cover
Contact Name
Arfan
Contact Email
arfanaziz@uinjambi.ac.id
Phone
+6281374802999
Journal Mail Official
innovatio@uinjambi.ac.id
Editorial Address
Post Graduate Studies/ Pascasarjana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jl. Arif Rahman Hakim No.111, Simpang IV Sipin, Telanaipura, Kota Jambi, Kodepos: 36361 | Telepon: (0741) 60731 | email: innovatio@uinjambi.ac.id
Location
Kota jambi,
Jambi
INDONESIA
Innovatio : Journal for Religious Innovations Studies
ISSN : 14124378     EISSN : 25412167     DOI : https://doi.org/10.30631/innovatio
INNOVATIO is Journal for Religious Innovations Studies, P-ISSN: 1412-4378 and E-ISSN: 2541-2167, an academic journal published twice a year in June and December by the Post Graduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. This journal is open access and publishes Islamic studies research in several academic such as education, Islamic law, shariah, social sciences, and humanities. The journal accepts manuscripts from contributors with a relevant scientific background.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 22 No 2 (2022)" : 7 Documents clear
ISLAMIC LAW IN THE LAND OF MALAY Adrianus Chatib; Munsarida -
INNOVATIO: Journal for Religious Innovations Studies Vol 22 No 2 (2022)
Publisher : Postgraduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/innovatio.v22i2.142

Abstract

This study aims to find out in-depth: 1) how the implementation of law enforcement in the Siak Sri Indrapur, Riau and how it is enforced in the Jambi Malay, both related to criminal, civil and moral matters; 2) What is the contribution of Bab al-Qawa'id and Law 20 to law enforcement and what values ​​can be embraced by society to organize law enforcement in Indonesia today; 3) why the two governments adhere to the same or similar legal principles. The researcher used qualitative with descriptive method. The data collection technique is a literature review with documentation technique, while the data analysis technique is content analysis. The findings of the study are: 1) The law enforcement in the Siak Sri Indrapura through what is stated in Chapter Al-Qawa'id manuscript, both relating to criminal, civil, moral/religious and custom textually the text and its implementation that the law in that area is well established. Law enforcement in Jambi Sultanate refers to the law of 'nun Duapuluh.' It is running well as well as law enforcement in Siak sultanate. It is just that, judging from the sources of law used, whether criminal, civil, moral or religious, or customary, the law is not as elaborated as Chapter al-Qawa'id. It is not too difficult to understand because the Law of 'Nun Duapuluh' is older than Chapter al-Qawa'id by about one century. The law in Chapter al-Qawa'id and the law of 'nun Duapuluh' have contributed to law enforcement in their time, and both have contributed to the cultivation of values ​​that can be guided for law enforcement today in 'Tanah Air.' Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam: 1) bagaimana implementasi penegakan hukum di kesultanan Siak Sri Indrapur, Riau dan bagaimana pula penegakannya di kesultanan Melayu Jambi, baik yang berkaitan dengan pidana, perdata maupun moral; 2) Sejauhmana kontribusi Bab al-Qawa’id dan Undang- undang nan 20 terhadap penegakan hukum dan nilai-nilai apa yang dapat dianut masyarakat untuk menata penegakan hukum di Indonesia dewasa ini; 3) kenapa kedua pemerintahan itu menganut asas hukum yang sama atau berkemiripan. Peneliti menggunakan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik dalam pengumpulan data adalah kajian pustaka dengan teknik dokumentasi, sedangkan teknik analisis datanya adalah teknik content analysis. Temuan dari penelitian ini adalah: 1) bahwa penegakan hukum di kesultanan Siak Sri Indrapura melalui apa yang dituangkan dalam naskah Bab al-Qawa’id, baik yang berkaitan dengan pidana, perdata, moral/agama dan adat secara tekstual naskah dan implementasinya bahwa hukum di wilayah itu sudah ditegakkan dengan baik. Penegakan hukum di kesultanan Jambi merujuk pada Undang-undang 'nan Duapuluh' berjalan dengan baik seperti halnya penegakan hukum di kesultanan Siak. Hanya saja, dilihat dari sumber hukum yang dipakai baik pidana, perdata, moral atau agama maupun adat, undang-undang 'nan Duapuluh' tidak seterurai Bab al-Qawa'id. Hal itu, tidaklah terlalu sulit memahaminya, karena Undang-undang 'nan Duapuluh' lebih tua dari Bab al-Qawa'id sekitar 1 abad. Kitab perundang-undangan bab al-Qawa'id dan kitab undang-undang 'nan Duapuluh' telah memberikan kontribusi pada penegakan hukum pada masanya dan keduanya telah pula memberikan andil terhadap penanaman nilai-nlai yang dapat dipedomani untuk penegakan hukum dewasa ini di Tanah Air. Kata Kunci: Hukum Islam, Implementasi, Bab al-Qawa’id, Undang-undang 'Nan Duapuluh'
WAQF OF THE BANGSAMORO IN THE PHILIPPINES: ISSUES AND CHALLENGES Anwar Muhammad Radiamoda
INNOVATIO: Journal for Religious Innovations Studies Vol 22 No 2 (2022)
Publisher : Postgraduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/innovatio.v22i2.149

Abstract

Waqf, as an Islamic public finance mechanism, can be seen as a tremendous forthcoming instrument that plays a noteworthy role in generating a prominent source of financing for the state and the needs of the multipart and growing Muslims. Waqf is an essential factor of the Islamic economic instruments, which is positively believed, can solve the socio-economic problem mainly in the good challenge to eradicate poverty due to scarcity and insufficiency of income and employment. Although Waqf has been implemented in the Philippines for many years, it has yet to contribute to the welfare of the people today. Thus, this study used a qualitative research method from library research and web-based journals and articles. The literature on the development and management of waqf properties was gathered and reviewed thoroughly. Prior studies provided interesting insight on the importance of Masjid, madrasah, healthcare centers, and integrated schools before the Marawi City war broke up in May 2017. Secondary data on the recent position of the waqf properties in Marawi City has been obtained from the newspaper, Television News Watch, and YouTube. This study tries to discuss issues and challenges facing Muslims during the implementation of Waqf. Therefore this paper proposed a simple action plan that Bangsamoro should take to improve the effectiveness and efficiency of Waqf. In addition, the paper will identify the significant impact of Waqf implementation in the Bangsamoro Autonomous Region in Muslim Mindanao (BARMM) towards generating economic growth in the Provinces of the BARMM. Abstrak: Wakaf, sebagai mekanisme keuangan publik Islam, dapat dilihat sebagai instrumen masa depan yang luar biasa yang memainkan peran penting dalam menghasilkan sumber pembiayaan yang menonjol bagi negara dan kebutuhan umat Islam yang beragam dan berkembang. Wakaf merupakan faktor penting dari instrumen ekonomi Islam, yang diyakini secara positif dapat memecahkan masalah sosial ekonomi terutama dalam tantangan yang baik untuk memberantas kemiskinan akibat kelangkaan dan ketidakcukupan pendapatan dan lapangan kerja. Meskipun Wakaf telah diterapkan di Filipina selama bertahun-tahun, namun hingga saat ini belum memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dari penelitian kepustakaan dan jurnal serta artikel berbasis web. Literatur tentang pengembangan dan pengelolaan harta wakaf dikumpulkan dan ditinjau secara menyeluruh. Studi sebelumnya memberikan wawasan menarik tentang pentingnya masjid, madrasah, pusat kesehatan, dan sekolah terpadu sebelum perang Kota Marawi pecah pada Mei 2017. Data sekunder tentang posisi harta benda wakaf di Kota Marawi baru-baru ini diperoleh dari surat kabar, Tontonan Berita Televisi, dan YouTube. Kajian ini mencoba membahas isu dan tantangan yang dihadapi umat Islam selama pelaksanaan wakaf. Oleh karena itu, artikel ini mengusulkan rencana aksi sederhana yang harus diambil Bangsamoro untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi Wakaf. Selain itu, makalah ini akan mengidentifikasi dampak signifikan implementasi Wakaf di Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao (BARMM) terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi BARMM. Kata kunci: wakaf, sosial ekonomi, pengembangan, pengelolaan, administrasi wakaf
IBN RUSYD MEETS RELIGION, PHILOSOPHY AND SCIENCE adam gio amaliano
INNOVATIO: Journal for Religious Innovations Studies Vol 22 No 2 (2022)
Publisher : Postgraduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/innovatio.v22i2.152

Abstract

Ibn Rusyd is one of the philosophers who sought to combine religion and philosophy based on Islamic teachings, such as his belief that philosophy is not incompatible with Islam. Even Muslims are required to study it or are encouraged to do so. This research seeks to learn about Ibn Rusyd's efforts in bringing religion, philosophy, and science together and the relevance of Ibn Rusyd's thinking in bringing religion, philosophy, and science together in modern life. The writer uses content analysis, a research method that employs procedures to draw valid conclusions from books and documents. An analysis of Ibn Rusyd's thoughts on harmonizing religion, philosophy, and science, by making a justification classification based on the capacity of Muslim religious understanding will substantially prove a point. Because basically, one's understanding of religion at a certain level will not be separated from the function of reason as a promoter of rational thought. Without reason, one will not be able to accept the truth of religion, even if it is at a low "rational" level. This shows that the relationship between rational truth and religion will never be contradictory. What can be contradictory is human understanding of the contents of revelation. Abstrak: Ibnu Rusyd merupakan salah satu tokoh filsuf yang berupaya menggabungkan antara agama dan filsafat dengan berlandaskan prinsip-prinsip ajaran Islam, seperti pendapat beliau bahwa filsafat tidaklah bertentangan dengan islam, bahkan orang islam diwajibkan atau sekurang-kurangnya dianjurkan untuk mempelajarinya. Penelitian ini ingin mengetahui upaya-upaya Ibn Rusyd dalam mempertemukan agama, filsafat dan sains serta ingin mengetahui relevansi pemikiran Ibn Rusyd mempertemukan agama, filsafat dan sains dalam kehidupan sekarang. Metode yang digunakan adalah content analysis yaitu metode penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku dan dokumen. Analisis terhadap pemikiran-pemikiran Ibn Rusyd dalam menyelaraskan agama, filsafat, dan sains, dengan cara membuat klasifikasi pembenaran berdasarkan tingkatan kapasitas pemahaman keagamaan kaum Muslimīn, secara substansial akan menemukan titik simpul. Karena pada dasarnya, pemahaman seseorang terhadap agama pada tingkatan tertentu tidak akan terlepas dari fungsi akal yang sebagai promotor suatu pemikiran yang rasional. Tanpa akal seseorang tidak akan dapat menerima kebenaran agama, meskipun dalam tingkatan “rasional” yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan kebenaran rasio dan agama tidak akan pernah bertentangan, yang bisa bertentangan adalah pemahaman manusia terhadap isi kandungan yang di bawa oleh wahyu. Kata Kunci: Ibn Rusyd, Agama, Filsafat dan Sains
SULTHAN IN THE AL-QUR’AN Andi Rama Dhani; Linda Susanti; Hasnah -
INNOVATIO: Journal for Religious Innovations Studies Vol 22 No 2 (2022)
Publisher : Postgraduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/innovatio.v22i2.153

Abstract

Allah SWT is the absolute ruler of the universe and its contents, but Allah SWT also gives a small portion of His power to His servants in different forms according to the needs of His servants. This foundation is the basis for researchers to carry out a study entitled "Sulthan” in the Qur'an. The main problem is what is the meaning of “Sulthan” in the Qur'an? How are the forms of “Sulthan” in the Qur'an? What is the function of the “Sulthan” in the Qur'an? This study uses a library research method, and for further discussion, the researcher uses the ‘maudhu'iy’, which uses various relevant commentary books. The researcher also completes this research with the hadiths of the Prophet Muhammad SAW, which the researcher quotes from the original source. Based on the research that the researchers conducted, it can be concluded that in the Qur'an, there are two meanings of “Sulthan”, namely, power and evidence, which are spread over 39 verses, and 27 surahs. The Qur'an also describes anyone who accepts the “Sulthan”, including Prophets, ordinary people, and demons/devils.“Sulthan” also has several functions: to have the correct beliefs, avoid punishment, and conquer opponents. As for the forms of “Sulthan” in the Qur'an that researchers can conclude are “isim” and “fi'il”, their function is to show the power of Allah and prove the weakness of the enemy of Allah SWT. Abstract: Allah SWT adalah penguasa mutlak alam semesta beserta isinya, namun Allah SWT juga memberikan sebagian kecil kekuasaan-Nya kepada para hamba-Nya dengan bentuk yang berbeda-beda sesuai kebutuhan hamba-Nya. Landasan inilah yang menjadi dasar peneliti untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul “Sulthan dalam al-Qur’an”. Pokok permasalahannya adalah apa makna sulthan dalam al-Qur’an? Bagaimana bentuk-bentuk sulthan dalam al-Qur’an? Apa fungsi sulthan dalam al-Qur’an? Penelitian ini menggunakan metode riset kepustakaan (Library Research) dan sebagai pembahasan lebih lanjut peneliti menggunakan metode tafsir maudhu’iy yang menggunakan berbagai kitab tafsir yang relevan. Peneliti juga melengkapi penelitian ini dengan hadis-hadis Nabi SAW., yang peneliti kutip dari sumber aslinya. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam al-Qur’an terdapat dua arti sulthan yaitu, kekuasaan dan bukti yang tersebar dalam 39 ayat, 27 surah. Al-Qur’an juga menggambarkan tentang siapa saja yang menerima sulthan, di antaranya Nabi/Rasul, manusia biasa dan setan/iblis. Sulthan juga memiliki beberapa fungsi, yaitu supaya berakidah yang benar, terhindar dari hukuman dan untuk menaklukkan lawan. Adapun Bentuk-bentuk sulthan didalam al-Qur’an yang dapat peneliti simpulkan adalah isim dan fi’il, Adapun fungsinya untuk menunjukkan kekuasaan Allah dan membuktikan kelemahan musuh Allah SWT. Kata Kunci: sulthan dan Al-Qur’an, ayat
THE IMPLEMENTATION OF NIKAH SIRI WITH THE PURPOSE OF MAINTAINING FAMILY SALARY BENEFITS: THE PERSPECTIVE OF ISLAMIC LAW Ramlah Ramlah Ramlah
INNOVATIO: Journal for Religious Innovations Studies Vol 22 No 2 (2022)
Publisher : Postgraduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/innovatio.v22i2.155

Abstract

This paper aims to determine the implementation of “Nikah Siri” (Unofficially, unregister marriages) with the aim of maintaining family salaries. “Nikah Siri” namely marriages carried out under the hands, not officially registered in front of the Office of Religious Affairs (it is called KUA in Indonesia), or they are not published because they are secret, but they are carried out in accordance with Islamic law. There are two opinions of Nikah Siri in terms of the perspective of Islamic law, namely ‘allowed’ or ‘prohibited’. It is permissible if the marriage under the hand (siri) is carried out in accordance with the terms and pillars of Islamic marriage. It is prohibited when it is invalid because it does not describe legal certainty for future generations and violates the rules contained in Law no. 1 of 1974. This law is the consensus of the Ulama' that Muslims must obey to ensure legal certainty and the benefit of the ummah. The implementation of Nikah Siri with the purpose of maintaining family salaries, including fraud against the state, which should be a husband who receives a pension from his deceased wife if he remarries another woman, the pension salary is stopped according to Indonesian laws and regulations. Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan nikah siri dengan tujuan mempertahankan gaji keluarga. Nikah Siri yakni nikah yang dilaksanakan dan tidak didaftarkan secara resmi di depan Petugas Pencatat Nikah (KUA), tidak dipublikasikan kerena sifatnya secara diam-diam, tapi dilaksanakan sesuai dengan hukum Islam. Nikah Siri ditinjau dari perspektif Hukum Islam, terdapat dua pendapat yakni boleh atau dilarang. Pendapat yang menyatakan boleh, bila nikah siri dilaksanakan sesuai dengan syarat dan rukun perkawinan Islam. Pendapat yang melarang nikah siri tidak sah karena tidak menggambarkan kepastian hukum bagi generasi penerusnya dan menyalahi aturan yang terkandung dalam UU No. 1 Tahun 1974, dimana undang-undang ini merupakan ijma’ para Ulama’ yang wajib ditaati umat Islam untuk menjamin kepastian hukum dan kemashlahatan ummat. Nikah siri yang pelaksanaannya dibarengi dengan motivasi untuk mempetahan gaji keluarga, termasuk kepada penipuan terhadap negara, yang seharusnya suami yang mendapat pensiunan dari almarhumah isterinya bila menikah lagi dengan perempuan lain, maka gaji pensiun tersebut terhenti menurut peraturan perundang-undangan Indonesia. Keyword: nikah siri, tunjangan keluarga, dan hukum Islam
THE SOCIETY’S PERCEPTION TOWARDS THE IMPLEMENTATION OF THE QUR'AN VERSES IN THE MODE OF TRANSPORTATION: A STUDY OF LIVING QUR’AN Miftahhuddin -
INNOVATIO: Journal for Religious Innovations Studies Vol 22 No 2 (2022)
Publisher : Postgraduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/innovatio.v22i2.156

Abstract

This study aims to analyze the actions of the community in making the verses of the Qur'an as a reminder towards Allah SWT placed in the transportation mode section. The method used to answer this research problem is a qualitative research paradigm with an interpretative/hermeunetic approach. The data collection technique was carried out using content analysis which was then elaborated or completed with the results of observations, interviews, and documentation. Meanwhile, to analyze the validity of the data is done by a triangulation. Based on the approach used, the researcher found out the following important things: First, drivers or riders who put verses of the Qur'an in their vehicles are to increase their confidence in driving, to increase their business development, to remember more God the Almighty, to be calmer, to increase their pray, and to be always careful when driving. Second, the other purpose is to make it easy to find a blessed sustenance, to pray while they are on the road, and be safe on their trip. Third, meanwhile the response from religious leaders regarding the use of the verses of the Qur'an in transportation modes are positve when it is not degrading the Qur'an and there should be a compatibility with vehicle users – they place the verses on the top front of the vehicle. Constrastly, there are negative views such as being stepped on or not respecting them. In addition, the verses of the Qur'an should not actually need to be placed in the transportation mode because if the drivers or riders really wish to read the Al-Qur'an, they can stop and implement at the prayer room or mosque. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tindakan masyarakat dalam menjadikan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai pusat ingatan menuju Allah Swt yang diletakkan pada bagian moda transportasi. Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian ini adalah paradigma penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretative/hermeunetik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan analisis isi (content analysis) yang kemudian dielaborasi atau dilengkapi dengan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisa keabsahan datanya dilakukan dengan trianggulasi. Adapun temuan dalam penelitian ini yaitu: Pertama, Pengguna kendaraan bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an mempunyai persepsi bahwa dengan adanya ayat tersebut semakin menambah keyakinan dalam berkendara, kelancaran dalam usaha, lebih ingat kepada yang maha kuasa, lebih tenang, selalu ingat untuk berdo’a, serta selalu berhati-hati dalam berkendara. Kedua, Tujuan dari penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an di moda transportasi yaitu: agar mudah mencari rizki yang berkah, do’a dalam perjalanan, dan selamat dalam perjalanan. Ketiga, Adapun tanggapan dari tokoh agama terkait penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an di moda transportasi yaitu: sesuatu yang positif ketika bersifat tidak merendahkan Al-Qur’an. Adanya kesesuaian dengan pengguna endaraan. Meletakkan ayat-ayat tersebut dibagian depan atas dari kendaraan. Namun ada negatifnya, seperti akan terinjak ataupun kurang menghormatinya. selain itu, seharusnya ayat-ayat Al-Qur’an itu juga sebenarnya tidak perlu diletakkan di moa transportasi. Karena jika menghendaki untuk membaca Al-Qur’an sebaiknya berhenti dahulu di musholla atau masjid. Kata kunci: persepsi, masyarakat, ayat-ayat al-qur’an, moda transportasi
THE PROHIBITION SUSTAINABILITY ON MARRYING A WOMAN OF THE SAME ETHNIC GROUP AS AN EX-WIVE IN MINANGKABAU’S TRADITION Zula Malindo; Busyro -
INNOVATIO: Journal for Religious Innovations Studies Vol 22 No 2 (2022)
Publisher : Postgraduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/innovatio.v22i2.157

Abstract

Marriage customs in Binjai, Pasaman Regency, differ from those in other areas. A man is not permitted to marry a woman of the same ethnicity as his ex-wife. According to Islamic law and Minangkabau customs, this prohibition on marriage limits a widower's opportunity to marry a woman of his choice. The aim of this paper is to investigate the origin and purpose of the marriage prohibition in Nagari Binjai, as well as the perspective of Islamic law on this provision. Traditional leaders (datuak), religious leaders, and the community provided the data for this study. Simultaneously, data was gathered via interviews, which were then analyzed using descriptive methods. According to the findings, the origin is the Nagari Binjai customary ancestors' agreement that a man who marries a woman of the same ethnicity as his ex-wife is treated as a relative or referred to as the same mother (samamak). Abstak: Aturan adat untuk menikah di Binjai Kabupaten Pasaman memiliki perbedaan dengan daerah lainnya. Seorang laki-laki tidak boleh menikah dengan wanita yang sesuku dengan mantan istrinya. Dilihat dari ketentuan hukum Islam dan adat Minangkabau secara umum, larangan nikah ini sepertinya mempersempit kesempatan menikah bagi seorang duda dengan seorang wanita pilihannya. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui latarbelakang dan tujuan larangan perkawinan tersebut menurut adat di Nagari Binjai serta perspektif hukum Islam terhadap ketentuan itu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan sumber data berasal dari pemuka adat (datuak) dan tokoh agama serta masyarakat secara umum, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latarbelakang adanya larangan menikahi wanita sasuku dengan mantan isteri karena atas kesepakatan para leluhur adat Nagari Binjai menganggap bahwa seorang laki-laki yang melakukan pernikahan dengan wanita yang memiliki suku sama dengan mantan isterinya sudah seperti kerabat atau diistilahkan sudah samamak (satu mamak). Pernikahan mereka dikhawatirkan akan menimbulkan perselisihan dan dapat memutus hubungan silaturrahmi antar anggota suku. Menurut perspektif hukum Islam, larangan tersebut dikategorikan sebagai ‘urf shahih, karena tujuan yang hendak dicapai menghasilkan maslahah di kalangan masyarakat setempat, yaitu menjaga hubungan baik antar anggota suku. Kata Kunci: larangan menikah; wanita sesuku; adat

Page 1 of 1 | Total Record : 7