cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
TATANAN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2009)" : 6 Documents clear
EFISIENSI PERAWATAN KULIT LUAR BANGUNAN DITINJAU DARI FASILITAS DAN TINDAKAN PERAWATAN Melisa Rustandi
TATANAN Vol. 3 No. 2 (2009)
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Vertical plan housing is an effective choice for saving energy building concept. This vertical house could shelter many spaces and anticipating the problem of limited land, especially at the big cities. One of the problems in vertical housing, especially in high rise building is "how to maintain the quality of building physical or building facade" if we make statistic comparison according to the dimension of building, we can see that two stories building can be cleaned only by simple stairs, but it's impossible to cleaned twenty stories building with the same way with twenty stories of stairs. Considered by efficiency factor, this problem must be solved by doing the scientific research. From many factors we can say that the high rise building need the different way to cleaned and maintained the facade appeal with the low rise building. The purpose of this research is to knowing if there's a good facility as building equipment and what must we do as the owner of the building to clean the facade of the building. The most efficient choice from many various facilities and manual method in cleansing building is the conclusion that we said as the concept of energy saving. The method of this scientific research is qualitative method which data we got from literature, observation, directly measurement at the object and doing interview with the object maintainers. According to the theories, the scientific analysis have been doing by searcher for knowing about many factors of the efficient way in cleaning building. Conclusion of the research result is although there is a facility for cleansing building at the object, but the dimension is not standard. That condition caused the unefficient manual method doing by the owner.  Key Words: evaluation, facility and the manual method way of cleaning building, Apartment Ciumbuleuit Bandung Abstrak Perencanaan hunian secara vertikal memang efektif dan tergolong bangunan berkonsep hemat energi karena selain kemampuannya dalam menampung banyak ruang, bangunan tersebut dapat mengantisipasi masalah keterbatasan lahan, terutama di kota-kota besar namun perlu disadari satu hal bahwa bangunan hunian vertikal, atau dengan kata lain bangunan tinggi tersebut cenderung bermasalah dalam hal 'pemeliharaan kualitas fisiknya' dibanding bangunan yang berskala lebih kecil. Jika dibuat komparasi berdasarkan skala bangunan maka jika bangunan dua tingkat cukup hanya dibersihkan dengan pencapaian melalui tangga sepanjang dua tingkat, maka bagaimana dengan bangunan yang terdiri dari 20 tingkat, tak mungkin dengan menggunakan tangga sepanjang 20 tingkat untuk pembersihannya. Tentu bila ditinjau dari segi efisiensi, hal tersebut pertu dilakukan penelitian lebih lanjut. Banyak faktor yang tak memungkinkan bangunan tinggi dibersihkan dan dirawat menggunakan peralatan dan cara yang sama dengan bangunan dua tingkat. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui apakah fasilitas yang tersedia pada rusun serta tindakan preventif perawatan yang telah dilakukan penghuni telah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan.  Pemilihan alat dan tindakan yang paling efisien dalam perawatan bangunan tinggi itulah yang dapat mengidentifikasikan sebuah bangunan benar-benar dirancang sesuai konsep hemat energi.  Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, data diperoleh dari studi literatur, pengamatan dan pengukuran langsung ke lapangan, serta wawancara dengan pihak terkait. Berdasarkan teori-teori yang ada, maka dilakukan analisa penelitian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi tindakan perawatan bangunan tinggi pada objek studi.  Dari hasil penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa walaupun telah tersedia fasilitas perawatan pada objek, namun dimensinya belum sepenuhnya memenuhi ketentuan standard. Keadaan fasilitas yang demikian menyebabkan tindakan perawatan yang terbilang tak efisien pada rusun tersebut.  Kata Kunci: evaluasi, fasilitas dan tindakan perawatan, rumah susun, Apartemen Ciumbuleuit Bandung
PENGARUH PENCAHAYAAN ALAMI TERHADAP KENYAMANAN PANDANG DAN KONSERVASI BENDA SENI PADA GALERI I MUSEUM AFFANDI, YOGYAKARTA Aditya Susanto
TATANAN Vol. 3 No. 2 (2009)
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Museum is a place to collect things with art value. Museum should be able to give information to public and also have a rule as a conservatory. To fulfill the function, museum should have exact light intensity to support visual activity and its artifact conservation. Galeri I Museum Affandi has a unique building design. The building which is built by the late Affandi, explores natural light for prime lighting source inside the gallery. The use of stretched skylight at the center of the roof make the natural light come out inside the gallery. Lighting with exact intensity which come out inside gallery will give visual comfort for appreciator Whereas from the conservation side, it is important for the artifact to not be gaze by the light. Daylighting is very good for visual activity inside the gallery because it has better color rendering and the most complete color spectrum.ln the other side, daylighting bring us UV ray which has bad effect for artifact conservation. Method used in this observation is descriptive-qualitative. That is measurement of the light intensity, dimension height of the artifact, simulation of the light come off inside gallery. Than, the report is compared with the visual comfort and conservation standard and theory from other sources. Generally, Galeri I Museum Affandy has over light intensity for visual activity. Ray come off from the skylight makes the gallery's intensity become unbalanced. It will brings bad influence for visual comfort and artifact conservation in this gallery.  Key Words: day lighting, visual comfort, artifact conservation  Abstrak  Museum merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan benda yang memiliki nilai seni. Museum diharapkan selain sejelas-jelasnya memberikan informasi kepada khalayak umum, juga harus menjalankan peran sebagai media konservasi dari benda seni yang ada pada museum tersebut. Dalam memenuhi fungsinya tersebut, museum memerlukan intensitas cahaya yang cukup untuk kegiatan visual yang terjadi dan tidak berlebih agar mendukung kelestarian benda seni. Galeri I di kompleks Museum Affandi memiliki bentuk dan desain bangunan yang unik. Bangunan yang diarsiteki oleh almarhum Affandi sendiri ini memanfaatkan cahaya alami sebagai sumber pencahayaan utama dalam ruang pamernya. Penggunaan skylight yang memanjang di tengah area atap ini memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam ruang pamer di dalam galeri. Pencahayaan yang masuk ke dalam galeri dengan intensitas yang cukup, akan memberikan kenyamanan pandang bagi pengamat dalam mengapresiasi suatu benda seni. Sebaliknya dalam segi konservasi, benda seni diharapkan sesedikit mungkin mendapat cahaya untuk menjaga kelestarian benda seni. Cahaya alami, sangat baik jika digunakan untuk kegiatan visual dalam ruang pamer karena memiliki color rendering yang lebih baik dan spektrum warna yang paling lengkap. Namun cahaya alami membawa sinar UV yang akan berdampak buruk bagi suatu konservasi benda seni.  Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu dengan pengukuran intensitas kuat cahaya, pengukuran ketinggian benda seni dua dimensi, dan simulasi sinar yang masuk dalam galeri. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan teori dan standar untuk kenyamanan pandang dan konservasi yang didapat dari berbagai sumber.  Secara umum, Galeri I Museum Affandi mendapat intensitas yang berlebih untuk kegiatan visual, sinar yang masuk melalui skylight menyebabkan kurang meratanya intensitas dalam ruang, hal ini akan berakibat buruk pada kenyamanan pandang pengamat dan konservasi pada benda seni dalam galeri ini.   Kata Kunci: pencahayaan alami, kenyamanan pandang, konservasi benda seni   
EVALUASI PROTEKSI TERHADAP KEBAKARAN PADA DAGO BUTIK CONDOTEL Rufina Pragono
TATANAN Vol. 3 No. 2 (2009)
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The rising number of residents in Bandung causes lots of housing projects, for landed housing and collective housing. As we know, the land is very limited. That's why there are lots of vertical houses built, especially apartments and low cost vertical housings. The building of this vertical housing sometimes neglects the importance of fire protection that actually has the important role of tenants' safety. This study evaluates the fire protection in Dago Butik Condotel, one of apartments in northern Bandung. The analysis especially done for the tools used in fire protection, for instance fire exit, fire system, and the apparatus for fire protection. The purpose of this evaluation is to know whether the fire protection is safe enough for the tenants. Therefore, the result of this study is also for the owner’s evaluation. The analysis is done by comparing between the Technical Standard for Safety in Fire Protection in Buildings and Environment and the reality. Interviews and direct survey are done for collecting the data. After the research about the fire protection system is done, it turned out that the fire protection tools has already agreed with the standard. However, the tenants have never done any simulation for any fire situation. In conclusion, the safety of the tenants regarding the fire protection is not guaranteed. Key Words: evaluation, fire protection, Dago Butik Condotel  Abstrak Semakin bertambahnya jumlah penduduk di kota Bandung menimbulkan banyaknya pembangunan hunian, baik landed housing maupun collective housing. Karena lahan yang semakin terbatas, maka banyak didirikan hunian vertikal berupa apartemen dan rumah susun. Namun pembangunan hunian tinggi tersebut kerap kali melupakan aspek proteksi terhadap kebakaran yang berhubungan erat dengan keselamatan penghuni. Studi ini mengevaluasi mengenai proteksi terhadap kebakaran pada Dago Butik Condotel, salah satu apartemen di wilayah utara kota Bandung, dengan mengacu kepada Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Analisis khususnya dilakukan pada sarana proteksi terhadap kebakaran yang meliputi tangga kebakaran, sirkulasi kebakaran, dan peralatan sistem kebakaran. Tujuan dilakukannya kajian ini adalah untuk mengetahui apakah keselamatan penghuni Dago Butik Condotel dalam hal proteksi terhadap kebakaran sudah terjamin. Selain itu, hendaknya hasil evaluasi ini juga menjadi evaluasi untuk pengelola gedung Dago Butik Condotel. Analisis dilakukan dengan membandingkan antara Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan dengan kenyataan yang ada di lapangan. Data kenyataan yang ada di lapangan ini dikumpulkan dengan melakukan wawancara dan survey langsung ke lapangan.Setelah dilakukan analisis terhadap sarana dan proteksi terhadap kebakaran yang ada di Dago Butik Condotel, ditemukan bahwa sarana proteksi terhadap kebakaran yang ada sesuai dengan standar. Namun belum pernah dilakukan simulasi kebakaran oleh seluruh penghuni, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keselamatan penghuni kurang terjamin dari segi proteksi terhadap kebakaran. Kata Kunci: evaluasi, proteksi terhadap kebakaran, Dago Butik Condotel
KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN BERATRIUM TKK BPK PENABUR SINGGASANA PRADANA BANDUNG Menthdy Wartiono
TATANAN Vol. 3 No. 2 (2009)
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract TKK BPK Penabur Singgasana Pradana building is a place for kindergarten's activity The building has a circle shaped plan which consists of 3 floors and inside the building there is an atrium covered by skylight. The atrium becomes an orientation for the spaces around it, therefore the thermal comfort in this atrium is very significant. The atrium is the focus of this study because this area doesn't interact directly with the outer space and thus, a good ventilation system is needed. Moreover, the skylight used as a natural lighting gives a raising temperature inside the building. The early study started with a survey to observe the condition of the space and an interview with the building users. The design concept of this building linked to the thermal aspect is to create double ventilations for the space around the atrium, ventilation for the skylight, and also to use the horizontal and vertical sun shadings. It was guessed that the thermal comfort in the atrium, especially in the third floor, was bad. It turned out that the estimation was right, according to the measurement. The factors that influenced the thermal comfort, especially in this atrium, came from the site and the design, including the physical element of the building, such as vegetation, material, building orientation, building shape, sun shading, skylight. etc. The analysis was done towards the observation datas and Psychrometric Chart and ET Nomogram results. The analysis was done according to the literature. In this process, the actual data was compared to the theories. Overall, the design concept, physical element, and the site design of TKK BPK Penabur Singgasana Pradana in order to create thermal comfort, are not optimal. This is because of the ventilations that were not used as maximum as possible that resulted the whole atrium didn't have thermal comfort, especially in the afternoon. That's why, the optimalization of the ventilations is needed in order to let the air flow naturally in the atrium.  Key Words: thermal comfort, building with atrium, TKK BPK Penabur Singgasana Pradana  Abstrak Bangunan TKK BPK Penabur Singgasana Pradana berfungsi untuk mewadahi aktivitas beiajar bagi anak-anak TK dan Playgroup. Bangunan ini berdenah lingkaran, terdiri dari 3 lantai, dan di dalamnya terdapat atrium yang ditutupi oleh atap skylight. Atrium menjadi orientasi ruang-ruang disekitarnya, sehingga aspek kenyamanan termal pada bagian atrium sangat diperlukan. Bagian atrium dijadikan fokus penelitian, diakibatkan area ini tidak bersentuhan langsung dengan udara luar, sehingga diperlukan sistem ventilasi yang dapat mengalirkan udara sampai ke bagian atrium tersebut Di sisi lain, penggunaan skylight yang berfungsi sebagai penerangan alami memberi dampak terhadap peningkatan suhu di dalam bangunan. Penelitian awal dimulai dengan melakukan survei lapangan untuk mengalami kondisi ruang-ruang secara langsung dan wawancara kepada para pengguna bangunan. Konsep desain bangunan TKK BPK Penabur Singgasana Pradana yang terkait dengan aspek termal adalah dengan menciptakan ventilasi ganda bagi ruang-ruang yang mengelilingi atrium, membuat ventilasi pada atap skylight, serta penggunaan sirip horizontal dan vertikal. Pengalaman ruang secara langsung memberikan dugaan bahwa kondisi termal pada bagian atrium, terutama pada lantai 3 tidak tercapai, dan hal ini terbukti dari hasil pengukuran. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal terutama pada bagian atrium ini berasal dari pengaruh tapak dan desain beserta elemen fisik bangunan, seperti penggunaan vegetasi, material pada tapak, orientasi bangunan, bentuk bangunan, sirip penangkal sinar matahari, skylight, dan sebagainya.  Proses analisa dilakukan terhadap data hasil pengamatan langsung dan pengolahan data pengukuran dengan Psychrometric Chart dan ET Nomogram. Proses analisa yang dilakukan mengacu pada bab literatur sebagai dasar pertimbangan. Pada proses ini dilakukan perbandingan antara kondisi aktual dengan literatur yang terkait dengan kenyamanan termal terutama bagi atrium.  Secara keseluruhan, konsep desain, elemen fisik, dan pengolahan tapak TKK BPK Penabur Singgasana Pradana dalam rangka menciptakan kenyamanan termal kurang berjalan optimal, akibat ventilasi yang ada tidak digunakan secara maksimal, sehingga hampir seluruhnya berada pada zona tidak nyaman khususnya siang hari. Oleh sebab itu perlu adanya optimalisasi pemanfaatan ventilasi agar udara dalam atrium dapat bergerak secara horizontal maupun vertikal.   Kata Kunci: kenyamanan termal, bangunan beratrium, TKK BPK Penabur Singgasana Pradana 
APLIKASI GREEN ROOF PADA BANGUNAN SANTOSA BANDUNG INTERNASIONAL HOSPITAL Christian Hadi S
TATANAN Vol. 3 No. 2 (2009)
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract As growth the number of building especially in urban cause some effect to the environmental. Green roof technology has arise as a one concept that sustainable design in produce some building to be more friendly to environment. Function of green roof useable at some building have some variety, as a open room for interaction, aesthetic element at building or just to be cap for upside. Green roof function can cause effect to the landscape design, green roof type, technical, and appliance aspect design. Otherwise application of green roof technology at the building have to be seriously accomplish from technical aspect because this factor will be effect to the successful of green roof usage. This research try to analyze some aspect about how the function, technical application, and the usable that can be receive and effect to the green roof design. This research using Santosa Bandung Internasional Hospital building as an object. This building appliance green roof technology that to be function as a healing garden this method of the research has be done using qualitative source by interview, direct research, scaling at the green roof area even spreading questioner. From the research, SBIH green roof design landscape was infected to the function persecution as a healing garden. that can be configure some aspect start from species plantation usage, circulation path, to the some supporting element usage. The fact that receive from technical aspect, green roof usage can affected to the building design, including pressure some space for green roof layers, drainage system to the irrigation for the plants for the appliance, green roof has give some benefits e.g. aesthetic element to the building roof, reducing medium from the sunshine radiation, and as an air stabilitator. Key Words: green roof, healing garden, Santosa Bandung International Hospital  Abstrak Meningkatnya pembangunan gedung-gedung, khususnya pada daerah perkotaan, telah menimbulkan masalah terhadap lingkungan di sekitarnya. Teknologi green roof muncul sebagai salah satu konsep sustainable design dalam upaya untuk mewujudkan suatu bangunan yang lebih ramah terhadap lingkungannya. Fungsi penggunaan green roof pada suatu bangunan cukup beragam, antara lain sebagai ruang terbuka untuk interaksi, elemen estetis pada bangunan, ataupun hanya sebagai media penutup atap saja. Penetapan fungsi green roof tersebut selanjutnya akan berpengaruh pada berbagai hal lainnya mulai dari wujud desain lansekap, tipe green roof yang akan digunakan, sampai pada aspek pelaksanaan dan keteknisannya. Selain itu, pertimbangan dari aspek teknis dan pengaplikasian teknologi green roof pada sebuah bangunan perlu dipahami secara maksimal karena faktor ini akan berpengaruh pada keberhasilan penggunaan green roofPenelitian ini berusaha untuk menganalisa beberapa hal mengenai bagaimana aspek fungsi mempengaruhi desain green roof, bagaimana aplikasi teknis penerapan green roof serta pengaruhnya terhadap desain bangunan, serta manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari penggunaan green roof di bangunan.  Penelitian menggunakan objek bangunan Santosa Bandung Internasional Hospital. Bangunan ini menerapkan teknologi green roof yang difungsikan sebagai healing garden.  Metode penelitian dilakukan dengan cara kualitatif melalui wawancara, pengamatan fangsung, pengukuran pada area green roof maupun menyebarkan kuesioner.  Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa wujud desain lansekap green roof di SBIH terbentuk dari tuntutan fungsinya sebagai healing garden. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek mulai dari penggunaan jenis tanaman, wujud akses/jalur sirkufasi hingga penggunaan elemen pendukung lainnya. Dalam segi teknis diperoleh fakta bahwa penggunaan green roof dapat memberikan pengaruh terhadap desain bangunan dalam beberapa hal meliputi pembebanan, penyediaan ruang untuk penempatan lapisan green roof, sistem drainase, hingga masalah pengairan pada tanaman. Dalam penggunaannya, green roof telah memberikan manfaat yang cukup beragam antara lain sebagai elemen estetis pada atap bangunan, media penurun radiasi panas sinar matahari, hingga sebagai stabilitator udara di sekitarnya.  Kata Kunci: green roof, healing garden, Santosa Bandung International Hospital 
EFEKTIFITAS ELEMEN-ELEMEN PENEDUH BANGUNAN DARI SINAR MATAHARI OBJEK STUDI: KANTOR POS INDONESIA BANDUNG Poetro Pralabda
TATANAN Vol. 3 No. 2 (2009)
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Sun is one of the factors that influence the building comfort. Uncontrolled sunlight will result bad effect on building comfort. A building is potential in getting direct sunlight. This light will enter a building through the openings. The biggest possibility is through the window, whereas the surface usually coveted with glass. The direct sunlight can result glare and heat inside the building. That's why, there should be some protection for the openings such as sun shade. The heat can also affect the building even though there is no direct sunlight but it will not be discussed in this study. There are various kinds of building shades that can be used to protect the windows from direct sunlight. In reality, the application sometimes doesn't fit the situation. The shade needs to be effective and should fit the needs. This study proved the misuse of the shade will cause an ineffectiveness and therefore it needs a design. To know the effectivity of the shade, there will be some measurement towards the shades, using some datas collected from the ecotect observation. The object of this study is Kantor Pos Indonesia Bandung which uses various kinds of shades, such as sun shade, glass, and mass configuration. The analysis resulted a misuse of the shade element that made the shade ineffective.  Key Words: effectivity, building shade, sunlight  Abstrak Matahari merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam menciptakan kenyamanan bangunan. Sinar matahari yang tidak terkendali dapat mengakibatkan gangguan terhadap kenyamanan bangunan. Bangunan berpotensi terkena sinar matahari langsung. Sinar matahari akan masuk ke dalam bangunan melalui bukaan selubungnya. Kemungkinan paling besar sinar matahari masuk adalah melalui jendela, dimana pada bagian ini permukaannya biasa ditutup dengan material kaca. Sinar matahari yang masuk secara langsung mengakibatkan silau dan juga panas didalam ruangan menjadi terakumulasi, sehingga perlu diberikan perlindungan terhadap bukaan yang ada, berupa peneduhan terhadap bukaan tersebut. Gangguan panas juga dapat merambat masuk meskipun sinar matahari tidak masuk kedalam ruangan, tetapi hal tersebut tidak masuk dalam pembahasan ini. Terdapat jenis-jenis elemen peneduh yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan perlindungan jendela dari sinar matahari langsung. Namun dalam penerapannya banyak yang tidak tepat. Ketidaktepatan ini menjadikan elemen peneduh yang digunakan tidak efektif karena tidak dapat berfungsi sebab elemen ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan.  Penelitian ini membuktikan penggunaan yang tidak tepat akan mempengaruhi efektifitas penggunaan elemen peneduh pada bangunan untuk melindungi bangunan dari masuknya sinar matahari langsung kedalam bangunan, sehingga diperlukan perencanaan untuk penggunaannya. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan elemen peneduh tersebut dilakukan perhitungan terhadap peneduhan yang terjadi dari masing-masing elemen peneduh, dengan menggunakan data-data menyangkut informasi matahari dari program ecotect.  Objek yang diteliti adalah Kantor Pos Indonesia Bandung, bangunan ini menggunakan beberapa jenis elemen peneduh, yaitu SPSM, kaca dan massa melalui konfigurasinya. Dari hasil penelitian didapat ketidaktepatan dalam penggunaan elemen peneduh tersebut, menjadikan elemen peneduh yang digunakan menjadi tidak efektif.  Kata Kunci: efektifitas, peneduh bangunan, sinar matahari  

Page 1 of 1 | Total Record : 6