cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur´an dan Tafsir
ISSN : 25281054     EISSN : 25408461     DOI : -
Core Subject : Religion,
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir [2528-1054] is peer-reviewed journal dedicated to publish the scholarly study of Qur’an from many different perspectives. Particular attention is paid to the works dealing with: Qur’anic Studies, Qur’anic sciences, Living Qur'an, Qur’anic Stuides accros different areas in the world (The Middle East, The West, Archipelago and other areas), Methodology of Qur’an and Tafsir studies. publishes twice in the year (June and December) by Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir" : 5 Documents clear
PARALEL, TRANSFORMASI DAN HAPLOLOGI TAFSIR TUJUH SURAH KARYA MUHAMMAD BASIUNI IMRAN DENGAN KARYA TAFSIR MUHAMMAD RASYID RIDHA: KAJIAN INTERTEKSTUALITAS Ihsan Nurmansyah; Adib Sofia
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1908.437 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.14685

Abstract

Dari penelusuran awal, penafsiran Muhammad Basiuni Imran dalam Tafsir Tujuh Surah cenderung berkutat pada ranah teks dan tidak menghubungkan dengan ranah konteks, sehingga penafsirannya lebih cenderung mirip dengan karya tafsir Muḥammad Rashīd Riḍā. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan keterpengaruhan tersebut. Penelitian ini menggunakan teori intertekstualitas yang diperkenalkan oleh Julia Kristeva. Penelitian ini menemukan bahwa bentuk-bentuk intertekstualitas yang digunakan dalam Tafsir Tujuh Surah adalah 1) paralel, adanya kesamaan antara fenoteks dan genoteks mengenai alasan dan tujuh pilihan surah yang ditafsirkan beserta penafsirannya; 2) transformasi, genoteks mengalami alih bahasa di dalam fenoteks, yakni dari bahasa Arab ke bahasa Melayu-Jawi; 3) haplologi, genoteks mengalami pengurangan di dalam fenoteks dengan hanya mengambil penafsiran di bagian pendahuluan saja. Dari ketiga bentuk intertekstualitas ini membuktikan bahwa Tafsir Tujuh Surah karya Muhammad Basiuni Imran merupakan terjemahan dari Tafsir al-Fa>tih}ah wa Sittu Suwar min Khawatim al-Qur’an karya Muḥammad Rashīd Riḍā. Penemuan ini mematahkan penelitian Tesis dari Wendi Parwanto dan Ica Fauziah Husnaini yang menyebutkan sumber penafsiran Muhammad Basiuni Imran yang berasal dari penafsiran Muḥammad Rashīd Riḍā, adalah hanya Surah al-Fa>tih}ah dan al-‘As}r. Namun, penemuan ini membuktikan bahwa ketujuh surah yang ditafsirkan Muhammad Basiuni Imran seluruhnya bersumber dari penafsiran Muḥammad Rashīd Riḍā.
IDEOLOGI BENCANA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: ANALISIS KATA FITNAH PADA SURAH AL-ANBIYA[21]:35 DENGAN TEORI MA’NA-CUM-MAGHZA) Umi Wasilatul Firdausiyah; Hardivizon Hardivizon
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1492.975 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.13839

Abstract

Diskursus dalam penelitian ini berupa ideologi bencana dalam perspektif Al-Qur’an, yang terfokus pada pembahasan kata fitnah dalam QS.  Al-Anbiya  [21]:35. Tujuan dari penelitian ini berupa upaya untuk menemukan kredibilitas makna dan eksistensi kata fitnah dalam al-Qur'an dengan bingkai teologi bencana. Metode penelitian yang digunakan penulis menggunakan jenis penelitian Library Research, dengan pengumpulan data berupa dokumentasi dan analisis data berupa metode tematik karena tidak semua ayat yang digunakan oleh penulis. Ditambah dengan teori hermeneutika ma’na-cum-maghza, yang dilengkapi dengan triangulasi sumber sebagai keabsahan datanya. Hasil penelitian ini yang terbingkai dalam teologi bencana terhadap kata fitnah pada QS.  Al-Anbiya [21]:35 memiliki artian sebagai suatu bencana bagi setiap individu maupun kelompok dan eksistensi kata fitnah memiliki dua pembagian yakni keburukan dan kebaikan, serta suatu kematian dan ujian kehidupan merupakan keniscayaan yang pasti akan terjadi, hal tersebut juga sebagai cobaan dari ujian iman. Penafsiran QS.  Al-Anbiya [21]:35 dengan ma’na-cum-maghza, juga beimplikasi pada kajian tafsir kontemporer dan dapat mempengarui mindset masyarakat terhadap pemaknaan maupun pengucapan kata fitnah.
DARI LITERASI HINGGA IDEOLOGI: KAJIAN TAFSIR AL-QURAN PARA AKTIVIS ORMAS PERSATUAN ISLAM Dadan Rusmana; Fajar Hamdani Akbar
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1454.445 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.16926

Abstract

Artikel ini membahas tentang kajian tafsir Al-Quran para aktivis ormas Persatuan Islam (PERSIS). Penafsiran secara tulisan dimulai dari Tafsīr Al-Furqān karya A. Hassan tahun 1928 hingga Tafsīr Juz ‘Amma Untuk Anak karya Roni Nugraha tahun 2019. Secara kuantitas, tafsir yang diproduksi oleh para aktivis Persatuan Islam relatif cukup banyak. Secara keseluruhan, penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dan wawancara. Teori yang digunakan adalah teori ilmu tafsir yang berguna untuk menganalisis karakteristik tafsir Persatuan Islam dan teori analisis wacana kritis Norman Fairclough guna mengungkap ideologi atau kepentingan mufassir yang bersangkutan. Dari segi karakteristik, tafsir para aktivis Persatuan Islam didominasi oleh metode tahlīlī, bersumber bi al-matsūr, kecenderungan terhadap Sunni dan memiliki ragam corak, di antaranya adāb al-ijtimā’ī, fiqhī, akhlāqī, lughawī. Sedangkan secara ideologis, para mufassir Persatuan Islam pada mulanya lebih banyak memasukkan kepentingan Islam modernis, dengan mengkritik berbagai praktek Islam tradisional, namun karena situasi zaman senantiasa berubah, pasca era reformasi para aktivits Persatuan Islam melalui karya tafsirnya, lebih banyak mengkritik aliran sesat yang sudah berbeda secara ushūlī.
KEBIJAKAN POLITIK DALAM TAFSIR NEGARA: STUDI ATAS AYAT-AYAT FIQIH DALAM TAFSIR KEMENAG AL-QUR’AN DAN TAFSIRNYA Achmad Yafik Mursyid
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1450.191 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.13601

Abstract

Penelitian ini membahas tentang corak penafsiran Al-Qur’an sebagai bagian dari kebijakan negara. Negara memiliki agenda untuk menjaga stabilitas sosial-politik dengan mengakomodir dan mengontrol ritual keagamaan masyarakatnya. Hal ini terlihat pada upaya negara dalam menerbitkan tafsir Al-Qur’an contohnya adalah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama di Indonesia. Masyarakat Indonesia yang mayoritas mengikuti mazhab Shafi’i menjadi pertimbangan penting bagi negara dalam menerbitkan Tafsir Al-Qur’an, sehingga muncul karya-karya tafsir yang diinisiasi oleh negara melalui Kementerian Agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berorientasi hukum pada tafsir Kementerian Agama yang diberi judul Al-Qur’an dan Tafsirnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karya-karya tafsir sebagai bagian dari produk negara memiliki karakter control-oriented. Hal ini terlihat pada karakter mazhab Shafi’i yang menonjol pada tafsir tersebut. Berdasarkan karakter tersebut maka perbedaan latar belakang mazhab cenderung mempengaruhi penafsiran Al-Qur’an dan membentuk ciri khas tersendiri dalam proses penafsiran khususnya pada penafsiran ayat-ayat hukum. Di samping itu, produk tafsir negara juga melahirkan genre baru dalam tradisi tafsir yaitu tafsir kolektif. Tafsir negara juga menunjukan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia atas kebutuhan tafsir kontekstual cukup tinggi.
PERGESERAN PENAFSIRAN MODERASI BERAGAMA MENURUT TAFSIR AL-AZHAR DAN TAFSIR AL-MISBAH Ahmad Izzan
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1208.913 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.17714

Abstract

Berbagai gagasan mengenai sikap moderasi beragama terus tumbuh menunjukkan bagaimana intelektual Muslim Indonesia memiliki pandangan mengenai sikap-sikap yang toleran atas pemeluk agama lain. Salah satu tokohnya ialah Hamka dan Quraish Shihab dengan karya Tafsirnya. Kedua tokoh tersebut menghadapi situasi yang berbeda karena lahir pada generasi berbeda. Artikel ini berusaha untuk melihat bagaimana respon kedua tokoh tersebut tentang toleransi beragama di Indonesia di dalam karya tafsir masing-masing dengan menggunakan pendekatan Kuhn mengenai konsep pergeseran paradigm (paradigm shift) untuk melihat pergeseran penafsiran yang terjadi. Analisis akan diarahkan dengan meninjau latar belakang ideologi, relasi kuasa (otoritas), dan fanatisme terhadap suatu ideologi.  Penelitian ini fokus pada ayat-ayat moderasi beragama yakni surat al-Baqarah [2]: 256, A<li ‘Imra>n [3]: 85, Al-Kafiru>n [109]: 1-6, yang akan ditinjau juga dengan mengalisis aspek sosial-budaya dan otoritas penafsiran yang terjadi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pergeseran pemikiran  dari kedua tokoh di atas dari teologi-Madhabi kepada teologi-Humanis. Penafsiran Hamka cenderung klasik terutama dalam melihat relasi agama dan budaya, sementara Shihab lebih terbuka atas perbedaan. Ini menunjukkan keterpengaruhan penafsiran berdasarkan konteks keindonesiaan yang beragam.

Page 1 of 1 | Total Record : 5