cover
Contact Name
Indri Seta Septadina
Contact Email
indri.andriansyah@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
rulanadnindya.md@fk.unsri.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 24067431     EISSN : 26140411     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya with registered number ISSN 2406-7431 (Print) and ISSN 2614-0411 (Online), is a scientific journal managed by Faculty of Medicine Universitas Sriwijaya, Indonesia. It publishes original research articles and reviews in Biomedical Sciences, Medicine (Neurology, Cardiovascular, Respiratory, Gastrointestinal, Urogenital, Endocrine and Metabolism, Integument, Mental Health, Obstetry and Gynecology, Ophtalmology, ENT, Musculusceletal) and Public Health Medicine.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi" : 11 Documents clear
Perbedaan Kompres Nacl 0,9% dengan Kompres Alkohol 70%Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Flebitis Evangeline H; Dedi Supriadi; Wawan Sunarya
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i3.36

Abstract

Pemberian terapi intravena dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya adalah flebitis. Flebitis dapat terjadi akibat prosedur pemasangan yang kurang tepat, pemberian obat via intravena, dan akumulasi bakteri dalam kanul kateter. Kondisi ini dapatmenimbulkan eritema, edema dan nyeri. Nyeri flebitis dapat ditangani dengan cara pemberian kompres NaCl 0,9% dan kompres alkohol 70%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kompres NaCl 0,9% dan kompres alkohol 70% terhadap penurunan intensitas nyeri pasien flebitis. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah quasi experiment dengan metode pendekatan non equivalent control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling sebanyak 34 sampel yaitu 17 responden diberikan kompres NaCl 0,9% dan 17 responden diberikan kompres alkohol 70%. Pengambilan data dengan menggunakan lembar observasi dan melakukan intervensi kompres NaCl 0,9% dan kompres alkohol 70%, kemudian diuji kenormalan data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk diperoleh (0,0001) yang artinya data berdistribusi tidak normal sehingga menggunakan uji Non-parametrik yaitu Uji Mann- Whitney. Hasil penelitian menunjukan pvalue 0,003 (α<0,005) terdapat perbedaan antara kompres NaCl 0,9% dan kompres alkohol 70% terhadap penurunan intensitas nyeri pasien flebitis. Hasil didapatkan kompres NaCl 0,9% lebih efektif dibandingkan dengan kompres alkohol 70% dengan selisih mean sebelum dan sesudah sebesar 3,53 sedangkan kompres alkohol 70% terdapat selisih antara sebelum dan sesudah sebesar 2,59. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pihak Rumah Sakit mempertimbangkan hasil penelitian ini sebagai dasar penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) penatalaksanaan pasien flebitis. Diharapkan perawat untuk mengurangi kejadian flebitis pada saat memberikan terapi intravena bekerja sesuai SOP.
Pengaruh Pemberian Kompres Dingin Terhadap Nyeri pada Pasien Fraktur Ekstremitas Tertutup di IGD RSMH Palembang Tahun 2012 Devi Mediarti; Rosnani; Sosya Mona Seprianti
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i3.37

Abstract

Fraktur merupakan ancaman potensial maupun aktual terhadap integritas seseorang, sehingga akan mengalami gangguan fisiologis salah satunya respon berupa nyeri. Nyeri pada pasien fraktur salah satunya disebabkan karena spasme otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres dingin terhadap nyeri pada pasien fraktur ekstremitas tertutup. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan desain one group pre test-post test yang dilaksanakan pada 31 Mei sampai 14 Juni 2012 dan bertempat di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non random sampling dengan metode porposive sampling yaitu berjumlah 15 sampel. Dari hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata nyeri sebelum dilakukan kompres dingin adalah 6,40 dengan standar deviasi 0,99 dan rata-rata skala nyeri setelah dilakukan kompres dingin adalah 3,53 dengan standar deviasi 1,30. Hasil analisis data yang dilakukan menggunakan uji T berpasangan atau Paired T-test, ada perbedaan antara nyeri sebelum dan setelah pemberian kompres dingin pada pasien fraktur ektremitas tertutup. Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian kompres dingin terhadap nyeri pada pasien fraktur ektremitas tertutup. Disarankan kepada perawat di Instalasi Gawat Darurat agar dapat mengaplikasikan intervensi kompres dingin untuk mengurangi nyeri pada pasien fraktur ekstremitas tertutup.
Hubungan Konsumsi Air Hujan Terhadap DMF-T Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin Tahun 2014 R.A Zainur S; Mujiyati
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i3.38

Abstract

Air hujan berpotensi digunakan di dataran tinggi atau daerah langka air permukaan dan air tanah. Memasak air hujan untuk dikonsumsi merupakan cara yang baik untuk melakukan proses purifikasi air dirumah, agar lebih efektif air tetap dibiarkan mendidih selama 5- 10 menit. Menurut Suparno dalam bukunya yang berjudul Teknologi Proses Pengolahan Air mengatakan bahwa pH air hujan bersih itu bersifat asam lemah yaitu 5,6. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan konsumsi air hujan terhadap DMF-T (tingkat keparahan karies) pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Makarti Jaya. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok masing - masing sampel terdiri dari 50 siswa yang mengonsumsi air hujan dan 50 siswa yang mengonsumsi air PDAM > 2 tahun. Dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan objektif untuk melihat indeks DMF-T dari setiap siswa dengan menggunakan alat basic instrument. Hasil uji laboratorium di Universitas Sriwijaya menyatakan bahwa pH air hujan yang ada di Makarti Jaya adalah 7,28 yang artinya pH tersebut adalah pH basa lemah. Hasil analisa data dengan uji signifikansi pearson di dapat Pvalue yaitu 0,2, diman nilai α adalah 0,05. Jadi, Pvalue > α, yaitu 0,2 > 0,05 sehingga Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi air hujan terhadap DMF-T siswa kelas VII SMP Negeri 1 Makarti Jaya.
Korelasi Antara Overekspresi p53 Dengan Derajat Histopatologi Dan Stadium Klinis Karsinoma Ovarium Tati Lahmuddin; Heni Maulani; Zulkarnain Musa; Irsan Saleh
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i3.39

Abstract

Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal dari sel-sel epitelial di ovarium, terbanyak keenam pada wanita di dunia. Di RS Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang, insiden karsinoma ovarium menempati urutan ketiga keganasan terbanyak pada wanita setelah karsinoma payudara dan leher rahim. Gen TP53 mensintesis protein p53 yang bila inaktif dapat mempengaruhi derajat histopatologi dan stadium klinik. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi antara overekspresi p53 dengan derajat histopatologi dan stadium klinik karsinoma ovarium. Penelitian dilakukan secara analitik observasional, pendekatan potong lintang di sentra diagnostik laboratorium Patologi Anatomi RS Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Sampel berjumlah 32 kasus, diambil dari arsip rekam medik periode 1 Januari 2012 sampai 30 Juni 2015, dipulas dengan antibodi monoklonal p53. Hasil penelitian menemukan frekuensi karsinoma ovarium derajat rendah sebanyak 65,6% dan derajat tinggi sebanyak 34,4%. Tipe histopatologi terbanyak adalah karsinoma serosa derajat tinggi (25%) dan karsinoma musinus (25%). Frekuensi karsinoma ovarium stadium lanjut (53,1%) lebih banyak dari stadium awal (46,9%). Frekuensi overekspresi p53 pada karsinoma ovarium 43,8%. Tidak ada korelasi bermakna antara overekspresi p53 dengan derajat histopatologi (p=0,1) dan stadium klinis karsinoma ovarium (p=0,6). Terdapat korelasi bermakna antara derajat histopatologi dan stadium klinik (p=0,00, r=0,46).
Kadar glutation (GSH) darah karyawan SPBU di Kota Palembang Safyudin; Subandrate
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i3.40

Abstract

Lingkungan SPBU merupakan salah satu lingkungan yang tinggi oksidan seperti toluen, benzena, xylen atau hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Senyawa ini dimetabolisme oleh hati membentuk radikal bebas. Radikal bebas mengoksidasi makromolekul dalam tubuh seperti lemak, protein dan asam nukleat. Antioksidan, seperti GSH, berperan menangkap radikal bebas sehingga mencegah kerusakan sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar antioksidan GSH karyawan SPBU di Kota Palembang. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Dua SPBU dipilih secara acak. Jumlah subjek penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah 14 orang karyawan SPBU dan 7 kontrol. Sampel berupa darah diambil setelah habis shift kerja. Rata-rata kadar GSH karyawan SPBU adalah 0,267 µg/mL dan kontrol adalah 0,305 µg/mL (p=0,178). Kadar GSH karyawan SPBU lebih rendah dibandingkan kontrol. Pada pekerja SPBU di Kota Palembang, paparan oksidan berpengaruh tidak signifikan terhadap penurunan kadar GSH darah.
Sensitivitas dan Spesifisitas Polimerase Chain Reaction pada Diagnosis Her2/Neu Karsinoma Payudara Duktal Invasif Wresnindyatsih; Triwani; Yuwono; Heni Maulani
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i3.41

Abstract

Karsinoma payudara duktal invasif adalah keganasan yang berasal dari sel epitel pelapis duktal-lobuler payudara. Gen her2/neu merupakan salah satu gen yang mengalami amplifikasi dan menyebabkan terjadinya karsinoma payudara. Penemuan terapi target anti her2/neu menurunkan angka kematian dan memperpanjang harapan hidup penderita. Penelitian ini bertujuan memperoleh nilai sensitivitas dan spesifisitas Polymerase Chain Reaction diagnosis status her2/neu pada karsinoma payudara dibandingkan dengan pemeriksaan imunohistokimia. Uji diagnostik telah dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. M. Hoesin dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang pada bulan Januari sampai November 2013. Sebanyak 39 sampel blok paraffin jaringan karsinoma payudara diambil secara purposif. Dari hasil penelitian terhadap sampel pemeriksaan imunohistokimia didapatkan hasil positif 17,94% (7 dari 39 sampel). Pemeriksaan dengan metode Polymerase Chain Reaction didapatkan hasil positif 28,20% (11 dari 39 sampel) yang ditandai dengan adanya amplikon DNA spesifik her2/neu >2,0. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan sensitivitas dan spesifisitas metode Polymerase Chain Reaction 57,14% dan 81,81% dan memiliki nilai prediksi positif dan nilai prediksi negatif 50,00% dan 85,71%. Dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan metode Polymerase Chain Reactionmemiliki sensitivitas lebih rendah daripada metode IHK namun spesifisitas lebih baik dibandingkan dengan metode IHK. Metode PCR dapat dikembangkan sebagai metode alternatif untuk mendiagnosis status her2/neu.
Peroxisome Proliferator Activator Receptor (PPAR) γ Agonis Menurunkan Kadar Sitokin Anti Inflamasi TGF-β dan IL-10 pada Tikus Putih Wistar Model Inflamasi Vaskular Rachmad Hidayat
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i3.42

Abstract

Inflamasi vaskular merupakan kondisi patologis yang mendasari terjadinya gangguan pada pembuluh darah. NADPH oksidase merupakan enzim sentral yang mengaktivasi kaskade inflamasi sehingga dihasilkan superoxide (Reactive Oxygen Species), aktivasi sel fagosit, pengeluaran sitokin proinflamasi dan kerusakan jaringan vaskular. Aktivasi PPAR γ akan menginhibisi faktor transkripsi NF-κB dan menurunkan ekspresi gen sitokin proinflamasi. Pioglitazon dan telmisartan berkerja sebagai full dan partial agonis PPAR-γ. Diharapkan kedua agen ini dapat berperan dalam mencegah inflamasi vaskular dengan aktivasi PPAR γ.Tikus Wistar jantan usia 10 minggu (n= 30) dilakukan randomisasi ke dalam enam kelompok, 5 ekor tikus tiap kelompok, perlakuan selama 8 minggu. Kelompok 1 :kontrol negatif. Kelompok 2 : diberi NaCl 8% dan aquades 5 ml. Kelompok 3 dan 4 : diberi NaCl 8% serta pioglitazon secara berurutan dengan dosis 3 mg/kgBB dan 6 mg/kgBB. Kelompok 5 dan 6 : diberi NaCl 8% serta telmisartan secara berurutan dengan dosis 6 mg/kgBB dan 12 mg/kgBB. Kadar TGF-β dan IL-10 dianalisis dengan ELISA. Uji ANOVA dilanjutkan dengan pos hoc test (Boferroni test)digunakan untuk menganalisis variabel.Kadar TGF β1 dan IL-10 kelompok 3-6 menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan kelompok 2. Telmisartan dan pioglitazon menurunkan kadar TGF-β1 dan IL-10 pada jaringan aorta tikus putih seiring peningkatan dosis.
Hubungan Pola Dermatoglifi dengan Diabetes Mellitus Tipe II di RSUP Dr Mohammad Hoesin Tiur Dermawati Marpaung; Triwani; Herawati Jaya
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i3.43

Abstract

Dermatoglifi adalah ilmu tentang bentuk dan pola sidik jari. Dermatoglifi diturunkan secara poligenik, bersifat tetap dan tidak dipengaruhi umur, pertumbuhan dan perubahan lingkungan. Pola dermatoglifi dapat memperlihatkan juga kelainan genetik ataupun penyakit tertentu, sehingga bisa digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis suatu penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola dermatoglifi DM tipe 2 dan yang tidak DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian yaitu Retrospective case control, dan dilakukan di poliklinik penyakit dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, pada bulan februari 2014. Jumlah sampel yang diteliti 93 orang. Hasil penelitian memperlihatkan pola whorl 54,8%, loop ulnar 39,7%, arch 3,2% dan pola loop radial 2,3% pada kasus DM tipe 2 dan pola loop ulnar 62,3%, whorl 29%, ,loop radial 6,6%, arch 2,1% pada kontrol tidak DM tipe 2. Indeks pola sidik jari pada DM tipe 2 yang terbesar adalah Indeks Furuhata 130.8 kemudian Indeks Dankmeijer 5,9. Dengan menggunakan test statistik uji Chi-Square, Odds Ratio dan pvalue<0,05 memperlihatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pola sidik jari DM tipe 2 dan tidak DM tipe 2. Peneliti menyimpulkan bahwa orang lebih banyak mempunyai pola sidik jari whorl, mempunyai peluang lebih beresiko untuk menderita DM tipe 2 sebesar 2,96 dan 3,87.
Tingkat Ekspresi Galectin-3 Sebagai Penanda Lesi Jinak Dan Lesi Ganas Pada Tiroid Ellys; Ika Kartika; Aspitriani; Yuwono
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i3.44

Abstract

Karsinoma tiroid merupakan keganasan tersering organ endokrin sebagian besar berasal dari sel folikular. Kasus terbanyak adalah karsinoma tiroid papiler dan terbanyak kedua adalah karsinoma tiroid folikular. Namun pada beberapa kasus diagnosa tumor ganas tiroid masih belum dapat ditegakkan secara histopatologi. Galectin-3 merupakan salah satu penanda yang mempunyai struktur pentamer dan mampu mengadakan reaksi silang dan mengikat β-galactoside pada glikoprotein dan glikolipid permukaaan sel, serta berfungsi meregulasi berbagai mekanisme, antara lain kelangsungan hidup, proliferasi, transformasi, serta migrasi sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat ekspresi galectin-3 pada hiperplasia nodular, adenoma folikular, karsinoma tiroid papiler dan karsinoma tiroid folikular pada organ tiroid. Penelitian ini secara analitik observasional potong lintang. Sampel berjumlah 68 sampel, terdiri dari 24 sampel hiperplasia nodular, 13 sampel adenoma folikular, 23 sampel karsinoma papiler dan 8 sampel karsinoma folikular dari organ tiroid. Sampel diambil dari sediaan blok parafin dari bahan operasi lobektomi dan tiroidektomi, kemudian dilakukan pulasan imunohistokimia galectin-3. Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan (α) pada p<0,05. Hasil uji Chi Square penelitian ini menunjukkan ekspresi galectin-3 tidak berbeda secara bermakna antara adenoma folikular dan hiperplasia nodular (p=1,000; p>0,05), ekspresi galectin-3 lebih tinggi pada karsinoma papiler dibandingkan dengan hiperplasia nodular dan adenoma folikular dengan nilai masing-masing (p=0,000; p<0,05). Terdapat perbedaan secara bermakna antara lesi jinak dan ganas (p=0,000; p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat ekspresi galectin-3 pada lesi ganas lebih tinggi daripada lesi jinak pada kelenjar tiroid, oleh karena itu ekspresi immunohistokimia galectin-3 dapat digunakan sebagai petanda tambahan dalam membedakan lesi jinak dan ganas pada tiroid.
Memahami Mekanisme Testis Sebagai Immune Privilege Site Kiagus M Arsyad; Siti Hildani Thaib
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v2i3.45

Abstract

Immune privilege adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tempat tertentu tubuh yang yang mampu menyesuaikan diri dengan antigen tanpa menimbulkan respon imun. Organ yang diketahui termasuk immune privilegesites adalah otak, mata, placenta, fetus dan testis. Immune privilege diduga sebagai hasil adaptasi evlusioner untuk melindungi struktur vital dari efek merusak dari suatu respon imun peradangan. Bukti testis sebagai Immune privilege site dan faktor faktor yang normalnya menyebabkan peradangan ada didalam testis dengan kadar yang tinggi yang mengatur perkembangan sperma ketimbang menimbulkan peradangan. Mengontrol perkembangan sperma dengan mengontrol pembelahan sel dan sel survival. Faktor imun lain yang ada di dalam testis adalah enzim yang menginduksi nitrit oxide synthase (iNOS), dan produknya Nitric Oxide NO), Transforming Growth Faktor beta(TGFβ), enzyme cyclooxygenase-2 (COX-2) dan produknya prostaglandin E2. Jadi sebagai organ yang immune privilege maka testis dapat: menekan sejumlah faktor respon imun mengatur perkembangan sperma ketimbang memicu peradangan, tetapi dapat terjadi penyakit autoimun pada testis.

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 10, No 3 (2023) Vol 10, No 2 (2023) Vol 10, No 1 (2023) Vol 9, No 3 (2022) Vol 9, No 2 (2022) Vol. 9 No. 1 (2022): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 9, No 1 (2022) Vol. 8 No. 3 (2021): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 8, No 3 (2021) Vol 8, No 2 (2021) Vol. 8 No. 2 (2021): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol. 8 No. 1 (2021): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 8, No 1 (2021) Vol 7, No 3 (2020) Vol. 7 No. 3 (2020): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 7, No 2 (2020) Vol. 7 No. 2 (2020): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol. 7 No. 1 (2020): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 7, No 1 (2020) Vol 6, No 3 (2019) Vol. 6 No. 3 (2019): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol. 6 No. 2 (2019): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 6, No 2 (2019) Vol 6, No 1 (2019) Vol. 6 No. 1 (2019): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 5, No 3 (2018): Oktober 2018 Vol 5, No 3 (2018) Vol. 5 No. 3 (2018): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol. 5 No. 2 (2018): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 5, No 2 (2018) Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 5, No 1 (2018) Vol 4, No 3 (2017) Vol. 4 No. 3 (2017): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 4, No 2 (2017) Vol 4, No 1 (2017) Vol. 4 No. 1 (2017): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 3, No 1 (2016): Januari 2016 Vol. 3 No. 3 (2016): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 3, No 3 (2016) Vol. 3 No. 2 (2016): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 3, No 2 (2016) Vol 3, No 1 (2016) Vol. 3 No. 1 (2016): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 2, No 3 (2015): OKTOBER 2015 Vol. 2 No. 3 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 2, No 3 (2015) Vol 2, No 2 (2015) Vol. 2 No. 2 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 2, No 1 (2015) Vol. 2 No. 1 (2015): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 1, No 1 (2014): Oktober 2014 Vol. 1 No. 1 (2014): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universi Vol 1, No 1 (2014) More Issue