cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri
ISSN : 20870965     EISSN : 25035010     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (Research Journal of Industrial Pollution Prevention Technology) seeks to promote and disseminate original research as well as review, related to following area: Environmental Technology, Process technology and simulation, Design Engineering, Material fabrication, Energy Conservation
Arjuna Subject : -
Articles 197 Documents
ANALISIS PENGGUNAAN QUICKLIME SEBAGAI ADSORBEN UAP ASAM PADA SUM PIT WATER TREATMENT PLANT PLTGU Setiawan, Adhi
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol 8, No 2 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no2.p81-91

Abstract

Pencemaran udara yang disebabkan oleh uap HCl dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan maupun permasalahan korosi pada peralatan. Pemanfaatan quicklime sebagai adsorben menjadi alternatif yang murah dan cukup efektif dalam menurunkan emisi uap HCl. Permasalahan muncul ketika korosi sangat sering terjadi pada peralatan-peralatan di sekitar area WTP akibat adanya kandungan HCl hasil residu reaksi saat regenerasi yang terbuang dalam sump pit. HCl memiliki sifat yang mudah menguap dan sangat korosif sehingga timbul uap asam di sekitar sump pit yang menginisiasi terjadinya korosi pada peralatan-peralatan sekitar area WTP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas adsorpsi tertinggi dengan menggunakan quicklime 22% dan quicklime 52% dengan variasi ukuran partikel 100 mesh dan 200 mesh. Hasil analisa XRD menunjukkan bahwa produk reaksi yang terbentuk pada proses adsorpsi berupa CaClOH. Produk tersebut terbentuk akibat reaksi CaO dan Ca(OH)2 di dalam quicklime dengan uap HCl. Meningkatkan kemurnian quicklime dan menurunkan ukuran partikel mengarah pada meningkatnya kapsitas adsorpsi terhadap uap HCl. Hasil analisa dengan metode TGA menunjukkan bahwa quicklime B2 dengan kemurnian 52% dan ukuran 200 mesh memiliki kapasitas adsorpsi yang tertinggi diantara sampel quicklime yang lain yaitu sebesar 12,1% dari massa quicklime
APLIKASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TAPIOKA DENGAN SISTIM ABR DAN UAF Djarwanti, Djarwanti
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2015.v6.no1.p29-34

Abstract

            Dalam rangka mencegah pencemaran lingkungan beberapa industri tapioka telah menerapkan IPAL dengan sistim biologi anaerob. Pada umumnya pembuatan IPAL ini tidak dilandasi kajian faktor-faktor yang mempengaruhi dalam disain reaktor,  sehingga  pemilihan jenis reaktor menjadi kurang tepat.Kajian ini bertujuan  membandingkan kelayakan teknis dan kelayakan ekonomis penerapan pengolahan air limbah tapioka dengan sistem ABR (Anaerobic Baffled Reactor) dan sistem UAF (Upflow Anaerobic Filter). Sistim ABR telah diterapkan di Sentra Sekalong dan sistim UAF diterapkan di Sentra Margoyoso, Jawa TengahData yang digunakan untuk penelitian bersumber pada hasil penelitian dan penerapan prototipe IPAL industri tapioka di sentra Sekalong dan sentra Margoyoso.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem UAF layak menggantikan sistem ABR dalam pengolahan air limbah industri tapioka ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis. Waktu tinggal proses degradasi bahan organik didalam sistim UAF lebih pendek sehingga volume bangunan lebih kecil, kebutuhan lahanpun menjadi lebih kecil. Untuk kapasitas 20 m3/hari biaya konstruksi sistem UAF lebih murah 47,77% dibanding sistem konvensional menggunakan ABR.
KOMPARASI ANALISIS TOTAL COLIFORM DENGAN MENGGUNAKAN METODE MPN 5 TABUNG DAN ENZIM SUBSTRAT Handayani, Novarina Irnaning
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2016.v7.no2.p105-112

Abstract

Dalam pemantauan kualitas lingkungan untuk air minum, air bersih, air limbah, dan air sungai, mensyaratkan aspek mikrobiologi parameter coliform dan atau coli tinja sebagai indikator pencemaran lingkungan. Pada saat ini metode yang paling banyak digunakan adalah Number (MPN) 5 tabung yang memiliki waktu pengerjaan minimal 4 hari. Penelitian ini dilakukan untuk menjajaki kemungkinan pemakaian metode lain yang telah terstandarisasi dan memiliki beberapa keunggulan. Metode yang dipilih adalah enzim substrat. Uji laboratorium dilakukan dengan membandingkan hasil analisis antara MPN 5 tabung dan enzim substrat, masing-masing dengan ulangan 7 kali. Hasil komparasi menunjukkan bahwa analisa dengan menggunakan metode enzim substrat memberikan hasil yang lebih besar atau lebih sensitif dibanding MPN 5 tabung. Pada sampel yang mengandung bakteri coli yang tinggi, dalam hal ini pada sampel air limbah dan air sungai perbedaan hasil antara MPN 5 tabung dan enzim substrat sangat signifikan, sedangkan pada sampel dengan kandungan coli kecil atau tidak ada, hasil keduanya sama.  Metode enzim substrat sangat direkomendasikan untuk sampel air minum dan air bersih sehingga akan memberikan hasil yang lebih meyakinkan bagi penggunanya. Kandungan coliform pada sampel air minum dan air bersih walaupun sangat kecil akan benar-benar terdeteksi oleh metode yang memiliki sensitifitas lebih baik.
PENGGUNAAN KHAMIR RHODOTORULA MUCILAGINOSA UNTUK BIOSENSOR BOD MENGGUNAKAN ELEKTRODA EMAS Rame, Rame
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol 5, No 2 (2014)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2014.v5.no2.p37-44

Abstract

Aplikasi biosensor BOD pada dasarnya meningkat seiring dengan berkembangnya keperluan manusia dan kemajuan IPTEK. Tetapi secara umum tetap didominasi untuk aplikasi dibidang medis dan lingkungan hidup.Biosensor BOD berdasarkan metabolisme khamir dikembangkan dalam rangka mempersingkat waktu pengukuran nilai BOD untuk monitoring lingkungan. Pengembangan biosensor dibuat melalui imobilisasi khamir pada film tipis dalam matrik agarose dengan Nafion sebagai membran untuk proses pertukaran ion. Khamir diambil dari fermentasi Rhodotorula mucilaginosa. Film tipis kemudian dilekatkan pada emas sebagai elektroda kerja. Biosensor BOD  dikalibrasi  menggunakan larutan yang mengandung glukosa yang setara sebagai sampel standar. Kondisi optimum diamati dengan waktu tunggu pengukuran 20 menit pada potensial  500 mV (vs Ag/AgCl). Untuk analisis glukosa, waktu tunggu adalah 20 menit dengan batas deteksi 1 mg/l. Hubungan linier yang baik diperoleh dari larutan standar glukosa yaitu, 2 0.99 dan estimasi kesalahan pengukuran 2,45%. Nilai BOD yang diperoleh dari biosensor menunjukkan perbandingan yang baik dengan konvensional.
A PRELIMINARY RESULT OF AIR QUALITY IDENTIFICATION AND ANALYSIS OF PM10 AND PM2.5 IN STEEL INDUSTRIAL AREA, CILEGON, BANTEN Setiawati, Ira; Ermawati, Rahyani; Kang, Kitai; Chang, Insoo; Hong, Kihwan; Ervina, Ervina; Ariani, Auliyah; Fauzi, Ilham; Syah, Indra Lukman; Sefriana, Fita; Sari, Yesy Komala
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2019.v10.no1.p22-28

Abstract

The increasingly rapid industrial development has produced pollutants in the form of gases and particles polluting the atmosphere. One of them is the steel industry where the majority of the air pollutants produced is particulate matter. Monitoring the air quality of particulate matter needs to be done routinely to identify and control the effects of air pollution somewhere. The purpose of this study is to identify and analyze particulate matter (PM10 and PM2.5) in the steel industry area in Cilegon, Indonesia. Ambient particulate matter is sampling by low-volume Sequential Particulate Matter (PM) Sampler with flow rate 5-20 L/minute for 24 hours per day in 4 months from September 2018 to January 2019. The results of identification and analysis of PM10 and PM2.5 in the steel industry area, Cilegon, Indonesia showed concentrations that varied greatly depending on sampling location conditions, with an average concentration range of 89.38 - 141.13 µg/m3 for PM10 and 21.74 - 50.69 µg/m3 for PM2.5.
PEMANFAATAN SERUTAN KARET BAN BEKAS SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR SILIKA PADA CLC (CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE) Budiarto, Agung; Purwanto, Agus
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol 7, No 1 (2016)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2016.v7.no1.p23-30

Abstract

CLC adalah jenis beton ringan ramah lingkungan karena proses pembuatannya menggunakan energi yang lebih sedikit daripada bata merah. Namun sebagai salah satu turunan beton, CLC juga memiliki sifat getas. Mempertimbangkan cara untuk memperbaiki sifat-sifat CLC yang getas, maka diperlukan substitusi bahan yang dapat menggantikan material dasar beton. Salah satu substitusi material beton adalah dengan menggunakan limbah karet dari ban bekas yang diserut (panjang ± 2-3 cm, dia. ± 2-4 mm). Ban karet dapat memberikan sifat elastis dan mencegah retak karena memiliki modulus elastisitas 0,77-1,33 MPa, dan memiliki berat isi antara 1,08-1,27 t/m³.Dalam percobaan ini, dibuat 6 formulasi bahan baku beton ringan dan memperoleh 2 formula dengan potensi untuk dimodifikasi. Sampel P10 memiliki berat isi yang paling ringan sekitar 903 kg/m³ dengan perbandingan PS:PC:KP:Al:Air sebesar 63%:12%:2,7%:0.14%: 23% dan formula P12 yang memiliki kuat tekan tertinggi mencapai 6 N/mm² dengan perbandingan PS:PC:KP:Al:Air:PFA sebesar 63%:6%:2,7%:0.14%:23%:6%. Modifikasi dibuat dari P10 dan P12 mengganti komposisi pasir silika dengan serutan ban karet mulai dari 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, sampai dengan 50%. Pemakaian limbah karet ban bekas yang diserut dapat meningkatkan kuat tekan bata ringan tersebut hingga substitusi 50% limbah dengan densitas antara 1.160 ? 1.330 kg/m³
UTILIZATION OF BLAST FURNACE SOLID WASTE (SLAG) AS CEMENT SUBSTITUTION MATERIAL ON MORTAR MANUFACTURE Amin, Muhammad
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2018.v9.no1.p22-28

Abstract

Slag is defined as a waste material produced from iron ore smelting process in blast furnace. The slag was derived from Research Center for Mineral Technology located in Tanjung Bintang Lampung Selatan with particle size of 80,100, and 120 mesh. The percentages of slag used as cement substitution were 10%, 20%, and 30% from total volume. Test pieces was made by compressing all mixture material in 50 x 50 x 50 mm cubical mortar mold. Physical test of mortars, such as : porosity test, density test and compressive strength test were performed. Based on physical test of samples, it was shown that the higher ratio of slag used in cement substitution gives higher mortar porosity. Substitution of 10% slag with size of 100 mesh produced the porosity of 3.45%, while the substitution 20% and 30% slag with the same size, produced 5.08% and 5.76% porosity, compared with the standard of mortar which was 5.12%. The compressive strength test with 10% slag substitution was 19.3 Mpa, while 20% substitute slag gave the compressive strength of 19.1 Mpa and 30% substitute slag has compressive strength value of 18.7 Mpa. The standard mortar is 17.2 Mpa. However, beside of slag substitution ratio, the slag particle size also affected the compressive strength and porosity. Based on the results explained, the substitution of slag as a substitute for cement in mortar strength was still above the mortar standard. 
APLIKASI SISTEM VERTICAL DAN HORIZONTAL SUB SURFACE FLOW WETLAND DALAM PENGOLAHAN KEMBALI EFFLUENT IPAL PERUSAHAAN OBAT DAN OBAT TRADISIONAL F, Nikola Fibrian; Sunoko, Hena Rya; Izzati, Munifatul
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2014.v5.no1.p29-36

Abstract

Penelitian ini mengolah effluent IPAL perusahaan obat dan obat tradisional yang telah memenuhi baku mutu untuk di buang ke badan perairan. Pengolahan dilakukan untuk meningkatkan kualitas effluent IPAL agar dapat memenuhi klasifikasi air kelas III pada PP No 82 Tahun 2001. Pengolahan kembali effluent IPAL ini dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda yakni metode lahan basah buatan (wetland) karena pengolahan sebelumnya telah menggunakan IPAL dengan metode pengolahan secara fisika dan kimia. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengkaji peningkatan kualitas effluent IPAL perusahaan obat yang telah diolah dengan menggunakan metode lahan basah buatan aliran bawah permukaan vertikal (VSSF Wetland) dan lahan basah buatan aliran bawah permukaan horizontal (HSSF Wetland) serta mengkaji efisiensinya.Parameter-parameter air limbah yang digunakan adalah BOD, COD, nitrit dan amonia yang masih melebihi baku mutu air kelas III. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan skala lab yang dilakukan menggunakan dua buah reaktor yang berukuran sama. Reaktor diisi dengan media tanam  berupa  pasir  dan  kerikil,  serta  menggunakan tanaman mendong (Frimbistylis globulosa). Pengambilan sampel dilakukan selama empat belas hari dimana pengujian kualitas sampel tersebut dilakukan sebanyak tujuh kaliHasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas effluent setelah diolah menggunakan VSSF maupun HSSF Wetland lebih baik daripada sebelum dilakukan pengolahan menggunakan kedua metode tersebut. VSSF Wetland secara efektif dapat menurunkan BOD, COD, nitrit dan amonia dengan efisiensi berturut-turut sebesar 89.38%, 91.78%, 54.84% dan 71.58%; sedangkan efisiensi HSSF Wetland berturut-turut 93.56%, 94.64%, 74.19% dan 59.93%. Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan kualitas effluent yang diolah menggunakan sistem VSSF dan HSSF Wetland untuk variabel nitrit, amonia, COD dan BOD.
STIMULASI FITOSTABILISASI LOGAM BERAT PB DAN CD MENGGUNAKAN INOKULAN KAPANG TERPAPAR RADIASI GAMMA DOSIS 250 GY Mulyana, Nana; Larasati, Tri Retno Dyah; Srikandi, Srikandi
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol 8, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2017.v8.no1.p43-54

Abstract

Fitostabilisasi merupakan bagian dari proses fitoremediasi pada tanah tercemar logam berat.menggunakan kombinasi antara tanaman dan inokulan kapang. Pemanfaatan radiasi sinar Gamma dosis rendah bersifat stimulus terhadap kapang dapat meningkatkan kemampuan beberapa strain kapang dalam mengakumulasikan logam berat. Inokulan kapang Trichoderma viridie, Trichoderma harzianum dan Aspergillus niger diinkubasi pada 28 ºC selama     7 hari, kemudian dilakukan iradiasi gamma pada dosis 0 dan 250 Gray. Inokulan konsorsia kapang tersebut digunakan sebagai stimulan dalam   fitostabilisasi cemaran Pb dan Cd. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor L.) dan kedelai (Glycine max L.) digunakan sebagai akumulator logam Pb dan Cd. Inokulasi konsorsia kapang yang diiradiasi gamma berpengaruh nyata terhadap peningkatan bobot kering biomassa tanaman sorgum dan kedelai masing-masing sekitar 42 dan 31%. Inokulan konsorsia kapang ini juga dapat meningkatkan serapan Pb dan Cd oleh akar tanaman sorgum sekitar 44 dan 31%, serapan Pb dan Cd oleh akar tanaman kedelai sekitar 58 dan 27%. Penggunaan inokulan kapang yang diiradiasi gamma sebagai stimulan fitostabilisasi Cd dengan tanaman kedelai selama 35 hari dapat meningkatkan indek faktor bio-konsentrasi Cd dari 8,166 menjadi 8,907. Inokulan konsorsia kapang  ini dapat menurunkan indek faktor transfer Cd dari 0,158 menjadi 0,131 dan konsentrasi Cd di dalam lindi tanah dari 0,274 menjadi 0,190 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa inokulan konsorsia kapang yang diiradiasi gamma 250 Gray sesuai dan berpotensi untuk digunakan sebagai stimulan fitostabilisasi Cd dengan tanaman kedelai. Kata Kunci :  fitostabilisasi; logam berat; inokulan kapang; radiasi gamma.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI KARTON BOX DENGAN METODE INTEGRASI UPFLOW ANAEROBIC SLUDGE BED REACTOR (UASB) DAN ELEKTROKOAGULASI-FLOTASI Vistanty, Hanny; Mukimin, Aris; Handayani, Novarina Irnaning
Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21771/jrtppi.2015.v6.no1.p1-8

Abstract

            Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi kinerja teknologi integrasi Upflow Anaerobic Sludge Bed Reactor (UASB) dengan elektrokoagulasi-flotasi (ECF) sebagai unit pengolah air limbah industri karton box dalam berbagai kondisi operasi. Sebelum diaplikasikan, unit UASB diawali dengan proses aklimatisasi selama 7 hari menggunakan dua jenis substrat, yaitu gula dan pati. Operasional UASB secara kontinyu dilakukan pada berbagai OLR dan HRT konstan (24 jam). Air limbah terproses UASB kemudian dielektroflotasi menggunakan anoda alumunium (Al) dan besi (Fe). Optimalisasi proses ECF dikaji pada berbagai variabel pH dan waktu elektrolisis. Proses UASB dengan susbtrat pati menunjukkan efektivitas aklimatasi yang tinggi dibanding subtrat gula. Kondisi steady-state akan tercapai setelah 6 hari operasional dengan efisiensi penurunan COD 91% dan OLR 25 kg COD/m3 hari. Aplikasi UASB secara kontinyu telah mampu menurunkan COD 94% dengan waktu tinggal 24 jam. Proses ECF mampu menurunkan COD air limbah terolah UASB sekitar 70-81%. Kondisi optimum penurunan COD tercapai pada pH 7,5  untuk anoda Al dan pH 6 atau 9 untuk anoda Fe. Penambahan waktu elektrolisis di atas 10 menit sangat mempengaruhi efektivitas penurunan COD untuk anoda Fe sedangkan anoda Al tidak terjadi penurunan yang signifikan.  Jumlah sludge yang dihasilkan oleh proses ECFsebanyak 4 kg/m3 untuk anoda Al dan 5 kg/m3 untuk anoda Fe. Biaya kebutuhan energi berkisar antara 4,5 hingga 18 kWh/m3dan konsumsi elektroda sebanyak 0,17 kg Al/m3 atau 0,515 kg Fe/m3. Integrasi UASB dan ECF berpotensi untuk diaplikasikan sebagai sistem pengolahan air limbah industri karton box yang efektif. 

Page 1 of 20 | Total Record : 197