang perempuan terlihat dari sosok seorang ibu.Karya ini merupakan karya tari yang dibawakan oleh dua orang penari putri dengan peran yang berbeda,yaitu penggambaran dari seorang ibu oleh satu penari, dan menggambarkan seorang anak oleh penari lain.Rangsang idesional adalah awal pembuatan dari karya ini. Tipe tari dramatik digunakan dalam karya inidengan mode penyajian simbolis- representasional.Permasalahan yang paling dekat dengan kehidupan penata menjadi pilihan dalam pembuatan karya ini.Ketertarikan dan kekaguman sosok seorang ibu dimata penata menginspirasi untuk membuat danmempersembahkan karya ini untuk ibu yang tangguh dalam menjalani hari- harinya.Kata Kunci: Ibu, perempuan, daya juang
MAKNA HUDOQ KITA’ PADA UPACARA PELAS TAHUN DI DESA PAMPANG KALIMANTAN TIMUR Tri Indrahastuti
Joged Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v4i1.529

Abstract

Hudoq Kita’ adalah salah satu seni pertunjukan yang berhubungan dengan upacara ritual.Hudoq Kita’ ditarikan oleh para wanita, dengan menggunakan topeng (hudoq) cantik yang terbuatdari anyaman manik berbentuk cadar menggambarkan manusia, simbol dari kebaikan.Hudoq Kita’ menjadi bagian yang terpenting dan tidak terpisahkan dari kehidupan spritualreligius masyarakat Dayak Kenyah. Oleh karena di dalam tari ini mengandung makna dan simbolyang sangat berarti bagi masyarakat Dayak Kenyah di desa Pampang. Makna dan simbol dikupasdengan teori Victor Tuner.Hudoq Kita’ merupakan perwujudan permohonan kepada dewi padi, roh-roh leluhur, danpenjaga desa agar pada masa panen yang akan datang diberikan hasil yang lebih baik. Hudoq Kita’selalu berkaitan dengan upacara adat Pelas Tahun, di mana upacara ini merupakan ungkapan rasasyukur dan kegembiraan masyarakat Dayak Kenyah di desa Pampang atas hasil panen yangdiperoleh. Ungkapan rasa syukur dan kegembiraan itu terlihat dengan datangnya masyarakatuntuk ikut serta sebagai pelaku maupun penyelenggara upacara Pelas Tahun. Upacara Pelas Tahunyang diadakan setahun sekali , memilliki makna yang dalam karena masyarakat Dayak Kenyahtelah memenuhi kewajiban tradisi secara turun temurun.Kata kunci: Hudoq Kita’ , upacara Pelas Tahun, makna.
Tari Dolalak Sebagai Identitas Masyarakat Kabupaten Purworejo Sentri Captian Ningsih
Joged Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v4i1.530

Abstract

Tulisan ini mengupas tari Dolalak dari Kabupaten Purworejo sebagai identitas masyarakat Purworejo.Anya Peterson Royce menyatakan bahwa sebagai sebuah simbol identitas, tari membawa informasi darisuatu masyarakat yang mengkomunikasikan sesuatu tentang dirinya sendiri, terutama dalam situasi-situasi dimana orang yang berbeda-beda saling berhubungan. Ciri kompleks yang digunakan untuk menandai sebuahidentitas yang muncul dalam masyarakat adalah gaya. Gaya tersusun dari simbol, bentuk, dan orientasi nilaiyang mendasari. Bentuk dan simbol terang-terangan memasukkan pakaian, bahasa, musik tari, tipe rumah,dan agama yang ditunjang oleh nilai-nilai persahabatan, etika, dan pendidikan. Dengan kata lain, tari yangberada dalam suatu masyarakat, memiliki gaya dan konteksnya masing-masing sesuai dengan apa yangterjadi di dalam masyarakatnya.Analisis teks dalam penulisan adalah elemen gerak, rias dan busana, serta musik iringan yang didalamnya terdapat syair-syair dengan pola berpantun sebagai sebuah perilaku masyarakat KabupatenPurworejo untuk memunculkan konteks yang ada di dalam masyarakatnya. Analisis konteks adalah denganmelihat tari Dolalak sebagai perilaku masyarakat yang merupakan ekspresi dari kehidupan masyarakatpendukungnya.Kata kunci: tari, Dolalak, Kabupaten Purworejo.
FISIOLOGI SISTEM KESEIMBANGAN PADA TEKNIK GERAK TARI KLANA TOPENG GAYA YOGYAKARTA Ika Candra Maulida
Joged Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v4i1.531

Abstract

Tari Klana Topeng Gaya Yogyakarta merupakan salah satu bentuk tari tunggal yang bersumber daribentuk pertunjukan wayang topeng. Setiap tarian memiliki teknik gerak dan kesulitan yang berbeda. TariKlana Topeng menjadi salah satu materi pembelajaran di pusat pendidikan baik formal maupun non formal.Tingkat kesulitan yang terdapat pada tari Klana Topeng menjadikan tarian ini diberikan bukan sebagaimateri tingkat dasar.Penglihatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keseimbangan tubuh. Topeng yangdikenakan oleh penari tari Klana Topeng merupakan penghambat penglihatan dan juga menjadi penghambatmasuknya suplai oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan aktivitas, dalam hal ini adalahmenarikan tari Klana Topeng. Latihan dengan mempergunakan topeng diperlukan untuk menemukan teknikkunci sehingga penari dapat melakukan gerak tari dengan baik tanpa merasa terbebani dengan topeng yangdikenakan.Menari merupakan suatu aktivitas fisik yang membutuhkan koordinasi dari bagian-bagian tubuh,ketahanan, dan kelenturan. Penari membutuhkan latihan untuk memperkuat hafalan, teknik dan keterampilangerak, serta untuk meningkatkan ketahanan tubuh dan melatih organ-organ yang dibutuhkan untukmenggerakkan bagian tubuh. Penari tidak hanya memiliki teknik gerak yang baik, namun membutuhkanketahanan tubuh untuk dapat menyajikan tarian dengan baik.Kata kunci: Tari Klana Topeng, keseimbangan, gerak tubuh.
PENGARUH ‘EDAN-EDANAN’ DI DALAM TARI NIRBAYA KARYA SETYASTUTI Risang Ayu Agustin
Joged Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v4i1.532

Abstract

Tari Nirbaya karya Setyastuti, merupakan sebuah karya tari baru yang berorientasi pada tradisi „edanedanan‟sebagai sumber penciptaannya. „Edan-edanan‟ merupakan sebuah ritual adat dalam upacaratemanten agung Kraton Yogyakarta, yang berfungsi sebagai penolak bala. Bentuk „edan-edanan‟menggambarkan wujud orang gila yang dipercayai dapat mengusir hal-hal gaib yang dapat menggangguacara. Dalam tari Nirbaya akan nampak adanya hasil dari hubungan pengaruh mempengaruhi, yaitu pengaruhdari „edan-edanan‟ sebagai obyek sumber penciptaan di dalam karya tari baru yang tercipta. Pengaruhtersebut dapat dilihat dari elemen-elemen „edan-edanan‟ yang masih dapat diidentifikasi dalam tari Nirbaya.Pengaruh secara visual terdapat pada rias, busana, properti dan gerakannya, sedangkan dari aspek nilaiterdapat pada esensi tolak bala yang masih ada pada tari Nirbaya.Kata kunci: „edan-edanan‟, nirbaya, pengaruh
PEMETAAN MANAJEMEN SANGGAR SENI DI KABUPATEN MALINAU Arung Ajo
Joged Vol 4, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v4i1.533

Abstract

Pembangunan pariwisata budaya merupakan salah satu program prioritas pembangunan di KabupatenMalinau. Aktivitas kesenian yang dilakukan oleh sanggar-sanggar seni ditentukan penerapan manajemenpada setiap sanggar seni masing-masing. Penelitian ini memaparkan keberadaan sanggar-sanggar seni yangada di Kabupaten Malinau, memetakan penerapan manajemen sanggar seni, serta untuk mengetahuipemahaman komunitas Sanggar Seni di Kabupaten Malinau tentang arti dan makna manajemen. Penelitimenggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancaradan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukan bahwa sanggar seni di Kabupaten Malinau menerapkan empat fungsimanajemen. Perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan pertunjukan sesuai permintaan masyarakatataupun pemerintah daerah. Pada proses pengorganisasian, semua sanggar sudah memiliki struktur organisasimeskipun masih bersifat sederhana sesuai dengan kebutuhan sanggar. Pengarahan sanggar seni di KabupatenMalinau menggelar pertunjukan seni berdasarkan permintaan masyarakat dan pemerintah daerah.Pengawasan dilakukan dengan menetapkan standar pertunjukan yakni gerakan tari sesuai dengan standar aslidari gerakan tarian yang diadopsi oleh sanggar.Di Kabupaten Malinau terdapat 56 sanggar seni yang menyebar di 12 kecamatan. Pengelolaan sanggarsanggartersebut menerapkan empat fungsi manajemen, dan masih menggunakan manajemen tradisional,serta belum mengenal adanya penerapan Manajemen Seni Pertunjukan secara profesional. namun selalu siapmenampilkan pergelaran seni sesuai permintaan.Kata Kunci: Pemetaan, Manajemen dan Sanggar Seni.

Page 1 of 1 | Total Record : 10