cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 8 (2015)" : 10 Documents clear
WORD ASSOCIATION RESPONSES IN RELATION WITH LEXICAL STORAGE OF STUDENTS IN INDONESIA INTERACTIVE STANDARD SCHOOL (IISS) MALANG SARI, NUR ATIKAH
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 8 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.136 KB)

Abstract

Keywords: word association test, lexical storage, mental lexicon, bilingualchildren Word association test is a test used to investigate lexical storage in mental lexicon. In this test, the participants are asked to respond to the first words come into their minds right after they are given the stimulus words. By doing this test, the writer aimed to find out the types of word association produced by students in Indonesia Interactive Standard School (IISS) Malang and to what extent Indonesian and local languages influence students’ responses in Indonesia Interactive Standard School (IISS) Malang. The theories used to achieve the purpose of this study are Field’s (2004) and Lawson’s (2007) about word association test and lexical storage of L2 learners. The participants of this study were 45 students of IISS. Then, the data of this study were students’ responses obtained by having word association test.The result showed that encyclopaedic association was the most type found in the students’ responses with 135 responses (38.8%). Then, syntagmatic association had 114 responses (2.8%) comprising collocation with 80 responses (23%) and multi word items with 34 responses (9.8%). Meanwhile, paradigmatic association had total 56 responses (16.1%) in which antonym were 19 responses (5.5%), synonym were 2 responses (0.6%), superordinate were 5 responses (1.4%), co-ordinate were 14 responses (4%), and meronymy were 16 responses (4.6%). Then, 13 students made responses which were categorized in misunderstanding due to homophone and it resulted in 13 responses (3.7%). Moreover, based on the result found, Indonesian language still influenced the students in responding the stimulus words even though the responses appeared only 22 responses (6.3%) of 352 responses found. However, local languages did not influence the responses. In conclusion, bilingual children tend to associate words by chain relationship and their first language  still influences the responses.The writer suggests to Study Program of English to provide more studies or references in psycholinguistics field, especially about lexical storage. Then, the writer also suggests for the next writers who want to conduct research in the same topic to take different participants and categorization of word association types.
DEVELOPING THE SONG TO TEACH LANGUAGE COMPONENTS FOR THE SEVENTH GRADERS OF SMP WAHID HASYIM MALANG GANJARSARI, RIMA DAMAI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 8 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.541 KB)

Abstract

Keywords: teaching English as foreign language (TEFL), beginner level of students, teaching media, teaching materials, song.English and Bahasa Indonesia have different language systems, such as in vocabulary, pronunciation, and grammar. Those differences make the students in Junior High School that can be categorized as beginner level of the students, are considering getting difficulty. In addition, the newest curriculum, Kurikulum 2013, which consists of many materials in one chapter also make the students are considering to get bore. Those problems are also found in 7B class of SMP Wahid Hasyim Malang. Therefore, the teacher should provide interesting media and material to the students. By this study, the writer conducts a research in developing the song to teach language components for the seventh graders of SMP Wahid Hasyim Malang. The problem that will be answered by this study is how to develop the song to teach language components for the seventh graders of SMP Wahid Hasyim Malang?This study uses R&D as the research design. There are eight procedures in this study, namely needs analysis, planning, media and material development, expert validation, revision 1, try out, revision 2, and final product which are adapted from Borg and Gall (1983) and Lee (2013). The writer uses descriptive qualitative as the approach in order to explain systematic description about the procedures in developing the song. This study provides systematically explanations about each procedures in developing the song. Firstly, in needs analysis step reveals that the students’ problems are lack in mastery vocabulary, pronunciation, and grammar. Secondly, in planning step, the writer sets the objective of the song, choose the devices, choose the experts, choose the collaborator, and make an estimation of the time. Thirdly, developing the song using familiar melody of “Goyang Dumang” and change the lyrics through four kinds of programs, namely Adobe Audition, Audacity, Movie Maker, and Subtitle Edit. Fourthly is passing the expert validation and try out step and getting the feedback ofthem. Finally, the song to teach language components is developed by the writer inorder to answer the problem of the study.The writer gives some suggestions for the students and English teacher in 7B class of SMP Wahid Hasyim Malang, for the English teacher who teach TEFL, and for the next research, better to use this study to support the learning activity and use this product as the guideline to develop another interesting material, media, exercises, and research.
PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGI REMAJA PADA TOKOH HAYASAKA YUKARI DALAM FILM PARADISE KISS KARYA SUTRADARA TAKEHIKO SHINJO WAHYUNINGSIH, PIPIT ANGGRAINI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 8 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.259 KB)

Abstract

Kata Kunci  : Paradise Kiss, Pemenuhan Kebutuhan Psikologi Remaja, RemajaPenelitian ini menggunakan film Paradise Kiss yang menceritakan kisah seorang remaja putri SMA yang mengalami kegelisahan untuk menemukan jalan dan tujuan hidupnya sehingga menimbulkan perasaan tidak aman dalam dirinya. Untuk mencari rasa aman, Yukari  terlebih dahulu harus memenuhi kebutuhan psikologi remajanya. Kebutuhan psikologi adalah segala sesuatu yang dapat memberikan perasaan bahagia dan sejahtera dalam hidup. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana pemenuhan kebutuhan psikologi remaja yang dilakukan oleh tokoh Hayasaka Yukari dalam film Paradise Kiss karya sutradara Takehiko Shinjo.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Teori yang digunakan adalah teori psikologi sastra yang diungkapkan oleh Ratna (2004). Psikologi sastra adalah suatu pendekatan yang berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam karya sastra. Penulis juga menggunakan teori mise en scene sebagai teori pendukung dalam penelitian ini guna menganalisis film lebih dalam.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Yukari telah memenuhi semua kebutuhan psikologi remaja, yaitu kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok, kebutuhan untuk mandiri, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan pengakuan dari orang lain, kebutuhan untuk dihargai, dan kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh. Ada 2 faktor yang mempengaruhi Yukari dalam memenuhi kebutuhan psikologinya yaitu faktor internal dan lingkungan.
PENYIMPANGAN PENGGUNAAN PARTIKEL AKHIR (SHUUJOSHI) RAGAM BAHASA PRIA (DANSEIGO) DALAM DRAMA DETECTIVE CONAN – KUDO SHINICHI E NO CHOUSENJO KARYA SUTRADARA TAKESHI SHIRAKAWA FREDIANTO, ALFEUS ANTON
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 8 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.539 KB)

Abstract

Kata kunci : shuujoshi, ragam bahasa pria, penyimpangan penggunaan Shuujoshi merupakan artikel pada akhir kalimat atau pada akhir bagian dalam kalimat yang dipergunakan untuk menyatakan perasaan pembicara seperti rasa haru, larangan, kekaguman dan lain sebagainya. Penggunaan shuujoshi lebih tampak apabila digunakan dalam bahasa lisan. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan masyarakat, penggunaan shuujoshi berdasarkan gender sedikitmengalami penyimpangan. Penyimpangan ini ditandai dengan semakin banyaknya penggunaan shuujoshi gender pria oleh wanita, begitu pula sebaliknya. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari penyimpangan apa sajakah yang terdapat dalam penggunaan shuujoshi ragam bahasa pria dalam drama Detective Conan - Kudo Shinichi e no Chousenjou Karya Sutradara Takeshi Shirakawa.Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Dengan drama Jepang yang berjudul Detective Conan – Kudo Shinichi e no Chousenjou karya sutradara Takeshi Shirakawa sebagai sumber data, penelitian ini difokuskan pada penyimpangan penggunaan ragam bahasa pria. Data penelitian merupakan penyimpangaan penggunaan partikel akhir (shuujoshi) ragam bahasa pria oleh pemeran wanita yang terdapat dalam 13 episode drama.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 45 penyimpangan penggunaan shuujoshi ragam bahasa pria oleh pemeran wanita dengan rincian shuujoshi da (だ) sebanyak 22 kali, termasuk di dalamnya shuujoshi dana (だな) sebanyak 1 kali, shuujoshi dayo ( だ よ ) sebanyak 1 kali, dan shuujoshi darou ( だろう) sebanyak 1 kali; shuujoshi na/naa (な/なあ) sebanyak 12 kali; shuujoshi kana (かな) sebanyak 6 kali; shuujoshi sa (さ) sebanyak 1 kali; shuujoshi zo (ぞ) sebanyak 1 kali. Dari hasil penelitian dapat diketahui alasan pemeran wanita menggunakan ragam bahasa pria antara lain menunjukkan rasa ketidakpastian, pertanyaan kepada seseorang, menyampaikan rasa atau keadaan hati yang kuat, memberikan penegasan, mempertahankan sebuah pendapat, memberikan jawaban kritis, memberikan kepastian, adanya faktor tekanan, ketidak sependapatan, dan memaksa pihak lain untuk setuju.
POLITENESS STRATEGIES IN DRUMLINE MOVIE ADITYA, IGNATIUS ANDRA
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 8 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.093 KB)

Abstract

Keywords: politeness strategies, movie, DrumlinePoliteness strategies use in communication between speaker and hearer has power tomaintain relationship, and decrease the threatening face and message that happens during the interaction. That became the point of departure in this study, in which politeness strategies were used to analyze the characters’ relationship development in a Drumline movie. The purpose of this study were (1) to identify type of negative and positive politeness strategies used by the character for the communication, and (2) to find out characters’ relationship development influenced by the politeness strategies.To answer those questions, Brown & Levinson’s politeness strategies were used as thetheoretical framework, and the research design was descriptive qualitative. Data collection was done through watching movie, classifying politeness strategies, and analyzing the classification.The result showed the Drumline’s characters tend to use negative politeness ratherthan the positive. It reveals that there were 28 data containing politeness strategies, they are 20 negative politeness strategies and 8 positive politeness strategies. At the beginning the characters mostly use positive politeness as introduction or as a socialization starting point, then they frequently use negative politeness strategy to maintain their relationship and it also triggers the character relationship development.This research is expected to contribute to the body of knowledge related to theapplication of Brown & Levinson’s politeness strategy which is used in the movie. It isalso suggested that the next researchers who want to conduct research in politeness strategy use other types of theory for example Leech or Folley, and apply it to other object of the study such as speech, novel, short story, etc. Thus, there will be more variation and knowledge sources related to politeness strategy.
LANGUAGE STYLE USED IN BEAUTY PRODUCT ADVERTISEMENTS OF “GADIS” MAGAZINE MARDIANA, PUTRI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 8 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.29 KB)

Abstract

Keyword: Language style, language style in advertisement, GADIS magazine.People may use different language style when delivering ideas through language. The way people speak depends on the speaker’s relationship with the addressee in determining the appropriate style of speaking used. In conducting the study, the writer analyzed two problems of study namely; (1)What kinds of language style are used in the slogan of advertisement of beauty products in GADIS magazine seen from its sentence structure? (2)What types of language style are used in the promotional sentences of beauty product advertisement of GADIS magazine?This study used qualitative approach and document analysis since the analysis focused on analyzing and interpreting the text in the form of slogans and promotional sentences.The theory used in this study is the language style theory proposed by Keraf (2010) and Wells (1995).From 15 slogans analyzed, the writer found all of the type of language style based on sentence structure. The parallelism style is mostly used and the occurrence is about 6 times, it is followed by climax style found in 5 slogans and anticlimax found 2 times, the next is repetition style and antithesis style occurs only once in each type. Based on types of language style in advertisement, from 28 Promotional, the writer found 14data which are categorized into demonstration style, 8 data are categorized into hard sell style, 3 data are categorized into problem – solution style, 2 data are categorized into spokesperson style and one data categorized into comparison style.In conclusion, the writer concludes that in parallelism style and demonstration style the creators of the advertisement mostly used adjectives from the vocabulary of the sentence. Finally, the writer concludes that adjectives are important in advertising to add prestige and desirability for the readers. For further research, the researcher are expected to be able to develop and explore further using different theory and different subject such as advertisement in radio in order to help the readers to understand more about theory of language style.
KESALAHAN PENGGUNAAN HYOUGEN ~NAKEREBANARANAI, ~BEKI DAN ~HAZU PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2012 UNIVERSITAS BRAWIJAYA WARDAYANTI, RIMA IIS
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 8 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.193 KB)

Abstract

Kata Kunci : Kesalahan, Hyougen, Nakerebanaranai, Beki, Hazu Dalam mempelajari bahasa Jepang sebagai bahasa asing banyak dilakukan kesalahan karena dalam bahasa Jepang banyak ungkapan yang memiliki kemiripan makna. Salah satunya adalah penggunaan hyougen ~nakerebanaranai, ~beki, dan ~hazu yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki makna sama yaitu “harus”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui  kesalahan  makna  penggunaan ~nakerebanaranai, ~beki, dan ~hazu dan mengetahui penyebab kesalahan yang dilakukan.Penelitian ini menggunakan metode campuran kualitatif dan kuantitatif. Sumber data berupa kesalahan penggunaan ~nakerebanaranai, ~beki, dan ~hazu, dengan menggunakan tes dan angket. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sastra Jepang Universitas Brawijaya angkatan 2012 yang berjumlah 20 orang.Hasil penelitian menunjukkan dari 5 makna yang ada, kesalahan tertinggi terdapat pada penggunaan ~hazu yang menyatakan kesimpulan dan pada penggunaan ~nakerebanaranai dan  ~beki yang  dapat  disubstitusikan. Penyebab  utama  kesalahan  adalah  ketidaktahuan  akan pembatasan kaidah dan penerapan kaidah yang tidak sempurna.Dalam pengajaran bahasa asing, pengajar sebaiknya memberikan penjelasan secara mendetail tentang bahasa yang dipelajari dan memberikan persamaan dan perbedaan antara bahasa pertama dengan bahasa kedua agar pemelajar bisa memahami bahasa kedua yang dipelajari. Diharapkan pemelajar aktif dalam mencari informasi dan pengetahuan mengenai hyougen ~nakerebanaranai, ~beki, dan ~hazu dengan cara banyak membaca buku-buku yang relevan, searching melalui internet atau bertanya langsung kepada pihak-pihak yang lebih menguasai. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan angket yang lebih komprehensif atau dengan melakukan wawancara, sehingga bisa mengetahui faktor-faktor kesalahan yang terjadi baik dari faktor internal maupun eksternal mahasiswa.
BENTUK DIALEK KANSAI DALAM WEBCOMIC KARIN-DOU 4KOMA KARYA RAKURAKUTEI RAMEN TIWI, ISTI AMANGKU
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 8 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.711 KB)

Abstract

Kata Kunci : Dialek Kansai, webcomic, Karin-dou 4koma Di negara Jepang, meski hanya menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Jepang, namun terdapat berbagai macam dialek yang berbeda. Salah satu dialek yang terkenal adalah dialek Kansai atau lebih sering disebut dengan Kansai-ben yang digunakan di daerah Kansai. Selain tercermin pada kehidupan sehari-hari, dialek Kansai juga sering ditemui di dalam komik, salah satunya adalah webcomic Karin-dou 4koma karya Rakurakutei Ramen. Perbedaan antara dialek Kansai dengan bahasa Jepang standar terletak pada sintaksis (gramatika), morfologi (kata), dan fonologi (aksen dan intonasi). Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) bagaimana bentuk dialek Kansai dalam webcomic Karin-dou 4koma karya Rakurakutei Ramen, dan 2) bagaimana tingkat kemunculan bentuk dialek Kansai dalam webcomic Karin-dou 4koma karya Rakurakutei Ramen.Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Data temuan dianalisis dengan menggunakan teori dari Okamoto Makiko dan Ujihara Youko (2006), tentang 20 bentuk perubahan bentuk bahasa Jepang standar ketika digunakan dalam dialek Kansai. Selanjutnya data diperingkat untuk mengetahui tingkat kemunculan bentuk dialek Kansai dalam webcomic Karin-dou 4koma Karya Rakurakutei Ramen.Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat 12 bentuk gramatika dari 20 bentuk dialek Kansai yang dikemukakan oleh Okamoto Makiko dan Ujihara Youko, 10 bentuk gramatika lain, 11 macam perubahan total kata dalam dialek Kansai, 14 macam perubahan sebagian kata dalam dialek Kansai. Bentuk yang paling sering muncul adalah, “kalimat yang menyatakan asumsi atau dugaan” pada bentuk gramatika dan “ee” yang bermakna baik pada bentuk perubahan total, dan “mon” yang bermakna hal/benda pada bentuk perubahan sebagian dialek Kansai dari bentuk standar. Untuk penelitian selanjutnya disarankan meneliti dialek Kansai dari segi fonologi berupa aksen dan intonasi untuk melengkapi data tentang bentuk dialek Kansai dengan menggunakan korpus data dari film atau rekaman dialog orang Jepang secara langsung.
CONVERSATIONAL STYLE USED BY NAJWA SHIHAB AND THE MALLARANGENGS ON MATA NAJWA TALK SHOW PROGRAM JURUS MALLARANGENG EPISODE TANDUNGAN, ELYSA RATNA SARI DEWI
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 8 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.107 KB)

Abstract

Keywords: Conversational Style, Mata Najwa, Najwa Shihab, Andi Mallarangeng, Rizal Mallarangeng. This study investigates the conversational style used by Najwa Shihab and The Mallarangengs on Mata Najwa talk show program Jurus Mallarangeng episode. Mata Najwa is one of Metro TV talk show programs hosted by a senior journalist, Najwa Shihab. In conducting the research, the writer tries to analyze the conversational style used by Najwa Shihab, Andi Mallarangeng who is the Former Minister of Youth and Sports Affairs as well as the suspect of Hambalang corruption case, and Rizal Mallarangeng who is The Mallarangengs Spokesman.The problem to be solved the study is what is the conversational style used by Najwa Shihab and the Mallarangengs on Mata Najwa Talk Show Program Jurus Mallarangeng Episode. The main theory used in this study is Tannen’s (2005), supported by Yule’s (1996) theory.This study used qualitative approach since the writer tried to analyze the utterances of Najwa Shihab and The Mallarangengs. The data of the study were Najwa Shihab’s and The Mallarangengs’s utterances containing conversational style in Mata Najwa talk show Jurus Mallarangeng episode.It was found out that Najwa Shihab and The Mallarangengs often used high involvement style than high considerateness Style almost in every segment. It is proven by the usage of each feature of high involvement style such as topic, pacing and expressive paralinguistic proposed by Tannen (2005), which are often use than high considerateness style such as slow turn taking and slow rate of speech proposed by Yule (1996).To sum up, Najwa Shihab often uses high involvement style to criticize Hambalang corruption case, which involve The Mallarangengs. Further, Andi Mallarangeng and Rizal Mallarangeng use high involvement style to clarify the truth about hambalang corruption case.The writer suggests English Department students discussed about conversational style. She also suggests the next researchers conduct a study about conversational style using different object, such as Oprah Winfrey talk show.
DEIKSIS PERSONA DALAM DRAMA NOBUNAGA CONCERTO EPISODE 1—5 KARYA HIROAKI MATSUYAMA Dianti, Andari Martha
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FIB Vol 2, No 8 (2015)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.816 KB)

Abstract

Kata Kunci: Deiksis Persona, Drama, ReferensiIlmu yang mempelajari bahasa disebut linguistik. Salah satu cabangnya adalah pragmatik yaitu ilmu yang mempelajari bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu. Dalam kegiatan berbahasa kata-kata atau frasa-frasa yang mengacu kepada persona, waktu, dan tempat suatu tuturan, penunjukannya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada siapa yang menjadi pembicara, waktu dan tempat dituturkannya kata-kata itu. Kata-kata seperti saya, dia, kamu merupakan kata-kata yang penunjukannya berganti-ganti. Rujukan kata-kata tersebut barulah dapat diketahui jika diketahui pula siapa, di mana, dan pada waktu kapan kata-kata itu diucapkan. Dalam bidang linguistik istilah penunjukan semacam itu disebut deiksis. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil obyek kajian pragmatik yaitu deiksis persona dan untuk mengetahui bagaimana bentuk deiksis persona dan bagaimana referensi deiksis persona yang terdapat dalam drama Nobunaga Concerto karya Hiroaki Matsuyama.Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah deiksis persona terdapat dalam drama Nobunaga Concertokarya Hiroaki Matsuyama. Analisis yang digunakan adalah mengklasifikasi bentuk deiksis persona dan referensi, tabulasi, dan analisis data.Dari hasil analisis pada penelitian ini ditemukan 49 deiksis persona yang terdiri dari 4 bentuk deiksis persona pertama (おれ/ore/saya), (わたし/watashi/saya), (わし/washi/saya) (わたしたち/watashitachi/kami), 4 bentuk deiksis persona kedua (きみ/kimi/kamu), (お ま え/omae/kamu), (お ま え ら/omaera/kalian), ( あ ん た/anta/anda), dan 6 bentuk deiksis persona ketiga diantaranya (この人 たち/kono hito tachi/ orang-orang itu), (あの人 /ano hito/orang itu), (その人/sono hito/orang itu), (あいつ/aitsu/dia), (あの人たち/ano hito tachi/orang-orang itu), (この人/kono hito/orang itu). Kemudian ditemukan 5 referensi eksofora, 23 referensi anafota dan 21 referensi katafora.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 1, No 1 (2017) Vol 2, No 10 (2015) Vol 1, No 10 (2015) Vol 3, No 6 (2015) Vol 3, No 5 (2015) Vol 3, No 4 (2015) Vol 3, No 3 (2015) Vol 3, No 2 (2015) Vol 3, No 1 (2015) Vol 2, No 9 (2015) Vol 2, No 8 (2015) Vol 2, No 7 (2015) Vol 2, No 6 (2015) Vol 2, No 5 (2015) Vol 2, No 4 (2015) Vol 2, No 3 (2015) Vol 2, No 2 (2015) Vol 2, No 1 (2015) Vol 1, No 9 (2015) Vol 1, No 8 (2015) Vol 1, No 7 (2015) Vol 1, No 6 (2015) Vol 1, No 5 (2015) Vol 1, No 4 (2015) Vol 1, No 3 (2015) Vol 1, No 2 (2015) Vol 1, No 1 (2015) Vol 6, No 10 (2014) Vol 5, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 4, No 10 (2014) Vol 3, No 10 (2014) Vol 7, No 8 (2014) Vol 7, No 7 (2014) Vol 7, No 6 (2014) Vol 7, No 5 (2014) Vol 7, No 4 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 3 (2014) Vol 7, No 2 (2014) Vol 7, No 1 (2014) Vol 6, No 9 (2014) Vol 6, No 8 (2014) Vol 6, No 7 (2014) Vol 6, No 6 (2014) Vol 6, No 5 (2014) Vol 6, No 4 (2014) Vol 6, No 3 (2014) Vol 6, No 2 (2014) Vol 6, No 1 (2014) Vol 5, No 9 (2014) Vol 5, No 8 (2014) Vol 5, No 7 (2014) Vol 5, No 6 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 5 (2014) Vol 5, No 4 (2014) Vol 5, No 3 (2014) Vol 5, No 2 (2014) Vol 5, No 1 (2014) Vol 4, No 9 (2014) Vol 4, No 8 (2014) Vol 4, No 7 (2014) Vol 4, No 6 (2014) Vol 4, No 5 (2014) Vol 4, No 4 (2014) Vol 4, No 3 (2014) Vol 4, No 2 (2014) Vol 4, No 1 (2014) Vol 3, No 9 (2014) Vol 3, No 8 (2014) Vol 3, No 7 (2014) Vol 3, No 6 (2014) Vol 3, No 5 (2014) Vol 3, No 4 (2014) Vol 3, No 3 (2014) Vol 3, No 2 (2014) Vol 2, No 10 (2013) Vol 1, No 10 (2013) Vol 3, No 1 (2013) Vol 2, No 9 (2013) Vol 2, No 8 (2013) Vol 2, No 7 (2013) Vol 2, No 6 (2013) Vol 2, No 5 (2013) Vol 2, No 4 (2013) Vol 2, No 3 (2013) Vol 2, No 2 (2013) Vol 2, No 1 (2013) Vol 1, No 9 (2013) Vol 1, No 8 (2013) Vol 1, No 7 (2013) Vol 1, No 6 (2013) Vol 1, No 5 (2013) Vol 1, No 4 (2013) Vol 1, No 3 (2013) Vol 1, No 2 (2013) Vol 1, No 1 (2013) More Issue