cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
JURNAL FISIKA
ISSN : 20881509     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Terbit dua kali setahun pada bulan Mei dan November. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian konseptual Fisika Teoritik, Fisika Material, Fisika Medik, Fisika Nuklir, Fisika Komputasi dan Fisika Bumi.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2022)" : 5 Documents clear
Evaluasi Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai Dasar Penentuan SSDE (Size-Specific Dose Estimate) pada Pemeriksaan CT Scan Abdomen Sari, Ni Larasati Kartika; Prataminingsih, Prataminingsih; Santoso, Budi
Jurnal Fisika Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jf.v12i2.40396

Abstract

SSDE (Size-Specific Dose Estimate), merupakan parameter dosis CT Scan yang sudah memasukkan komponen ukuran tubuh pasien, yaitu diameter efektif (DE). SSDEDE kurang menggambarkan dosis pasien karena pengukuran DE hanya pada midslice citra. Penelitian ini mengevaluasi penggunaan indeks massa tubuh (IMT) sebagai alternatif ukuran DE, untuk mendapatkan SSDE CT Scan Abdomen. Analisis paired sample t-test, uji t parsial, uji linearitas (ANOVA) dan korelasi (pearson correlation) IMT terhadap DE, parameter dosis seperti, CTDIvol (Computed Tomography Dose Index-volumetric), DLP (Dose Length Product), dan SSDE dilakukan dari 64 data pasien. Hasil uji menyatakan bahwa IMT dan DE berbeda secara nyata, dan saling mempengaruhi. Nilai koefisien determinasi IMT-DE 0,854 (p 0,05) dan korelasinya 0,924 (p 0,001), yang berarti sangat kuat dan bersifat positif, sehingga IMT dapat digunakan sebagai alternatif ukuran pasien dalam menentukan SSDE. Hasil uji IMT dengan parameter dosis menunjukkan saling berbeda dan saling mempengaruhi. Hasil uji linearitas juga menunjukkan ketiganya memiliki hubungan yang linear. Nilai korelasi (r) = 0,930 untuk IMT-CTDIvol, r = 0,922 untuk IMT-DLP dan r = 0,846 untuk IMT-SSDEIMT dengan nilai p value ketiganya adalah p 0,001. Hal ini berarti koefisien korelasinya dapat dikategorikan sangat kuat dan bersifat positif.SSDE (Size-Specific Dose Estimate) is a CT Scan dose parameter that includes the patient's size component, effective diameter (ED). SSDEED still doesn’t represent the patient dose well because ED only measured in the image’s midslice. This study evaluates the use of body mass index (BMI), as an alternative size metric for the SSDE calculation in abdominal CT Scan. Paired sample t-test, partial t-test, ANOVA and Pearson correlation test between BMI, DE, dose parameters such as CTDIvol (Computed Tomography Dose Index-volumetric), DLP (Dose Length Product), and SSDE was performed in 94 data. The results show that  BMI and ED values are significantly different and influencing each other. The coefficient of determination of BMI-ED is 0.854 (p 0.05) and the correlation coefficient is 0.924 (p 0.001). This means that the correlation between BMI-ED is very strong, so BMI can be used as an alternative to replace ED in determining SSDE. BMI and dose parameters are also influencing each other and have linear relationship. The correlation value (r) of BMI-CTDIvol is 0.930, BMI-DLP is 0.922, and  BMI-SSDEBMI is 0.846  with the p value being p 0.001, means that the correlation can be categorized as very strong and positive.
Effect of Tube Voltage (kV) on Radiographic Image Quality of TOR-CDR Phantom Object Fauzya, Sholy Putri
Jurnal Fisika Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jf.v12i2.39746

Abstract

The test object was selected in the form of a TOR-CDR phantom which was exposed to X-rays with a low tube voltage (kV) and adjusted the contrast enhancement in the radiographic image. The study of this method was carried out by varying the tube voltage (kV) from 60 kV-80 kV and increasing contrast from 5%-30%. Based on the tests carried out, increasing the tube voltage (kV) can improve image quality, but increase the radiation dose received. However, giving enhancement can reduce tube voltage (kV) and improve image quality. The decrease in the average pixel value against the contrast on the TOR-CDR phantom follows the second order of polynomial equations, y=Ax2+Bx+. The coefficient A, B and C has linear relationship with the tube voltage (kV). The coefficient A has a decreasing trend and the coefficient B has an increasing tendency as the tube voltage (kV) increase. Meanwhile, the coefficient C shows the noise level in the image. Contrast enhancement can reduce the tube voltage (kV) used, but this contrast increase can only be done in a limited way. In this research, the maximum contrast enhancement limit in the image is 10% with 12-13 visible circles from 17 circles on the object.
Identifikasi Karakteristik Mesoscale Convective Complex (MCC) di Wilayah Papua dan Sekitarnya Saragih, Rino Wijatmiko Saragih
Jurnal Fisika Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jf.v12i2.39190

Abstract

Wilayah Papua merupakan wilayah yang topografinya  didominasi dengan gunung dan bukit serta dikelilingi oleh lautan.  Oleh karena itu menghasilkan penguapan yang cukup besar. Penguapan memiliki pengaruh terhadap kondisi cuaca, terutama dalam pembentukan awan-awan konvektif. Sebuah aktifitas konvektif yang tinggi dan besar menyebabkan terbentuknya sebuah sistem konvektif skala meso.  Sistem konvektif skala meso atau Mesoscale Convective system (MCS) terdiri dari banyak jenis, salah satunya Mesoscale Convective Complex (MCC). Dalam penulisan ini menggunakan metode penelitian penerapan (applied research). Data yang digunakan yaitu data citra satelit Himawari-8 kanal inframerah dengan algoritma yang telah dibangun dan berdasarkan karakteristik MCC yang ada di Indonesia. Hasil dari penelitian ini dapat mengetahui karakteristik kejadian MCC serta perbedaan MCC yang terjadi di darat dan laut selama tahun 2016, hasil penelitian ini dapat sebagai sumber rujukan dan referensi untuk mengetahui kapan kemunculan MCC di wilayah Papua dan sekitarnya sebagai acuan dalam membuat prakiraan cuaca dan peringatan dini. 
ANALISIS DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON DAN LAJU DOSIS SINAR GAMMA PADA KOLOM TERMAL REAKTOR KARTINI UNTUK BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT) DENGAN SOFTWARE PHITS Yani, Sitti
Jurnal Fisika Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jf.v12i2.40121

Abstract

Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi desain kolom termal reaktor Kartini secara komputasi menggunakan metode Monte Carlo dengan software Particle and Heavy Ion Transport Code System (PHITS). Distribusi fluks neutron dan laju dosis sinar gamma yang dihasilkan oleh reaktor ini dianalisis untuk memastikan beberapa parameter telah memenuhi ketentuan IAEA untuk keperluan BNCT. Material yang digunakan dalam simulasi ini yaitu 16 cm Al, 12 cm Pb, 15 cm Ni, dan 87 cm grafit pada modifikasi 1 dan 87 cm, 74.5 cm, dan 61.5 cm pada modifikasi 2. Energi yang digunakan yaitu sebesar 2 MeV, 2.5 MeV, dan 3 MeV. Hasil simulasi dari desain tersebut dilakukan analisis parameter fluks neutron epitemal, neutron cepat, dosis gamma, rasio antara fluks termal dan epitemal, serta rasio antara arus neutron dan fluks neutron total. Modifikasi 2 dengan energi 2 MeV dan 2.5 MeV menunjukkan modifikasi terbaik untuk simulasi kolom termal yang sesuai dengan ketentuan IAEA yaitu menghasilkan fluks neutron epitermal sebesar 1.78×109 n/cm2s dan 1.46×109 n/cm2s serta dosis gamma sebesar 1.72×10-13 Gycm2/n dan 1.91×10-13 Gycm2/n.
Pemanfaatan SATAID Untuk Analisis Kondisi Atmosfer Saat Banjir di Kalukku Menggunakan Metode Numerical Weather Prediction Asmita, Arizka Sri
Jurnal Fisika Vol 12, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jf.v12i2.40136

Abstract

Banjir akibat hujan ekstrem yang terjadi di Kalukku 11 Oktober 2022 merupakan kejadian terparah yang terjadi dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kondisi atmosfer untuk mengetahui kondisi perawanan dan indeks labilitas atmosfer selama kejadian hujan lebat tersebut. Data yang digunakan untuk melakukan analisis adalah data citra satelit Himawari-8 dengan menggunakan data kanal inframerah dan data NWP yang diolah menggunakan software SATAID. Metode Numerical Weather Prediction (NWP) dipilih untuk menampilkan parameter labilitas atmosfer. Hasil analisis menunjukkan bahwa suhu puncak awan dari tampilan citra satelit megindikasikan pertumbuhan awan konvektif signifikan yang terjadi pada pukul 06.00 – 08.30 UTC. Suhu puncak awan terendah yaitu -79 0C yang terjadi sekitar pukul 07.00 UTC dan 08.00 UTC. Data citra satelit menunjukkan fase pertumbuhan awan mulai terjadi pada pukul 06.00 UTC hingga 11.00 UTC. Kondisi curah hujan tinggi diakibatkan oleh adanya pembentukan awan konvektif dan awan merata. Berdasarkan data indeks labilitas atmosfer yaitu K-Index (KI), Lifted Index (LI), Showalter Stability Index (SSI), dan Total-Totals Index (TTI)  menunjukkan nilai yang cukup mendukung saat terjadinya hujan sangat lebat tersebut. Indeks labilitas atmosfer berada pada kategori lemah hingga sedang. Kondisi atmosfer labil terlihat terjadi pada pukul 06.00 UTC yaitu saat pembentukan awan mulai terjadi. Kemudian pada fase peluruhan awan terlihat kondisi atmosfer yang cenderung stabil. Hal ini menunjukkan bahwa software SATAID dinilai mampu untuk mengolah data citra Satelit Himawari-8 untuk analisis kondisi atmosfer.

Page 1 of 1 | Total Record : 5