cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Habitat
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 08535167     EISSN : 23382007     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 228 Documents
KUALITAS LINGKUNGAN PADA USAHATANI PADI SEMI ORGANIK DAN NON ORGANIK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN SRAGEN, JAWA TENGAH Suhartini Suhartini
HABITAT Vol. 24 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.595 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas lingkungan (menurut penilaian petani) pada usahatani padi semi organik dan non organik serta dampaknya terhadap produktivitas padi di Kabupaten Sragen Propinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan melakukan wawancara terhadap 188 petani padi semi organik dan non organik di Kecamatan Sambung Macan (Desa Gringging) yang bertopografi lahan datar dan Kecamatan Sambirejo (Desa Sukorejo) yang bertopografi lahan berlereng dataran tinggi pada 3 musim tanam padi dalam satu tahun. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada instrumen penelitian yang bersifat kualitatif. Hasil evaluasi kualitas lingkungan menurut penilaian petani diuji Korelasi Spearman dengan usahatani padi semi organik. Model ekonometri fungsi produktivitas digunakan untuk mengestimasi dampak kualitas lingkungan terhadap produktivitas padi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas lingkungan pada usahatani padi semi organik lebih baik daripada usahatani padi non organik. Ada korelasi positif yang erat antara kualitas lingkungan dengan usahatani padi semi organik. Hasil estimasi dengan FGLS (Feasible Generalized Least Square)) model heteroskedastisitas untuk fungsi produktivitas menunjukkan bahwa kualitas lingkungan yang baik pada usahatani padi semi organik berpengaruh nyata meningkatkan produktivitas padi di kedua lokasi di Kabupaten Sragen.Kata kunci : kualitas lingkungan, usahatani padi semi organik, keuntungan usahatani
DAMPAK IMPOR KENTANG TERHADAP PASAR KENTANG DI INDONESIA Fendik Andriyanto; Budi Setiawan; Fitria Dina Riana
HABITAT Vol. 24 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150 KB)

Abstract

Tujuan pada penelitian ini adalah menganalisis (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, produksi maupun harga kentang di Indonesia (2) Bagaimana dampak impor kentang terhadap permintaan, produksi, dan harga kentang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dan dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Model disusun dengan persamaan simultan dan dianalisis menggunakan metode 2SLS (Two Stage Least Square).  Permintaan kentang dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan. Banyaknya konsumsi permintaan kentang sebagai konsumsi sayur, olahan kentang beku, kentang untuk industri maupun kentang sebagai bahan untuk mendapatkan karbohidrat pengganti beras. Karena permintaan kentang yang begitu tinggi dengan tidak diimbangi oleh produksi kentang yang mencukupi permintaan tersebut, pemerintah berupaya dengan impor kentang ke indonesia. Namun upaya kentang impor tersebut membuat petani kentang di Indonesia menjadi rugi karena harga kentang impor merusak harga kentang lokal. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan kentang di Indonesia adalah jumlah populasi penduduk Indonesia dan pendapatan penduduk. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi kentang di Indonesia adalah luas areal, volume kentang impor, kurs asing dan produktivitas. faktor-faktor yang berpengaruh terhadap harga kentang di Indonesia adalah harga benih kentang dan pendapatan penduduk. Sedangkan Harga kentang impor tidak berpengaruh terhadap dampak impor kentang di Indonesia. Jumlah kentang impor berpengaruh terhadap produksi kentang di Indonesia. dan harga kentang impor tidak berpengaruh terhadap harga kentang di Indonesia.Kata kunci : Permintaan, Produksi, Harga
EFISIENSI TEKNIS USAHATANI MINA MENDONG DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC PRODUCTION FRONTIER Redha Hikmasari; Abdul Wahib Muhaimin; Budi Setiawan
HABITAT Vol. 24 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.59 KB)

Abstract

Usahatani mina mendong adalah suatu usaha pertanian yang memadukan budidaya ikan di sawah dengan budidaya tanaman mendong. Usahatani ini sangat menguntungkan karena dapat menghasilkan dua pemanenan yaitu ikan dan mendong. Namun, produktivitas yang dihasilkan petani mina mendong di desa Blayu dan Wajak masih rendah. Hal ini diduga karena petani belum efisien dalam penggunaan faktor produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi hasil produksi usahatani mina mendong, tingkat efisiensi teknis, serta faktor-faktor mempengaruhi efisiensi teknis usahatani mina mendong. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan stochastic production frontier. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi mina mendong adalah luas lahan, bibit ikan, pelet, dan pupuk, sedangkan  faktor produksi tenaga kerja tidak berpengaruh nyata. Usahatani mina mendong di lokasi penelitian efisien secara teknis dengan tingkat efisiensi teknis rata-rata sebesar 0,83 atau 83 persen. Faktor yang berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap efisiensi teknis usahatani mina mendong di lokasi penelitian yaitu umur, pendidikan formal, pengalaman usahatani, dan jumlah anggota keluarga. Untuk faktor luas lahan yang dikuasai dan keanggotaan organisasi pertanian tidak berpengaruh secara nyata dan signifikan terhadap efisiensi teknis usahatani mina mendong.   Kata kunci: mina mendong, mendong, ikan, faktor produksi, efisiensi, inefisiensi
HAMBATAN DAN TANTANGAN PENERAPAN PADI METODE SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION) Setiyo Yuli Handono
HABITAT Vol. 24 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.829 KB)

Abstract

Beras adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia yang merupakan sumber energi dan karbohidrat. Pemerintah Indonesia memerlukan sistem yang mampu menghasilkan padi yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Salah satu sistem teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah System of Rice Intensification (SRI), yang dikemas dalam bentuk proyek atau program SRI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana net profit (keuntungan) petani dalam budidaya padi serta menganalisis hambatan dan tantangan penerapan padi metode SRI. Analisis data digunakan statistik deskriptif mulai dari rata-rata, frekuensi dan persentase untuk mengetahui total biaya, dan hasil usaha tani serta untuk mengetahui hambatan dan tantangan petani dalam menerapkan padi dengan metode SRI. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa petani SRI mendapatkan keuntungan per hektar sekitar Rp. 16.045.593,- sedangkan petani Q-SRI (berhenti menerapkan SRI) mendapatkan keuntungan perhektar sekitar Rp 9.321.610,-. Dengan demikian laba bersih budidaya padi SRI lebih tinggi sekitar 42 persen per hektar. Hasil penelitian juga menemukan bahwa masalah dan kendala petani dalam menerapkan SRI antara lain petani kesulitan menanam bibit muda, petani kesulitan menemukan buruh tanam atau tenaga kerja, sebagian besar petani masih minded kimia, dan petani kesulitan dalam pengendalian hama dan penyakit secara terpadu. Kata kunci: Proyek SRI, keuntungan, masalah dan kendala
PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN PADA KOMUNITAS PETANI SAYURAN (Studi di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang) Gunawan Gunawan; Kliwon Hidayat; Mangku Purnomo
HABITAT Vol. 24 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.077 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis penerapan inovasi teknologi ramah lingkungan pada komunitas petani sayuran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso. Teknik analisis yang digunakan adalah model interaktif yang dikembangkan Miles dan Huberman. Keabsahan data diuji dengan cara menguji derajad kepercayaan, kriteria keteralihan dan kriteria kepastian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan inovasi teknologi ramah lingkungan pada komunitas petani sayuran adalah sebagai berikut; penggunaan benih unggul, penggunaan pupuk bokashi sebanyak 6-10 ton/hektar, pengurangan pupuk kimia sebanyak 60-70% pada musim kemarau dan 30% pada musim hujan, pengurangan pestisida sebanyak 40% pada musim kemarau dan 25% pada musim hujan. Sedangkan penggunaan tricodherma dan penggunaan pestisida nabati jarang diterapkan.Kata Kunci: penerapan, teknologi ramah lingkungan, petani sayuran  
STRUKTUR PENGUASAAN LAHAN PERTANIAN DAN HUBUNGAN KERJA AGRARIS PADA MASYARAKAT TENGGER (Studi Kasus Di Dusun Krajan, Desa Sapikerep, Kawasan Pegunungan Tengger Lereng Atas) Anik Susanti; Kliwon Hidayat; Keppi Sukesi
HABITAT Vol. 24 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.47 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk: mendeskripsikan perpecahan dan fragmentasi lahan pertanian,   struktur pemilikan dan pengusahaan lahan pertanian serta hubungan kerja agraris pada masyarakat Tengger lereng atas. Desain studi kasus dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif  digunakan untuk menjawab tujuan penelitian tersebut diatas.     Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Perpecahan lahan yang bersifat permanen disebabkan oleh sistem pewarisan dan jual beli lahan pertanian. Sedangkan perpecahan lahan yang bersifat sementara  karena  sewa menyewa, bagi hasil dan gadai. Sementara itu, fragmentasi lahan milik terjadi pada petani berlahan luas. Fragmentasi lahan garapan dialami oleh setiap lapisan petani  yang menambah lahan garapan melalui sewa, bagi hasil dengan dinas pertanian dan pihak  perhutani. (2) Struktur pengusahaan(garapan) lahan lebih merata ketimbang struktur pemilikan lahan pertanian. Luas rata-rata pemilikan lahan adalah 0,55 ha dan luas rata-rata pengusahaan lahan 0,80 ha. Hubungan sosial antar petani lapisan atas, menengah dan bawah terjadi melalui penyerahan hak menggarap untuk sementara waktu dan hubungan kerja agraris. Kata Kunci: Perpencaran dan fragmentasi lahan pertanian, struktur pemilikan dan pengusahaan Lahan Pertanian,masyarakat Tengger
SKENARIO KEBIJAKAN SWASEMBADA BERAS DI INDONESIA Dwi Apriyanti Kumalasari; Nuhfil Hanani; Mangku Purnomo
HABITAT Vol. 24 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.779 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara agragaris penghasil komoditas pangan beras khususnya. Seiring dengan adanya pertumbuhan penduduk, maka permintaan pangan akan semakin meningkat. Peningkatan ini akan diikuti dengan peningkatan produksi beras dalam negeri. Namun yang terjadi pada beberapa tahun ini perberasan Indonesia hanya mengalami swasembada beras pada tahun 1969 hingga 1984. Setelah tahun tersebut Indonesia belum lagi bisa mencukupi kebutuhan beras dalam negeri, yang mana memaksa melakukan impor beras dalam jumlah cukup besar. Besar impor semakin lama semakin tinggi seiring dengan kurang mampunya negara dalam mencukupi kebutuhan pangan dalam domestik sendiri. Penelitian ini akan membahas mengenai kondisi perberasan Indonesia beserta mencari permodelan yang tepat dalam mencari kebijakan yang paling tepat untuk diterapkan dalam mencapai swasembada beras. Data penelitian ini bersifat data skunder mulai tahun 1980 hingga 2011. Analisis data yang dilakukan analisis persamaan simultan historis. Hasil penelitian didapatkan terdapat 3 blok dalam estimasi model perberasan Indonesia, yakni produksi, konsumsi, dan impor. Menurut hasil identifikasi model tergolong over identified. Hasil estimasi model diketahui seluruh model signifikan dan memiliki nilai yang baik melalui koefisien determinasi R2, uji f, dan uji t. Berdasarkan hasil validasi menunjukkan nilai yang baik, yakni kecilnya selisih nilai prediksi dan aktualnya. Hasil simulasi secara historical didapatkan bahwa luas lahan perlu ditingkatkan 5% atau harga pupuk diturunkan 15% atau juga meningkatkan kredit sebesar 5% untuk mencapai swasembada beras pada tahun tersebut. 
KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN SUBSIDI INPUT OUTPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KEDELAI (Glycine max) DI KABUPATEN PASURUAN Mutiara, Farah; Koestiono, Djoko; Muhaimin, Abdul Wahib
Habitat Vol 24, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.679 KB)

Abstract

Kedelai adalah salah satu bahan pangan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia karena kandungan gizi kedelai yang tinggi dan relatif murah dibandingkan dengan protein hewani. Sebagai sumber protein nabati, kedelai umumnya dikonsumsi dalam bentuk produk olahan, yaitu: tahu, tempe, kecap, tauco, susu kedelai dan aneka makanan ringan. Hal tersebut menjadikan kedelai sebagai salah satu komoditas penting di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan dan menganalisis daya saing usahatani kedelai secara intensif dan konvensional dari perspektif keunggulan komparatif. 2) Menganalisis pengaruh kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan input (NPCI) dan output (NPCO) terhadap pengembangan komoditas kedelai. Metode penentuan responden yang digunakan adalah sensus dan proportionate stratified random sampling dengan menggunakan rumus Parel. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah analisis finansial, analisis sosial, dan analisis PAM. Dari penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai DRCR pada sistem intensif adalah 0,802 dan pada sistem konvensional adalah 0,908. Kata kunci: kedelai, daya saing, DRC, PAM
KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN DAMPAK KEBIJAKAN PENGURANGAN SUBSIDI INPUT TERHADAP PENGEMBANGAN KOMODITAS KENTANG DI KOTA BATU Dewi, Heptari Elita; Koestiono, Djoko; Suhartini, Suhartini
HABITAT Vol 24, No 2 (2013)
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.339 KB)

Abstract

Liberalisasi perdagangan membuat komoditas kentang harus memiliki keunggulan komparatif agar dapat bersaing di pasar lokal dan internasional. Namun terdapat kendala yaitu kebijakan pemerintah yang kurang mendukung seperti  pengurangan subsidi input sehingga produksi kentang dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan kentang nasional dan menyebabkan membanjirnya kentang impor. Kota batu merupakan salah satu produsen kentang yang berpotensi untuk ditingkatkan produktivitasnya. Tujuan penelitian ini adalah1) menganalisis keunggulan komparatif kentang di Kota Batu dan 2) menganalisis dampak kebijakan pemerintah berupa pengurangan subsidi input terhadap pengembangan kentang. Domestic Resource Cost (DRC) untuk menganalisis keunggulan komparatif dan Policy Analysis Matrix (PAM) untuk menganalisis dampak kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas kentang di Kota Batu memiliki keunggulan komparatif dengan nilai DRC Ratio lebih kecil dari 1, dimana keunggulan komparatif sistem intensif (0,337) lebih tinggi daripada sistem konvensional (0,371). Hal ini berarti bahwa usahatani kentang di Kota Batu telah efisien dalam pemanfaatan sumberdaya domestik sehingga lebih baik memproduksi kentang di dalam negeri dari pada mengimpor untuk memenuhi kebutuhan kentang nasional. Kebijakan pemerintah berupa pengurangan subsidi input berupa pupuk kimia sebesar 10 persen memiliki dampak negatif terhadap pengembangan kentang. Saran dari hasil penelitian adalah dibutuhkan penggunaan input dan teknologi secara optimal dan kebijakan pemerintah yang efektif untuk mendukung pengembangan kentang. Kata kunci: keunggulan komparatif, kebijakan,Domestic Resource Cost, Policy Analysis Matrix
ANALISIS RANTAI PASOKAN AGROINDUSTRI EMPING JAGUNG (Studi Kasus pada Agroindustri Emping Jagung di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang) Dewantara, Ratna Sari; Setiawan, Budi; Anindita, Ratya
HABITAT Vol 24, No 2 (2013)
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.001 KB)

Abstract

Kelurahan Pandanwangi merupakan salah satu sentra agroindustri emping jagung dengan jumlah agroindustri terbanyak di Kota Malang. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah agroindustri emping jagung mengalami penurunan. Hal ini diduga karena lemahnya koordinasi manajemen rantai pasokan pada agroindustri emping jagung mengenai pasokan bahan baku emping jagung. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi dan menganalisis rantai pasokan agroindustri emping jagung, 2) Menganalisis perbedaan pendapatan antara agroindustri emping jagung dengan proses produksi setengah jadi dan agroindustri emping jagung dengan proses produksi jadi, dan 3) Menganalisis kesesuaian kriteria keinginan konsumen terhadap emping jagung yang dihasilkan agroindustri emping jagung. Metode penentuan responden yang digunakan adalah sensus dan penelusuran lembaga-lembaga terkait yang dijadikan responden dilakukan dengan metode snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasokan agroindustri emping jagung terdiri dari beberapa pelaku yaitu petani, pemasok, agroindustri, pengecer, dan konsumen; selain itu, rantai pasokan agroindustri emping jagung belum berjalan dengan lancar. Rata-rata pendapatan dalam satu kali proses produksi pada agroindustri emping jagung dengan proses produksi jadi lebih tinggi yaitu Rp 1,693,609.00 dibandingkan dengan rata-rata pendapatan dalam satu kali proses produksi pada agroindustri emping jagung agroindustri emping jagung dengan proses produksi setengah jadi yaitu Rp 1,361,780.00, dan terjadi ketidaksesuaian kriteria keinginan konsumen terhadap emping jagung yang dihasilkan oleh agroindustri emping jagung. Kata kunci: rantai pasokan, agroindustri, pendapatan, kriteria keinginan konsumen

Page 1 of 23 | Total Record : 228