cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Kimia dan Kemasan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol. 38 No. 1 April 2016" : 14 Documents clear
Pengaruh Konsentrasi Inokulum dan Waktu Fermentasi dalam Produksi Bioetanol dari Rumput Laut Eucheuma Cotonii dengan Menggunakan Mikroba Asosiasi Dompeipen, Edward Julys; Leha, Maria Alexanderina
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.725 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1975

Abstract

Eksplorasi berbagai energi alternatif dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui perlu dikembangkan. Sudah waktunya ketergantungan kebutuhan energi fosil non-renewable digantikan dengan energi renewable. Bioetanol menjadi pilihan utama karena mudah terurai dan aman bagi lingkungan karena tidak mencemari air dan hasil pembakarannya hanya menghasilkan karbondiokasida dan air. Rumput laut jenis Eucheuma cottonii dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku utama dalam pembuatan bioetanol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi inokulum asosiasi mikroba, waktu fermentasi dan penentuan kadar etanol dalam produksi bioetanol dari rumput laut Eucheuma cotonii. Proses hidrolisis yang mengkonversi lignoselulosa dari rumput laut Eucheuma cotonii menjadi bioetanol dilakukan dengan menggunakan mikroba asosiasi yaitu ; Aspergillus niger, Zymomonas mobilis dan Sacchoromyces cerevisiae secara serempak. Metode penelitian yang dilakukan adalah variasi konsentrasi inokulum 5 mL; 10 mL; 15 mL; 20 mL; 25 mL dan waktu fermentasi 0 hari, 4 hari, 5 hari, 6 hari, 7 hari, 8 hari. Konsentrasi bioetanol hasil fermentasi yang tertinggi adalah 5,65% pada konsentrasi inokulum 15% dan waktu fermentasi 7 hari. 
Pengaruh Penambahan SiO2 Terhadap Karakteristik dan Kinerja Fotokatalitik Fe3o4/Tio2 pada Degradasi Methylene Blue Wardiyati, Siti; Adi, Wisnu Ari; Winatapura, Didin S.
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1591.215 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1976

Abstract

Telah dilakukan penambahan SiO2 pada bahan nanokatalis bermagnet Fe3O4/TiO2 menggunakan larutan Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) membentuk Fe3O4/SiO2/ TiO2 dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas katalitik bahan nano komposit Fe3O4/TiO2. Pembuatan Fe3O4/SiO2/TiO2 dilakukan dengan metode kombinasi yaitu presipitasi dan sol-gel. Metode presipitasi digunakan pada pembuatan superparamagnetik Fe3O4, sedangkan “sol-gel” digunakan pada pelapisan Fe3O4 dengan SiO2 menggunakan larutan TEOS untuk membentuk Fe3O4/SiO2, dan pelapisan Fe3O4/SiO2 oleh TiO2 dengan Tetrabutyl Orthotitanate (TBOT) membentuk komposit Fe3O4/SiO2/TiO2. Karakterisasi hasil sintesis menggunakan alat X-ray Diffraction (XRD), Transmission Electron Microscopy (TEM), Vibration Scanning Microscope (VSM), Surface Area Analyzer (SAA), dan UV-Visible Diffuse Reflectance Spectroscopic (UV-Vis DRS). Uji kinerja fotokatalitik dilakukan terhadap senyawa methylene blue. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan SiO2 pada bahan katalis bermagnet Fe3O4/TiO2 tidak mempengaruhi fase maupun ukuran partikel, akan tetapi menurunkan nilai energi band gap. Dengan berkurang nilai energi band gap, efektivitas fotokatalitik menjadi meningkat. Dari hasil uji kinerja fotokatalitik terhadap methylene blue menunjukkan bahwa dengan penambahan SiO2 pada katalis Fe3O4/TiO2 terjadi kenaikkan efisiensi degradasi dari 85% hingga mendekati 100%. 
Sintesis Mono-Diasilgliserol Berbasis Gliserol dan Palm Fatty Acid Distillate Rumondang, Irma; Setyaningsih, Dwi; Hermanda, Atika
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.934 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1968

Abstract

Mono-diasilgliserol (M-DAG) adalah jenis emulsifier yang banyak digunakan dalam industri pangan maupun non- pangan. M-DAG dapat dihasilkan dari proses esterifikasi. Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan yaitu gliserol hasil samping industri biodiesel dan palm fatty acid distillate (PFAD) hasil samping industri minyak goreng. Penelitian ini bertujuan menentukan suhu dan rasio molar antara gliserol dan PFAD yang terbaik dalam menghasilkan M-DAG. Variasi yang digunakan adalah variasi suhu sebesar 150°C dan 160°C serta variasi rasio molar gliserol : PFAD sebesar 1:2, 1:3 dan 1:4. Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji warna, komposisi M-DAG dengan kromatografi lapis tipis, stabilitas emulsi, pH dan titik leleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suhu 150°C menghasilkan rendemen sebesar 74%. Sedangkan pada suhu 160°C didapatkan nilai stabilitas emulsi mencapai 72% dengan kadar ALB 39%. Pada rasio molar 1:2 menghasilkan tingkat kecerahan M-DAG sebesar 82.57. 
Pengaruh Konsentrasi Anhidrida Maleat dan Peroksida Benzoil terhadap Persen Pencangkokan pada Sintesis Kompatibilizer Polyethylene-Graft-Maleic Anhydride Ghozali, Muhammad; Sinaga, Pius Doni Bonafius; Yolanda, Shela Maranatha
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.947 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1977

Abstract

Telah dilakukan sintesis Linear Low Density Polyethylene- graft-Maleic Anhydride (LLDPE-g-MA) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi anhidrida maleat dan peroksida benzoil terhadap persen pencangkokan. Sintesis dilakukan dengan cara mencangkokkan monomer anhidrida maleat ke dalam Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) dengan bantuan peroksida benzoil sebagai inisiator dan xylene sebagai pelarut. Reaksi dilakukan dalam reaktor stainless steel pada suhu 120°C selama 5 jam dengan bantuan gas nitrogen. Konsentrasi anhidrida maleat divariasikan antara 10-40 per seratus resin, sedangkan variasi BPO dilakukan pada 0,5-2 per seratus resin. Persen pencangkokan ditentukan dengan menghitung monomer anhidrida maleat yang tercangkok ke dalam LLDPE. Analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR) dilakukan untuk mempelajari gugus fungsi yang terbentuk dalam LLDPE-g-MA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen pencangkokan tertinggi sebesar 9,2598% dihasilkan pada penggunaan anhidrida maleat sebesar 40 per seratus resin dan BPO sebesar 2 per seratus resin.  
Isolasi Nanokristalin Selulosa Bakterial dari Jus Limbah Kulit Nanas: Optimasi Waktu Hidrolisis Anwar, Budiman; Bundjali, Bunbun; Arcana, I Made
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1408.129 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1973

Abstract

Nanokristalin selulosa (NCC) adalah bionanomaterial yang terbarukan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan potensi penggunaannya sangat luas. Salah satu metode untuk mengisolasi NCC dari selulosa adalah dengan hidrolisis menggunakan asam. Waktu hidrolisis adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan isolasi NCC disamping konsentrasi asam dan suhu hidrolisis. Penelitian ini difokuskan untuk memperoleh waktu hidrolisis optimum untuk isolasi NCC. Selulosa bakterial (BC), yang disintesis menggunakan media kultur jus limbah kulit nanas, digunakan sebagai sumber selulosa yang murah dan ramah lingkungan. Optimasi waku hidrolisis dikarakterisasi dengan stabilitas dispersi, %-hasil, dan diameter partikel rata-rata yang diukur menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Waktu optimum hidrolisis yang memberikan dispersi stabil dengan %-hasil terbanyak (62%) dan ukuran partikel terkecil (diameter rata-rata 41,6 nm) adalah 25 menit pada suhu dan konsentrasi asam tertentu. Analisis FTIR memperlihatkan spektrum NCC mirip dengan BC-asal dengan puncak-puncak serapan khas untuk selulosa. Sedikit pergeseran terjadi pada puncak sekitar 2900 cm−1 dan 1430 cm−1 yang disebabkan oleh adanya peningkatan derajat kristalinitas, hal ini menunjukkan pula bahwa BC telah berubah menjadi NCC. Pengamatan dengan Transmission Electron Microscopy (TEM) terhadap NCC memperlihatkan morfologi yang berbentuk jarum. 
Pengaruh Residue Catalytic Cracking (RCC) dan Zeolit terhadap Kualitas Crude Oil Hasil Pirolisis Limbah Plastik Polietilena Ermawati, Rahyani; Jati, Bumiarto Nugroho; Rumondang, Irma; Oktarina, Eva; Naimah, Siti
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2785.261 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1978

Abstract

Pirolisis dapat menjadi salah satu solusi dalam menghasilkan sumber energi alternatif dan juga dapat mengurangi jumlah limbah plastik Polietilena (PE). Pirolisis dengan menggunakan katalis lebih efektif dibandingkan tanpa katalis. Residue Catalytic Cracking (RCC) adalah katalis bekas dari proses perengkahan minyak bumi. Penelitian ini akan membandingkan crude oil hasil pirolisis-katalis (RCC) dengan crude oil hasil pirolisis-katalis zeolit alam yang berasal dari Lampung (zeolit). Analisis komposisi katalis RCC menunjukkan unsur yang menyerupai zeolit, dan analisis uji fisik menunjukkan luas pemukaan serta luas pori RCC lebih besar dibandingkan dengan zeolit. Yield (%) crude oil hasil pirolisis RCC lebih besar dibandingkan dengan zeolit. Hasil distilasi pada RCC dan zeolit menunjukkan IBP (°C) adalah 63 dan 70; FBP (°C) adalah 371 dan 374; residu (%Vol) adalah 2,5 dan 3,4; loss (%Vol) adalah 1,5 dan 0,6. Hasil tersebut menunjukkan crude oil hasil pirolisis dengan RCC dan zeolit tidak berbeda jauh, namun residu yang dihasilkan oleh RCC lebih sedikit dibandingan dengan zeolit. Hasil karakterisasi fraksinasi dari kedua crude oil adalah light nafta (C4-C7), heavy nafta (C7-C11), kerosin (C10-C16), light gas oil (C12-C14), heavy gas oil (C16-C28) dan residu (> C25). Secara deskriptif, crude oil hasil pirolisis dengan RCC menunjukkan kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan crude oil hasil pirolisis dengan zeolit. 
Pengaruh Metilen Bisakrilamid (MBA) pada Pembuatan Superabsorben Hidrogel Berbasis Selulosa terhadap Sifat Penyerapan Air Astrini, Nuri; Anah, Lik; Haryono, Agus
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.604 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1974

Abstract

Sintesis superabsorben hidrogel CMC-g-PAA yang berikatan silang telah dibuat dengan kopolimerisasi cangkok (grafting) radikal bebas menggunakan karboksi metil selulosa (CMC), asam akrilat (AA), kalium persulfat (KPS) sebagai inisiator dan N, N’-metilen bisakrilamid (MBA) sebagai crosslinker. Pengaruh konsentrasi crosslinker terhadap asam akrilik (3,13 ; 3,75 dan 4,38 %w/w) telah dipelajari berdasarkan sifat mengembang (swelling properties). Struktur kimia yang terjadi dianalisa menggunakan spektroskopi Fourier Trasform Infra-red (FTIR). Hasil dari spektrum FTIR memperlihatkan bahwa CMC dalam polimerisasi cangkok bereaksi dengan asam akrilat. Pada jumlah crosslinker 3,75% w/w diperoleh kamampuan menyerap air (equilibrium swelling) maksimum 49,62 g/g dalam air distilat dan 20,42 g/g dalam larutan NaCl 0,9 %. 
Sintesis Mono-Diasilgliserol Berbasis Gliserol dan Palm Fatty Acid Distillate Irma Rumondang; Dwi Setyaningsih; Atika Hermanda
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.934 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1968

Abstract

Mono-diasilgliserol (M-DAG) adalah jenis emulsifier yang banyak digunakan dalam industri pangan maupun non- pangan. M-DAG dapat dihasilkan dari proses esterifikasi. Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan yaitu gliserol hasil samping industri biodiesel dan palm fatty acid distillate (PFAD) hasil samping industri minyak goreng. Penelitian ini bertujuan menentukan suhu dan rasio molar antara gliserol dan PFAD yang terbaik dalam menghasilkan M-DAG. Variasi yang digunakan adalah variasi suhu sebesar 150°C dan 160°C serta variasi rasio molar gliserol : PFAD sebesar 1:2, 1:3 dan 1:4. Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji warna, komposisi M-DAG dengan kromatografi lapis tipis, stabilitas emulsi, pH dan titik leleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suhu 150°C menghasilkan rendemen sebesar 74%. Sedangkan pada suhu 160°C didapatkan nilai stabilitas emulsi mencapai 72% dengan kadar ALB 39%. Pada rasio molar 1:2 menghasilkan tingkat kecerahan M-DAG sebesar 82.57. 
Pengaruh Konsentrasi Anhidrida Maleat dan Peroksida Benzoil terhadap Persen Pencangkokan pada Sintesis Kompatibilizer Polyethylene-Graft-Maleic Anhydride Muhammad Ghozali; Pius Doni Bonafius Sinaga; Shela Maranatha Yolanda
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.947 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1977

Abstract

Telah dilakukan sintesis Linear Low Density Polyethylene- graft-Maleic Anhydride (LLDPE-g-MA) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi anhidrida maleat dan peroksida benzoil terhadap persen pencangkokan. Sintesis dilakukan dengan cara mencangkokkan monomer anhidrida maleat ke dalam Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) dengan bantuan peroksida benzoil sebagai inisiator dan xylene sebagai pelarut. Reaksi dilakukan dalam reaktor stainless steel pada suhu 120°C selama 5 jam dengan bantuan gas nitrogen. Konsentrasi anhidrida maleat divariasikan antara 10-40 per seratus resin, sedangkan variasi BPO dilakukan pada 0,5-2 per seratus resin. Persen pencangkokan ditentukan dengan menghitung monomer anhidrida maleat yang tercangkok ke dalam LLDPE. Analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR) dilakukan untuk mempelajari gugus fungsi yang terbentuk dalam LLDPE-g-MA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen pencangkokan tertinggi sebesar 9,2598% dihasilkan pada penggunaan anhidrida maleat sebesar 40 per seratus resin dan BPO sebesar 2 per seratus resin.  
Isolasi Nanokristalin Selulosa Bakterial dari Jus Limbah Kulit Nanas: Optimasi Waktu Hidrolisis Budiman Anwar; Bunbun Bundjali; I Made Arcana
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1408.129 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1973

Abstract

Nanokristalin selulosa (NCC) adalah bionanomaterial yang terbarukan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan potensi penggunaannya sangat luas. Salah satu metode untuk mengisolasi NCC dari selulosa adalah dengan hidrolisis menggunakan asam. Waktu hidrolisis adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan isolasi NCC disamping konsentrasi asam dan suhu hidrolisis. Penelitian ini difokuskan untuk memperoleh waktu hidrolisis optimum untuk isolasi NCC. Selulosa bakterial (BC), yang disintesis menggunakan media kultur jus limbah kulit nanas, digunakan sebagai sumber selulosa yang murah dan ramah lingkungan. Optimasi waku hidrolisis dikarakterisasi dengan stabilitas dispersi, %-hasil, dan diameter partikel rata-rata yang diukur menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Waktu optimum hidrolisis yang memberikan dispersi stabil dengan %-hasil terbanyak (62%) dan ukuran partikel terkecil (diameter rata-rata 41,6 nm) adalah 25 menit pada suhu dan konsentrasi asam tertentu. Analisis FTIR memperlihatkan spektrum NCC mirip dengan BC-asal dengan puncak-puncak serapan khas untuk selulosa. Sedikit pergeseran terjadi pada puncak sekitar 2900 cm−1 dan 1430 cm−1 yang disebabkan oleh adanya peningkatan derajat kristalinitas, hal ini menunjukkan pula bahwa BC telah berubah menjadi NCC. Pengamatan dengan Transmission Electron Microscopy (TEM) terhadap NCC memperlihatkan morfologi yang berbentuk jarum. 

Page 1 of 2 | Total Record : 14


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol. 43 No. 2 Oktober 2021 Vol. 43 No. 1 April 2021 Vol. 42 No. 2 Oktober 2020 Vol. 42 No. 1 April 2020 Vol. 41 No. 2 Oktober 2019 Vol. 41 No. 1 April 2019 Vol. 40 No. 2 Oktober 2018 Vol. 40 No. 1 April 2018 Vol. 40 No. 1 April 2018 Vol. 39 No. 2 Oktober 2017 Vol. 39 No. 2 Oktober 2017 Vol. 39 No. 1 April 2017 Vol. 39 No. 1 April 2017 Vol. 38 No. 2 Oktober 2016 Vol. 38 No. 2 Oktober 2016 Vol. 38 No. 1 April 2016 Vol. 38 No. 1 April 2016 Vol. 37 No. 2 Oktober 2015 Vol. 37 No. 2 Oktober 2015 Vol. 37 No. 1 April 2015 Vol. 37 No. 1 April 2015 Vol. 36 No. 2 Oktober 2014 Vol. 36 No. 2 Oktober 2014 Vol. 36 No. 1 April 2014 Vol. 36 No. 1 April 2014 Vol. 35 No. 2 Oktober 2013 Vol. 35 No. 2 Oktober 2013 Vol. 35 No. 1 April 2013 Vol. 35 No. 1 April 2013 Vol. 34 No. 2 Oktober 2012 Vol. 34 No. 2 Oktober 2012 Vol. 34 No. 1 April 2012 Vol. 34 No. 1 April 2012 Vol. 33 No. 2 Oktober 2011 Vol. 33 No. 2 Oktober 2011 Vol. 33 No. 1 April 2011 Vol. 33 No. 1 April 2011 Vol. 32 No. 2 Oktober 2010 Vol. 32 No. 2 Oktober 2010 Vol. 32 No. 1 April 2010 Vol. 32 No. 1 April 2010 BULLETIN PENELITIAN VOL. 28 NO. 1 APRIL 2006 BULLETIN PENELITIAN VOL. 28 NO. 1 APRIL 2006 BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005 BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 2 DESEMBER 2005 BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 1 APRIL 2005 BULLETIN PENELITIAN VOL. 27 NO. 1 APRIL 2005 BULLETIN PENELITIAN VOL. 26 NO. 2 DESEMBER 2004 BULLETIN PENELITIAN VOL. 26 NO. 1 APRIL 2004 Bulletin Penelitian Vol. 25 No. 3 Desember 2003 Bulletin Penelitian Vol. 25 No. 3 Desember 2003 BULLETIN PENELITIAN VOL. 25 NO. 2 AGUSTUS 2003 BULLETIN PENELITIAN VOL. 25 NO. 1 APRIL 2003 BULLETIN PENELITIAN VOL. 24 NO. 2 DESEMBER 2002 BULLETIN PENELITIAN VOL. 24 NO. 1 JUNI 2002 BULLETIN PENELITIAN VOL. 23 NO. 2 DESEMBER 2001 BULLETIN PENELITIAN VOL. 23 NO. 1 JUNI 2001 BULLETIN PENELITIAN VOL. 22 NO. 2 DESEMBER 2000 BULLETIN PENELITIAN VOL. 22 NO. 1 JUNI 2000 BULLETIN PENELITIAN VOL. XXI NO. 3 DESEMBER 1999 BULLETIN PENELITIAN VOL. XXI NO. 2 AGUSTUS 1999 BULLETIN PENELITIAN VOL. XXI NO. 1 APRIL 1999 BULLETIN PENELITIAN VOL. XX NO. 3 DESEMBER 1998 BULLETIN PENELITIAN VOL. XX NO. 2 AGUSTUS 1998 BULLETIN PENELITIAN VOL. XX NO. 1 APRIL 1998 BULLETIN PENELITIAN VOL. XIX NO. 3 DESEMBER 1997 BULLETIN PENELITIAN VOL. XIX NO. 2 AGUSTUS 1997 BULLETIN PENELITIAN VOL. XIX NO. 1 APRIL 1997 BULLETIN PENELITIAN VOL. XVIII NO. 3 DESEMBER 1996 BULLETIN PENELITIAN VOL. XVIII NO. 2 AGUSTUS 1996 BULLETIN PENELITIAN VOL. XVIII NO. 1 APRIL 1996 BULLETIN PENELITIAN VOL. XVII NO. 4 DESEMBER 1995 BULLETIN PENELITIAN VOL. XVII NO. 3 SEPTEMBER 1995 BULLETIN PENELITIAN VOL. XV NO. 46 Maret 1991 BULLETIN PENELITIAN NO.45 TRIWULAN III 1989/1990 BULLETIN PENELITIAN NO.44 TRIWULAN II 1989/1990 BULLETIN PENELITIAN NO.43 TRIWULAN I 1989/1990 BULLETIN PENELITIAN NO.38 TRIWULAN IV 1987/1988 BULLETIN PENELITIAN NO.36 TRIWULAN II 1987/1988 BULLETIN PENELITIAN NO.35 TRIWULAN I 1987/1988 BULLETIN PENELITIAN NO.34 TRIWULAN IV 1985/1986 BULLETIN PENELITIAN NO.33 TRIWULAN III 1985/1986 BULLETIN PENELITIAN NO.26 TRIWULAN IV 1983/1984 BULLETIN PENELITIAN TAHUN IV NO.15 & 16 JULI & OKTOBER 1979 BULLETIN PENELITIAN TAHUN IV NO.13 & 14 JANUARI & APRIL 1979 BULLETIN PENELITIAN TAHUN III NO.11 & 12 JULI & OKTOBER 1978 BULLETIN PENELITIAN TAHUN III NO.10 APRIL 1978 BULLETIN PENELITIAN TAHUN III NO.9 JANUARI 1978 BULLETIN PENELITIAN TAHUN II NO.8 OKTOBER 1977 BULLETIN PENELITIAN TAHUN II NO.7 JULI 1977 BULLETIN PENELITIAN TAHUN II NO.5 JANUARI 1977 BULLETIN PENELITIAN TAHUN I NO.4 OKTOBER 1976 BULLETIN PENELITIAN TAHUN I NO.3 JULI 1976 More Issue