cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. kampar,
Riau
INDONESIA
Jurnal Ushuluddin
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Religion, Social,
Ushuluddin (Online ISSN 2407-8247 | Print ISSN 1412-0909) adalah jurnal yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Jurnal Ushuluddin terbit pertama kali pada Bulan Desember 1998 dengan nama Jurnal Ushuluddin Cendikia. Pada tahun 2000 namanya berganti menjadi Jurnal Ushuluddin. Jurnal Ushuluddin memuat kajian-kajian dasar keislaman (islamic studies), baik dalam bentuk kajian kepustakaan maupun riset lapangan. Fokus utama Jurnal Ushuluddin meliputi aqidah, pemikiran Islam, filsafat agama, tasawuf, tafsir dan studi al-Qur'an, kajian Hadits, dan perbandingan agama. Jurnal ini diterbitkan dalam upaya mengkomunikasikan berbagai kajian yang terkait dengan Islam, baik klasik maupun kontemporer yang ditinjau dari berbagai perspektif. Dengan demikian, baik para sarjana Indonesia maupun sarjana asing yang fokus dengan kajian tersebut dapat memperkaya artikel yang dimuat dalam jurnal ini. Artikel yang masuk akan dinilai oleh peer-review, dan jika dipandang layak baru akan diterbitkan. Jurnal Ushuluddin diterbitkan dua kali dalam setahun, dan selalu menempatkan kajian Islam dan kajian tentang umat Islam sebagai fokus utama.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 2 (2015): July - December" : 9 Documents clear
PARADIGMA TASAWUF YASYFÎN M. Arrafie Abduh
Jurnal Ushuluddin Vol 23, No 2 (2015): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v23i2.1202

Abstract

Dasar paradigma Tasawuf yasyfin adalah firman Allah dalam surah al-Syu’arâ ayat 80, dan Tasawuf yasyfinayat 14.Sedangkan istilah syifâ‘ terdapat dalam empat surah dan ayat, yaitu Yûnus ayat 57, al-Nahl ayat 69,al-Isrâ‘ ayat 82, dan Fushshilat ayat 44.Dalam konotasi istilah yasyfîn sudah mengandung maka psychotherapy. Yasyfîn adalah al-‘allâj al-nafsî wa al-ruhi atau mu’âlajat al-idhthirâyât al-audzâqiyyat wa al- ‘âthifiyyat bilwasâ‘il al-ruhiyyat wa al-jasmaniyyat. Paradigmatasawuf yasyfînadalah pengobatan psikis (spiritual dan mental)melalui tasawuf.Tasawuf yasyfinberdasar wahyu Ilahi, sabda Rasulullah Saw dan mujahadah para sufisebagai paradigma Islam yang mengakui eksistensi Tuhan sebagai al-Haqq dan Nabi Muhammad Saw sebagai panutan. Tasawuf yasyfindilakukan melalui pendekatan bashîrah, dalam literatur sufi mengandung makna hati nurani dan pandangan batin
THE MEANING OF AL-QALB AND DISCLOSURE IN AL-QUR’AN Agustiar Agustiar
Jurnal Ushuluddin Vol 23, No 2 (2015): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v23i2.1126

Abstract

Human being equipped by God Almighty with a variety of gifts which enable them to carry a burden of duties. The gifts are power of the body, vitality and power al-qalb. Islam has made clear necessity of a proper functioning of al-qalb to think in order to develop knowledge. It will help people to carry caliphate duties on earth properly, under the guidance of al-Qur’an and al-Sunnah. One way to enhance thinking of al-qalb required by Islam is dzikir, therefore, someone will find peace of mind and feel close to God. Feeling close to God, a person’s soul will be controlled. Conversely, if a person is not functioning qalb for dzikir, so he will experience drought soul. In al-Qur’an, al-qalb may have some meanings; it refers to the context of verse that contains in it. Moreover, to present the meaning of al-qalb is not always disclosure with the word of al-qalb, but also often disclosure by using the word of al-fuad, al-lub, al-nafs and al-sadr
WAHBAH ZUHAILIY A SCHOLAR INTERPRETATION IN TWENTY CENTURY Abd Wahid
Jurnal Ushuluddin Vol 23, No 2 (2015): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v23i2.1073

Abstract

This essay reveal about a scholar who is steady to science for islamic advancement, trying to spread his message through a variety of writings throughout the world, he is Wahbah Zuhailiy, a Syrian scholar. Even if he is a scholar of Shariah experts, and having a lot of writing about fiqh, but he is also an expert interpretation, it is proved by there are three books of commentary written by him, one of the famous books is al-Tafsir Munir, through this book revealed the intention verses of the Qur’an more clearly. In interpreting the verse, he used methods maudhu’i, besides used Tahlili. Whilethe pattern, he tend to used Adabi Ijma’i and faqhi pattern. Although there are many praising to this interpretation, it still has many weakness, it is obviously what Wahbah Zuhailiy has put itself on the level of scholars interpretation of this century
IBN KHALDUN THOUGHT: A review of al-Muqaddimah Book Wawan Hernawan
Jurnal Ushuluddin Vol 23, No 2 (2015): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v23i2.1197

Abstract

Nowadays Muslim and non-Muslim scholar have no paid exhaustion attention yet onal- Muqaddimah book of Ibn Khaldun (1332-1406). Al-Muqaddimah Book is still being studied and debated critically. Actually, this work is still “dazzling” social scientists, anthropologists, theologians, philosophers, historians, and economists even compared with the other great works produced by other classical Muslim scholars. Search for the book of al-Muqaddimah Ibn Khaldun intends to seek and drank authenticity thoughts. It becomes important in the center of issue. We should be wise to this Muslim leader, because it has a big hand in an attempt to find the “authenticity” of Muslim thought. By using the method of historical research, it is obtained: first,for Ibn Khaldun, history is one of the disciplines studied extensively by the nations and generations. Second, the legal history is applicable universally so the truth can be revealed. Third, a historian should study the areas of human life (sociology, anthropology, theology, philosophy, history, and economics) to determine differences between main and general characteristics. Fourth, related to the modern social sciences, undoubtedly Ibn Khaldun is first beginning of sciences. He was a golden bridge for the development of science and the history of modern sociology
PENAFSIRAN LAFAZ SAMAAWAATI DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TEMATIK OLEH PARA MUFASSIR) Mainizar N
Jurnal Ushuluddin Vol 23, No 2 (2015): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v23i2.1082

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pertanyaan-pertanyaan mahasiswa tentang lafaz samaawati dan keingin tahuan yang sangat besar dari peneliti untuk memahami dan mendalami makna dan tafsir ayat-ayat samaawati dalam al-Qur’an, guna memperkuat akidah peneliti khususnya dan pembaca sekalian pada umunya serta untuk menambah kecintaan kepada al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia di dunia dan akhirat. Masalah yang diteliti adalah apa saja konteks ayat-ayat samaawati di dalam al-Qur’an dan apa saja tafsir dan kandungan ayat-ayat samaawati dalam berbagai konteksnya di dalam al-Qur’an. Objek penelitian ini adalah ayat-ayat yang terdapat lafaz samaawati di dalam al-Qur’an. Ayat-ayat al-Qur’an yang memiliki lafaz samaawati sebanyak 188 ayat dengan konteks yang sama dan yang berbeda. Ayat-ayat dengan konteks yang sama dikelompokkan menjadi 18 kelompok, sedangkan yang tidak sama (berbeda) sebanyak 51 ayat. Ayat-ayat yang diteliti hanya 60 ayat. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis konteks dan komparasi dalam kitab Tafsir al-Mishbah, Fi Zhilalil Qur’an, dan Ibnu Katsir
KELUAR DARI ALIENASI ALAM TERHADAP MANUSIA Perspektif Teosofi Transenden Surahman Cinu
Jurnal Ushuluddin Vol 23, No 2 (2015): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v23i2.2493

Abstract

Alam yang dihuni oleh manusia makin rusak parah, akibat ulah manusia, apakah ini yang dikhawatirkan malaikat saat mereka berdialog dengan Tuhan,“ tidak cukupkan kami (malaikat) ya Tuhan sebagai pengabdi kepadaMu, sehingga engkau akan menciptakan manusia yang kerjanya akan membuat kerusakan dimuka bumi”. Sekali lagi Tuhan menampakkan substansi absolutnya, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui daripada kalian”’ Mereka selanjutnya tunduk pada perintah Tuhan dengan cara “sujud” (kecuali Iblis) dihadapan Adam, dimana keturunannya, atas dasar ketidak puasan mengeksploitas sekaligus merusak alam semesta
PENDEKATAN FALSAFAH SAINS AL-QUR’AN DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN KEBANGSAAN Abdul Hafiz Mat Tuah
Jurnal Ushuluddin Vol 23, No 2 (2015): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v23i2.1200

Abstract

Negara yang membangun seperti Malaysia masih dibelenggu dengan fenomena permasalahan pendidikan. Usaha yang dilaksanakan oleh Kementerian Pelajaran Malaysia dalam sistem pendidikan telah membawa pada tranformasi yang besar dalam kurikulum pendidikan kebangsaan. Melakukan beberapa perubahan pada sistem pendidikan perlu dilakukan bagi merealisasikan hasrat dan tujuan selaras dengan Falsafah Pendidikan Negara. Faktor ini berdasarkan pada pembentukan masyarakat masa depan akan lahir dari generasi yang terlatih dengan bentuk pendidikan masa kini. Kurikulum sekolah juga memerlukan pendekatan Sains al-Qur’an untuk melahirkan siswa yang dapat mengimbangi antara duniawi dan ukhrawi. Hal ini amat penting karena dalam kurikulum pendidikan kebangsaan ada menekankan pada aspek insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani, emosi, dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Selain itu, pengaplikasian sains al-Qur’an dalam kurikulum menunjukkan bahwa sains dan al-Qur’an tidak boleh dipisahkan. Fokus kajian ini merujuk kepada falsafah sains al-Qur’an agar sains al-Qur’an dapat diterapkan dalam kurikulum pendidikan kebangsaan
THE ROLE OF CIVIL RELIGION FORMING CIVIL SOCIETY THROUGH PRACTICING RELIGIOUS COMMENT Agus Salim Nst
Jurnal Ushuluddin Vol 23, No 2 (2015): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v23i2.1108

Abstract

Modern society requires the new symbol rituals development to create a solidarity in a pluralistic country such Indonesia. This is what sociologists called civil religion. Andrew Shauks stated that civil religion is not a true religion as existing religious practices; it did not compete with conventional traditions, but it is existing on it and break it bonds. The same idea also explained by Olaf Schuman that civil religion is not a religious source for someone where he gained his understanding of the identity and social obligations. It remains a resource is the existence of religion civil religion should not and could not be a substitute powerless religions. Civil religion is not like a religion and not a rival to the existing religions. Rather it part, it exist of religions and values and norms generated by them to ensure a life together that is sustainable and harmony in an pluralistic society situation to create society (civil society), an open society, egalitarian, and tolerant based on ethical values, moral transdental
TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA: PERSPEKTIF ISLAM Suryan A Jamrah
Jurnal Ushuluddin Vol 23, No 2 (2015): July - December
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jush.v23i2.1201

Abstract

Islam adalah agama wahyu yang diturunkan oleh Allah melalui Rasul-Nya, Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, rahmatan li al-‘alamin, dan berlaku secara universal sebagai petunjuk bagi manusia di seantero dunia, di Timur maupun di Barat, min masyariq al-ardhi ila magharibiha. Namun, agama wahyu yang bersifat universal ini tetap mengakui dan menerima kenyataan pluralitas agama di muka bumi, bahwa Allah memang telah memberikan kebebasan kepada manusia untuk menentukan dan memilih agama yang disukai. Selanjutnya, sebagai rahmat bagi kehidupan semesta alam, Islam sudah barang tentu memiliki komitmen untuk menciptakan suasana kerukunan dan kedamaian bagi kehidupan bani insani. Maka, di samping istiqamah berpegang teguh kepada dan ketat memelihara kemurnian akidah tauhidiah di tengahtengah interaksi antarumat beragama, Islam menjadi pelopor toleransi, demi kerukunan dan kedamaian kehidupan manusia di muka bumi. Kekayaan akhlak toleransi Islam tersebut dapat ditelusuri dan mudah ditemukan dari dasar teologis atau akidah, dari aspek syariah dan mu‘amalah, dari etika dakwah, dan dari akhlak al-ukhuwah albasyariah atau persaudaraan universal. Akhlak toleransi Islam ini tidak sekedar khazanah teoretis, melainkan telah dipraktikkan secara historis oleh Rasulullah SAW dan oleh kaum muslimin dari generasi ke generasi, baik dalam tataran kehidupan sosial sehari-hari maupun dalam politik di suatu negeri

Page 1 of 1 | Total Record : 9