cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 1,328 Documents
Sturktur Organisasi B, A
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Human Computer Interaction (HCI) merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana membuat interaksi antara manusia dan komputer dapat terjadi seramah dan seefisien mungkin. Salah satu penerapan prinsip dari HCI adalah teknologi Natural User Interface (NUI). NUI merupakan payung dari beberapa teknologi seperti speech recognition, multitouch dan kinectic interface seperti kinect. NUI dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan mental dan fisik pengguna. Kinect adalah alat yang menerapkan NUI, dengan memanfaatkan kinect, pengguna dapat menangkap data citra berwarna, citra kedalaman, gesture, jarak, posisi dan ketinggian tubuh pengguna. Data yang berasal dari kinect diubah menjadi suatu perintah yang dapat dimengerti oleh perangkat keras. Data tersebut dikombinasikan dengan Fuzzy Inferenece System metode TSK untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin dalam proses memicu kerja perangkat keras sebagai simulasi sistem smart house, sehingga prinsip dari HCI yaitu membuat interaksi antara manusia dan komputer terjadi seramah dan seefisien mungkin dapat tercapai. Kata Kunci—HCI, NUI, Kinect, Fuzzy Inference System metode TSK.
PENATAAN KEMBALI KAWASAN PASAR BUNGA DAN PASAR HEWAN (SPLENDID) KOTA MALANG Tara Aulia Rachman; Subhan Ramdlani; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.295 KB)

Abstract

Kota Malang memiliki pusat perbelanjaan bunga dan hewan (Splendid) yang berlokasi di Jl. Brawijaya dengan kontur tanah yang dibuat terasiring ke arah sungai. Lokasi pasar hewan dan pasar bunga yang berseberangan, namun tidak menjadi satu kesatuan membuat keduanya terkesan berjalan sendiri-sendiri. Padahal keduanya merupakan sebuah potensi wisata Kota Malang. Keberadaan elemen soft material dan hard material kurang optimal dalam penggunaannya. Penelitian ini dilakukan melalui survey lokasi untuk mendapatkan data berupa data fisik tapak, data klimatologi, dan data bio-fisik mengenai tapak. Sedangkan studi komparatif digunakan sebagai referensi terhadap perancangan lansekap nantinya. Penelitian mengenai kondisi eksisting lansekap ini didasarkan pada variabel analisa yang meliputi klimatologi, topografi, batas tapak, view, kebisingan, utilitas, bangunan, zonning, sirkulasi dan vegetasi. Dari hasil analisa tersebut diperoleh ragam data yang dijadikan dasar dalam konsep perancangan lansekap pasar bunga dan pasar hewan splendid Arsitektur Lansekap sebagai pendekatan perancangan Pasar Bunga dan Pasar Hewan diterapkan sebagai solusi dari permasalahan yang ada, dengan mewujudkan lingkungan binaan yang selaras dengan fungsi dan kondisi tapak. Rekonfigurasi karakter ruang Pasar Bunga dan Pasar Hewan, serta penataan ruang yang memprioritaskan ruang hijau untuk pendayagunaan elemen vegetasi sebagai pengkondisian pasif terhadap iklim mikro tapak dan kondisi eksisting tapak adalah garis besar konsep perancangan yang diterapkan pada Perancangan Kembali Kawasan Pasar Bunga dan Pasar Hewan (Splendid) Kota Malang.
PELESTARIAN GEDUNG PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (EKS HANDELS VEREENIGING AMSTERDAM) DI SURABAYA Carissa Fadina Permata; Ir Antariksa; Ema Yunita Titisari
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.772 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mengidentifikasi karakter bangunan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, metode evaluatif (pembobotan), dan metode development. Karakter arsitektur kolonial di bangunan Gedung PT Perkebunan Nusantara XI (Eks Handels Vereeniging Amsterdam) adalah penggunaan simetri bilateral pada komposisi massa, tampak depan dan denah bangunan. Langgam bangunan adalah langgam eklektik yang dipengaruhi Art and Craft, Art Nouveu dan Art Deco. Perulangan elemen bukaan (jendela dan ventilasi) di sepanjang keliling selubung bangunan dengan pola a-a-a-a menimbulkan kesan formal-monoton. Penggunaan material marmer pada dinding hall lantai 1 dan lantai 2 yang menunjukkan karakter bangunan perkantoran, yaitu kuatnya kualitas visual hall sebagai pusat bangunan. Arahan pelestarian bangunan Balai Penelitian Bioteknologi Penelitian Indonesia terbagi menjadi tindakan preservasi (11 elemen), konservasi (14 elemen), rehabilitasi (13 elemen).Kata kunci: pelestarian, bangunan bersejarah, strategi.
HUNIAN RESORT DI PULAU MENJANGAN BESAR SESUAI DENGAN STRATEGI PENGHAWAAN ALAMI MELALUI TATA MASSA DAN BUKAAN Silviananda G; Rinawati P Handajani; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.095 KB)

Abstract

Taman Nasional Karimunjawa merupakan salah satu objek kunjungan wisata di Jawa Tengah yang berorientasi wisata alam, tepatnya di kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara. Taman Nasional Karimunjawa merupakan kawasan konservasi yang terdiri atas 27 gugusan pulau, salah satunya yaitu Pulau Menjangan Besar. Pengembangan dan pendayagunaan potensi yang ada di Kepulauan Karimunjawa sendiri belum optimal, hal ini terlihat dari minimnya fasilitas akomodasi berupa penginapan bagi para wisatawan. Salah satu pulau di Karimunjawa yang masih butuh pengembangan dalam hal fasilitas akomodasi pariwisata seperti resort adalah Pulau Menjangan Besar. Karena hanya terdapat satu wisma yaitu wisma apung. Kondisi kelembaban di Pulau Menjangan Besar termasuk tinggi antara 75-85% dengan kecepatan angin yang rendah, sehingga mengurangi kenyamanan thermal. Oleh karena itu diperlukan suatu pemecahan dengan menggunakan strategi penghawaan alami yang mampu memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis yaitu melalui tata massa dan bukaan yang dapat mengadaptasi strategi penghawaan alami. Penelitian ini dilakukan melalui survey lokasi untuk mendapatkan data berupa data fisik tapak, data klimatologi, dan data bio-fisik mengenai tapak. Sedangkan studi komparatif digunakan sebagai referensi terhadap perancangan tata massa nantinya. Penelitian mengenai tata massa dan bukaan ini didasarkan pada variabel analisa yang dijadikan dasar dalam konsep perancangan tata massa dan bukaan hunian resort di Pulau Menjangan Besar dengan strategi penghawaan alami. Strategi penghawaan alami diwujudkan melalui pengolahan tata massa dan bukaan pada hunian resort di Pulau Menjangan Besar beserta aspek-aspek pelengkap yang mempengaruhi didalamnya, seperti pengolahan orientasi bangunan, bentuk bangunan, dan penataan elemen vegetasi. Dari keseluruhan aspek tersebut dapat saling mempengaruhi dan terkait satu sama lain untuk menghasilkan tata massa dan bukaan yang sesuai dengan strategi penghawaan alami. Kata Kunci : Penghawaan alami, tata massa, bukaan.
KONSEP PERMAKULTUR DI KAWASAN PANTAI SINE TULUNGAGUNG Studi Kasus: Penerapan Konsep Permakultur Pada Konsep Desain Eco-resort Bonita Ratih Permatasari; Abraham M Ridjal; Ali Soekirno
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.287 KB)

Abstract

Pengembangan tempat wisata saat ini banyak dilakukan karena minat wisatawan yang tinggi sepanjang tahun terutama wisata alam berbasis sosio-ekologi dengan iklim tropis. Meningkatnya minat masyarakat Kabupaten Tulungagung terhadap tempat wisata, juga berdasarkan kenaikan populasi penduduk dengan kenaikan 1,1% per tahunnya. Kebutuhan masyarakat akan lahan untuk lahan huni dan lahan wisata, akan dapat menggeser lahan pangan (sawah) untuk beralih fungsi menjadi lahan huni atau lahan komersil seperti lahan wisata. Maka, perlu adanya konsep wisata yang bijak untuk menyikapi permasalahan tersebut apabila lahan wisata yang digunakan merupakan lahan pangan yang beralih fungsi. Ruang lingkup studi untuk konsep tempat wisata berdasarkan bidang sosio-ekologi, terdapat di kawasan Pantai Sine. Kawasan Pantai Sine memiliki potensi wisata yang menjanjikan dengan potensi alam dan budayanya. Metode yang digunakan adalah metode analisis dan deskriptif dengan memahami fenomena dan etnografi melalui gambaran holistic atau visual culture. Diikuti dengan observasi langsung pada lingkungan kawasan tapak studi. Penerapan konsep permakultur menjadi dasar media untuk mengintregasikan potensi lokal dengan eco-resort atau tempat wisata. Sehingga wisata berbasis sosio-ekologi akan dapat menghasilkan pangan yang digunakan untuk masyarakat lokal maupun wisatawan. Kata kunci : permakultur, sosio-ekologi, konsep penzoningan, eco-resort
MANGROVE REHABILITATION CENTER KRAKSAAN – PROBOLINGGO DENGAN KONSEP EKOWISATA Muhammad Nelza Mulki Iqbal; Agung Murti Nugroho; Tito Haripradianto
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1117.098 KB)

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan hutan mangrove terbesar , dengan prosentase mencapai 27 % dari luas mangrove dunia serta 75 % dari total mangrove di Asia Tenggara. Namun konversi lahan mangrove menjadi lahan tambak, perumahan, industri, serta eksploitasi berlebihan terhadap ekosistem ini menyebabkan keberadaan ekosistem mangrove di Indonesia semakin terkikis tiap tahunnya. Kecenderungan penurunan dan kerusakan tersebut diidentifikasi oleh Departemen Kehutanan pada tahun 2003 mencapai 200 ribu Ha/tahun. Kabupaten Probolinggo sebagai salah satu daerah pesisir dengan potensi bakau yang cukup baik, sedang merencanakan pengembangan kawasan baru berupa zonasi ruang terbuka hijau yang nantinya selain sebagai wilayah konservasi mangrove juga sebagai areal ekowisata yang diharapkan bisa memberi dampak positif bagi masyarakat terutama disisi ekonomi. Belakangan dalam upaya merehabilitasi dan mengkonservasi suatu areal ekositem mangrove, beberapa daerah telah mengembangkan sebuah tata pengelolaan lahan berwujud ekowisata. Ekowisata secara konsep adalah model pariwisata yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga sekaligus berbasiskan budaya serta memberikan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat. Muatan ekologi dalam sebuah areal wisata sangat erat kaitanya dengan implementasi sustainable development dalam arsitektural. Dimana didalamnya akan sangat berperan implementasi ekologi arsitektur dengan misi pemeliharaan dan konservasi alam. Oleh karena itu ekowisata menjadi salah satu agenda serius pengembangan pariwisata Indonesia ke depan. Dan seiring dengan mendesaknya kebutuhan untuk mengkonservasi dan merehabilitasi mangrove di wilayah Kabupaten Probolinggo, maka perlu disediakan fasilitas untuk mempertahankan dan melestarikan ekosistem hutan mangrove yang ada saat ini yang tidak hanya memiliki fungsi konservasi namun memberi manfaat dalam menjaga keseimbangan ekonomi, pendidikan, dan juga ekologi.Kata Kunci : Mangrove, Ekowisata, Ekologi Arsitektur, Konservasi
RUMAH SUSUN DENGAN ASPEK TANGGAP LINGKUNGAN DI EMBONG BRANTAS, MALANG Resti Piutanti
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.816 KB)

Abstract

Perkembangan Kota Malang mendorong terjadinya pertambahan penduduk sehingga kepadatan meningkat, hal ini mengakibatkan berkurangnya ketersediaan lahan dan meningkatnya harga tanah, khususnya di daerah pinggir sungai. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan DAS Brantas menjadi permukiman vertikal sehingga rasio ruang terbuka hijau meningkat dan koefisien dasar bangunan menurun. Permasalahannya yaitu: diperlukan kajian mengenai aspek tanggap lingkungan pinggir sungai di Embong Brantas, Malang. Kajian ini dilakukan untuk membantu dalam memahami karakteristik tapak. Metode yang digunakan dalam kajian adalah metode deskriptif. Tahapan yang dilakukan adalah survey lokasi dan pencarian data berupa data fisik tapak, kependudukan, topografi, dan klimatologi. Studi literatur, jurnal ilmiah dan internet digunakan sebagai landasan teori. Kajian yang dilakukan antara lain mengenai aspek tanggap lingkungan di pinggir sungai, khususnya dalam hal ini yang berkaitan dengan topografi. Kajian ini diharapkan dapat menjadi solusi dan dapat merespon keadaan lingkungan di pinggir sungai. Kata kunci: rumah susun, tanggap lingkungan, pinggir sungai, topografi
PERANCANGAN WISATA EDUKASI LINGKUNGAN HIDUP DI BATU DENGAN PENERAPAN MATERIAL ALAMI Nur Ratih R; Beta Suryokusumo; Nurachmad Sujudwijono
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.301 KB)

Abstract

Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat dari pengelolaan lingkungan hidup yang kurang tepat. Tidak dapat dipungkiri bahwa aktivitas manusia yang menyebabkan kondisi kerusakan lingkungan, pemanasan global, serta perubahan iklim. Oleh sebab itu, untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih parah, maka diperlukan sarana informasi serta pembelajaran lingkungan untuk masyarakat sehingga masyarakat mengerti, sadar serta ikut berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Fasilitas yang akan dihadirkan untuk mewadahi fungsi tersebut adalah wisata edukasi lingkungan hidup. Menurunnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui serta menurunnya kualitas lingkungan menuntut digunakannya material yang berkelanjutan serta ramah lingkungan. Material alami seperti kayu dan bambu yang dapat dibudidayakan kembali, dapat digunakan sebagai material bangunan. Kota Batu yang sebagian besar wilayahnya adalah pegunungan dan hutan, memiliki potensi hutan produksi yang menghasilkan kayu pinus, jati, bambu, sengon, dll. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara serta pengumpulan data sekunder berupa pustaka. Selain itu juga melakukan studi komparasi dengan objek sejenis. Memanfaatkan material alami yang tersedia secara lokal di sekitar tapak, maupun di Kota Batu dan sekitarnya dapat mempersempit jarak transportasi antara lokasi pembangunan dan lokasi material. Selain itu, penggunaan material alami juga dapat memberikan kesan alami pada bangunan dan dapat menjadi sarana edukasi untuk masyarakat tentang bagaimana menerapkan material alami pada bangunan yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.Kata Kunci: wisata edukasi, material alami
PENERAPAN CITRA VISUAL BATIK PADA ELEMEN PERANCANGAN BENTUK DAN MASSA BANGUNAN KAMPUNG BATIK JETIS SIDOARJO Fairuz Mutia; Sigmawan Tri Pamungkas; Abraham Mohammad Ridjal
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.123 KB)

Abstract

Kampung Batik Jetis adalah salah satu kampung yang memiliki warisan budaya membatik. Namun pada kondisinya saat ini, citra kampung ini sebagai kampung wisata batik belum dapat terlihat jelas. Untuk meningkatkan citra kawasan sebagai kampung batik, dapat diwujudkan konsep citra - visual. Hal tesebut sangat berpengaruh dalam pembentukan citra kawasan, khususnya pada elemen perancangan kawasan keseluruhan, namun pada artikel ini hanya dibahas satu elemen perancangan saja, yaitu bentuk dan massa bangunan. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam kajian ini awalnya dengan menganalisa variabel kajian yang sesuai dengan indikator citra visualnya, yaitu legitibility, imageability dan identity. Kemudian menggunakan metode pragmatik, yaitu melalui metode transformasi dan analogi menghasilkan bentuk dan tampilan yang baru serta melakukan trasformasi ragam hias Batik Jetis itu sendiri. Penciptaan citra tersebut dapat diperkuat melalui tampilan ragam hias batik yang diaplikasikan melalui fasade bangunan publik baru serta tampilan lingkungannya, yaitu pada detail elemen perancangannya. Sehingga dari tampilan bangunan dapat meningkatkan kualitas visual dan memperkuat karakter kampung batik itu sendiri. Dengan adanya kajian-rancang ini diharapkan adalah kampung batik Jetis benar – benar hidup kembali, nyaman bagi masyarakatnya dan juga wisatawan sehingga budaya batik Jetis dapat terlestarikan dan mampu menjadi salah satu objek wisata di Sidoarjo dan juga menggiatkan kembali nama Sidoarjo di mata nasional dan internasional.Kata Kunci : Kampung Batik Jetis, citra visual, elemen perancangan
EKSPLORASI MATERIAL BAMBU PADA RANCANGAN ELEMEN EKSTERIOR BANGUNAN RESORT DI KOTA BATU Kurniawati Sholikah KS; Beta Suryokusumo Sudarmono; Indyah Martiningrum
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.946 KB)

Abstract

Kebutuhan akomodasi di kota Batu meningkat karena semakin banyak pengunjung ke kota Batu dengan tujuan rekreasi. Resort merupakan salah satu alternatif akomodasi yang dibutuhkan. Rancangan sebuah resort dengan karakter arsitektur yang khas yaitu penggunaan material bambu pada resort merupakan salah satu cara menarik perhatian pengunjung. Pengunjung juga dapat merasakan pengalaman masa lalu dengan adanya bambu sebagai bahan bangunan. Tujuan penulisan artikel ini adalah perancangan resort dengan penerapan eksplorasi bambu sebagai elemen eksteriornya di Kota Batu. Metode perancangannya menggunakan metode deskriptif dan analitik eksplorasi desain bambu pada elemen utama eksterior yaitu atap, dinding dan bukaannya sesuai sifat ruangnya. Sehingga dari hasil analisa eksplorasi desain bambunya akan diterapkan pada elemen eksterior resort.Kata Kunci : Eksplorasi bambu, elemen eksterior dan resort.

Page 1 of 133 | Total Record : 1328