cover
Contact Name
STT Jaffray
Contact Email
sttjaffraymakassar@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
sttjaffraymakassar@yahoo.co.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Penerbitan Sekolah Tinggi Theologia Jaffray Jalan Gunung Merapi No. 103 Makassar, 90114
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Jaffray
ISSN : 18299474     EISSN : 24074047     DOI : -
Jurnal Jaffray adalah jurnal peer-review dan membuka akses yang berfokus pada mempromosikan teologi dan praktik pelayanan yang dihasilkan dari teologi dasar, pendidikan Kristen dan penelitian pastoral untuk mengintegrasikan penelitian dalam semua aspek sumber daya Alkitab. Jurnal ini menerbitkan artikel asli, review, dan juga laporan kasus yang menarik. Review singkat yang berisi perkembangan teologi, tafsiran biblika dan pendidikan teologi yang terbaru dan mutakhir dapat dipublikasi dalam jurnal ini.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue " Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007" : 7 Documents clear
Fundamentalisme Hak Asasi Manusia Jasnin, Mesakh
Jurnal Jaffray Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v5i1.125

Abstract

Masalah Hak Asasi Manusia banyak menyangkut atau berkenaan dengan aspek-aspek kehidupan manusia. Dengan demikian, dalam membahas Fundamentalisme HakAsasi Manusia harus bertumpu pada konsep manusia yang tentunya tidak terlepas dari kodrat manusia itu sendiri, yakni ada bersama dengan sesamanya (eksistensi adalah koeksistensi). Eksistensi manusia yang koeksistensi hanya mungkin tenruujud secara otentik apabila setiap manusia dapat bertingkah dengan tertib dan teratur. Ketertiban dan keteraturan ini pada hakikatnya merupakan perwujudan dari hukum. Dengan demikian, eksistensi manusia dapat terwujud secara otentik melalui hukum pula. Eksistensi manusla yang koeksistensihanya akan terwujud apabila hukum itu sendirrdapat dikembalikan atau bersumber pada asas penghormatan dan pengakuan atas martabat manusia. Oleh karena itu, adalah sebuah kewajiban bagi manusia untuk menolak dan melawan segala bentuk pelanggaran HAM, yaitu segala bentuk perlakuan (termasuk eksekusi mati) yang tidak memperlakukan manusia (baik secara individu maupun kelompok) sebagai gambarAllah dan yang menghalangi manusia untuk menghadirkan diri secara penuh dan otentik (dalam eksistensi yang koeksrstensi) sesuai dengan martabatnya sebagai gambar Allah.
Memuji Dengan Nyanyian Dalam Ibadah Jemaat Siahaan, Rohani
Jurnal Jaffray Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v5i1.122

Abstract

Apa yang kita lakukan pada waktu kita memuji dalam ibadah? Ketika pemimpin pujianmengajak kita dengan akrab : "Mari kita memuji Tuhan dengan menyanyi dari nomor... bagaimana kita memuji?Di dalam Alkitab banyak kutipan yang maknanya memerintahkan kita untuk memujiTuhan, bagaimana caranya supaya kita berhasil memenuhi perintah tersebut? Persiapan apa yang harus dilakukan? Apakah suara saja tidak cukup?Hal memuji dengan nyanyian rupanya perlu dimaknai secara benar dan tepat karena dalam ibadah, nyanyian dan pujian berperan membawa kita memasuki hadirat Tuhan.Dari banyak hal yang diuraikan tentang memuji dengan nyanyian dalam ibadah, maka aklamasi dan proklamasi merupakan pokok utama yang harus terkandung dalam setiap nyanyian jemaat. Keduanya tidak dapat dipisahkan atau dikesampingkan, karena dari kedua pokok tersebut alamat nyanyian menjadi jelas, bukan diri kita sendiri atau orang-orang yang terlibat dalam pelayanan nyanyian, melainkan Allah dan dunia sebagai kerajaan-Nya. Demikian juga isi nyanyian, bukan perasaan hati kita, melainkan kekudusan dan pengasihan Allah serta perbuatan-Nya yang besar terhadap dunia ciptaan-Nya. Oleh sebab itu, perlu memerhatikan lagu atau nyanyian yang manahendak digunakan; jenis, bentuk, dan gaya menyanyikannya, semua harus dipersiapkan. Barangkali salah satu - bahkan semua - dari keempat cara yang sudah diuraikan di muka, dapat menjadi pilihan, tetapi harus tetap disadari bahwa setiap gereja sudah mempunyai aturan main dalam menata ibadah masing-masing terutama dalam penggunaan nyanyian dan cara menyanyikannya.
Studi Kritis Yesus Seminar Djadi, Nyoman Epafroditus
Jurnal Jaffray Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v5i1.123

Abstract

Apakah Yesus pernah jatuh cinta kepada Maria? Apakah la memiliki seorang putra? Apakah la tidak mati di salib, apakah la tidak bangkit? Apakah la seorang penganut Gnostik? Apakah la pura-pura mati dan menyelinap keluar dari tanah suci? Apakah benar bahwa la tidak menyebut diri-Nya sebagai Anak Allah? Apakah kubur-Nya sudah ditemukan? Apakah la hidup dan mempunyai keluarga? Apakah gulungan laut mati berbicara mengenai Yesus? inilah pertanyaan-pertanyaan yang ada di dunia modern saat ini.Dari kelahiran sampai kebangkitan dan terangkat kesurga semuanya sudah dinubuatkan jauh sebelumnya. Bahkan ketika la terangkat kesorga la disaksikan bukan hanya murid-muridterdekat-Nya tetapi disaksikan oleh ratusan orang. Tidak mungkin murid-murid mau mati bagi sesuatu yang merupakan kebohongan atau mitos. Dan tidak ada sesuatu yang dapat merubah karakter mereka kecuali mereka melihat sendiri dimana Dia mati, bangkit dan terangkat disaksikan oleh ratusan orang. Untuk dua kisah ini saya rasa sudah cukup untuk merefleksikan bahwa Yesus bukanlah pengajaran tetapi fakta sejarah dan sekaligus menggenapi ke-Tuhanan YESUS.Dan akhirnya Dia adalah Pribadi yang mati dan bangkit dari kematian dan sebagaimana dikatakan oleh Alkitab bahwa Yesus Kristus duduk disebelah kanan Allah Bapa. Dan harapan kita didasarkan akan keyakinan bahwa satu kali nanti la akan datang bukan sebagaitukang kayu, guru, imam dan nabi tetapi sebagai Tuhan dan Juruslamat. . .. . . . . . .. .. MARANATA
Musisi Sekuler dan Gerejawi Cristovel, Benny
Jurnal Jaffray Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v5i1.124

Abstract

Menjadi seorang musisi tidak sekedar bermain musik atau menyanyi saja. Ada jenjang-jenjang yang akan dilewatidalam dunia musik, yang pada akhirnya setiap musisi dihadapkan kepada tanggung jawab dalam dunia tersebut. Di jaman ini, jika jenjang seorang musisi sudah tahap profesional, maka musik dan bisnis merupakan hal yang tidak terpisahkan. Jadi tidak heran jika ada banyak orang yang memimpikan untuk berkarier dalam bidang musik, bahkan telah men1adicita-cita sejak kecil.Jadi penting bagi musisi gerejawi benar-benar "mengkotakkan dirinya" terhadap persepsi yang dianut oleh musisi sekuler, bukan mencampurkannya. Hal ini sangat esensial, karena musisi gerejawi bukan melayani manusia melainkan oleh anugerah Tuhan dipercayakan pekerjaan ini. Dengan demikian pelayanan sebagai musisi gerejawi tidak tercemar oleh persepsi dari dunia musik sekuler. Selain itu musisi gerejawi dapat merefleksikan Tuhan yang disembahnya kepada dunia sekuler, karena tujuan dari semua yang dilakukannya adalah untuk kemuliaan nama Tuhan.
Metode Pastoral Bagi Anak Sekolah Minggu Djadi, Jermia
Jurnal Jaffray Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v5i1.120

Abstract

Pastoral atau penggembalaan adalah suatu pelayanan yang dilakukan oleh gembala jemaat  untuk memimpin anggota jemaat secara pribadi, memberi makanan rohani melalui pengajaran firman Tuhan, menjaga, memelihara, membimbing, mencari dan mengunjungi mereka satu per satu serta menolong mereka agar bertumbuh dalam iman menuju kedewasaan rohani di dalamKristus. Pastoral bukan saja untuk anggota jemaat dewasa dan pemuda, tetapi juga bagi anak-anak sekolah Minggu. Hal ini sangat penting karena orang dewasa adalah gereja hari ini, pemuda adalah gereja hari esok, sedangkan anak-anak adalah gereja masa depan. Untuk menggembalakan anak-anaksekolah minggu diperlukan guru-guru sekolah minggu yang terampil, yang berperan sebagai gembala-gembala bagi anak-anaksekolah Minggu. Dari segi pastoral, guru-guru sekolah minggu dapat disebut "gembala" anak-anak sekolah minggu. Mereka memiliki tugas dan tanggug jawab yang sangat penting untuk membantu gembala jemaat dalam membina dan mengembangkan gereja masa depan melalui anak-anak sekolah Minggu
Rasisme Irab, Yenita
Jurnal Jaffray Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v5i1.126

Abstract

Berdasarkan penguraian yang telah dikemukakan, penulis menyimpulkan beberapa hal terkaitdengan paham rasisme sebagai berikut:1. paham ini berkembang seiring dengan adanya perubahan-perubahan dalam sejarahperkembangan masyarakat dunia.yang selalu berputar dari satu keadaan menuju tingkatankeh idupan selanjutnYa.2. paham rasisme bukan sebuah penemuan baru dalam disiplin ilmu sosialkarena paham inisebenarnya sudah ada sejak peradaban Yunani kuno, diturunkan dari generasi ke generasimelalui mitos dan teori-teori yang sama sekalitidak terbukti kebenarannya.3. Beberapa faktor yang mendorong berkembangnya paham rasisme antara lain mitos-mitosdan cara berpikir yang mengagungkan rasionalitas, teori evolusi yang dikemukakan olehCharles Robert Darwin, kolonialisme bangsa Eropa, serta dorongan untuk menguasai materidan memperoleh kekuasaan.4. Dampak yang ditimbulkan akibat rasisme dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi ras yangdiuntungkan dan ras yang dirugikan. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh ras yangberkuasa sifatnya dominan sedangkan pada ras yang didiskriminasi menimbulkan kerugtanyang sangat fatal baik darr segi mental maupun fisik5. paham rasisme mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, sifatnya negatif dan dampaknyasangat merugikan kelompok masyarakat tertentu. Paham ini tidak seharusnyadikembangkan dalar masyarakat dunia yang heterogen karena tujuannya mementingkansalah satu pihak dan merugikan pihak lainnya.
Kebangkitan Yesus Kristus Dasar Iman Kristen
Jurnal Jaffray Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Jaffray

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25278/jj71.v5i1.121

Abstract

Kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati adalah salah satu pokok terpenting dari sekian pokok-pokok pengajaran (azas) kekristenan, karena jika Yesus tidak bangkit dari antara orang mati maka pokok-pokok ajaran kekristenan lainnya tidak berarti. Kebangkitan Yesuslah yang memberikan makna serta arti dari seluruh pokok pengajaran kekristenan dan seluruh kegiatan umat kristiani. Kebangkitan Yesus adalah pemberi motivasi, semangat, harapan, kepastian keselamatan serta kekuatan kepada umat kristiani di seluruh muka bumi dari zaman ke zaman untuk hidup memuliakan Tuhan dan melayani sekalipun akan menghadapi berbagai ancaman maut. Kebangkitan Kristus sangat penting di dalam serta dipahami oleh umat kristiani agar tetap hidup setia beriman kepada Tuhan karena kebangkitan Yesus menjamin kebangkitan setiap orang beriman kepada Tuhan Yesus.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue Vol 21, No 2 (2023): October 2023 Vol 21, No 1 (2023): April 2023 Vol 20, No 2 (2022): October 2022 Vol 20, No 1 (2022): April 2022 Vol 19, No 2 (2021): October 2021 Vol 19, No 1 (2021): April 2021 Vol 18, No 1 (2020): Jurnal Jaffray 18, no. 1 April 2020 Vol 18, No 2 (2020): October 2020 Vol 18, No 1 (2020): April 2020 Vol 17, No 1 (2019): Jurnal Jaffray Volume 17, no. 1 April 2019 Vol 17, No 2 (2019): Oktober 2019 Vol 17, No 1 (2019): April 2019 Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018 Vol 16, No 1 (2018): Jurnal Jaffray Volume 16, no. 1 April 2018 Vol 16, No 2 (2018): Oktober 2018 Vol 16, No 1 (2018): April 2018 Vol 15, No 2 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No. 2 Oktober 2017 Vol 15, No 2 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No. 2 Oktober 2017 Vol 15, No 1 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No.1 April 2017 Vol 15, No 1 (2017): Jurnal Jaffray Volume 15, No.1 April 2017 Vol 15, No 2 (2017): Oktober 2017 Vol 15, No 1 (2017): April 2017 Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 2 (Oktober 2016) Vol 14, No 2 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 2 (Oktober 2016) Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 1, April 2016 Vol 14, No 1 (2016): Jurnal Jaffray Volume 14, No. 1, April 2016 Vol 14, No 2 (2016): Oktober 2016 Vol 14, No 1 (2016): April 2016 Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13, No. 2 Oktober 2015 Vol 13, No 2 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 2 Oktober 2015 Vol 13, No 1 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 1 April 2015 Vol 13, No 1 (2015): Jurnal Jaffray Volume 13 No. 1 April 2015 Vol 13, No 2 (2015): Oktober 2015 Vol 13, No 1 (2015): April 2015 Vol 12, No 2 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 2 Oktober 2014 Vol 12, No 2 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 2 Oktober 2014 Vol 12, No 1 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 1 April 2014 Vol 12, No 1 (2014): Jurnal Jaffray Volume 12 No. 1 April 2014 Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014 Vol 12, No 1 (2014): April 2014 Vol 11, No 2 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 2 Oktober 2013 Vol 11, No 2 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 2 Oktober 2013 Vol 11, No 1 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 1 April 2013 Vol 11, No 1 (2013): Jurnal Jaffray Volume 11 No. 1 April 2013 Vol 11, No 2 (2013): Oktober 2013 Vol 11, No 1 (2013): April 2013 Vol 10, No 2 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 2 Oktober 2012 Vol 10, No 1 (2012): Jurnal Jaffray Volume 10 No. 1 April 2012 Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012 Vol 10, No 1 (2012): April 2012 Vol 10, No 2 (2012): Vol 10, No 1 (2012): Vol 9, No 2 (2011): Jurnal Jaffray Volume 9 No. 2 Oktober 2011 Vol 9, No 1 (2011): Jurnal Jaffray Volume 9 No. 1 April 2011 Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011 Vol 9, No 1 (2011): April 2011 Vol 9, No 2 (2011): Vol 9, No 1 (2011): Vol 8, No 2 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 2 Oktober 2010 Vol 8, No 2 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 2 Oktober 2010 Vol 8, No 1 (2010): Jurnal Jaffray Volume 8 No. 1 April 2010 Vol 8, No 2 (2010): Oktober 2010 Vol 8, No 1 (2010): April 2010 Vol 7, No 2 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 2 Oktober 2009 Vol 7, No 2 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 2 Oktober 2009 Vol 7, No 1 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 1 April 2009 Vol 7, No 1 (2009): Jurnal Jaffray Volume 7 No. 1 April 2009 Vol 7, No 2 (2009): Oktober 2009 Vol 7, No 1 (2009): April 2009 Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Jaffray Volume 6, No. 2, Oktober 2008 Vol 6, No 2 (2008): Jurnal Jaffray Volume 6, No. 2, Oktober 2008 Vol 6, No 2 (2008): Oktober 2008 Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007 Vol 5, No 1 (2007): Jurnal Jaffray Volume 5, No. 1 Desember 2007 Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Jaffray Volume 4, No. 1, Juni 2006 Vol 4, No 1 (2006): Jurnal Jaffray Volume 4, No. 1, Juni 2006 Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Jaffray Volume 3, No. 1, Juni 2005 Vol 3, No 1 (2005): Jurnal Jaffray Volume 3, No. 1, Juni 2005 Vol 2, No 2 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 2 Desember 2004 Vol 2, No 2 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 2 Desember 2004 Vol 2, No 1 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 1 Juni 2004 Vol 2, No 1 (2004): Jurnal Jaffray Volume 2, No. 1 Juni 2004 Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Jaffray Volume 1, No. 1, Juni 2003 Vol 1, No 1 (2003): Jurnal Jaffray Volume 1, No. 1, Juni 2003 More Issue