Articles
14 Documents
Search results for
, issue
"Vol. 38 No. 1 April 2016"
:
14 Documents
clear
Pengaruh Konsentrasi Inokulum dan Waktu Fermentasi dalam Produksi Bioetanol dari Rumput Laut Eucheuma Cotonii dengan Menggunakan Mikroba Asosiasi
Dompeipen, Edward Julys;
Leha, Maria Alexanderina
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (428.725 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1975
Eksplorasi berbagai energi alternatif dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui perlu dikembangkan. Sudah waktunya ketergantungan kebutuhan energi fosil non-renewable digantikan dengan energi renewable. Bioetanol menjadi pilihan utama karena mudah terurai dan aman bagi lingkungan karena tidak mencemari air dan hasil pembakarannya hanya menghasilkan karbondiokasida dan air. Rumput laut jenis Eucheuma cottonii dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku utama dalam pembuatan bioetanol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi inokulum asosiasi mikroba, waktu fermentasi dan penentuan kadar etanol dalam produksi bioetanol dari rumput laut Eucheuma cotonii. Proses hidrolisis yang mengkonversi lignoselulosa dari rumput laut Eucheuma cotonii menjadi bioetanol dilakukan dengan menggunakan mikroba asosiasi yaitu ; Aspergillus niger, Zymomonas mobilis dan Sacchoromyces cerevisiae secara serempak. Metode penelitian yang dilakukan adalah variasi konsentrasi inokulum 5 mL; 10 mL; 15 mL; 20 mL; 25 mL dan waktu fermentasi 0 hari, 4 hari, 5 hari, 6 hari, 7 hari, 8 hari. Konsentrasi bioetanol hasil fermentasi yang tertinggi adalah 5,65% pada konsentrasi inokulum 15% dan waktu fermentasi 7 hari.Â
Pengaruh Penambahan SiO2 Terhadap Karakteristik dan Kinerja Fotokatalitik Fe3o4/Tio2 pada Degradasi Methylene Blue
Wardiyati, Siti;
Adi, Wisnu Ari;
Winatapura, Didin S.
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1591.215 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1976
Telah dilakukan penambahan SiO2 pada bahan nanokatalis bermagnet Fe3O4/TiO2 menggunakan larutan Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) membentuk Fe3O4/SiO2/ TiO2 dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas katalitik bahan nano komposit Fe3O4/TiO2. Pembuatan Fe3O4/SiO2/TiO2 dilakukan dengan metode kombinasi yaitu presipitasi dan sol-gel. Metode presipitasi digunakan pada pembuatan superparamagnetik Fe3O4, sedangkan âsol-gelâ digunakan pada pelapisan Fe3O4 dengan SiO2 menggunakan larutan TEOS untuk membentuk Fe3O4/SiO2, dan pelapisan Fe3O4/SiO2 oleh TiO2 dengan Tetrabutyl Orthotitanate (TBOT) membentuk komposit Fe3O4/SiO2/TiO2. Karakterisasi hasil sintesis menggunakan alat X-ray Diffraction (XRD), Transmission Electron Microscopy (TEM), Vibration Scanning Microscope (VSM), Surface Area Analyzer (SAA), dan UV-Visible Diffuse Reflectance Spectroscopic (UV-Vis DRS). Uji kinerja fotokatalitik dilakukan terhadap senyawa methylene blue. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan SiO2 pada bahan katalis bermagnet Fe3O4/TiO2 tidak mempengaruhi fase maupun ukuran partikel, akan tetapi menurunkan nilai energi band gap. Dengan berkurang nilai energi band gap, efektivitas fotokatalitik menjadi meningkat. Dari hasil uji kinerja fotokatalitik terhadap methylene blue menunjukkan bahwa dengan penambahan SiO2 pada katalis Fe3O4/TiO2 terjadi kenaikkan efisiensi degradasi dari 85% hingga mendekati 100%.Â
Sintesis Mono-Diasilgliserol Berbasis Gliserol dan Palm Fatty Acid Distillate
Rumondang, Irma;
Setyaningsih, Dwi;
Hermanda, Atika
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (488.934 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1968
Mono-diasilgliserol (M-DAG) adalah jenis emulsifier yang banyak digunakan dalam industri pangan maupun non- pangan. M-DAG dapat dihasilkan dari proses esterifikasi. Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan yaitu gliserol hasil samping industri biodiesel dan palm fatty acid distillate (PFAD) hasil samping industri minyak goreng. Penelitian ini bertujuan menentukan suhu dan rasio molar antara gliserol dan PFAD yang terbaik dalam menghasilkan M-DAG. Variasi yang digunakan adalah variasi suhu sebesar 150°C dan 160°C serta variasi rasio molar gliserol : PFAD sebesar 1:2, 1:3 dan 1:4. Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji warna, komposisi M-DAG dengan kromatografi lapis tipis, stabilitas emulsi, pH dan titik leleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suhu 150°C menghasilkan rendemen sebesar 74%. Sedangkan pada suhu 160°C didapatkan nilai stabilitas emulsi mencapai 72% dengan kadar ALB 39%. Pada rasio molar 1:2 menghasilkan tingkat kecerahan M-DAG sebesar 82.57.Â
Pengaruh Konsentrasi Anhidrida Maleat dan Peroksida Benzoil terhadap Persen Pencangkokan pada Sintesis Kompatibilizer Polyethylene-Graft-Maleic Anhydride
Ghozali, Muhammad;
Sinaga, Pius Doni Bonafius;
Yolanda, Shela Maranatha
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (747.947 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1977
Telah dilakukan sintesis Linear Low Density Polyethylene- graft-Maleic Anhydride (LLDPE-g-MA) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi anhidrida maleat dan peroksida benzoil terhadap persen pencangkokan. Sintesis dilakukan dengan cara mencangkokkan monomer anhidrida maleat ke dalam Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) dengan bantuan peroksida benzoil sebagai inisiator dan xylene sebagai pelarut. Reaksi dilakukan dalam reaktor stainless steel pada suhu 120°C selama 5 jam dengan bantuan gas nitrogen. Konsentrasi anhidrida maleat divariasikan antara 10-40 per seratus resin, sedangkan variasi BPO dilakukan pada 0,5-2 per seratus resin. Persen pencangkokan ditentukan dengan menghitung monomer anhidrida maleat yang tercangkok ke dalam LLDPE. Analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR) dilakukan untuk mempelajari gugus fungsi yang terbentuk dalam LLDPE-g-MA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen pencangkokan tertinggi sebesar 9,2598% dihasilkan pada penggunaan anhidrida maleat sebesar 40 per seratus resin dan BPO sebesar 2 per seratus resin. Â
Isolasi Nanokristalin Selulosa Bakterial dari Jus Limbah Kulit Nanas: Optimasi Waktu Hidrolisis
Anwar, Budiman;
Bundjali, Bunbun;
Arcana, I Made
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1408.129 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1973
Nanokristalin selulosa (NCC) adalah bionanomaterial yang terbarukan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan potensi penggunaannya sangat luas. Salah satu metode untuk mengisolasi NCC dari selulosa adalah dengan hidrolisis menggunakan asam. Waktu hidrolisis adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan isolasi NCC disamping konsentrasi asam dan suhu hidrolisis. Penelitian ini difokuskan untuk memperoleh waktu hidrolisis optimum untuk isolasi NCC. Selulosa bakterial (BC), yang disintesis menggunakan media kultur jus limbah kulit nanas, digunakan sebagai sumber selulosa yang murah dan ramah lingkungan. Optimasi waku hidrolisis dikarakterisasi dengan stabilitas dispersi, %-hasil, dan diameter partikel rata-rata yang diukur menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Waktu optimum hidrolisis yang memberikan dispersi stabil dengan %-hasil terbanyak (62%) dan ukuran partikel terkecil (diameter rata-rata 41,6 nm) adalah 25 menit pada suhu dan konsentrasi asam tertentu. Analisis FTIR memperlihatkan spektrum NCC mirip dengan BC-asal dengan puncak-puncak serapan khas untuk selulosa. Sedikit pergeseran terjadi pada puncak sekitar 2900 cmâ1 dan 1430 cmâ1 yang disebabkan oleh adanya peningkatan derajat kristalinitas, hal ini menunjukkan pula bahwa BC telah berubah menjadi NCC. Pengamatan dengan Transmission Electron Microscopy (TEM) terhadap NCC memperlihatkan morfologi yang berbentuk jarum.Â
Pengaruh Residue Catalytic Cracking (RCC) dan Zeolit terhadap Kualitas Crude Oil Hasil Pirolisis Limbah Plastik Polietilena
Ermawati, Rahyani;
Jati, Bumiarto Nugroho;
Rumondang, Irma;
Oktarina, Eva;
Naimah, Siti
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2785.261 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1978
Pirolisis dapat menjadi salah satu solusi dalam menghasilkan sumber energi alternatif dan juga dapat mengurangi jumlah limbah plastik Polietilena (PE). Pirolisis dengan menggunakan katalis lebih efektif dibandingkan tanpa katalis. Residue Catalytic Cracking (RCC) adalah katalis bekas dari proses perengkahan minyak bumi. Penelitian ini akan membandingkan crude oil hasil pirolisis-katalis (RCC) dengan crude oil hasil pirolisis-katalis zeolit alam yang berasal dari Lampung (zeolit). Analisis komposisi katalis RCC menunjukkan unsur yang menyerupai zeolit, dan analisis uji fisik menunjukkan luas pemukaan serta luas pori RCC lebih besar dibandingkan dengan zeolit. Yield (%) crude oil hasil pirolisis RCC lebih besar dibandingkan dengan zeolit. Hasil distilasi pada RCC dan zeolit menunjukkan IBP (°C) adalah 63 dan 70; FBP (°C) adalah 371 dan 374; residu (%Vol) adalah 2,5 dan 3,4; loss (%Vol) adalah 1,5 dan 0,6. Hasil tersebut menunjukkan crude oil hasil pirolisis dengan RCC dan zeolit tidak berbeda jauh, namun residu yang dihasilkan oleh RCC lebih sedikit dibandingan dengan zeolit. Hasil karakterisasi fraksinasi dari kedua crude oil adalah light nafta (C4-C7), heavy nafta (C7-C11), kerosin (C10-C16), light gas oil (C12-C14), heavy gas oil (C16-C28) dan residu (> C25). Secara deskriptif, crude oil hasil pirolisis dengan RCC menunjukkan kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan crude oil hasil pirolisis dengan zeolit.Â
Pengaruh Metilen Bisakrilamid (MBA) pada Pembuatan Superabsorben Hidrogel Berbasis Selulosa terhadap Sifat Penyerapan Air
Astrini, Nuri;
Anah, Lik;
Haryono, Agus
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (366.604 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1974
Sintesis superabsorben hidrogel CMC-g-PAA yang berikatan silang telah dibuat dengan kopolimerisasi cangkok (grafting) radikal bebas menggunakan karboksi metil selulosa (CMC), asam akrilat (AA), kalium persulfat (KPS) sebagai inisiator dan N, Nâ-metilen bisakrilamid (MBA) sebagai crosslinker. Pengaruh konsentrasi crosslinker terhadap asam akrilik (3,13 ; 3,75 dan 4,38 %w/w) telah dipelajari berdasarkan sifat mengembang (swelling properties). Struktur kimia yang terjadi dianalisa menggunakan spektroskopi Fourier Trasform Infra-red (FTIR). Hasil dari spektrum FTIR memperlihatkan bahwa CMC dalam polimerisasi cangkok bereaksi dengan asam akrilat. Pada jumlah crosslinker 3,75% w/w diperoleh kamampuan menyerap air (equilibrium swelling) maksimum 49,62 g/g dalam air distilat dan 20,42 g/g dalam larutan NaCl 0,9 %.Â
Sintesis Mono-Diasilgliserol Berbasis Gliserol dan Palm Fatty Acid Distillate
Irma Rumondang;
Dwi Setyaningsih;
Atika Hermanda
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (488.934 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1968
Mono-diasilgliserol (M-DAG) adalah jenis emulsifier yang banyak digunakan dalam industri pangan maupun non- pangan. M-DAG dapat dihasilkan dari proses esterifikasi. Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan yaitu gliserol hasil samping industri biodiesel dan palm fatty acid distillate (PFAD) hasil samping industri minyak goreng. Penelitian ini bertujuan menentukan suhu dan rasio molar antara gliserol dan PFAD yang terbaik dalam menghasilkan M-DAG. Variasi yang digunakan adalah variasi suhu sebesar 150°C dan 160°C serta variasi rasio molar gliserol : PFAD sebesar 1:2, 1:3 dan 1:4. Karakterisasi yang dilakukan meliputi uji warna, komposisi M-DAG dengan kromatografi lapis tipis, stabilitas emulsi, pH dan titik leleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suhu 150°C menghasilkan rendemen sebesar 74%. Sedangkan pada suhu 160°C didapatkan nilai stabilitas emulsi mencapai 72% dengan kadar ALB 39%. Pada rasio molar 1:2 menghasilkan tingkat kecerahan M-DAG sebesar 82.57.
Pengaruh Konsentrasi Anhidrida Maleat dan Peroksida Benzoil terhadap Persen Pencangkokan pada Sintesis Kompatibilizer Polyethylene-Graft-Maleic Anhydride
Muhammad Ghozali;
Pius Doni Bonafius Sinaga;
Shela Maranatha Yolanda
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (747.947 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1977
Telah dilakukan sintesis Linear Low Density Polyethylene- graft-Maleic Anhydride (LLDPE-g-MA) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi anhidrida maleat dan peroksida benzoil terhadap persen pencangkokan. Sintesis dilakukan dengan cara mencangkokkan monomer anhidrida maleat ke dalam Linear Low Density Polyethylene (LLDPE) dengan bantuan peroksida benzoil sebagai inisiator dan xylene sebagai pelarut. Reaksi dilakukan dalam reaktor stainless steel pada suhu 120°C selama 5 jam dengan bantuan gas nitrogen. Konsentrasi anhidrida maleat divariasikan antara 10-40 per seratus resin, sedangkan variasi BPO dilakukan pada 0,5-2 per seratus resin. Persen pencangkokan ditentukan dengan menghitung monomer anhidrida maleat yang tercangkok ke dalam LLDPE. Analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR) dilakukan untuk mempelajari gugus fungsi yang terbentuk dalam LLDPE-g-MA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen pencangkokan tertinggi sebesar 9,2598% dihasilkan pada penggunaan anhidrida maleat sebesar 40 per seratus resin dan BPO sebesar 2 per seratus resin.
Isolasi Nanokristalin Selulosa Bakterial dari Jus Limbah Kulit Nanas: Optimasi Waktu Hidrolisis
Budiman Anwar;
Bunbun Bundjali;
I Made Arcana
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 38 No. 1 April 2016
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1408.129 KB)
|
DOI: 10.24817/jkk.v38i1.1973
Nanokristalin selulosa (NCC) adalah bionanomaterial yang terbarukan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan potensi penggunaannya sangat luas. Salah satu metode untuk mengisolasi NCC dari selulosa adalah dengan hidrolisis menggunakan asam. Waktu hidrolisis adalah salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan isolasi NCC disamping konsentrasi asam dan suhu hidrolisis. Penelitian ini difokuskan untuk memperoleh waktu hidrolisis optimum untuk isolasi NCC. Selulosa bakterial (BC), yang disintesis menggunakan media kultur jus limbah kulit nanas, digunakan sebagai sumber selulosa yang murah dan ramah lingkungan. Optimasi waku hidrolisis dikarakterisasi dengan stabilitas dispersi, %-hasil, dan diameter partikel rata-rata yang diukur menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Waktu optimum hidrolisis yang memberikan dispersi stabil dengan %-hasil terbanyak (62%) dan ukuran partikel terkecil (diameter rata-rata 41,6 nm) adalah 25 menit pada suhu dan konsentrasi asam tertentu. Analisis FTIR memperlihatkan spektrum NCC mirip dengan BC-asal dengan puncak-puncak serapan khas untuk selulosa. Sedikit pergeseran terjadi pada puncak sekitar 2900 cm−1 dan 1430 cm−1 yang disebabkan oleh adanya peningkatan derajat kristalinitas, hal ini menunjukkan pula bahwa BC telah berubah menjadi NCC. Pengamatan dengan Transmission Electron Microscopy (TEM) terhadap NCC memperlihatkan morfologi yang berbentuk jarum.