cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. kampar,
Riau
INDONESIA
Jurnal Ushuluddin
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Religion, Social,
Ushuluddin (Online ISSN 2407-8247 | Print ISSN 1412-0909) adalah jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Jurnal Ushuluddin terbit pertama kali pada Bulan Desember 1998 dengan nama Jurnal Ushuluddin Cendikia. Pada tahun 2000 namanya berganti menjadi Jurnal Ushuluddin. Jurnal Ushuluddin memuat kajian-kajian dasar keislaman (islamic studies), baik dalam bentuk kajian kepustakaan maupun riset lapangan. Fokus utama Jurnal Ushuluddin meliputi aqidah, pemikiran Islam, filsafat agama, tasawuf, tafsir dan studi al-Qur'an, kajian Hadits, dan perbandingan agama. Jurnal ini diterbitkan dalam upaya mengkomunikasikan berbagai kajian yang terkait dengan Islam, baik klasik maupun kontemporer yang ditinjau dari berbagai perspektif. Dengan demikian, baik para sarjana Indonesia maupun sarjana asing yang fokus dengan kajian tersebut dapat memperkaya artikel yang dimuat dalam jurnal ini. Artikel yang masuk akan dinilai oleh peer-review, dan jika dipandang layak baru akan diterbitkan. Jurnal Ushuluddin diterbitkan dua kali dalam setahun, dan selalu menempatkan kajian Islam dan kajian tentang umat Islam sebagai fokus utama.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2011): January - June" : 9 Documents clear
Tafsir al-Tahrir wa al Tanwir Karya Muhammad Al-Thahrir ibn Asyur Jani Arni
Jurnal Ushuluddin Vol 17, No 1 (2011): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v17i1.684

Abstract

Ibn ‘Âsyûr merupakan salah seorang mufasir di zaman modern yang menghasilkan sebuah kitab tafsir yang diberi nama “al-Tahrîr wa al-Tanwîr”. Kitab tafsir ini menggunakan corak ilmiah dalam menjelaskan makna ayat al-Quran, meskipun corak tersebut masih kontroversi tentang kebolehannya. Namun, ternyata penafsiran yang dilakukan oleh Ibn ‘Âsyûr tidak mendapatkan kritikan dari ulama lainnya dalam hal penggunaan ilmu pengetahuan modern. Karena, Ibn ‘Âsyûr menggunakan corak tersebut diawali dengan pengkajian kebahasaan, selanjutnya baru dijelaskan teori-teori ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ayat, sehingga tidak memberi kesan pemaksaan teori ilmu pengetahuan terhadap makna ayat al-Quran.
Krisis Barat Modern Menurut Nasr Saleh Nur
Jurnal Ushuluddin Vol 17, No 1 (2011): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v17i1.679

Abstract

Abad modern di Barat dimulai pada abad XVII, sekaligus merupakan awal kemenangan supremasi rasionalisme, empirisme dan posistivisme dari dogmadogma agama Ktisten. Abad modern di Barat adalah zaman ketika manusia menemukan dirinya sebagai kekuatan yang dapat menyelesaikan persoalan-persoalan hidupnya. Manusia dipandang sebagai makhluk yang bebas yang independen dari Tuhan dan alam. Manusia modern di Barat sengaja membebaskan diri dari tatanan ilahiah untuk kemudian membangun suatu tatanan yang semata-mata berpusat pada diri manusia, yang selanjutnya berakibat pada pemutusan nilai-nilai spritual. Modernisme di dunia Barat adalah bersifat anthropomorphisme yang menunjukkan kriteria dan instrumen pengetahuan bahwa yang menetapkan sains adalah semata-mata manusia. Dalam pandangan Sayyed Hossein Nasr ( selanjutnya disebut Nasr ), empirisme dan rasionalisme tidak dapat bertindak sebagai prinsip-prinsip dalam pengertian metafisika. Akibatnya pemikiran Barat modern tidak memiliki kepekaan terhadap yang sakral, mengingat humanisme modern tidak terpisahkan dari sekularisme. Untuk dapat menemukan kembali integritas manusia dan alam secara utuh, Nasr menekankan bahwa manusia harus berada pada titik pusat (Tuhan), mampu mengambil jarak dari kenyataan yang senantiasa berubah dan serba propan. Ringkasnya Nasr menghendaki agar manusia modern memikirkan kembali kehadiran Tuhan yang merupakan dasar suatu kebijakan hidup. Nasr dengan gagasan Islam tradisionalnya, tampaknya ingin mengajukan sebuah kebutuhan untuk menghidupkan kembali sains-sains tradisional dan kosmologis di tengah dunia modern, yang akan dapat memainkan peranan dalam membangkitkan kesadaran akan kesatuan sains dan pengetahuan spritual. Menghidupkan kembali sains tradisional, tidak berarti Nasr menolak metode eksprimen serta perangkatperangkat penelitian ilmiah modern yang telah terbukti sangat berhasil dalam sudi kuantitatif alam semesta. Tetapi Nasr menginginkan adanya perubahanperubahan fundamental dalam metode manusia modern terhadap realitas dan pengetahuan.
Studi Analitik Hadits Penyalahgunaan Fungsi Jabatan: Kasus Ibnu Lutbiah Laila Sari Masyhur
Jurnal Ushuluddin Vol 17, No 1 (2011): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v17i1.685

Abstract

Tulisan ini membahas hadits tentang penyalahgunaan fungsi jabatan kasus Ibnu Lutbiah. Ibnu Lutbiah diangkat oleh Nabi sebagai kolektor zakat dari para wajib zakat. Diharapkan dapat menggambarkan secara jelas maqashid syari’ah yang tersirat dalam hadits ini dan menyimpulkan hukum positif setelah adanya dalil-dalil penguat baik dari hadits lain atau pendapatpendapat Ulama.
Elastisitas Hukum Nikah dalam Perspektif Hadits Ridwan Hasbi
Jurnal Ushuluddin Vol 17, No 1 (2011): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v17i1.680

Abstract

Nikah merupakan satu sunnah (ajaran) Rasulullah SAW yang sangat dianjurkannya, sampai beliau mengatakan “orang yang tidak mau menikah dengan tanpa alasan yang Syar`i, dimasukkan kedalam kategori bukan dari pengikutnya”. Kalau begitu posisi dari anjuran Rasulullah SAW dan larangan Tabattul (membujang) menjadikan pernikahan sebagai salah satu tanda beriman kepadanya, dan bahkan dapat menjadi salah satu upaya untuk menyempurnakan iman. Hukum nikah disaat mengacu pada hadits Nabi tidak menunjukkan pada satu ketetapan hukum, sehingga membuat nikah elastis pada wajib, sunat, mubah, makruh dan haram dalam ketetapan hukum.
Pengertian Ulil Amri dalam Al-Qur’an dan Implementasinya dalam Masyarakat Muslim Kaizal Bay
Jurnal Ushuluddin Vol 17, No 1 (2011): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v17i1.686

Abstract

Ulil Amri adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengurus kepentingan-kepentingan umat. Ketaatan kepada Ulil Amri (Pemimpin) merupakan suatu kewajiban umat, selama tidak bertentangan dengan nash yang zahir. Adapun masalah ibadah, maka semua persoalan haruslah didasarkan kepada ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya. Ketaatan kepada Ulil Amri atau Pemimpin sifatnya kondisional (tidak mutlak), karena betapa pun hebatnya Ulil Amri itu maka ia tetap manusia yang memiliki kekurangan dan tidak dapat dikultuskan. Jika produk dari Ulil Amri tersebut sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya maka wajib diikuti, sedangkan jika produk Ulil Amri itu bertentangan dengan kehendak Tuhan maka tidak wajib ditaati. Dengan demikian, model keataatan kepada Ulil Amri itu terlaksana, jika ia menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya jika tidak, maka ketaatan itu dengan serta merta tidak mesti adanya.
Misi Kristen di Indonesia: Bahaya dan Pengaruhnya Terhadap Umat Islam Tarpin Tarpin
Jurnal Ushuluddin Vol 17, No 1 (2011): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v17i1.681

Abstract

Misi merupakan bagian yang integral dengan agama Kristen. Terlebih sejak masuknya Paulus,yang kemudian mengklaim bahwa agama ini telah mengamanatkan pemeluknya untuk bertebaran ke seluruh penjuru dunia guna mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa yang belum mengimani Yesus sebagai Tuhan penyelamat manusia. Dalam konteks keindonesiaan, kegiatan misi berkait erat dengan kolonialisme, dan orientalisme, serta kristenisasi. Dalam era pasca reformasi, kegiatan misi tidak hanya sebatas kristenisasi umat Islam. Dengan berbagai metode dan sarana yang disusun sistematis dan terorganisir, kegiatan ini bertendensi untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran agamanya, serta memecah belah kesatuan dan persatuan umat.
Hadis-hadis Nabi dalam Berinteraksi dengan Non Muslim “Muharibun” Johar Arifin
Jurnal Ushuluddin Vol 17, No 1 (2011): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v17i1.682

Abstract

Rasulullah SAW panutan kehidupan, tauladan ummat, terbukti lewat sejarah dan hadis-hadis aplikatif dalam penataan konsep berinteraksi dengan non muslim yang dalam kajian difokuskan pada kelompok muharibun. Peran dakwah Islam dalam berinteraksi memerlukan kajian dan analisa terhadap kondisi mereka. Umat Islam semakin di tuntut memahami konsep agamanya dalam berinteraksi dengan mereka shingga menjadi salah satu daya tarik bagi mereka untuk memeluk islam.
Tafsir Al-Baidlawi: Kitab Induk di Antara Berbagai Kitab Tafsir Ade Jamarudin
Jurnal Ushuluddin Vol 17, No 1 (2011): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v17i1.683

Abstract

Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil merupakan salah satu kitab yang populer di dunia Islam, yang memiliki banyak manfaat, gaya bahasa yang indah, perumpamaan yang manis, dan banyak diminati para pakar dan cendekiawan terkemuka untuk mengkaji dan memberi catatan pinggir (komentar) terhadapnya, Isinya dibuat semodel ringkasan (ikhtishâr), mengandung berbagai pemikiran, pandangan-pandangannya diarahkan pada banyak dimensi gramatika bahasa, fiqh, dan ushul yang terkandung dalam ayat-ayat al-Quran, dan begitu juga dari sudut pandang bacaan (qirâat) dan makna intrinsik ayat (isyârât), serta mengkombinasikan antara tafsir dan takwil berdasarkan kaidah-kaidah bahasa dan syar’i. Metode penafsirannya dibuat sebagaimana umumnya kitab-kitab tafsir, menyebutkan nama surat, mengaitkan dengan konteks turunnya, baru menafsirkan ayat demi ayat, serta mengangkat hadis tentang keutamaannya pada akhir surat tersebut.
Konsepsi Tuhan dalam Kesemestaan Menurut Seyyed Hossein Nasr Irwandra Irwandra
Jurnal Ushuluddin Vol 17, No 1 (2011): January - June
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v17i1.678

Abstract

Persoalan ke-Tuhan-an dalam tradisi keagamaan monoteis selalu mendapat perhatian utama dan menempati posisi teratas dari berbagai persoalan keagamaan lainnya. Tuhan merupakan sentral sekaligus inti dari semua yang ada. Karena konsepsi tentang Tuhan akan membawa kepada bagaimana cara memahami dan menyikapi apa yang ada selain Tuhan, seperti tradisi kenabian dan kewahyuan. Kondisi ini kemudian bermuara kepada cara pandang tentang kesemestaan dan pola hubungan di antara berbagai dimensi yang ada.

Page 1 of 1 | Total Record : 9