cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir
ISSN : 25281054     EISSN : 25408461     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir [2528-1054] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Qur’an and Tafsir studies. publishes twice in the year (June and December) by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2016)" : 8 Documents clear
MENELUSURI LATAR HISTORIS TURUNNYA ALQURAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TATANAN MASYARAKAT ISLAM Irma Riyani
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.101 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.873

Abstract

AbstrakTulisan ini berusaha untuk menelusuri kembali seperti apa sejarah penurunan Alquranuntuk mengetahui bagaimana pesan-pesan Alquran tersebut mampu membangun tatanan sosial baru berdasarkan petunjuk Alquran. Tulisan ini dilandaskan  pada  kenyataan  bahwa  Alquran  diturunkan  secara  berangsur-angsur  selama  ±23  tahun  kepada masyarakat  Arab  pada  waktu  itu,  mengomentari  keadaan  dan  peristiwa-peristiwa  yang  mereka  alami  bahkan menjawab  pertanyaan-pertanyaan  dan  permasalahan  yang  mereka  hadapi.  Banyak  di  antara  pesan-pesan  Alquran bersifat bantahan yang nyata atas norma-norma sosial yang diberlakukan masyarakat Jahiliyyah. Isi Alquran bukan hanya  mereformasi  tatanan  masyarakat  yang  ada  tetapi  bahkan  merevolusi  konsep-konsep  yang  sudah  baku  dan menggantinya  dengan  konsep  baru  yang  mencerahkan  dan  membebaskan.  Tulisan  ini  diharapkan  dapat mengembalikan kita pada pemahaman menyeluruh tentang makna dasar Islam datang dan mampu secara lebih bijak memahami kondisi masyarakat modern dengan berkaca pada tujuan penurunan Alquran bagi kehidupan umat Islam.
HERMENEUTIKA J.E. GRACIA (Sebuah Pengantar) Nablur Rahman Annibras
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.799 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.1669

Abstract

Kemunculan hermeneutika dalam dunia penafsiran al-Qur’an telah mengundang komentar-komentar yang beragam dari para cendekiawan Muslim di seluruh dunia. Sebagian mendukung ide tersebut karena menganggap hermeneutika sebagai “angin segar” dalam pengembangan keilmuan al-Qur’an dan tafsirnya. Hermeneutika dianggap dapat mengungkap “sisi lain” dari penafsiran al-Qur’an yang sebelumnya tak pernah tersentuh oleh para mufassir era terdahulu. Namun sebagian lain menolak ide tersebut dengan tegas. Golongan ini berpendapat bahwa sifat al-Qur’an yang berbeda dengan teks-teks lainnya tentu membutuhkan cara yang berbeda pula. Terlebih al-Qur’an diimani sebagai Kalam Ilahi yang tak ada keraguan di dalamnya. Penggunaan hermeneutika yang pada mulanya digunakan untuk memahami bibel dalam memahami al-Qur’an dianggap sebagai sebuah hal yang tak dapat ditoleransi keberadaanya. Menyama ratakan antara Allah SWT dengan “si pengarang” adalah sebuah kekeliruan yang besar. Kontroversi seputar hermeneutika tak lantas membuat atensi para pengkaji al-Qur’an di Indonesia (terhadapnya) surut. Kajian hermeneutika menjadi salah satu mata kuliah yang ditunggu-tunggu oleh sebagian mahasiswa jurusan tafsir dan hadis di berbagai perguruan tinggi Islam termasuk didalamnya UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Namun demikian, penguasaan terhadap bahasa Arab dan literatur-literatur yang berkaitan dengan keislaman secara umum dan al-Qur’an secara khusus menjadi modal utama yang harus dipenuhi sebelum terlebih dahulu agar terjadi objektifitas pemikiran di dalamnya..
ANALISA KISAH YUSUF DALAM ALQURAN DENGAN PENDEKATAN HERMENEUTIKA Dadang Darmawan
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.403 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.870

Abstract

AbstrakAlquran sebagai mu’jizat nabi Muhammad yang paling besar, yang diturunkan belasan abad yang lalu tidak akan lekang ditelan zaman. Kandungannya akan selalu dan senantiasa menemukan relevansinya dengan kehidupan umat manusia  di  masa  yang  akan  datang,  dalam  setiap  generasi  maupun  peradaban.  Memahami  kandungan  Alquran dengan pendekatan hermeneutika pada dasarnya dapat membuka wawasan baru, serta menemukan pemahaman yang segar dan aplikatif. Sebagaimana pisau, hermeneutika dapat memberi manfaat, j uga dapat mendatangkan madharat, bergantung  kepada  siapa  yang  menggunakannya,  dan  untuk  kepentingan  apa.  Artikel  ini  berusaha  untuk menganalisa kisah Yusuf dalam  Alquran dengan pendekatan  hermeneutik.  Artikel ini  menunjukkan bahwa dalam kisah Yusuf, rangkaian peristiwa yang dialaminya saling berkaitan antara satu dengan yang lain, ada suka dan duka.Kita dapat berkaca pada kisah Yusuf, boleh jadi kelelahan, kepedihan dan kemalangan yang mungkin kita alami saat ini ada kebaikan yang belum kita lihat, ada rencana Allah yang masih menjadi rahasia.
RASIONALITAS SEBAGAI BASIS TAFSIR TEKSTUAL (Kajian atas Pemikiran Muhammad Asad) M.Taufiq Rahman
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.688 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.1668

Abstract

Melalui analisa kritis dan kajian fenomenologis, penulis dengan jelas dapat melihat konsep Asad mengenai tafsir Al-Qur’an. Diakui bahwa dalam mengidentifikasi prinsip-prinsip Islam mengenai negara dan pemerintahan, Asad hanya mendasarkannya pada teks Al-Qur’an dan Sunnah yang merupakan syariah Islam yang nyata dan abadi. Karena hal ini, ia mengeluarkan fikih dan lebih luas lagi segala sesuatu dan aktifitas yang tertinggal yang tidak dispesifikkan oleh Pembuat hukum (Allah dan Rasulnya) – baik perintah maupun larangan dalam hubungannya dengan Nash - seharusnya tidak dianggap sebagai hal yang mubah dalam pandangan syariah dan oleh karena itu menuntut ijtihad (pemikiran yang mandiri).
RELASI IMAN DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN (Sebuah Kajian Tafsir Maudhui) Ali Masrur
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.147 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.1672

Abstract

Tulisan ini mengkaji relasi iman dan ilmu pengetahuan dalam perspektif Al-Qur>an: Sebuah Kajian tafsir Maudhu>’i. Setelah mengkaji ayat-ayat Al-Qur’a>n tentang relasi iman dan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode maudhui dan menggali berbagai penafsiran dari para penafsir Al-Quran kontemporer, seperti Fazlur Rahman, Quraish Shihah, dan Nurcholish Madjid, dapat diperoleh beberapa kesimpulan di bawah ini: Pertama, Ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia adalah sarana untuk menemukan kebenaran Al-Quran dan kebenaran Tuhan itu sendiri. Ilmu pengetahuan dalam perspektif Al-Qur’a>n diberikan kepada manusia sebagai bekal manusia menjadi khalifah di muka bumi. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan manusia tidak dapat dipisahkan dari keimanannya. Dengan ilmu pengetahuan dan iman yang dimilikinya, Allah akan mengangkat derajat manusia, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Pengembangan Dua hal tersebut mesti selalu diupayakan dalam rangka memperkuat keimanan kepada Allah dan semakin mendekatkan diri manusia kepada Allah Swt. Kedua, Pertentangan yang terjadi antara ilmu pengetahuan dan iman, bukan disebabkan oleh oleh ajaran Al-Quran, tetapi karena manusia memiliki beberapa kelemahan: pertama, memiliki hawa nafsu yang mendorong manusia ingin menuruti keinginannya yang menyebabkan konflik kepentingan dengan sesamanya b. Kesempitan pikiran, yakni manusia lebih mementingkan kepentingan jangak pendek dari pada kepentingan jangka panjang.
MEMBEDAH PEMIKIRAN ARTHUR JEFFERY SEPUTAR VARIASI TEKS AL-FAtihah) Muslih muslih
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.572 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.1667

Abstract

Arthur Jeffery (1892-1959) adalah seorang orientalis asal Australia yang cukup berpengaruh. Dia cukup terkenal karena pemikiran filosofisnya yang berkaitan dengan kitab suci umat Islam, Alquran. Dia bahkan membuat edisi revisi Alquran. Artikel ini berusaha untuk melakukan penelusuran mendalam mengenai pemikiran kritisnya tentang al-Fa>tihah. Artikel ini menggunakan content analalisis terhadap tulisan-tulisan Jeffery tentang Alquran terutama tentang al-Fa>tihah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jeffery menyebutkan bahwa surat al-Fa>tihahitu bukan termasuk bagian dari Alquran, akan tetapi hanya berupa doa pendahuluan ketika akan membaca Alquran. Selain itu, dia juga menunjukkan versi lain dari al-Fa>tihah yaitu dari Syiah dan Sunni dan membandingkannya dengan yang ada dalam Mushaf Ustmani. Kesimpulan yang dia dapatkan adalah bahwa terdapat perbedaan dari versi tersebut dalam hal tulisan dan bacaan. Kesimpulan dari tulisan ini bahwa pemikiran Jeffery tersebut di atas tidak semuanya benar terlebih yang berkaitan dengan posisi al-Fa>tihah. Namun demikian, pemikirannya tentang perbedaan tulisan dan bacaan dalam al-Fa>tihahantara dua versi tersebut memang ada.
TAFSIR FEMINIS: SEJARAH, PARADIGMA DAN STANDAR VALIDITAS TAFSIR FEMINIS Eni Zulaiha
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.924 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.1671

Abstract

Tafsir feminis merupakan sebuah genre tersendiri yang muncul di era kontemporer ketika isu gender menjadi isu global. Paradigma tafsir ini berawal dari asumsi, bahwa prinsip dasar Alquran dalam relasi laki-laki dan perempuan adalah keadilan (al-'ada>lah), kesetaraan (al-musa>wah), kepantasan (al-ma'ru>f), musyawarah (syu>ra). Apabila terdapat produk-produk penafsiran klasik yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut akan dinilai tidak tepat, terutama ketika diterapkan dalam konteks kekininian, disebabkan situasi dan kondisinya jelas berbeda antara zaman dulu dan sekarang. Model analisis yang dipakai dalam paradigma tafsir feminis adalah analisis gender,yang secara tegas membedakan antara kodrat sebagai sesuatu yang tidak bisa berubah, dengan gender sebagai konstruksi sosial yang bisa berubah. Wajar jika kemudian pendekatan hermeneutik dengan metode tafsir tematik akhirya menjadi pilihan dalam mengkaji ayat-ayat tentang relasi gender. Sebab dengan metodologi seperti itu, diharapkan produk tafsir akan lebih intersubyektif dan kritis melihat problem relasi gender.
TAFSIR TARBAWĪ Badruzzaman M. Yunus
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.288 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.1670

Abstract

Tafsir  pendidikan  atau  tafsīr  tarbawī  lahir  untuk  memenuhi  kebutuhan  akademik  dalam  rangka  pengayaan kurikulum lokal atau kurikulum Nasional di PTAI, dengan harapan bahwa jurusan tarbiyah diharapkan mampu mempersiapkan calon pendidik dalam wilayah pendidikan Islam. Oleh karena itu, agar pendidikan Islam mampu mewarnai profesi yang disandang oleh pendidik secara professional, yaitu menuju pendidikan Islami yang mampu mengembalikan paradigma pendidikan kepada sumber dasar ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadis, maka lahirlah disiplin tafsir sebagai alternatif kajian yang mempunyai relasi dengan pendidikan yang kemudian disebut. Namun persoalan yang kemudian timbul adalah apakah ini dianggap sebagai disiplin ilmu secara mandiri atau hanya merupakan sebuah metode pendekatan atau lebih spesifik lagi merupakan corak atau model penafsiran yang dikondisikan dengan kebutuhan.Tafsir pendidikan belum mempunyai perangkat, metode dan pendekatan yang proporsional, sebagaimana layaknya sebuah disiplin ilmu tafsir. Istilah tafsir pendidikan baru sebagai wacana dan manifestasi ijtihad para akademisi yang peduli dengan pendidikan Islam untuk memenuhi kebutuhan akademik dalam rangka penyempurnaan kurikulum pada perguruan Tinggi. Maka agak sulit rasanya jika memposisikan tafsir pendidikan sebagai bagian dari kajian tafsir yang sudah dianggap mapan, apalagi jika dibandingkan dengan tafsir- tafsir lain seperti tafsīr  ahkām dan lain-lain.

Page 1 of 1 | Total Record : 8