cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
MAJALAH BIAM
ISSN : 02151464     EISSN : 25484842     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah BIAM is a print and online journal that is part of the Ministry of Industry and dedicated as a media dissemination of scientific articles focusing on the field of marine products technology, in addition, Majalah BIAM generally receive articles in the field of Natural Materials, Industry, Various Food Products, Essential Oils and the Environment.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 2 (2019): Majalah BIAM" : 7 Documents clear
PROFIL ASAM LEMAK IKAN TONGKOL (Auxis thazard) SEGAR DAN OLAHANNYA Komers R. W. Manduapessy
Majalah BIAM Vol 15, No 2 (2019): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.739 KB) | DOI: 10.29360/mb.v15i2.5326

Abstract

Sumber daya perikanan di Indonesia khususnya di Maluku dari jenis ikan pelagis kecil memegang peranan  penting dalam konsumsi harian masyarakat. Ikan pelagis kecil meliputi ikan-ikan yang hidup di permukaan laut seperti ikan tongkol (Auxis thazard), ikan Tongkol (Katsuwonus pelamis), ikan selar (Selaroides sp) dan lain-lain (Suyedi,2000). Lemak secara kimiawi merupakan ester dari asam-asam lemak dan gliserol. Lemak disusun oleh asam-asam lemak yang terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Kemampuan tubuh untuk mensintesis asam lemak tak jenuh yang mempunyai dua atau ikatan rangkap sangat terbatas, sehingga asam lemak tersebut harus didapatkan dari makanan. Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk mengetahui jenis asam lemak yang terdapat pada ikan Tongkol segar dan olahannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ekstraksi lemak, kemudian proses transesterifikasi dan pengamatan dengan GCMS.  Hasil penelitian menunjukan ditemukannya  Asam Lemak Ikan Tongkol (Auxis thazard) segar yaitu   asam miristat, asam pentadekanoat, asam palmitat, asam stearat, asam nonadekanoat, asam arakidat, asam lignoserat,  yang tergolong asam lemak jenuh, sedangkan asam lemak yang tidak jenuh yaitu asam palmitoleat, asam oktadekenoat, asam arakidonat dan asam eikosenoat . Profil asam lemak ikan tongkol olahan, Ikan tongkol yang diasap yaitu asam miristat, asam pentadekanoat, asam palmitat, asam margarat, asam stearat, asam nonadekanoat, asam arakidat, asam heptadekanoat,  asam lignoserat dan asam behenat yang tergolong asam lemak jenuh, sedangkan yang tergolong asam lemak tidak jenuh yaitu asam palmitoleat, asam oktadekanoat, asam arakidonat dan asam eikosenoat. Untuk Ikan Tongkol  yang direbus yaitu asam miristat, asam pentadekanoat, asam arakidat,  asam palmitat, asam stearat, asam mellisat,  asam nonadekanoat dan asam lignoserat  yang tergolong asam lemak jenuh, sedangkan yang tergolong asam lemak tidak jenuh yaitu asam palmitoleat, asam oktadekenoat, asam arakidonat dan asam eikosenoat. 
DAYA ANTIOKSIDASI EKSTRAK KASAR DAN ISOLAT ANTIOKSIDAN ALGA Kappaphycus alvarezii TERHADAP VCO YANG DISIMPAN Vonda M.N. Lalopua
Majalah BIAM Vol 15, No 2 (2019): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.194 KB) | DOI: 10.29360/mb.v15i2.5595

Abstract

Virgin Coconut Oil dan minyak nabati lain pada umumnya dapat dengan mudah mengalami autooksidasi jika disimpan dalam udara terbuka. Oksidasi lipida menghasilkan peroksida dan hidroperoksida  yang kemudian  terdekomposisi menjadi komponen lebih kecil seperti aldehid, keton, alkohol dan  asam karboksilat yang menyebabkan aroma tengik minyak sehingga minyak makan tesebut tidak layak dikonsumsi. Alga merupakan sumber senyawa antioksidan potensial, salah satunya berasal dari Kappaphycus.alvarezii. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas ekstrak kasar dan isolat antioksidan K.alvarezii yang ditambahkan pada VCO. 2 tahap isolasi dilakukan untuk memperoleh isolat antioksidan dari ekstrak kasar etil asetat Isolat menggunakan kromatografi kolom dan identification komponen menggunakan KLT. Parameter hasil uji oksidasi lipida dengan media VCO digunakan angka peroksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa VCO yang ditambah  dengan isolat K. alvarezii asal Madura yang mengandung fenolat  memiliki angka peroksida, lebih rendah dari angka peroksida VCO yang ditambah ekstrak kasar K.alvarezii maupun VCO tanpa ditambah ekstrak kasar dan isolat K. alvarezii
FORMULASI CAMPURAN LIMBAH IKAN DAN IKAN RUCAH TERHADAP KANDUNGAN DAN DAYA CERNA PROTEIN TEPUNG IKAN Helmi Haris; Ikromatun Nafsiyah
Majalah BIAM Vol 15, No 2 (2019): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.641 KB) | DOI: 10.29360/mb.v15i2.5606

Abstract

Most of the waste produced by traditional food processing in Palembang has not been optimally utilized. Even if the waste is processed again, one of the things that can be produced is Fish Flour as raw material for making animal feed or fish feed. The way to process it is to do raw material translation, sorting and washing of raw materials, then steaming with presto tools, and reducing the size of raw materials to make it easier to process and break down the lumps found in the raw material. After that pressing is done and dried. After drying, the waste is pressed and weighed again and then packed to avoid contamination from the outside. The treatment of mixed formulations between fish and trash fish by side catches (HTS) significantly affected the protein content of fish meal, but did not significantly affect the digestibility of the protein. Protein content of fish meal in a row from the highest is found in treatment P6 (100% trash fish) and the lowest is in P1 (100% fish waste). Based on the protein content, the level of treatment P1 (100% fish waste) and P2 (80% fish waste: 20% trash fish) have not fulfilled the SNI for fish meal, but the level of treatment P3 (60% fish waste: 40% trash fish) and P4 ( fish waste 40%: trash fish 60%) have met III quality standards and the level of treatment P5 (20% fish waste: 80% trash fish) and P6 (100% trash fish) have met II quality standards based on SNI for fish meal.
UJI KOMPRESIBILITAS DAUN DALAM KETEL SULING DAN BEBERAPA VARIABEL PREDIKTOR TERHADAP LAJU ALIR AIR DISTILAT DAN RENDEMEN MINYAK KAYU PUTIH Husein Smith; Sumarsana Sumarsana; Syarifuddin Idrus
Majalah BIAM Vol 15, No 2 (2019): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1058.202 KB) | DOI: 10.29360/mb.v15i2.5653

Abstract

Minyak kayu putih yang dihasilkan dari proses penyulingan daun kayu putih merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Di Maluku industri penyulingan minyak kayu putih cukup banyak tersebar di beberapa kabupaten,  namun teknologi  penyulingan minyak kayu putih belum berkembang, masih mengikuti cara tradisionil. Untuk dapat meningkatkan rendemen pada indutri kecil tersebut, perlu penguasaan teknologi penyulingan minyak kayu putih. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari hubungan berbagai variabel prediktor terhadap laju alir disitilat dan rendemen minyak kayu putih. Untuk mengetahui pola dan keerataan hubungan antar variabel, data penelitian di analisis menggunakan analisis regresi korelasi. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh kompresibilitas dan variabel prediktor lainnya terhadap laju alir distilat dan rendemen minyak kayu putih. Kisaran rendemen setiap jam selama 4 jam penyulingan pada kompresibilitas daun dalam ketel 5% - 20% yaitu 0,63% - 0,13% dengan jumlah rendemen setelah penyulingan 1,46%. Sedangkan kisaran laju alir distilat pada kompresibilitas daun  5% Image 20% dalam ketel suling adalah 14,5 ml/menit Image 6,63 ml/menit.
KARAKTERISTIK MUTU PRODUK KERING DARI CACING KACANG (Sipunculus nudus) Bernitha B. Silaban; Fredrik Rieuwpassa
Majalah BIAM Vol 15, No 2 (2019): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.609 KB) | DOI: 10.29360/mb.v15i2.5561

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mutu produk kering dari cacing kacang (Sipunculus nudus). Karakteristik mutu dilakukan pada produk kering dari cacing kacang berupa kering asin, kering bumbu dan kering tawar. Pengamatan dilakukan secara organoleptic dan kimiawi. Pengamatan organoleptik meliputi atribut kenampakan, tekstur, bau, warna dan rasa menggunakan skala heidonik 1-6. Pengamatan  secara kimiawi meliputi kadar air, abu, lemak dan protein. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2019 berlokasi di pantai Negeri Nalahia Pulau Nusalaut, Maluku Tengah dan Laboratorium Kimia Dasar Universitas Pattimura, Ambon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisik produk kering dari cacing kacang bertekstur kering, keras, tidak mudah patah, berwarna kuning sampai kecokelatan; gurih khas makanan laut, rasa rempah, garam cukup sampai rasa bumbu tajam. Tingkat kesukaan panelis untuk nilai tekstur (suka sampai sangat suka) sedangkan  bau, rasa dan warna  (agak suka sampai sangat suka). Karakteristik kimia produk kering dari cacing kacang menghasilkan kadar air sebesar 15,84-22,25%; lemak 1,01-1,13%; abu 4,84-27,85%; protein 48,15-75,67% dan karbohidrat 0,03-2,64%. Dengan perlakuan yang terbaik adalah produk kering asin.
KONTRIBUSI LAMA PEMERAMAN DAUN DAN MODIFIKASI SARINGAN KETEL TERHADAP LAJU DISTILAT DAN RENDEMEN MINYAK NILAM ASAL MALUKU Husein Smith; Syarifuddin Idrus; Leopold M. Seimahuira
Majalah BIAM Vol 15, No 2 (2019): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.024 KB) | DOI: 10.29360/mb.v15i2.5659

Abstract

Minyak daun nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang sering disebut dengan minyak eteris atau minyak terbang. Proses pengambilan minyak daun nilam dapat dilakukan dengan dIstilasi air, dIstilasi uap-air dan dIstilasi uap. Untuk menaikkan pendapatan penyuling minyak daun nilam dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi minyak atsiri tersebut di Maluku, maka perlu dilakukan usaha untuk menaikkan rendemen dan mutu minyak sesuai dengan Standart Nasional Indonesia. Salah satu cara adalah memperbaiki teknik distilasi dan memperbaiki kondisi operasi agar proses distilasi dapat menghasilkan rendemen minyak yang optimal dengan standart mutu yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh modifikasi saringan pada alat suling minyak nilam dan lama pemeraman daun nilam terhadap rendemen dan laju distilat selama proses penyulingan. Penyulingan minyak nilam menggunakan sistim air-uap dengan perlakuan modifikasi penyaring (selongsong dan datar) pada alat distilasi dan lama pemeraman daun. Data penelitian dianalisis secara deskriptif  berupa trend grafik. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh dari modifikasi saringan pada alat suling dan lama pemeraman daun-ranting nilam terhadap rendemen dan laju distilat. Laju destilat terindikasi dipengaruhi oleh tipe saringan, lama pemeraman daun-ranting dan kerapatan bahan dalam ketel suling. Warna minyak dari perlakuan penyulingan memenuhi SNI  No 06-2385- 2006.
APLIKASI PENGAWET ALAMI ATUNG (Parinarium glaberimum, HASSK) PADA INDUSTRI TUNA LOIN DI DUSUN PARIGI DESA WAHAI Trijunianto Moniharapon; Fredy Pattipeilohy; Meigy N. Mailoa; Lilian M. Soukotta
Majalah BIAM Vol 15, No 2 (2019): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.276 KB) | DOI: 10.29360/mb.v15i2.5563

Abstract

Tanaman atung (Parinarium glaberimum, HASSK) adalah tanaman endemik di Maluku.  Buah atung telah digunakan ratusan tahun yang lalu bila para nelayan melaut menangkap ikan. Usaha pengawetan pangan segar terutama ikan secara berkelanjutan menggunakan pengawet alami yang mengandung komponen bioaktif sebagai anti bakteri pangan. Para nelayan tonda tuna di dusun Parigi desa Wahai Kecamatan Seram Utara selama ini hanya menghasilkan dan menjual tuna ”loin kotor” (masih melekat kulit, sedikit tulang/duri antara 2 potong loin dan daging merah/tetelan). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah untuk mengetahui kualitas ikan tuna segar pasca tangkap dengan penggunaan pengawet alami atung (Parinarium glaberimum, HASSK) berupa serbuk 0,3% dan mengetahui rendemen dan kualitas tuna loin dengan penggunaan larutan 4%, berikut kualitas bagian limbah yang dihasilkan. Tujuan lain adalah menentukan selisih harga jual bila menghasilkan dan menjual tuna loin sesungguhnya (loin bersih). Kualitas ikan tuna yang diberi serbuk atung lebih baik dengan nilai organoleptik (rupa, bau dan tekstur) terurut 6,7; 6,8 dan 6,7 pada jam ke-24 paska tangkap bila dibandingkan dengan tanpa penggunaan yang terurut 6,2; 6,0 dan 6,2 pada jam ke-12 paska tangkap. Rendemen tuna loin yang dihasilkan dari loin kotor sebesar 72,2% sedangkan rendemen limbah (tetelan/daging merah, kulit dan tulang/duri) sebesar 27,8% (tetelan 18% dan kulit, tulang/duri 9,8%). Kualitas tuna loin secara organoleptik (rupa, bau dan tektur) yang diberi larutan atung dengan nilai terurut: 7,8; 7,6 dan 7,5 dan tanpa diberi atung yang terurut: 7,3; 7,1 dan 7,1. Kualitas tuna loin dari segi rupa menunjukkan warna merah cerah dari loin yang tanpa diberi larutan atung yang warnanya merah kusam, sedangkan secara mikrobiologi yaitu negatif Escherichia coli dan Salmonella. Para nelayan dapat memperoleh selisih penjualan tuna loin berkisar Rp. 17.200 – Rp. 27.200 per kg.

Page 1 of 1 | Total Record : 7